You are on page 1of 18

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PROGRAM DIKLAT KEWIRAUSAHAAN DENGAN

MINAT BERWIRAUSAHA SMK DIPONEGORO I

A. Prestasi Belajar (X)


1. Pengertian Prestasi Belajar
Istilah hasil belajar berasal dari bahasa Belanda “prestatie,” dalam bahasa Indonesia
menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Dalam literature, prestasi selalu dihubungkan dengan
aktivitas tertentu, seperti dikemukakan oleh Robert M. Gagne bahwa dalam setiap proses akan
selalu terdapat hasil nyata yang dapat diukur dan dinyatakan sebagai hasil
belajar(achievement) seseorang.1
Prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai, prestasi tidak akan
dicapai bila seseorang tidak melakukan kegiatan.2 Prestasi merupakan hasil usaha yang dicapai
seseorang yang terlebih dalam melakukan kegiatan. Inilah yang sering disebut dengan
prestasi. Jika dilihat dari segi-segi yang menyangkut dengan sikap, minat, perhatian dan
ketrampilan murid. Prestasi yang dicapai dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain motivasi dari
luar maupun motivasi dari dalam yang keduanya saling berkaitan.
Menurut Sulchan (1987) prestasi belajar dapat diartikan sebagai penilaian hasil
belajar dari proses kegiatan belajar mengajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka,
huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa
dalam periode selama masih dalam bangku sekolah sehingga dapat membawa perubahan baik
dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dinyatakan dalam angka menurut kemampuan
siswa dalam mengerjakan tes pelajaran. Bila demikian halnya, prestasi sekolah dalam kehidupan
manusia pada tingkat dan jenis tertentu dapat memberikan kepuasan pada bangku sekolah.3
Menurut Gage, Berliner (1992) dan winkel (1997), ada dua faktor yang mempengaruhi
prestasi seseorang, yaitu :
a. Faktor internal
1) Inteligensi

1
Abu Muhammad, Prestasi Belajar (http://spesialis-torch.com/content/view/120/29/, kamis,29 may 2008)

2
W.S. Winkel, Psikologi Pendidikan (Jakarta : Gramedia, 2002), hlm.45.

3
Novia Bramastuti, Pengertian Prestasi Sekolah (http://etd.eprints.ums.ac.id/5730/ , juni 2009)
Taraf inteligensi seseorang dapat tercermin dalam prestasi sekolahnya di semua mata pelajaran.
Peserta didik dengan taraf inteligensi yang tinggi diharapkan dapat mencapai prestasi belajar
yang lebih baik dibandingkan peserta didik yang memiliki taraf inteligensi yang lebih rendah.
Namun inteligensi bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan prestasi akademik karena
masih ada faktor lainnya seperti motivasi dan kepribadian serta faktor eksternal.
2) Motivasi
Winkel mengatakan bahwa motivasi merupakan daya penggerak yang menjadi aktif pada saat-
saat tertentu di mana ada kebutuhan untuk mencapai tujuan. Sedangkan Gage dan Berliner
menjelaskan bahwa motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan individu dari perasaan bosan
menjadi berminat untuk melakukan sesuatu. Tercakup di sini adalah motivasi untuk mencapai
kelulusan dan motivasi untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Motivasi merupakan
tenaga dorong selama tahapan proses belajar yang berfungsi untuk :

a) Mencari dan menemukan informasi mengenai hal-hal yang dipelajari


b) Menyerap informasi dan mengolahnya
c) Mengubah informasi yang didapat ini menjadi suatu hasil (pengetahuan, perilaku,
keterampilan, sikap, dan kreativitas.

Secara umum, motivasi terbagi menjadi motivasi internal dan eksternal. Motivasi internal
mengacu pada diri sendiri, misalnya kegiatan belajar dihayati dan merupakan kebutuhan untuk
memuaskan rasa ingin tahu. Motivasi eksternal mengacu pada faktor di luar dirinya. Siswa
dengan motivasi eksternal akan membutuhkan adanya pemberian pujian atau pemberian nilai
sebagai hadiah atas prestasi yang diraih. Kedua komponen ini bersifat kontekstual, artinya ada
pada seseorang sehubungan dengan suatu kegiatan yang dilakukan. Oleh karena itu motivasi
dapat berubah sesuai dengan waktu.

