Professional Documents
Culture Documents
Sains yang normal berarti riset yang didasarkan atas satu atau lebih pencapaian
ilmiah, dimana pencapaian yang oleh masyarakat ilmiah tertentu dinyatakan pemberi
fondasi bagi praktek selanjutnya. Pencapaian yang dimiliki dua karakteristik yang
esensial, selanjutnya disebut “paradigma”. Istilah yang erat kaitannnya dengan “sains
yang normal”. Orang-orang yang risetnya didasarksn atas paradigma bersama terikat
pada kaidah-kaidah dan standar-standar praktek ilmiah yang sama. Komitmen ini
merupakan prasyarat bagi sains yang normal, yaitu bagi penciptaan dan keseimbangan
tradisi riset tertentu. Perolehan paradigma atau perolehan tipe riset yang jarang dikenal
merupakan tanda kematangan dalam perkembangan sains manapun.
Sejarah mengemukakan bahwa jalan menuju konsensus riset yang kukuh itu
sangat sulit, alasannya karena ketiadaan paradigma atau calon paradigma semua fakta
yang mungkin merupakan bagian dari perkembagngan sains tertentu yang cenderung
tampak sama relefannya. Akibatnya pengumpulan fakta yang dini merupakan bagian
yang lebih jauh mendekati acak ketimbang yang dibiasakan oleh perkembangan sains
sesudah itu. Munculnya suatu paradigma mempengaruhi struktur kelompok yang
melakukan praktek dilapangan.Jika dalam perkembangansains suatu kekompok mampu
menarik kebanayakan dari pemraktek generasi berikutnya, maka secara berangsur angsur
aliran-aliran lama hilang.Hilangnya aliran tersebut sebagian disebabkan karena
pembelotan anggota kepada paradigma yang baru. Paradigma ini menyiratkan definisi
baru yang lebih kaku tentang bidangnya, dan definisi ini memiliki konsekuensi lain.
Ketika ilmuan perorangan mempercayai sebuah paradigma maka ilmuan tidak poerlu lagi
berupaya membanguan kembali bidangnya, memulai dari prinsip-prinsip pertama dan
membenarkan penggunaan setiap konsep yang dierkenalkan.
V. KEUNGGULAN PARADIGMA
Penentuan paradigma-paradigma bersama menuntut langkah yang berbeda dimana
sejarahwan harus membandingkan paradigma masyarakat dengan laporan-laporan riset
pada masa itu. Jika kepanduan tradisi dipahami dari segi kaidah, diperlukan beberapa
rincian tentang dasar bersama dalam bidangyang sesuai.Akibatnya, pencarian kumpulan
kaidah yang berwenang membentuk tradisi riset normal tertentu menjadi frustasi yang
dalam dan berkesianambungan
Paradigma bisa lebih unggul dari pada perangkat manapun dari kaidah-kaidah untuk
riset. Paradigma dapat menentukan sains yang normal tanpa campurtangan kaidah-kaidah
yang dapat ditemukan.Alasan-alasan paradigma beroperasi dengan cara tersebut adalah:
1. Kesulitan yang berat dalam menentukan kaidah-kaidah yang telah menjadi
pedoman bagi tradisi sains yang normal.
2. Penyebab yang pertama, berakar dalam sifat pendidikan sains
3. Paradigma menjadi pedoman riset dengan memberi contoh langsung mauppun
melalui kaidah-kaidah dan asumsi-asumsi
4. Pemberian status yang lebih unggul daripada kaidah-kaidah dan asumsi-asumsi.
XIV. PASCAWACANA-1969
Paradigma digunakan dalam dua arti yang berbeda. Disatu pihak berarti
keseluruhan konstelasi kepercayaan, nilai, tehnik yang dimiliki anggota masyarakat
tertentu.Dipihak lain menunjukan sejenis unsur dalam konstelasi, pemecahan teka-teki
yang konkret: