You are on page 1of 14

MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR

PERAN BUDAYA LOKAL MENDUKUNG KETAHANAN


BUDAYA NASIONAL

NAMA : ARVIN AMARI


NPM : 11110142
KELAS : 1KA34
TUGAS : MAKALAH IBD
Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
Dosen : Muhammad Burhan Amin

Topik Tugas : Peran Budaya Lokal Mendukung Ketahanan


Budaya Nasional

Dateline Tugas : 23 Februari 2011


Tanggal Penyerahan & Upload Tugas : 1 Maret 2011

PERNYATAAN
Dengan ini kami menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam tugas ini
kami buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim/pihak lain.

Apabila terbukti tidak benar, kami siap menerima konsekuensi untuk


mendapat nilai1/100 mata kuliah ini.

Penyusun

NPM Nama Lengkap Tanda Tangan


1111014
2 Arvin Amari

Program sarjana S1 Sistem Informasi


UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA PENGANTAR

Puji Tuhan Yang Maha Esa, dengan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah
yangmengangkat topik Peranan Budaya Lokal Mendukung Ketahanan Budaya Nasional pada
mata kuliah IlmuBudaya Dasar.Saya juga tidak lupa berterima kasih kepada orang tua, teman
–teman semua serta pihak-pihakyang telah membantu saya memberikan referensi dalam
pembuatan makalah ini. Terutama kepadasearch engine google yang ikut berperan besar dalam
pembuatan makalah ini. Dan Juga kepada dosenpembimbing mata kuliah Ilmu Budaya Dasar, Bpk.
M. Burhan Amin yang telah memberikan kesempatankepada saya melalui tugas makalah
ini.Saya sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena
itusaya sangat menghargai akan saran dan kritik untuk membangun makalah ini lebih baik
lagi.Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga melalui makalah ini dapat memberikan manfaatbagi
kita semua.

Bekasi,28 Maret 2011

Arvin Amari

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………….…………………………………………. iii


DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………… iiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……….......………………..………………….……………....……...1
1.2 Tujuan …………………………………..…..………………….....………...……… 2
1.3 Sasaran ………………………………...….…………………………………....…....2
BAB 2 PERMASALAHAN
2.1 Strength(Kekuatan)…………………….............……………….…………….….......3
2.2 Weakness(Kelemahan)………………..........………………………..………….....4-5
2.3 Opportunity (Peluang) ………………...............………………….……………… 5-6
2.4 Threat(Tantangan) ……………….........….……………………….....…………... 6-7
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ………………………….....………………………...…………………8
3.2 Rekomendasi……………………....….………………………...………………… ..8
3.3 Referensi ………………………….....………………………..…………………... .9

iiii
BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Budaya bangsa terbentuk dari unsur – unsur masyarakat yang terdiri dari berbagai macam
jenisnya. Baik dari musik, tarian, lukisan, pakaian, norma dan masih banyak lagi. Walaupun
pada dasarnya budaya – budaya yang ada di Indonesia adalah adaptasi dari budaya – budaya
Negara asing yang pernah singgah di Indonesia (seperti Arab, hindu, tionghoa dan lain -
lainnya). Tetapi budaya – budaya daerah yang ada di Indonesia murni milik Indonesia yang
wajib kita lindungi. Karena pada dasarnya dengan adanya kebudayaan – kebudayaan daerah
yang bermacam – macam itu maka terbentuk lah budaya nasional. Bisa di bilang budaya
nasional terbentuk karena adanya budaya – budaya daerah.

Namun karena munculnya era globalisasi, dan datangnya kebudayaan – kebudayaan luar dari
berbagai macam penjuru dengan bentuk – bentuk yang unik dan telah di transformasikan
menjadi modern. Sehingga membuat banyak pemuda – pemuda penerus bangsa yang lebih
menyukai segala hal yang bersifat modern ataupun budaya – budaya luar yang bersifat
modern.

Hal ini menjadikan budaya – budaya daerah banyak yang mulai menghilang bahkan
memudar. Banyak nya budaya – budaya luar yang masuk maupun perkembangan teknologi
yang semakin maju tentu penyebab terbesar budaya – budaya daerah mulai di lupakan selain
karena ketidak tertarikan anak muda Indonesia terhadap budaya – budaya tersebut. Ini
merupakan suatu masalah juga merupakan tantangan terhadap penerus – penerus bangsa agar
bisa mempertahankan kebudayaan – budaya daerah sebelum kebudayaan tersebut mulai di
curi oleh Negara – Negara yang tidak bertanggung jawab.