Menurut McLelland dan Atkinson (dalam Djiwandono, 2002), motivasi yang paling
penting dalam psikologi pendidikan adalah motivasi berprestasi, di mana seseorang cenderung
berjuang untuk mencapai sukses atau memilih suatu kegiatan yang berorientasi untuk tujuan
sukses.
3) Kepribadian

Menurut Allport dalam Hurlock (1978), Kepribadian merupakan suatu organisasi yang
dinamis dari sistem psikofisik seseorang yang menentukan bagaimana individu dapat
menyesuaikan diri secara unik dengan lingkungannya. Kepribadian dapat berubah dan
dimunculkan dalam bentuk tingkah laku. Organisasi adalah hubungan antar traits yang selalu
berubah dan diwujudkan dalam bentuk traits-traits yang dominan. Sedangkan sistam psikofisik
adalah kebiasaan-kebiasaan, sikap-sikap, nilai-nilai, kepercayaan-kepercayaan, keadaan emosi
dan dorongan-dorongan. Sistem inilah yang akan mendorong seseorang untuk menentukan
penyesuaian dirinya sebagai hasil belajar atau pengalaman.

b Faktor eksternal

1) Lingkungan rumah

Lingkungan rumah terutama orang tua, memegang peranan penting serta menjadi guru
bagi anak dalam mengenal dunianya. Orang tua adalah pengasuh, pendidik dan membantu proses
sosialisasi anak. Utami Munandar (1999) mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
orang tua, maka semakin baik prestasi anak. Termasuk juga sejauh mana keluarga mampu
menyediakan fasilitas tertentu untuk anak (televisi, internet, dan buku bacaan).

2) Lingkungan sekolah

Menurut Ormrod (2006) lingkungan sekolah yang baik adalah lingkungan yang nyaman
sehingga anak terdorong untuk belajar dan berprestasi. Ada beberapa karakteristik lingkungan
sekolah yang nyaman sebagai tempat belajar (Burstyn & Stevens dalam Ormrod, 2006) , yaitu:

a) Sekolah mempunyai komitmen untuk mendukung semua usaha murid agar sukses baik
dalam bidang akademik maupun sosial.
b) Adanya kurikulum yang menantang dan terarah
c) Adanya perhatian dan kepercayaan murid serta orang tua terhadap sekolah
d) Adanya ketulusan dan keadilan bagi semua murid, baik untuk murid dengan latar
belakang keluarga yang berbeda, beda ras maupun etnik
e) Adanya kebijakan dan peraturan sekolah yang jelas. Misalnya panduan perilaku yang
baik, konsekuensi yang konsisten, penjelasan yang jelas, kesempatan menjalin interaksi
sosial serta kemampuan menyelesaikan masalah.
f) Adanya partisipasi murid dalam pembuatan kebijakan sekolah
g) Adanya mekanisme tertentu sehingga siswa dapat menyampaikan pendapatnya secara
terbuka tanpa rasa takut
h) Mempunyai tujuan untuk meningkatkan perilaku prososial seperti berbagi informasi,
membantu dan bekerja sama
i) Membangun kerja sama dengan komunitas keluarga dan masyarakat
j) Mengadakan kegiatan untuk mendiskusikan isu-isu menarik dan spesial yang berkaitan
dengan murid

Sedangkan di kelas, sebaiknya kelas cukup besar dengan jumlah murid yang tidak terlalu
banyak sehingga guru dapat memonitor setiap siswa. Menurut Gage & Berliner (1992), kelas
yang baik dan produktif adalah kelas yang nyaman secara tata ruang, memunculkan motivasi
internal siswa untuk belajar, kegiatan guru yang terarah serta kegiatan monitor terhadap siswa.4

Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran perlu
dilakukan usaha dan tindakan atau kegiatan untuk menilai hasil prestasi sekolah bertujuan untuk
melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah
dipelajari tujuan yang ditetapkan. Penilaian dalam prestasi sekolah meliputi :
a. Evaluasi formatif
Evaluasi formatif adalah pe nilaian yang dilakukan guru setelah satu pokok bahasan selesai
dipelajari oleh siswa (Suharsimi Arikunto 1988:42). Penilaian formatif disebutkan dengan
istilah penilaian pada akhir satuan pelajaran. Penilaian ini berfungsi untuk mengetahui
sejauh mana ketercapaian tujuan instruksional khusus yang telah ditentukan dalam setiap
satuan pelajaran.

