You are on page 1of 3

Cara Mendirikan Partai Baru

1. Harus ada minimal 50 orang warga negara Indonesia berusia minimal 21 tahun untuk mendirikan dan
membentuk partai politik baru. Akta pendi-rian dibuat di depan notaris, memuat anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga, juga kepengurusan tingkat nasional.

2. Membentuk kepengurusan minimal di 15 provinsi, atau 50 persen dari jumlah provinsi di Indonesia.
Termasuk, pengurus cabang tingkat kabupaten/kota madya minimal 50 persen pada setiap provinsi itu
dan 25 persen dari jumlah kecamatan pada kabu-paten/kota yang bersangkutan.

3. Nama, lambang, dan tanda gambar yang tidak boleh sama dengan partai politik lain.

4. Mempunyai kantor yang tetap.

5. Mendaftarkan akta notaris pendirian partai kepada Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia.

6. Departemen Kehakiman melakukan verifikasi atas akta dan syarat pendirian partai serta
kepengurusannya?berikut nama, lambang, dan tanda gambar.

7. Komite Pemilihan Umum bertugas menyaring partai peserta pemilu. KPU menetapkan dan
melaksanakan tata cara penelitian keabsahan syarat-syarat partai sesuai dengan UU Partai dan UU
Pemilu. Yaitu: memiliki pengurus lengkap minimal di 2/3 jumlah provinsi dan di 2/3 jumlah
kabupaten/kota madya serta memiliki 1.000 anggota pada setiap kepengurusan partai di tingkat cabang,
yang dibuktikan dengan kartu tanda anggota. Masing-masing kepengurusan di tingkat daerah dan
cabang ini harus punya kantor tetap. Partai juga harus mengajukan nama dan tanda gambar.

8. Jika tidak memenuhi syarat-syarat yang diatur dalam UU Pemilu, partai itu tidak dapat menjadi
peserta pemilu.
PROSES PENDIRIAN YAYASAN
 
1. Penyampaian Dokumen-dokumen yang diperlukan :
a.  Foto copy KTP para badan pendiri, badan pembina, dan badan
Pengurus.
b.  Nama Yayasan
c.  Maksud dan tujuan Yayasan serta Kegiatan Usaha Yayasan
d.  Jangka waktu berdirinya Yayasan.
e.  Modal Awal Yayasan.
f.  Susunan badan pendiri, badan pembina, dan badan Yayasan.
 
2. Penandatanganan Akta Pendirian Yayasan
3. Pengurusan Surat Keterangan Domisili Usaha PT.
4. Pengurusan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).
5. Pengesahan Yayasan menjadi Badan Hukum di Dep.Keh dan HAM
6. Pengumuman dalam BNRI.
 
 
PROSEDUR PEMBUBARAN YAYASAN
 
1. Panggilan Rapat
Dengan surat tercatat minimal 14 hari sebelum tanggal rapat.
2. Rapat Badan Pembina/Pendiri
   Dibuat dalam Notulen Rapat yang kemudian dibuat Pernyataan
Keputusan Rapat atau Berita Acara Rapat yang dibuat dihadapan
Notaris, dengan ketentuan :
   a. korum rapat minimal dihadiri oleh 3/4 (tiga per
empat) dari jumlah anggota Badan Pembina dan keputusan
rapat minimal disetujui oleh 3/4 (tiga per empat) dari
jumlah anggota Badan Pembina (pasal 22 ayat 2 UU 16/2001).
b. rapat diadakan minimal 14 hari setelah tanggal panggilan
rapat.
3. Pembubaran dan Likuidasi Yayasan
1. Setelah keputusan pembubaran disetujui dengan sah oleh
rapat, maka Yayasan dinyatakan bubar dengan menandatangani
Akta Pembubaran Yayasan dihadapan Notaris.
2. Selanjutnya ditunjuk Likuidator untuk menglikuidasi Yayasan
yang bubar (membereskan kekayaan Yayasan), yang dalam hal
ini boleh Pengurus Yayasan yang bersangkutan atau Badan
Hukum Independen (pasal 22 ayat 3 UU 16/2001).
3. Likuidasi menyusun laporan akhir proses likuidasi unutk
dibawa kedalam rapat.
4. Selanjutnya rapat menerima atau menolak proses likuidasi
sekaligus membebaskan dan pelunasan sepenuhnya atas segala
tugas Likuidator.
5. Jika terdapat sisa kekayaan Yayasan maka oleh Likuidator
diserahkan kepada :
     Yayasan lain yang sama maksud dan tujuannya
     Atau ke Negara
Sisa kekayaan Yayasan hasil likuidasi tidak dapat dibagikan
kepada nggota Pembina, Pengurus atau Pengawas Yayasan (pasal
68 UU 16/2001).
 

You might also like