Sudah menjadi kewajiban kita sebagai anak muda penerus bangsa untuk membantu
mempertahankan keberadaan budaya daerah yang merupakan simbol utama kebudayaan
nasional. Kekhawatiran sudah mulai muncul dari berbagai pihak yang takut akan hilangnya
kebudayaan daerah. Karena anak – anak muda pun sekarang lebih sering menggunakan
bahasa inggris yang di anggap lebih modern atau lebih gaul di bandingkan bahasa Indonesia.
Perkembangan IPTEK pun membuat orang – orang lebih memilih modernisasi di bandingkan
dengan kebudayaan yang di anggap kuno. Masa depan (modernisasi)memang baik, tapi yang
terbaik ialah jika kita dapat menggandeng keduanya, baik masa depan maupun masa lalu
untuk menghadapi era global seperti ini.

1
1.2.Tujuan

Tujuan utama penyusunan makalah ini disamping untuk memenuhi tugas kuliah dan
mendapatkan nilai yang memuaskan dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar, ialah
memberikan pandangan kepada masyarakat maupun teman – teman mahasiswa yang lain
tentang permasalahan yang sering terjadi di masyarakat kita.

Makalah ini juga diharapkan dapat menjadi acuan teman – teman agar mau turut melihat dan
membantu dalam memperkokoh keberadaan budaya – budaya daerah yang mulai hilang
akibat era globalisasi. Juga untuk memperlihatkan kepada masyarakat dan teman – teman
akan pentingnya kebudayaan nasional kita, apalagi kebudayaan daerah kita yang semakin
banyak yang mulai di curi oleh Negara asing.

1.3. Sasaran

Melihat pentingnya budaya dalam mewujudkan cita-cita bangsa. Dengan dibuatnya makalah
ini saya sangat berharap dapat terwujudnya pelestarian budaya daerah yang secara global di
bangsa ini. karena pentingnya pengaruh budaya nasional terhadap masa depan bangsa.
Generasi muda adalah satu-satunya harapan bagi bangsa untuk melestarikan kebudayaan
bangsa ini,karena mereka merupakan calon pemimpin bangsa ini di masa depan.
Ketahui banyak kebudayaan Indonesia yang di curi oleh Negara lain,untuk itu kita sebagai
harus tetap menjaga dan memeliharanya.Dan bagi generasi sekarang pun perlu di ingatkan
bahwa untuk memperkokoh suatu budaya lokal bangsa sangat dibutuhkan bantuan mereka,
karena merekalah satu-satunya penerus dalam membudidayakan kesenian yang dimiliki
Indonesia setelah di tinggalkan oleh nenek moyang kita agar kebudayan yang kita miliki
tidak akan pernah punah sampai kapanpun dan akan terus berkembang dan dilestarikan oleh
bangsa kita.

2
BAB II PERMASALAHAN

1.Kekuatan(Strength)

1.Kekuatan seni dan budaya sebagai produk di suatu daerah merupakan inti dari kekuatan
bangsa. Pengetahuan dan kepemilikan seni dan budaya mencerminkan sikap kita dalam
mengarungi interaksi mengikuti modernisasi dan tata pergaulan antarbangsa. Ini dapat kita
lihat saat menyaksikan suatu pergelaran seni, pertemuan seni dan budaya tradisi dan modern
masing-masing mampu memberikan kekuatan tersendiri

2.Karakter nasional menyangkut tentang faktor manusia (masyarakat) dan aspek kualitas
yaitu sifat moral serta intelektualisme yang fundamental yang merupakan ciri-ciri khas suatu
bangsa. Dari situ, kita secara awam mengatakan sebagai watak, karakter atau sifat suatu
bangsa. Maka dari itu dikenal ada bangsa yang dinilai keras seperti negara-negara Islam dan
negara lemah seperti negara-negara di Asia. Berbagai suku bangsa yang ada dalam suatu
negara dengan berbagai karakter budaya yang telah dibentuk oleh zaman dan kondisi dapat
memberikan suatu bentuk karakter nasional tersendiri terhadap suatu negara dan akan
menjadi potensi dan kekuatan suatu negara. Bangsa Indonesia yang memiliki kerajaan yang
megah dan berjaya pada masa Sriwijaya dan Majapahit mestinya saat ini dapat menjadi
negara dan bangsa yang kuat dan gagah perkasa.