4
Episentrum Psikologi (Psycholigical Assessment Counseling), factor-faktor yang mempengaruhi prestasi
(http://episentrum.com/artikel-psikologi/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-prestasi/, diakses : rabu, 27 oktober
2010)
b. Evaluasi sumatif
Evaluasi Sumatif aalah penilaian yang diselenggarakan oleh guru setelah jangka waktu tertentu.
Penilaian sumatif berguna untuk memperoleh informasi tentang keberhasilan prestasi siswa
yang dipakai sebagai masukan utama untuk menentukan nilai rapor atau nilai akhir sesmester.
c. Pelaporan hasil evaluasi
Setelah memberi evaluasi formatif maupun sumatif, setiap akhir semester setiap guru harus
mengolah nilai akhir dan memasukan dalam buku rapor, yang merupakan laporan hasil
kerja. Buku rapor yang merupakan laporan hasil kerja sekolah kepada orang tua/ wali murid.
Penilaian yang dilakukan terhadap proses belajar di sekolah
d. Pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan
Apabila seseorang siswa dalam ulangan (tes formataif/ tes sumatif) mencapai nilai kurang
dari 7,5 atau daya serapnya kurang dari 75% maka yang bersangkutan harus mengikuti
perbaikan. Tujuan ulangan perbai kan adalah agar siswa memperoleh penguasaan yang baik
terhadap Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yang harus dicapai. Bagi siswa yang sudah
menguasai TIK, sekurang-kurangnya 75%, dapat diberikan pengayaan, apabila masih ada
waktu untuk satuan pelajaran tertentu, sebelum beralih ke materi lain. Program perba
ikan dan pengayaan dalam peningkatan prestasi sekolah sangat diperlukan dalam rangka
pelaksanaan pola belajar tuntas. Ketuntasan belajar adalah pencapaian taraf penguasaan
minimal yang telah ditetapkan bagi setiap unit bahan pelajaran, baik secara perorangan
maupun kelompok.5
Dalam menentukan prestasi belajar, seorang guru dapat meninjau kamampuan siswa
dalam beberapa aspek. Sebagaimana teori yang telah dikemukakan oleh Benjamin S. Bloom
(1956) yang lebih dikenal dengan sebutan “taksonomi Bloom”. Dalam taksonomi ini Bloom
membagi kemampuan siswa kedalam tiga domain, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
Dalam domain kognitif, aspek yang dinilai dari seorang siswa adalah berhubungan
dengan pengetahuannya. Bloom membagi ranah kognitif ini menjadi enam tingkatan, yaitu :
pengetahuan, pemahamam, aplikasi, analisis, sintetis, dan evaluasi.
Sedangkan dalam domain afektif, aspek yang dinilai dari seorang siswa adalah
berhubungan dengan kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya. Dalam
pengajaran bentuknya berupa mendapatkan perhatian, mempertahankannya, dan mengarahkannya.

5
Ibid.
Ranah afektif ini kemudian dibagi menjadi lima tingkatan, yaitu : penerimaan, tanggapan, penghargaan,
pengorganisasian, dan karakterisasi berdasarkan nilai-nilai.
Dalam domain psikomotor, aspek yang dinilai dari seorang siswa adalah berhubungan dengan
gerak anggota tubuh. Dalam domain ini Bloom kemudian membagi kedalam tujuh tingkatan, yaitu :
persepsi, kesiapan, respon terpimpin, mekanisme, respon tampak yang kompleks, penyesuaian, dan
penciptaan.6

B. Motivasi (Y)
1. Pengertian motivasi
Motivasi dapat diartikan sebagai faktor pendorong yang berasal dalam dirimanusia, yang
akan mempengaruhi cara bertindak seseorang. Dengan demikian, motivasi kerja akan
berpengaruh terhadap performansi pekerja.
Menurut Hilgard dan Atkinson, tidaklah mudah untuk menjelaskan motifasi sebab :
a. Pernyataan motif antar orang adalah tidak sama, budaya yang berbeda akan menghasilkan
ekspresi motif yang berbeda pula.
b. Motif yang tidak sama dapat diwujudkan dalam berbagai prilaku yang tidak sama.
c. Motif yang tidak sama dapat diekspresikan melalui prilaku yang sama.
d. Motif dapat muncul dalam bentuk-bentuk prilaku yang sulit dijelaskan
e. Suatu ekspresi prilaku dapat muncul sebagai perwujudan dari berbagai motif
Berikut ini dikemukakan uraian mengenai motif yang ada pada manusia sebagai
factor pendorong dari prilaku manusia yaitu :
a. Motif Kekuasaan
Merupakan kebutuhan manusia untuk memanipulasi manusia lain melaluikeunggulan-
keunggulan yang dimilikinya. Clelland menyimpulkan bahwa motifkekuasaan dapat berfifat
negatif atau positif. Motif kekuasaan yang bersifat negatifberkaitan dengan kekuasaan seseorang.
Sedangkan motif kekuasaan yang bersifat positifberkaitan dengan kekuasaan social (power yang
dipergunakan untuk berpartisipasi dalammencapai tujuan kelompok.

