Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Umur ban dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kondisi jalan,
kecepatan alat, tingkat perawatan alat, kemampuan dan kecakapan
operator. Pada kenyataannya tidak ada satupun konstruksi ban yang dapat
memenuhi kebutuhan mesin dan syarat untuk suatu pekerjaan. Perbedaan
kebutuhan mesin alat-alat pemindahan tanah akan ban telah menghasilkan
rancangan rangka dan bentuk telapak ban yang diproduksi dengan sangat
bervariasi.
2. KONSTRUKSI BAN
Pada dasarnya ada tiga tipe ban yang dibuat dewasa ini : (lihat Gambar 1)
c. radial ply
Ban yang memiliki tipe bias ply mempunyai susunan benang memanjang
dari kawat ke kawat (bead to bead) dengan membentuk sudut miring
memotong garis tengah dari telapak. Lapisan kanpas saling menyilang
dengan sudut yang berlawanan (lihat Gambar 1).
Susunan kanpas pada ban dengan tipe bias belted sama seperti pada tipe
bias ply yaitu, kanpas membentuk sudut miring. Perbedaan antara tipe bias
belted dan bias ply yaitu pada tipe bias belted terdapat sabuk (belt) yang
melilit ban tepat di bawah telapak ban (lihat Gambar 1b). Belt merupakan
lapisan kawat tambahan, terletak antara ply dan tread, berfungsi untuk
membantu meminimalkan deformasi ban, memperkuat tread dan melindungi
ban dari goncangan dan kerusakan.
Ban dengan konstruksi radial ply juga memiliki sabuk (belt) yang melilit ban
tepat di bawah tread. Tetapi, ban tipe radial ply kanpasnya disusun
melingkar dari kawat ke kawat dan menyilang garis tengah ban dengan
membentuk hampir sudut lurus (lihat Gambar 1).
Ukuran ban yang ada sekarang dinyatakan dalam lebar ban dan diameter
velg ban (rim) dengan satuan inci atau mm. Ada tiga sitem penamaan
ukuran ban yang pada umumnya didasarkan pada ukuran lebar ban. Sistem
penamaan ukuran tersebut adalah, wide base tire, standard base dan low
profile tire.
2.4.1. Wide Base Tire
Sebagai contoh ukuran ban untuk sistem standar base tire adalah pada ban
dengan tulisan 24.00-35. Seperti pada wide base tire angka pertama
menunjukkan perkiraan lebar ban (inci) dan angka kedua menunjukkan
perkiraan diameter velg ban (rim, inci). Berdasarkan standar industri, lebar
ban maksimum untuk sistem “standar base tire” adalah 718 mm (28.27 inci).
Sebagai contoh ukuran ban dengan sistem low profile tire adalah ban
dengan tulisan 40 / 65 - 39, dimana angka pertama (40) menunjukkan
perkiraan lebar ban (inci), angka ketiga (39) menunjukkan diameter velg ban
(inci) dan angka kedua (65 tepatnya 0.65) menunjukkan “aspek rasio” ban,
yaitu perbandingan antara tinggi ban (section height) dengan lebar ban
(section width). Jika pada angka-angka di atas terdapat huruf R misalnya
40 / 65 R - 39, maka huruf R tersebut menunjukkan konstruksi ban radial.
Ukuran ban dengan sistem wide base tire mempunyai aspek rasio sekitar
0.83 (83%), sistem standar base tire sekitar 0.95 (95%) dan sistem low
profile sekitar 0.65 (65%).
Karakteristik ban yang berhubungan dengan ukuran ban setelah ban diisi
oleh udara bertekanan untuk kondisi ada beban atau tanpa beban. Ukuran
ban yang digunakan oleh truk jungkit CAT 773B menggunakan sistem
ukuran standar base tire, yaitu 21.00 R 35 untuk konstruksi ban radial ply
Tabel 1. Merek, tipe, pola dan kedalaman telapak ban yang dapat
digunakan oleh truk jungkit CAT 773b
Ban tekanan udara dapat melakukan fungsi ini secara efektif dan efesien,
sehingga secara umum digunakan oleh kendaraan penumpang dan juga
secara meluas digunakan oleh kendaraan di luar jalur jalan umum (off road)
seperti di daerah penambangan.
Ada 3 gaya dan 3 momen yang bekerja pada ban yang berasal dari jalan.
“Tractive effort” atau gaya longitudinal, Fx, merupakan komponen gaya pada
arah sumbu X positif yang merupakan resultan gaya-gaya pada ban yang
disebabkan oleh jalan. Gaya lateral Fy merupakan komponen gaya pada
arah sumbu Y positif dan gaya normal, Fz, merupakan komponen gaya pada
arah sumbu Z positif. Mx adalah momen putar pada sumbu X yang
dihasilkan oleh ban, My adalah momen tahanan gulir pada sumbu Y dan Mz
adalah momen putar pada sumbu Z.
Ada dua sudut utama yang berhubungan dengan perputaran ban yaitu sudut
slip (slip angle) dan sudut miring (camber angle). Sudut slip, a, adalah sudut
yang terbentuk antara arah perputaran atau gerak ban dengan garis
perpotongan antara bidang ban dan permukaan jalan. Sudut miring, g,
adalah sudut yang terbentuk antara bidang XZ dan bidang ban. Gaya lateral
pada bidang kontak antara ban dan jalan merupakan fungsi dari sudut slip
dan sudut miring.
Tahanan gulir ban pada permukaan jalan yang keras disebabkan terutama
oleh adanya defleksi rangka ban pada saat ban berputar. Gesekan antara
ban dan jalan yang disebabkan oleh terjadinya sliding, tahanan udara dalam
ban, dan dampak dari perputaran ban terhadap udara luar juga
mempengaruhi tahanan gulir ban. Tetapi faktor-faktor ini bukanlah yang
utama.
Pada saat ban berputar, rangka ban atau carcass akan mengalami defleksi
di daerah kontak. Akibat dari distorsi ban maka tegangan normal pada
setengah bagian depan bidang kontak lebih tinggi daripada setengah bagian
di belakangnya. Pusat tegangan normal berubah searah dengan perputaran
ban. Perubahan pusat tegangan normal ini menghasilkan momen pada
sumbu putar ban yang disebut sebagai momen putar. Pada ban yang
berputar bebas (free rolling) maka besarnya torsi adalah nol. Oleh karena itu
gaya horisontal pada bidang kontak antara ban dan tanah harus ada untuk
menjaga keseimbangan. Resultan gaya horisontal ini yang umumnya dikenal
sebagai tahanan gulir (rolling resistance). Perbandingan antara tahanan gulir
dan beban normal pada ban disebut koefisien tahanan gulir (Coefficient of
rolling resistance)
Gambar 5. Variasi nilai koefisien tahanan gulir ban “radial” dan “bias” untuk
truk terhadap kecepatan
Gambar 11. Pengaruh diameter ban terhadap tahanan gulir pada kondisi
jalan yang bervariasi
1. Toyo Tire & Rubber Co., Ltd., “Tire Care Handbook for Toyo Off-The-
Road Radial Tires”, Osaka, Japan, 1994.