You are on page 1of 17

MANAJEMEN SISTEM PELATIHAN

Tugas Instructional System Design


Analyze Phase

Disusun oleh:

Nurmahila Agustina (091024006)


Dwi Novitasari (091024011)
Eva Nuri Dayanti (091024019)
Vanny Ghita (091024023)
Zidni Ilman N (091024033)
Anggardian Agatha S(091024039)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2011
1. Analyze
1.1 Analyze Job/Department
Nama institusi : SMP Islam Al-Jabbar
Studi awal :
Sejak didirikannya SMP Islam Al-Jabbar, guru maupun kepala sekolah pernah
mengikuti pelatihan-pelatihan berikut ini.
a. Pelatihan pembuatan web/blog sekolah untuk SMP Negeri dan Swasta yang
diselenggarakan Dinas Pendidikan Kota Surabaya
b. Pelatihan kepemimpinan bagi Kepala Sekolah Swasta yang diselenggarakan
Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS)
c. Pelatihan KTSP untuk guru SMP swasta yang diselenggarakan Universitas Negeri
Surabaya
Hasil dari pelatihan diatas :
a. Dibentuk kepengurusan web/blog sekolah yang terdiri dari guru TIK sebagai
admin dan semua guru mata pelajaran sebagai pengisi materi dalam web/blog
sekolah.
b. Kepala sekolah mampu mengelola waktu secara efisien dan mengelola keuangan
dengan lebih transparan.
c. Guru dalam mengajar dapat menjalankan proses pembelajaran sesuai dengan
KTSP.
Deskripsi institusi :
Terlampir
Indikator :
Berdasarkan Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional
yang dikembangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (2007) ada 9 indikator
RSBI. Indikator tersebut adalah:

