Professional Documents
Culture Documents
f. bahwa . . .
-2-
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (4), Pasal 20, Pasal 27 ayat (1), dan Pasal 28D
ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
MEMUTUSKAN:
Pasal I . . .
-3-
Pasal I
Pasal 26
(3) Wakil . . .
-4-
2. Ketentuan . . .
-5-
Pasal 42
(2) Selain . . .
-6-
Pasal 56
f. tidak . . .
-7-
Pasal 59 . . .
-8-
Pasal 59
a. kabupaten/kota . . .
-9-
b. kesepakatan . . .
- 10 -
Pasal 59A
(2) Verifikasi . . .
- 12 -
7. Ketentuan Pasal 60 ayat (2), ayat (4), dan ayat (5) diubah,
dan di antara ayat (3) dan ayat (4) disisipkan 3 (tiga) ayat,
yakni ayat (3a), ayat (3b), dan ayat (3c), serta ditambah
1 (satu) ayat, yakni ayat (6), sehingga Pasal 60 berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 60
beserta . . .
- 14 -
8. Ketentuan . . .
- 15 -
Pasal 62
9. Ketentuan . . .
- 16 -
Pasal 63
Pasal 64
(3) Dalam . . .
- 18 -
Pasal 75
(9) Jadwal . . .
- 19 -
12. Ketentuan Pasal 107 ayat (2) dan ayat (4) diubah, sehingga
Pasal 107 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 107
(8) Pasangan . . .
- 20 -
13. Di antara ayat (5) dan ayat (6) Pasal 108 disisipkan 1 (satu)
ayat, yakni ayat (5a), sehingga Pasal 108 berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 108
Pasal 115 . . .
- 21 -
Pasal 115
dengan . . .
- 22 -
puluh . . .
- 23 -
15. Ketentuan Pasal 233 ayat (1) dihapus, ayat (2) diubah, dan
ditambah 1 (satu) ayat, yakni ayat (3), sehingga Pasal 233
berbunyi sebagai berikut:
Pasal 233
(1) Dihapus.
(2) Pemungutan suara dalam pemilihan kepala daerah
dan wakil kepala daerah yang masa jabatannya
berakhir pada bulan November 2008 sampai dengan
bulan Juli 2009 diselenggarakan berdasarkan
Undang-Undang ini paling lama pada bulan
Oktober 2008.
(3) Dalam hal terjadi pemilihan kepala daerah putaran
kedua, pemungutan suara diselenggarakan paling
lama pada bulan Desember 2008.
Pasal 235
17. Di . . .
- 24 -
Pasal 236A
Pasal 236B
Pasal 236C
Pasal 239A
Pasal II
Agar . . .
- 25 -
Disahkan di Jakarta
pada tanggal 28 April 2008
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 28 April 2008
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
ANDI MATTALATTA
Wisnu Setiawan
PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2008
TENTANG
PERUBAHAN KEDUA ATAS
UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
I. UMUM
Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah
provinsi dan daerah provinsi dibagi lagi atas daerah kabupaten dan kota, yang
masing-masing sebagai daerah otonom. Sebagai daerah otonom, daerah
provinsi dan kabupaten/kota memiliki pemerintahan daerah yang
melaksanakan fungsi-fungsi pemerintahan daerah, yakni Pemerintah Daerah
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Kepala Daerah adalah Kepala
Pemerintah Daerah baik di daerah provinsi maupun kabupaten/kota, yang
merupakan eksekutif di daerah, sedangkan DPRD baik di daerah provinsi
maupun daerah kabupaten/kota merupakan lembaga legislatif daerah.
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah diterapkan prinsip
demokrasi. Sesuai dengan Pasal 18 ayat (4) UUD 1945, kepala daerah dipilih
secara demokratis. Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, diatur mengenai pemilihan kepala daerah dan wakil
kepala daerah yang dipilih secara langsung oleh rakyat yang diajukan oleh
partai politik atau gabungan partai politik.