b. Motif Berprestasi

6
Yuinita, Taksonomi Bloom (http://www.scribd.com/doc/18953426/Teori-Taksonomi-Bloom, minggu, 19 Juli 2009)
Merupakankeinginan atau kehendak untuk menyelesaikan suatu tugas secarasempurna,
atau sukses didalam situasi persaingan (Chelland). Menurut dia, setiap orang mempunyai kadar
nAch (needs for achievement) yang berlainan. Karakteristik seseorangyang mempunyai kadar
nAch yang tinggi (high achiever) adalah :
1) Risiko moderat (Moderate Risks) adalah memilih suatu resiko secara moderat
2) Umpan balik segera (Immediate Feedback) adalah cenderung memilih tugas yang segera
dapat memberikan umpan balik mengenai kemajuan yang telahdicapai dalam
mewujudkan tujuan, cenderung memilih tugas-tugas yangmempunyai criteria
performansi yang spesifik.
3) Kesempurnaan (accomplishment) adalah senang dalam pekerjaan yang dapat
memberikan kepuasaan pada dirinya.
4) Pemilihan tugas adalah menyelesaikan pekerjaan yang telah di pilih secara tuntas dengan
usaha maiksimum sesuai dengan kemampuannya.
c. Motif Untuk Bergabung
Menurut Schachter motif untuk bergabung dapat diartikan sebagai kebutuhanuntuk
berada bersama orang lain. Kesimpulan ini diperoleh oleh Schachter dari studinyayang
mempelajari hubungan antara rasa takut dengan kebutuhan berafiliansi.
d. Motif Keamanan (Security Motive)
Merupakan kebutuhan untuk melindungi diri dari hambatan atau gangguan yangakan
mengancam keberadaannya. Di dalam sebuah perusahaan misalnya, salah satu carauntuk
menjaga agar para karyawan merasa aman di hari tuanya kelak, adalah denganmemberikan
jaminan hari tua, pesangon, asuransi, dan sebagainya
e. Motif Status (Status Motive)
Merupakan kebutuhan manusia untuk mencapai atau menduduki tingkatantertentu di
dalam sebuah kelompok, organisasi atau masyarakat. Parsons, seorang ahlisosiologi
menyimpulkan adanya beberapa sumber status seseorang yaitu :
1) Keanggotaan di dalam sebuah keluarga. Misalnya, seorang anggota keluarga
yangmemperoleh status yang tinggi oleh karena keluarga tersebut mempunyai statusyang
tinggi di lingkungannya.
2) kualitas perseorangan yang termasuk dalam kualitas perseorangan antara lain
3) karakteristik fisik, usia, jenis kelamin, kepribadian.
4) Prestasi yang dicapai oleh seseorang dapat mempengaruhi statusnya. Misalnya,
5) pekerja yang berpendidikan, berpengalaman, mempunyai gelar, dsb.
6) Aspek materi dapat mempengaruhi status seseorang di dalam lingkungannya.
Misalnya, jumlah kekayaan yang dimiliki oleh seseorang.
f. Kekuasaan dan kekuatan (Autoriry and Power).
Dalam suatu organisasi, individu yang memiliki kekuasaan atau kewenangan yang formal
akan memperoleh statusyang lebih tinggi dibandingkan dengan individu-individu yang ada di
bawahnya.
Selain dari teori-teori di atas, Teori Motivasi itu juga dapat dirumuskan kembali
menjadi 3 kelompok, yaitu :
a. Teori Kepuasan ( Content Theory )
b. Teori Proses ( Process Theory )
c. Teori Pengukuhan ( Reinforcement Theory) 
Selain itu terdapat juga teori motivasi lainnya yang diungkapkan oleh beberapa tokoh yaitu:

a. Teori Motivasi Human Relations

Teoori ini lebih mengutamakan pada hubungan seseorang dengan


lingkungannya.Menurut teori ini seseorang akan berprestasi baik, jika ia diterima dan diakui
dalampekerjaannya dan lingkungannya. Teori ini juga menekankan peranan aktif
pimpinanorganisai dalm memelihara hubungan dan kontak-kontak pribadi denga bawahannya
yangdapat membangkitkan gairah kerja.
b. Teori Motivasi Claude S. George
Teori ini menyatakan bahwa seseorang mwmpunyai kebutuhan yang berhubungan
dengan tempat dan suasana di lingkungan bekerjanya, yaitu :
1) upah yang layak kesempatan untuk maju pengakuan sebagai individu
2) keamanan bekerja
3) tempat kerja yang baik penerimaan oleh kelompok perlakuan yang wajar pengakuan atas
prestasi
c. Teori Proses ( Process Theory )
Teori proses ini pada dasarnya berusaha untuk menjawab pertanyaan,
bagaimanamenguatkan, mengarahkan, memelihara, dan menghentikan perilaku individu, agar
setiapindividu bekerja giat sesuai dengan keinginan manajjer. Teori ini juga merupakan
prosessebab dan akibat bagaimana seseorang bekerja serta hasil apa yang akan diperolehnya.Jadi
hasil yang dicapai tercermin dalam bagaimana proses kegiatan yang dilakukanseseorang. Bisa
dikatakan bahwa hasil hari ini merupakan kegiatan hari kemarin. TeoriProses ini, dikenal atas :

1) Teori Harapan ( Expectancy Theory )


Teori ini dikemukakan oleh Victor H. Vroom yang menyatakan bahwa kekuatanyang
memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannyatergantung dari
hubungan timbal balik antara apa yang diinginkan dan dibutuhkan darihasil pekerjaan itu. Teori
harapan ini didasarkan atas :
a) Harapan (Expectancy), adalah suatu kesempatan yang diberikan akan terjadi karena
perilaku.
b) Nilai (Valence) adalah akibat dari perilaku tertentu mempunyai nilai /martabat tertentu
(daya/nilai motivasi) bagi setiap individu yangbersangkutan.
c) Pertautan (Instrumentality) adalah persepsi dari individu bahwa hasil
d) tingkat pertama akan dihubungkan dengan hasil tingkat kedua.