3.Potensi budaya lokal dapat menjadi kekuatan pengembangan desa wisata di beberapa
daerah Indonesia. potensi tersebut perlu dipadukan dengan potensi lainnya guna menarik
minat wisatawan mengunjungi desa wisata. sejumlah desa wisata di daerah memiliki potensi
budaya dan adat istiadat lokal yang masih hidup dan dilestarikan masyarakat setempat.
dengan jumlah desa wisata yang cukup banyak di derah, pemerintah daerah harus mampu
mengangkat desa wisata menjadi aset wisata yang layak jual. Potensi dan kekuatan yang
dimiliki oleh setiap kabupaten mendapat perioritas utama untuk dijadikan objek andalan
untuk mendapatkan sumber devisa daerahnya.

4.Kehadiran budaya populer tidaklah salah, namun yang perlu dicermati adalah mengapa kita
perlu untuk tidak meninggalkan budaya lama ketika kita memilih untuk menganut sebuah
budaya populer? Seseorang bisa memegang memegang budaya tanpa meninggalkan identitas
budaya daerahnya. Alasannya adalah budaya secara filosofis merupakan jembatan antar
generasi dan budaya daerah juga merupakan warisan yang harus tetp dilestarikan dan
sebanrnya dapat disisasati sebagai alat pembangun daerah. Dua konsep inilah yang harus
tersosialisasi dan harus dilekatkan pada masyarakat Indonesia terlebih dahulu. Sehingga pada
akhirnya masyarakat memilki loyalitas terhadap budayanya sendiri. Ini adalah pondasi awal
membangun sebuah kampung budaya. Elemen-elemen yang akan diisi dalam kampung itu
tentunya akan cepat terealisasi karena masyarakat sudah mulai mencintai dan tanggap
terhadap benda budaya daerahnya.

3
2.Kelemahan(Weakness)

1.Aturan tidak selamanya sebagai penjamin adanya suatu kebaikan bersama (bonum
commune). Negara Indonesia yang terbentuk sebagai suatu kesepakatan bersama (konvensi)
memiliki tugas untuk melindungi, mengayomi, memimpin serta menghantar masyarakatnya
menuju kesejahteraan bersama. Termasuk dalam konvensi itu, kebudayaan yang melingkupi
seni tarian, lagu, legenda, dan sebagainya merupakan kekayaan yang mendatangkan
keuntungan besar bagi Negara karena mampu mendatangkan devisa bagi Negara dengan
menarik minat para wisatawan baik lokal maupun internasional. Pemerintah melaui UU No.
19 tahun 2002 tentang Hak Cipta pada pasal 10 ayat 2 berbunyi Negara sebagai pemegang
hak cipta atas folklor dan hasil kebudayaan masyarakat yang merupakan kekayaan bersama
(cerita, hikayat, dongeng, legenda, tarian, koreografi, kaligrafi, dan karya seni lainnya).
Dalam peraturan ini pemerintah dengan tegas mau melindungi kekayaan budaya yang berada
dalam wilayahnya baik secara de facto dan de jure dari pelbagai tindakan tidak terpuji dari
Negara lain. Salah satu bias dari adanya pelbagai peraturan yang bertujuan untuk melindungi,
mengayomi maupun menjaga ialah pertanda adanya banyak pelanggaran atau keburukan
yang terjadi. Aturan dibuat karena adanya banyak bentuk pelanggaran.

2.Ketiadaan inventarisasi kebudayaan seluruh wilayah di Indonesia dan ketegasan


pemerintah. Pemerintah telah menghimbau kepada seluruh kepala daerah untuk melakukan
pengecekan dan mengiventarisasikan hasil, bentuk, dan karya seni budaya di daerahnya
masing-masing dan melaporkannya kepada jajaran terkait. Meskipun demikian sampai saat
ini (per KOMPAS, 31 Agustus 2009) baru tercatat tiga propinsi ( Bali, Daerah Istimewa
Jogjakarta, dan Nusa Tenggara Barat ) yang memasukan daftar khasanah seni dan budayanya
dari tiga puluh tiga propinsi yang ada di Indonesia. Kelalaian seperti ini tidak “dihadiahi’
sanksi. Akibatnya mudah ditebak bahwa pemerintah sampai saat ini belum memiliki draft
atau daftar inventarisasi seluruh kekayaan budayanya mulai dari Sabang sampai Merauke.
Tidak heran bila kasus ini merebak di permukaan Indonesia sebagai Negara yang merdeka
tapi ia tidak dapat menggugat Malaysia secara hukum melalui Lembaga Internasional
Perlindungan Hak Cipta di Genewa. Ini diakibatkan oleh kelalaian karena belum
mendaftarkan seluruh aset seni dan budaya pada lembaga tersebut.