Terlampir

Masalah :
Pada tanggal 1-3 Maret 2011 telah dilaksanakan:
a. Wawancara terhadap informan:
 Kepala sekolah = 1 orang
 Guru mata pelajaran = 2 orang
 Siswa = 4 orang
b. Studi pustaka dengan bahan:
 Arsip pelaksanaan dan ketercapaian program kerja dari action plan RSBI
 Arsip pelanggaran tata tertib sekolah
 Absensi kelas
 Absensi sekolah
 Arsip keterangan nilai TOEFL guru
c. Observasi terhadap kondisi lingkungan sekolah
d. Angket 1 terhadap responden 20 siswa kelas VII, 20 siswa kelas VIII, 20 siswa
kelas IX
e. Angket 2 terhadap responden seluruh guru mata pelajaran
sehingga dapat diketahui bahwa:
A. Keterlaksanaan SMP Islam Al-Jabbar sebagai Sekolah Rintisan Bertaraf
Internasional pada saat ini adalah
1. Akreditasi SMP Islam Al-Jabbar telah memperoleh sertifikat akreditasi
predikat A dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN S/M).
2. Kurikulum di SMP Islam Al-Jabbar telah menggunakan KTSP dan sistem
administrasi akademik berbasis TIK di mana setiap saat siswa bisa mengakses
transkripnya masing-masing.
3. Proses pembelajaran di SMP Islam Al-Jabbar telah menggunakan ICT, RPP
yang berbahasa Inggris dan bahan ajar/modul bilingual (Inggris-Indonesia).
4. Penilaian dilakukan oleh guru baik teori maupun praktik.
5. Pendidik/guru telah disertifikasi 17 orang namun rata-rata nilai TOEFL 480.
Dari 49 guru mata pelajaran di SMP Islam Al-Jabbar Surabaya, 43 guru
bergelar S1 dan 6 guru lainnya bergelar S2. Selain itu, 33 guru merupakan
PNS (Pegawai Negeri Sipil) yang juga mengajar di sekolah negeri lainnya dan
11 guru lainnya merupakan fresh graduate dari universitas negeri.
6. Tenaga kependidikan/kepala sekolah bergelar S2, nilai TOEFL 570, telah
mengikuti pelatihan Kepala Sekolah Swasta yang diselenggarakan Badan
Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS).
7. Sarana prasarana di SMP Islam Al-Jabbar telah memenuhi syarat RSBI seperti
ditempatkannya 1 televisi dan 1 komputer online di tiap kelas, 2 komputer
online di perpustakaan, 1 CCTV 1 di tiap ruang kecuali toilet dan UKS serta
dilengkapi dengan ruang multimedia, aula, lapangan futsal/voli, lapangan
basket dan UKS.
8. Pengelolaan telah bersertifikat ISO 9001:2008 dan menjalin hubungan ‘sister
school” dengan:
a. SMP Negeri 6 Surabaya
b. SMP Al Falah, Tropodo, Sidoarjo
c. SMP Negeri 5 Sidoarjo
d. UNESA, Surabaya
Tidak ditemukan siswa yang bermasalah dengan narkoba, rokok, maupun
kekerasan (bullying). Siswa SMP Islam Al-Jabbar hampir tiap tahun meraih
medali tingkat nasional pada kompetisi keagamaan Islam dan 2 kali meraih
medali tingkat propinsi selama 5 tahun terakhir.
9. Pembiayaan sekolah SMP Al-Jabbar mendapat dana dari yayasan dan
mendapat sharing dari beberapa donatur yang merupakan wali murid SMP
Islam Al-Jabbar.
Berdasarkan deskripsi indikator SMP Islam Al-Jabbar tersebut, beberapa hal yang
tidak sesuai dengan indikator penjaminan mutu SBI antara lain:
 SMP Islam Al-Jabbar tidak memiliki sertifikat akreditasi tambahan dari badan
akreditasi sekolah pada salah satu negara anggota OECD dan/atau negara maju
lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.
 Kurikulum SMP Islam Al-Jabbar tidak memenuhi standar isi seperti tertera
pada pedoman penjaminan mutu SBI.
 SMP Islam Al-Jabbar tidak menerapkan standar kelulusan yang lebih tinggi
dari SKL.
 Meskipun bahan ajar/modul yang digunakan merupakan bahan ajar/modul
bilingual (Inggris-Indonesia), namun guru MIPA masih menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam KBM.
 Hanya 12% guru berpendidikan S2.
 Prestasi siswa didominasi pada perlombaan keagamaan dan minim prestasi
akademik dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) seperti terlihat dalam
perolehan medali tingkat nasional pada kompetisi keagamaan Islam tiap
tahunnya dan hanya 2 kali meraih medali tingkat propinsi selama 5 tahun
terakhir. Selain itu, pada tahun 2010, 3 siswa tidak lulus Ujian Nasional.
Maka disimpulkan bahwa SMP Islam Al-Jabbar masih mengedepankan
perlengkapan peralatan dibandingkan peningkatan prestasi akademik siswa.
B. SMP Islam Al-Jabbar pernah mencoba meningkatkan kualitas guru dengan cara:
1. Guru bidang studi dengan didampingi oleh dosen dalam mengajar siswa di
kelas. Hal ini justru menimbulkan konflik antar guru dan dosen disebabkan
guru merasa risih (wibawa turun didepan siswa) dengan kehadiran dosen di
dalam kelas. Solusi yang mungkin diterapkan adalah guru dan dosen
menyusun tujuan kegiatan ini bersama-sama (sebagai bagian dari good
practice sharing – belajar dari pengalaman yang berhasil/baik), membuat
kesepakatan mengenai model and pendekatan yang akan dipakai, kemudian
dapat menentukan spesifikasi kinerja seperti misalnya menyusun jadwal
mengajar dimana masing-masing pihak bergantian mengajar siswa dan proses
remedial dan perbaikan dilakukan setelahnya. Saat guru mengajar, dosen hadir
di kelas sebagai partisipan aktif dan non aktif. Aktif dalam arti dosen bisa
membantu mengelola kelas dengan guru sebagai fasilitator utama dan non
aktif artinya membuat ‘catatan-catatan dan apresiasi’ (untuk itu bisa dibuat
kriteria yang disepakati) akan kegiatan belajar mengajar yang dibawa oleh
guru untuk kemudian diberikan masukan-masukan atau remedial untuk
perbaikan ke depan. Juga akan sangat baik lagi apabila si dosen dapat
langsung mengajar dan guru berperan sebagai partisipan dikelas sehingga guru
dapat langsung menyerap cara pengajaran yang diterapkan.
2. Guru bidang studi mengajar didampingi penterjemah dimana guru
mengajar dalam bahasa Indonesia dan kemudian diterjemahkan ke dalam
bahasa Inggris oleh seorang penterjemah. Model ini sebenarnya berpotensi
kurang efektif, karena dapat menjadikan guru kurang termotivasi untuk
mencoba berbahasa Inggris (meskipun sering salah atau banyak kekurangan)
karena sudah ada yang menterjemahkan. Akibat tergantung terlalu banyak
dengan penterjemah ini siswa juga kurang termotivasi dalam dalam belajar
karena melihat gurunya terus-menerus dibantu penterjemah. Ketidakefektifan
model ini juga dikarenakan waktu yang diperlukan dalam mengajar menjadi
lebih banyak (time consuming) karena menggunakan komunikasi dua arah
yang tidak langsung (non direct two-way of communication).
3. Guru bidang studi dikursuskan di lembaga kursus bahasa Inggris di luar
jam mengajar (untuk peningkatan vocabulary dan perbaikan pronounciation-
nya). Dari hasil pengamatan dan wawancara kepada guru masalah yang timbul
adalah adanya lembaga kursus bahasa yang kurang memahami keperluan
guru/kurikulum, sehingganya misalnya mereka hanya lebih menekankan pada
‘general speaking lesson’ daripada mengarahkan guru untuk mengajar dan
menggunakan istilah-istilah yang banyak dipergunakan dalam mata pelajaran
tertentu secara tepat. Solusi yang dapat diambil adalah mengharuskan lembaga
bahasa Inggris yang akan dipilih agar mengakomodasi keperluan guru dan
kurikulum mata pelajaran secara nyata, agar hasil training atau kursus ini
dapat mencapai atau mendekati tujuan yang diinginkan.
4. Guru didampingi native speakers dalam mengajar. Masalahnya adalah
bagaimana sekolah mendapatkan native speakers yang mengerti terminology
yang banyak digunakan dalam mata pelajaran tertentu. Ini dapat diatasi
dengan membuat/memberikan induksi (induction) kepada native speakers,
seperti pengenalan singkat (brief introduction) mengenai mata pelajaran dan
kurikulum yang mereka akan ajarkan berikut istilah-istilah khusus
(terminology) yang mereka harus pahami. Selain itu yang perlu diantisipasi
adalah kemungkinan guru menjadi ‘minder’ dengan kehadiran native
speakers di dalam kelasnya. Ini harus dijembatani dengan adanya hubungan
kerja yang baik antara guru dan native speakers.
1.2 Compile Task
Berdasar Undang-Undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, ada 4 kompetensi yang harus dimilki oleh seorang guru profesional yaitu
a. Kompetensi Pedagogic