2) Teori Keadilan (Equaty Theory)


Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semagat kerja seseorang,jadi
atasan harus bertindak adil terhadap setiap bawahannya. Penilaian dan pengakuanmengenai
perilaku bawahan harus dilakukan secara objektif..

d. Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory)


Teori ini didasarkan atas hubungan sebab dan akibat dari perilaku denganpemberian
konpensasi.Misalnya promosi seorang karyawan itu tergantung dari prestasiyang selalu dapat
dipertahankan. Sifat ketergantungan tersebut bertautan denganhubungan antara perilaku dan
kejadian yang mengikuti perilaku tersebut. Teoripengukuhan ini terdiri dari dua jenis, yaitu :
1) Pengukuhan Positif  (Positive Reinforcement), yaitu bertambahnya frekuensi perilaku,
terjadi jika pengukuh positif diterapkan secara bersyarat.
2) Pengukuhan Negatif (Negative Reinforcement), yaitu bertambahnya frekuensi perilaku,
terjadi jika pengukuhan negatif dihilangkan secara bersyarat.
Prinsip pengukuhan selalu berhubungan dengan bertambahnya frekuensi dan
tanggapan, apabila diikuti oleh stimulus yang bersyarat.Demikian juga prinsip hukuman
(Punishment) selalu berhubungan dengan berkurangnya frekuensi tanggapan, apabila
tanggapan (response) itu diikuti oleh rangsangan yang bersyarat. Contoh : pengukuhan
yang relatif malar adalah mendapatkan pujian setelah seseorang memproduksi tiap-tiap
unit atau setiap hari disambut dengan hangat oleh manajer.7

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi


Menurut Siagian (2001) motivasi seorang sangat penting dan dipengaruhi oleh faktor,
baik yang bersifat internal maupun ekternal.
a. Faktor Internal yaitu :
1) Persepsi seorang mengenai diri sendiri
2) Harga diri
3) Harapan pribadi
4) Kebutuhan
5) Keinginan
6) Kepuasan
7) Prestasi yang dihasilkan

b. Faktor eksternal yaitu :


1) Jenis dan sifat pekerjaan
2) Kelompok kerja dimana seseorang berbagi
3) Organisasi itu sendiri
4) Situasi lingkungan pada umumnya
c. Macam- macam kebutuhan yang menimbulkan motivasi :
Menurut Moekijat (1989) “motivasi berdasarkan atas tingkat kebutuhan yang disusun
menurut prioritas kekuatannya”. Macam- macam kebutuhan adalah :
1) Kebutuhan fisiologi
2) Kebutuhan akan keamanan
3) Kebutuhan sosial
4) Kebutuhan penghargaan
7
Fatin Fieza, Teori Motivasi (www.scribd.com/doc/7479473/TEORI-MOTIVASI, diakses : 28 Okt 2010).
5) Kebutuhan aktualisasi
3. Jenis Dan Sifat Motivasi
Motivasi sebagai kekuatan mental individu, memiliki tingkat- tingkat. Para ahli
ilmu jiwa mempunyai pendapat yang berbeda tentang tingkat kekuatan tersebut, tetapi mereka
umumnya sependapat tentang motivasi tersebut dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
a. Motivasi primer
Motivasi yang didasarkan pada motif- motif dasar. Motif- motif dasar tersebut
umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. berupa tingkah laku terdiri dari
pemikiran tentang tujuan, perasaan subyektif dan dorongan mencapai kepuasaan.
a. Motivasi sekunder
Motivasi yang dipelajari. Hal ini berbeda dengan motivasi primer. Bekerja dengan
baik merupakan motivasi sekunder. Menurut beberapa ahli, manusia adalah makhluk sosial,
perilakunya tidak hanya berpengaruh oleh factor biologis tetapi juga faktor- faktor sosial.
Perilaku manusia terpengaruh oleh tiga komponen penting yaitu afektif, kognitif, konatif .
Menurut Wood Worth dan Mergius, motif dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
1) Motif organic yaitu meliputi kebutuhan makan, bernafas, seksual dan berbuat
2) Motif darurat yaitu dorongan- dorongan untuk menyelamatkan diri
3) Motif obyektif yaitu kebutuhan untuk melakukan ekslorasi, kebutuhan untuk
menaruh minat, motif ini timbul karena dorongan untuk menghadapi dunia luar
Motivasi seseorang dapat dibedakan menjadi dua sifat yaitu :
1) Motivasi yang bersumber dari dalam diri sendiri yang dikenal dengan motivasi intrinsik
2) Motivasi yang bersumber dari luar seseorang yang dikenal dengan motivasi ekstinsik,
yang diartikan sebagai dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar
perbuatan yang dilakukannya. Orang berbuat sesuatu , karena dorongan dari luar
seperti adanya hadiah dan menghindari hukuman8