3.Birokrasi yang panjang dan sulit. Masyarakat yang berkarya menghasilkan sesuatu yang
berhubungan dengan seni budaya diminta melakukan pendaftaran pada pemerintah melalui
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Depertemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
untuk memperoleh Hak Patent atas karyanya itu. Birokrasi pendataan hak cipta sejak 2002
sampai 2009 ada 24.603 permintaan untuk memperoleh hak patent yang belum terselesaikan.

4.Promosi yang lamban. Pemerintah harus melakukan promosi budaya. Menurut Jero Wacik
(Menteri Kebudayaan dan Pariwisata) biasanya dibuat pementasan di luar negeri. Menurut
saya merupakan pernyataan yang kurang luas, sempit, dan terbatas. Bila hanya melakukan
pementasan di luar negeri tidaklah efektif untuk memperkenalkan kekayaan budaya bangsa
kepada masyarakat internasional. Kita dapat memasang iklan di media massa dan elektronik
bahkan melalui internet yang sekarang dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh semua
orang. Bila setiap kali kita melakukan pementasan di luar negeri terkesan tidak proporsional
dan tidak hemat biaya. Bandingkan saja setiap pementasan memerlukan berapa banyak

4
penari yang terlibat, biaya makan dan minum, tempat penginapan, biaya transportasi, dan
segala macam urusan yang menyangkut passport, visa, belum lagi ditambah dengan
undangan yang hadir pada saat pementasan pasti terbatas undangannnya dan juga mungkin
yang menghadirinya adalah orang-orang yang berkelut dalam dunia politik.

3.Peluang(Opportunity)

1.Perubahan lingkungan yang sangat cepat dipengaruhi oleh kebijakan utama pemerintah
daerah dan satu rangkaian komitmen penting dari para pembuat undang-undang/peraturan.
Keseluruhan efek prakarsa ini untuk membangun suatu kerangka lebih kokoh dalam
mendukung pengembangan seni dan budaya Daerah dan demikian seharusnya mengimbas
kedalam masyarakat seni dan budaya. Khususnya perencanaan strategis yang dikerjakan oleh
para pembuat Undang-Undang dan peraturan daerah telah menetapkan dimensi dan arah
yang luas untuk perubahan paradigma bahwa pemerintah saat ini telah bergerak untuk
memberikan dukungan.

2.Dengan energi dan pengetahuan dalam bidang dan pernyataan untuk memberikan
dukungan agar memungkinkan seni praktis di Daerah menjadi lebih efektif, suatu program
pengembangan yang fleksibel dan inovatif sebagai sebuah pilot project pantas
dipertimbangkan. Program seperti ini memerlukan fleksibelitas, masyarakat pengguna yang
belajar strategi, menawarkan potensi sebagai panutan untuk dillanjutkan di luar periode dan
wilayah dari segla kursus spesifik , dan menggunakan teknologi informasi. Kurikulum ini
akan membawa bersama-sama perencanaan strategis ketrampilan, pengembangan komunitas
dan pengetahuan budaya, dan strategi pembelajaran secara fleksibel. Program akan meliputi
pelajaran work-based, kapan waktu memulai dan mengakhiri sebuah pekerjaan sehingga
tanggung jawab kerja lain tidak terlupakan. Dengan kritis, program akan membangun model
jaringan pendukung, dan memudahkan proses lanjutan dalam kelompok yang belajar
hubungan setelah periode yang formal telah disimpulkan.