Berdasarkan perkembangan hukum dan politik untuk mewujudkan
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang lebih efektif dan akuntabel
sesuai dengan aspirasi masyarakat, pemilihan kepala daerah dan wakil
kepala daerah perlu dilakukan secara lebih terbuka dengan melibatkan
partisipasi masyarakat. Oleh karena itu penyelenggaraan pemilihan kepala
daerah dan wakil kepala daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, perlu dilakukan
perubahan dengan memberikan kesempatan bagi calon perseorangan untuk
ikut serta dalam pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah.
II. PASAL . . .
-2-
Pasal I
Angka 1
Pasal 26
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan instansi vertikal di daerah dalam
huruf b ini adalah perangkat departemen dan/atau
lembaga pemerintah non departemen yang mengurus
urusan pemerintahan yang tidak diserahkan kepada
daerah dalam wilayah tertentu dalam rangka
dekonsentrasi.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6) . . .
-3-
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Angka 2
Pasal 42
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “membentuk” dalam ketentuan
ini adalah termasuk pengajuan Rancangan Perda
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 10
Tahun 2004.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Yang dimaksud dengan ”perjanjian internasional” dalam
ketentuan ini adalah perjanjian antar Pemerintah dengan
pihak luar negeri yang terkait dengan kepentingan
daerah.
Huruf g
Yang dimaksud dengan ”kerja sama internasional” dalam
ketentuan ini adalah kerja sama daerah dengan pihak
luar negeri yang meliputi kerja sama Kabupaten/Kota
”kembar”, kerja sama teknik termasuk bantuan
kemanusiaan, kerja sama penerusan pinjaman/hibah,
kerja sama penyertaan modal dan kerja sama lainnya
sesuai dengan peraturan perundangan.
Huruf h . . .
-4-
Huruf h
Yang dimaksud dengan ”laporan keterangan
pertanggungjawaban” dalam ketentuan ini adalah
laporan yang disampaikan oleh kepala daerah setiap
tahun dalam sidang Paripurna DPRD yang berkaitan
dengan penyelenggaraan tugas otonomi dan tugas
pembantuan.
Huruf i
Dihapus.
Huruf j
Cukup jelas.
Huruf k
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan ”tugas dan wewenang” sebagaimana
yang diatur pada ayat (2) antara lain Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
Angka 3
Pasal 56
Cukup jelas.
Angka 4
Pasal 58
Huruf a
Yang dimaksud dengan “bertakwa” dalam ketentuan ini dalam
arti taat menjalankan kewajiban agamanya.
Huruf b
- Yang dimaksud dengan “setia” dalam ketentuan ini adalah
tidak pernah terlibat gerakan separatis, tidak pernah
melakukan gerakan secara inkonstitusional atau dengan
kekerasan untuk mengubah Dasar Negara serta tidak
pernah melanggar Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
- Yang . . .
-5-
Huruf c
Yang dimaksud dengan “sekolah lanjutan tingkat atas
dan/atau sederajat” dalam ketentuan ini dibuktikan dengan
surat tanda tamat belajar yang dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Ketentuan ini tidak dimaksudkan harus dengan memiliki
Kartu Tanda Penduduk daerah yang bersangkutan.
Huruf i
Cukup jelas.
Huruf j
Cukup jelas.
Huruf k
Cukup jelas.
Huruf l
Dihapus.
Huruf m
Cukup jelas.
Huruf n
Cukup jelas.
Huruf o
Cukup jelas.
Huruf p . . .
-6-
Huruf p
Cukup jelas.