C. Kewirausahaan
1. Pengertian wirausaha

8
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya-Analisis di Bidang Pendidikan (Jakarta : PT Bumi Aksara,
2007),hlm.29-33
Wirausaha berasal dari kata “wira” yang berarti : utama, gagah, berani, dan swasta yang
berarti diatas kaki sendiri, Jadi wirausaha berarti sifat-sifat keberanian, keutamaan, dan
keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri.
Menurut Thommas W. Zimmer dan Norman M. Scarborough wirausaha adalah orang yang
menciptakan bisnis baru dengan mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan
dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumber daya yang
diperlukan untuk mendirikannya.9
Selain itu, Thommas juga memberikan cirri-ciri seseorang yang memiliki jiwa
kewirausahaan, yaitu :
a. Menyukai tanggung jawab
b. Lebih menyukai resiko menengah
c. Keyakinan atas kemampuan untuk meraih keberhasilan
d. Hasrat untuk langsung mendapatkan umpan balik
e. Tingkat energy yang tinggi
f. Orientasi kedepan
g. Keterampilan mengorganisasi
h. Menilai prestasi lebih tinggi dari pada uang10
Sedangkan menurut Noorman karakter lain yang sering tampak dalam jiwa wirausaha
antara lain yaitu :
a. Komitmen yang tinggi
b. Toleransi
c. Fleksibelitas
d. keuletan11
Menurut Justin G. Longenecker, Carlos W. Moore dan J. William Petty mengatakan bahwa
terdapat beberapa karakteristik seorang wirausaha, yaitu :
i. Kebutuhan akan penghasilan
j. Keinginan untuk mengambil resiko

9
Thommas W. Zimmer dan Norman Scarborough, Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil , Ed.4 (jakrta :
indeks, 2005),hlm.4.

10
Ibid.hlm.4-5

11
Ibid.hlm.5-6
k. Percaya diri
l. Keinginan kuat untuk berbisnis12
Maka dari pengertian diatas wirausaha dapat disimpulkan sebagai individu- individu
yang berorientasi kepada tindakan atau bermotivasi tinggi yang mengambil resiko dalam
mengejar tujuannya. Dalam hal ini diartikan sebagai suatu keinginan seesorang untuk
melakukan kegiatan atau usaha sendiri berdasarkan pada kemampuan, kekuatan ketrampilan
yang ada atau dimiliki serta dilandasi sikap percaya pada diri untuk mencapai kemampuan,
keberhasilan hidup tanpa menggantungkan orang lain, dan motivasi sebagai faktor pembawaan
yaitu keinginan dari dalam pribadi itu sendiri, tetapi juga ditimbulkan oleh faktor lingkungan.
2. Indikator Motivasi Berwirausaha
Orang-orang yang memilliki motivasi berwirausaha dalam melakukan kegiatannya selalu
didasarkan pada motif yakni dorongan yang dapat menggerakkan jiwa atau moral dan jasmani
yakni perilaku untuk berbuat sesuatu. Indikasinya adalah :
a. Bertanggung jawab atas segala perbuatannya mengaitkan diri pada karir atau hidup
masa depan, tidak menyalahkan orang lain dalam kegagalannya.
b. Berusaha mencari umpan balik atas segala perbuatannya, selalu bersedia mendengarkan
pendapat orang lain untuk masukan- masukan dalam memperbaiki dirinya.
c. Berani mengambil resiko dengan perhitungan matang (menantang dan terwujud) me
lebihi orang lain, ingin menciptakan yang terbaik.
d. Berusaha melakukan sesuatu secara inovatif dan kreatif, banyak gagasan dan mampu
mewujudkan gagasannya dengan baik.
e. Merasa dikejar-kejar waktu, pandai mengatur waktu, yang dapat dikerjakan sekarang
jangan ditunda hari esok.
Indikator motivasi berwirausaha yaitu : suka mengambil resiko yang moderat,
memerlukan umpan balik segera, memperhitungkan keberhasilannya cenderung bertindak kreatif
dan inovatif.
3. Unsur Wirausaha
Menurut Jerry W. Moorman dan James W. Halloran (2006), dalam wirausaha terdapat
beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut saling berhubungan yang tidak lepas dalam kehidupan