3.Globalisasi merupakan media yang dapat difungsikan oleh Bangsa Indonesia untuk
mengelola budaya nasional menjadi go internasional. Sehingga masyarakat dunia mengetahui
bahwa Indonesia itu luas dan budayanya beranekaragam. Indonesia tidak hanya pulau Bali,
tetapi Indonesia ada Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Papua dan lainnya. Film “Love, eat
and pray” yang sebagian ceritanya di Bali menjadi media promosi budaya nasional pada
dunia internasional bagi Indonesia, walaupun Bali sudah menjadi trade mark pariwisata
Indonesia. Berdasarkan konsep tersebut juga bahwa kekuatan nasional suatu bangsa tidak
hanya terletak pada kekuatan militer saja. Tetapi dengan berakhirnya era perang dingin, maka
kekuatan nasional suatu bangsa juga terletak pada kekuatan ekonomi yang dapat dicapai
dengan cara mengelola dan memanfaatkan sebaik-baiknya budaya nasional. Walaupun kita
juga mengetahui bahwa tantangan budaya Barat atau westernisasi juga dirasakan begitu kuat
pengaruhnya pada bangsa Indonesia saat ini. Dengan ditetapkannya Batik sebagai bagian dari
kebudayaan oleh UNESCO, maka pada dasarnya bangsa Indonesia mempunyai peluang yang
sangat besar untuk terus mengembangkan budaya-budaya nasional yang lain dari berbagai
daerah untuk menjadi bagian dari kebudayaan dunia.
5
4.Interaksi kebudayaan yang terjadi di Daerah baik yang dibawa oleh orang Barat dengan
kebudayaannya dan kebudayaan pribumi lebih menunjukkan sifat pleksibel dan adaptatif,
senantiasa mampu menerima dan mengolah unsure-unsur Barat(asing) didalam rangka
memperkaya kebudayaannya sendiri tanpa harus melenyapkan kepribadian sendiri. Salah
satu contoh ragam hias tradisional di Bali diperkaya oleh Patra Cina, Patra Mesir, Patra
Welanda). Bahkan yang paling penting dalam interaksi budaya tersebut dapat membentuk
ketahanan budaya yang membangkitkan local genius dari kebudayaan Bali. (Mc Kean,Philip
Frick.p.63). Kalau kita berbicara budaya sebenarnya itu merupakan sebuah istilah yang
sampai sekarang masih banyak yang memperdebatkan baik dari segi konsep maupun
kajiannya. Hal ini disebabkan karena setiap negara didunia memiliki karakteristik masing-
masing.

4. Tantangan/Hambatan(Threats)

1.Tantangan Sistem Global Perkembangan teknologi dan informasi dewasa ini, mau tidak
mau kita harus dihadapkan dengan system global. Dalam hal ini, sebagai bangsa yang
mempunyai kekayaan budaya yang luar biasa, seharusnya kita juga mempersiapkan diri
‘bersaing’ dalam membina persahabatan antar bangsa, khususnya dalam bidang kebudayaan.

2.Terobosan pemerintah daerah dalam pembelanjaan program-program jangka panjangnya


mengindikasikan bahwa kompetisi telah meningkat untuk dana terbatas. Dan kelompok yang
trampil dalam menyambut peluang prioritas sekarang akan lebih sukses dibanding kelompok
baru yang belum bisa bekerja pada sistem ini. Simpang siurnya kebijakan yang dibuat juga
mempengaruhi komitmen yang akan dan telah dibuat..Selagi pemerintah menekankan
kesanggupannya untuk mendukung perkembangan seni budaya, investasi yang ada sering
tidak sesuai kebutuhan yang diperlukan. Ini pertanyaan menyangkut keselarasan antara
statemen pemerintah dan bantuan pemerintah. Keselarasan ini akan menghasilkan
konsekwensi penting bagi kemampuan dan kapasitas organisasi kecil untuk mencapai tujuan
artistik mereka.

3.Perkembangan industri budaya (ekonomi kreatif) dewasa ini, sector kebudayaan menjadi
‘komoditi’ dalam dunia industri. Terkait dengan hal ini selain melestarikan kebudayaan
Indonesia secara dinamis, juga membutuhkan seniman-seniman yang kreatif dan inovatif.
Tetapi kreatifitas itu sendiri perlu rambu-rambu untuk melindungi karya-karya seni proses
kreatif tersebut. Dalam kesertaan kita dalam sistem global tersebut maka perlu meratifikasi
berbagai perangkat perundang-undangan yang sifatnya melindungi karya-karya kreatif
tersebut. Keikut sertaan Indonesia dalam berbagai organisasi internasional yang terkait
dengan sistem global tersebut, misalnya WTO, WIPO, TRIPs, penandatanganan perjanjian
kerjasama (MoU) dengan berbagai negara serta ratifikasi undang-undang yang terkait dengan
kebudayaan (sebenarnya sifatnya lebih ke arah individualistik, monoplistik dan kapitilistik)
harus benar-benar mempertimbangkan kepentingan kebudayaan Indonesia. Oleh sebab itu ke
depan harus melakukan penguatan kebudayaan lokal dengan memberikan pemahaman seni
dalam konteks industri (nasional dan internasional) serta mengembangkan gerakan
kebudayaan lokal yang mandiri dan sinambung. Kemungkinan-kemungkinan adanya

6
kolaborasi kebudayaan antar negara juga harus disikapi dari sisi tantangan dan peluang yang
menguntungkan dari berbagai aspek.