Huruf q
Pengunduran diri dari jabatannya berlaku bagi:
a. kepala daerah yang akan mencalonkan diri atau
dicalonkan menjadi kepala daerah di daerah sendiri atau
di daerah lain;
b. wakil kepala daerah yang akan mencalonkan diri atau
dicalonkan menjadi kepala daerah di daerah sendiri atau
di daerah lain;
c. wakil kepala daerah yang akan mencalonkan diri atau
dicalonkan menjadi wakil kepala daerah di daerah
sendiri atau di daerah lain;
d. bupati atau walikota yang akan mencalonkan diri atau
dicalonkan menjadi gubernur atau wakil gubernur; dan
e. wakil bupati atau wakil walikota yang akan mencalonkan
diri atau dicalonkan menjadi gubernur atau wakil
gubernur.
Angka 5 . . .
-7-
Angka 5
Pasal 59
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “pasangan calon” adalah calon
kepala daerah dan wakil kepala daerah secara
berpasangan sebagai satu kesatuan.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “pasangan calon” adalah calon
kepala daerah dan wakil kepala daerah secara
berpasangan sebagai satu kesatuan.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (2a)
Cukup jelas.
Ayat (2b)
Cukup jelas.
Ayat (2c)
Cukup jelas.
Ayat (2d)
Cukup jelas.
Ayat (2e)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Dihapus.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (4a)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “pimpinan partai politik” adalah
ketua dan sekretaris partai politik atau sebutan pimpinan
lainnya sesuai dengan kewenangan berdasarkan
anggaran . . .
-8-
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
Cukup jelas.
Huruf j
Cukup jelas.
Huruf k
Cukup jelas.
Ayat (5a)
Cukup jelas.
Ayat (5b)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Angka 6 . . .
-9-
Angka 6
Pasal 59A
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “verifikasi” adalah penelitian
keabsahan surat pernyataan dukungan, fotokopi kartu
tanda penduduk atau surat keterangan tanda penduduk,
pembuktian tidak adanya dukungan ganda, tidak adanya
pendukung yang telah meninggal dunia, tidak adanya
pendukung yang sudah tidak lagi menjadi penduduk di
wilayah yang bersangkutan, atau tidak adanya pendukung
yang tidak mempunyai hak pilih.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Hasil verifikasi mencantumkan jumlah dukungan yang
memenuhi persyaratan.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Ayat (8)
Cukup jelas.
Ayat (9)
Cukup jelas.
Ayat (10)
Cukup jelas.
Ayat (11)
Cukup jelas.
Angka 7 . . .
- 10 -
Angka 7
Pasal 60
Cukup jelas.
Angka 8
Pasal 62
Cukup jelas.
Angka 9
Pasal 63
Cukup jelas.
Angka 10
Pasal 64
Cukup jelas.
Angka 11
Pasal 75
Cukup jelas.
Angka 12
Pasal 107
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
- Yang dimaksud dengan peroleh suara yang lebih luas adalah
pasangan calon yang unggul di lebih banyak jumlah
kabupaten/kota untuk calon Gubernur dan wakil Gubernur,
pasangan calon yang unggul di lebih banyak jumlah
kecamatan untuk calon Bupati dan wakil Bupati, Walikota
dan wakil Walikota.
Ayat (4) . . .
- 11 -
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Ayat (8)
Cukup jelas.
Angka 13
Pasal 108
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Calon yang diajukan untuk dipilih oleh DPRD dalam
ketentuan ini harus memenuhi persyaratan yang diatur dalam
Undang-Undang ini.
Ayat (5a)
Yang dimaksud dengan “berhalangan tetap” adalah meninggal
dunia, sakit permanen yang mengakibatkan baik fisik
maupun mental tidak berfungsi secara normal yang
dibuktikan dengan surat keterangan dokter yang berwenang,
dan/atau tidak diketahui keberadaannya.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Angka 14 . . .
- 12 -
Angka 14
Pasal 115
Cukup jelas.
Angka 15
Pasal 233
Ayat (1)
Dihapus.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Angka 16
Pasal 235
Cukup jelas.
Angka 17
Pasal 236A
Cukup jelas.
Pasal 236B
Cukup jelas.
Pasal 236C
Cukup jelas.
Angka 18
Pasal 239A
Cukup jelas.
Pasal II
Cukup jelas.