12
Justin G. Longenecker, Carlos W. Moore dan J. William Petty, Kewirausahaan-Manajemen Usaha Kecil (Jakarta :
Salemba Empat, 2001),hlm.10-11
sehari- hari.
a. Unsur pengetahuan/ kognitif
Yakni mencirikan tingkat penalaran yang dimiliki oleh seseorang yaitu tingkat
kemampuan berfikir seseorang pada umumnya lebih banyak ditentukan oleh tingkat
pendidikannya, baik pendidikan yang dimiliki, makin tinggi pendidikannya makin luas
pula pengetahuan yang dimilikinya.
b. Unsur sikap mental
Sikap mental yang mencirikan tanggapan atau tingkah laku yang ditunjukkan seseorang
dalam menghadapi situasi tersebut banyak mencirikan sikap mentalnya.
c. Unsur ketrampilan
Unsur ketrampilan seseorang yang banyak diperoleh dari segala latihan pengalaman serta
kerja nyata. Ketrampilan seseorang akan makin tinggi karena ditentukan oleh pengalaman yang
diperoleh dari kerja.
d. Unsur kewaspadaan
Paduan unsur pengetahuan dan sikap mental terhadap sesuatu yang akan datang.
Kewaspadaan adalah pemikiran atau rencana serta tindakan seseorang terhadap sesuatu yang
mungkin akan dialaminya dan unsure kewaspadaan merupakan peranan yang penting dalam
tindakan seseorang.
Adapun motivasi berwirausaha di sini adalah tingkah laku yang berasal dari dalam
diri seseorang yang mengarahkan dirinya mengambil suatu tindakan untuk mencapai
kemajuan baik dalam kekaryaan pemerintah. Motivasi berwirausaha harus benar-benar
dikembangkan agar seseorang memiliki profil seseorang yang seutuhnya.13
4. Macam- macam Wirausaha
Menurut pendapat Sumahawijaya (1995) wirausaha dapat dibagi menjadi tiga
kelompok yaitu sebagai berikut :
a. Wirausaha sebagai seorang manager, mereka yang dapat memajukan usaha dengan
pengetahuan bisnis modern dan memperhitungkan secara efektif.
b. Wirausaha sebagai social engineer yaitu mereka sebagai pengusaha yang berusaha
meningkatkan para kerja melalui karya sos ial dan berhubungan dengan moral dan

13
Jerry W. Moorman dan James W. Halloran, Successful Bussiness Planning (USA : Thomson-South Westrn,
2006),hlm.6.
kebudayaan.
c. Wirausaha sebagai orang yaitu mereka-mereka yang punya keahlian tertentu atau punya
keahlian bidang produksi tertentu .
d. Wiraswsta sebagai bisnis yaitu mereka-mereka yang tekun menganalisa kebutuhan selera
masyarakat dan menimbulkan kebutuhan-kebutuhan baku.
5. Tujuan dan Manfaat Berwirausaha
Menurut Jerry W. Moorman terdapat bebrapa manfaat dalam wirausaha yaitu sebagai
berikut :
a. Peluang mengendalikan nasib anda sendiri
b. Peluang melakukan perubahan
c. Peluang untuk mencapai potensi yang sepenuhnya
d. Peluang untuk meraih keuntungan tampa batas
e. Peluang untuk berperan dalam masyarakat
f. Peluang untuk melakukan sesuatu yang anda sukai dan bersenang-senang dalam
mengarjakannya14
6. Terdapat pula beberapa hal yang menjadi kelemahan wirausaha yaitu :
a. Pendapatan yang tidak pasti
b. resiko kehilangan seluruh investasi
c. Kerja lama dan kerja keras
d. ketagangan mental yang tinggi
e. tanggung jawab penuh
f. Keputusasaan15

D. Program Diklat Kewirausahaan


Program diklat Kewirausahaan merupakan program diklat yang diajarkan kepada semua
siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Secara umum program diklat ini membekali siswa untuk
menjadi wirausahawan yang berarti orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru,
menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru memasarkannya

14
Thomas, Op.cit.,hlm.7-8

15
Ibid.hlm.11-13
serta mengatur permodalan. Namun demikian perlu bagi kita untuk mengetahui lebih mendalam
mengenai apa itu kewirausahaan.
Suparman Sumahamidjaya (1981) Memberi batasan kewirausahaan adalah orang yang
melakukan kegiatan mengorganisasikan faktor-faktor produksi dan memberikan
hasil yang produktif.16
Dari kedua pengertian tersebut diatas maka ada kalimat yang perlu digaris bawahi yakni
kalimat mengorganisasikan faktor-faktor produksi dan memberikan hasil yang produktif kalimat
tersebut diartikan bahwa seorang wirausahawan adalah orang yang mampu memadukan alam, tenaga
kerja, modal serta keahlian, sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang berguna bagi kepentingan
orang banyak.
Hal tersebut nampaknya sama dengan pendapat Shumpeter, yang dikutip oleh Buchari Alma
(1999) bahwa Kewirausahaan adalah orang yang unik berpembawaan, pengambil resiko,
memperkenalkan produk produk inovative dan tehnologi baru kedalam perekonomian. 17 Pendapat
tersebut di atas disamping menekankan pada produktivitas Shumpeter menambah unsur lain yakni
unsur pengambil resiko, hal tersebut sejalan dengan pendapat Savary (1973) yang dikutip oleh
Soehardi Sigit (1980) Kewirausahaan adalah membeli barang dengan harga pasti, meskipun orang itu
belum tahu dengan harga berapakah barang (atau guna ekonomi) itu akan dijual kemudian.
Ada baiknya kita simak pendapat Yean Baptist Say yang dikutip oleh Buchari Alma (1999)
yang pada dasarnya kewirausahaan mengarah kepada keberhasilan dalam menggabungkan antara
produksi, perlengkapan manajemen yang kontinyu dan selain itu juga sebagai penanggung resiko. 18
Mengingat bahwa kewirausahaan yang mempunyai arah kepada keberhasilan dan atas dasar
teori keberhasilan yang dikemukakan oleh Mc. Chelland dalam bukunya The Achieving Society
(1961) yang dikutip oleh Buchari Alma (1999) diantaranya mengatakan bahwa dorongan untuk
mencapai keberhasilan motif yang penting sekali, bukan saja untuk menentukan keberhasilan
seseorang, namun juga keberhasilan suatu bangsa dalam melakukan pembangunan, bahkan dalam
penelitiannya. Berhasil tidaknya suatu bangsa dalam melaksanakan pembangunan tergantung kepada
jumlah penduduknya yang mempunyai motif untuk berhasil. 19