4.Bangsa Indonesia mestinya dapat menjadikan rasa patriotisme/nasionalisme sebagai


semangat terhadap pembangunan bangsa dalam semua aspek kehidupan, mulai dari semangat
pendidikan, semangat pengembangan ekonomi nasional, semangat pengembangan teknologi
dan sebagainya sehingga semangat nasionalisme ini menjadi dasar semua nafas dan gerak
masyarakat Indonesia tidak ada yang menyimpang dari semangat nasionalisme Indonesia.
Serta tidak dipengaruhi oleh westernisasi dan lainnya.

7
BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1.Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Indonesia memiliki kebudayaan lokal yang
bervariasi. Kebudayaan tersebut telah menjadi jati diri sebagai bangsa Indonesia.
Dunia internasional mengenal Indonesia salah satu nya dari keanekaragaman
budaya yang dimiliki.

Budaya lokal tersebut harus dijaga agar dapat memperkokoh ketahanan budaya bangsa.
Selain itu kita harus memahami arti kebudayaan serta menjadikan keanekaragaman
budaya yang ada di Indonesia sebagai sumber kekuatan untuk ketahanan budaya
bangsa. Selain itu diperlukan pula antisipasi atau cara- cara agar budaya lokal tidak
bercampur dengan budaya asing.

Dalam kesimpulan dari tema “Peranan budaya lokal memperkokoh budaya bangsa” dapat
disimpulkan kebudayaan adalah ciri khas, sari dari suatu bangsa yang berbagai
macam keanekaragaman budaya yang terdapat dalam daerah-daerah tertentu yang
mempunya ciri-ciri khasnya sendiri. Dalam hal ini peran budaya lokal terhadap
ketahanan nasional sangat berperan penting, karena di situlah sebagian besar
menjadi jatidiri bangsa.Dari bahasan-bahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
Indonesia memiliki budaya lokal yang bervariasi.

Budaya lokal tersebut harus dijaga agar dapat memperkokoh ketahanan budaya bangsa.
Selain itu kita harus memahami arti kebudayaan serta menjadikan keanekaragaman
budaya yang ada di Indonesia sebagai sumber kekuatan untuk ketahanan budaya
bangsa. Selain itu diperlukan pula antisipasi atau car- cara agar budaya lokal tidak
bercampur dengan budaya asing.

2.Rekomendasi

Dalam ruang lingkup inilah maka perlu dilakukan Hak Atas Kekayaan Intelktual terhadap
semua produk budaya yang ada dalam masyarakat yang bersifat unik dan mencerminkan ciri
identitas bangsa Indonesia. Hasil yang diharapkan dari kegiatan adalah : dapat melestarikan
budaya bangsa agar tetap eksis dan diakui oleh negara lain.Peran pemerintah lebih aktif dan
optimal dalam menangani masalah budaya ini. Disamping peran Pemerintah Daerah sebagai
ujung tombaknya juga peran lembaga pemerintah yang ada di daerah.Peran pemerintah dan
masyarakat sangat berpengaruh terhadap kemajuan bangsa,pemerintah harus menjelaskan
kepada masyarakat terutama kepada orang yang awam tentang kebudayaan.karna
kebudayaan sangat berpengaruh terhadap budaya bangsa. apalagiperan kesenian dalam
kebudayaan itu sangat membantu kemajuan bagi perekonomian bangsa. serta menjadikan
bangsa yang kokoh akan kesadaran diri dan jati dirinya.sebagai bangsa yang anggun serta
beradab.

8
REFERENSI
• http://hartiningrum.blogspot.com/2010/10/peran-kebudayaan-daerah-memperkokoh.
• html http://lisca91.weebly.com/peran-budaya-daerah-memperkokoh-ketahanan-budaya-nasional
• html http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Indonesia
• http://newarr.weebly.com/makalah-ibd-peran-budaya-daerah-memperkokoh-pertahanan-bangsa.
• html http://ekapratania.wordpress.com/2007/05/21/dibalik-pentingnya-pengajuan-hak-paten/
• http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2547231
• http://danielyogya.blogspot.com/2008/11/artikel-budaya.html
• http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
• http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/08/31/03390590/menakar.kecintaan.budaya.
lokal
• http://melayuonline.com/ind/news/read/7885/multikulturalisme-peluang-kebangkitan-
budaya-lokal
9

You might also like