16
Suparman Sumahamidjaya, Wiraswasta: orientasi, konsepsi, dan ikrar: bunga rampai (1981),hlm.157.

17
Buchari Alma. Kewirausahaa ( Bandung : Alfabeta, 1999),hlm.12.

18
Ibid.,hlm.3.

19
Ibid.,hlm.13.
Demikian juga berdasarkan pendapat David Osbourne dan Ted Gaebble (1992) dalam
bukunya yang berjudul "Rainvanting Goverment" yang berarti mewirausahakan birokrasi yang
dikutip oleh Buchari Alma (1999) kaitannya dengan keberhasilan merupakan kebutuhan yang baku
yang ada di dalam diri setiap manusia (need of achievement) maka kewirausahaan mempunyai arti
yang luas tidak hanya pada sektor produksi resiko namun kewirausahaan sangat berhubungan dengan
keberhasilan sebab kewirausahaan juga sangat diperlukan oleh setiap individu jika kita lihat
bagaimana arti dan definisi semulanya, lebihlebih jika kewirausahaan dilihat dari fungsinya bagi
kehidupan manusia.20
Berdasar Silabus garis-Garis Besar Program Pendidikan dan Latihan SMK untuk program
diklat (pelajaran) kewirausahaan dibagi topik sebagai berikut :
1. Kewirausahaan Tingkat I, Alokasi jam 40 dengan topik/sub topik :
a. Hakekat Kewirausahaan (pengertian dan peran kewirausahaan)
b. Karakteristik kewirausahaan
c. Kecerdasan Emosional
d. Prinsip-prinsip Pemotivasian
2. Kewirausahaan Tingkat II, Alokasi jam 40 dengan topik/sub topik :
e. Wawasan Bisnis
f. Analisa Kebutuhan Konsumen
g. Menganalisis Usaha skala kecil
h. Permodalam Usaha
i. Manajemen Pergudangan
j. Harga Pokok
k. Perpajakan
l. Promosi
3. Kewirausahaan Tingkat III, Alokasi jam 40 dengan topik :
m. Proposal Usaha
n. Perijinan Usaha
o. Menyusun laporan keuangan
p. Studi Banding
q. Praktik Membuka Usaha

20
Ibid.,hlm.15.
E. Konsep antara Prestasi Belajar dengan Motivasi Berwirausaha
Seorang wirausaha dituntut untuk berfikir kreatif agar dalam menjalankan usahanya dapat
mencapai kesuksesan yang diharapkan. Dengan alasan tersebut maka Everett E. Hagen (1962)
berpendapat bahwa seorang wirausaha yang mampu berfikir kreatif adalah seseorang yang
memiliki Intelligence and energic, yaitu adalah orang yang memiliki kecerdasan dan energic.
Untuk memiliki kecerdasan seseorang harus memiliki wawasan yang luas karena dengan
wawasan wawasan yang luas tersebut ia dapat mengembangkan pikirannya jauh kedepan dan
penuh inspirasi.21
Selain itu Zimmer juga berpendapat bahwa untuk menciptakan sebuah pikiran yang kreatif
diantaranya adalah dengan banyak belajar dan menghindari sikap malas belajar sebab dalam
setiap situasi seseorang akan selalu mendapat peluang untuk belajar.dengan kata lain seorang
yang memiliki jiwa kewirausahaan adalah orang yang memiliki semangat untuk belajar dengan
adanya semangat untuk belajar maka ia akan bersemangat pula untuk berprestasi.22
Carol Noore mengemukakan factor-faktor yang memicu kewirausahaan diantaranya adalah
factor individu yaitu nilai-nilai pribadi, pendidikan, pengalaman, usia, komitmen dan
ketidakpuasan. Pendapat Carol tersebut menyatakan bahwa factor pendidikan akan
mempengaruhi seorang individu untuk memacu dirinya untuk menjadi seorang wirausaha, sebab
seseorang yang berkepndidikan akan memiliki pribadi yang berwawasan, disiplin dan kreatif.23
Kemudian David C. McClelland juga mengemukakan pendapat yang serupa bahwa
kewirausahaan ditentukan oleh beberapa motif, diantaranya adalah motif berprestasi, optimism,
sikap nilai, dan keberhasilan.24

21
Suryana, kewirausahaan-Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses (Bandung : Salemba Empat,
2006),hlm.43.

22
Ibid.hlm.44.

23
Ibid.hlm.63.

24
Ibid.hlm.62

You might also like