1. Rencana Pembelajaran
2. Pelaksanaan Pembelajaran
3. Evaluasi Pembelajaran
4. Landasan Kependidikan
5. Kebijakan pendidikan
6. Tingkat perkembangan peserta didik
7. Pendekatan pembelajaran
8. Penguasaan kurikulum
b. Kompetensi Kepribadian

1. Sikap terhadap profesi


2. Motivasi
3. Kepribadian
c. Kompetensi Sosial

1. Komunikasi
2. Pemanfaatan teknologi informasi
3. Kemampuan hidup bermasyarakat
4. Pengabdian pada masyarakat
5. Keterlibatan dalam berbagai lembaga kemasyarakatan
d. Kompetensi Profesional

1. Subtansi Keilmuan yang terkait dengan materi ajar yang ada dalam kurikulum
2. Pemahaman terhadap hubungan konsep antar mata pelajaran/materi ajar
3. Penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari
4. Pengetahuan penelitian dan kajian untuk menambah wawasan
5. Memperdalam pengetahuan/materi yang diajarkan.
Sedangkan berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan metode
wawancara, observasi, dan angket, dapat diketahui bahwa guru SMP Islam Al-Jabbar
memiliki kompetensi sebagai berikut.
1. menguasai materi;
2. menggunakan media/sumber belajar;
3. menguasai landasan pendidikan;
4. menilai prestasi belajar;
5. mengenal fungsi dan layanan bimbingan penyuluhan;
6. mengenal administrasi sekolah;
7. memamahami dan menafsirkan hasil pendidikan
Dan tidak memiliki kompetensi sebagai berikut.
1. mengelola interaksi belajar mengajar;
2. mengelola PBM;
3. mengelola kelas;
4. mengajar mata pelajaran berbahasa Inggris untuk guru mata pelajaran kelompok
sains, matematika, dan inti kejuruan;
Winkel (1996, h. 164) mengemukakan bahwa semua siswa dapat mengalami
kemajuan di banyak bidang studi akademik asal menentukan sasaran yang sesuai
dengan taraf kemampuannya dan usaha yang maksimal. Selain itu faktor lain yang
juga berperan penting adalah motivasi belajar siswa yang dipengaruhi oleh unsur guru
dalam kegiatan belajar mengajar.
Selama proses kegiatan belajar mengajar terjadi interaksi antara guru dengan
siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu sendiri.
Menurut Sukmadinata (2003, h. 260), adanya kekakuan dan kekeliruan yang
diperlihatkan guru akan menyebabkan kegelisahan pada siswa, sehingga akhirnya
dapat mengakibatkan kurangnya perhatian, kurangnya penghargaan, dan kurangnya
ketertarikan baik pada pelajaran maupun pada guru bersangkutan. Jika siswa memiliki
pandangan negatif terhadap suatu mata pelajaran, apalagi diiringi dengan kebencian
terhadap guru yang bersangkutan maka akan dapat menimbulkan kesulitan belajar
pada siswa tersebut (Syah, 2006, h. 135).

1.3 Need Analysis


Rendahnya kemampuan berbahasa Inggris guru merupakan masalah yang
cukup kritis. Masalah ini kontras dengan ciri sekolah RSBI yang dilihat dari faktor
intelektual yaitu: Mengembangkan kemampuan komunikasi siswa dengan sekurang-
kurangnya 1 bahasa asing. Bahasa Inggris yang menjadi bahasa pengantar dalam
proses belajar mengajar menjadi tersendat dengan kemampuan berbahasa Inggris
guru. Oleh karena itu, telah disusun tujuan dan manfaat dari peningkatan kemampuan
berbahasa Inggris guru.
a) Jangka pendek:
1. Memiliki kualifikasi akademik minimal S-1
2. Memiliki latar belakang keilmuan sesuai dengan mata pelajaran yang dibina
3. Memiliki sertifikat profesi pendidik sesuai jenjang satuan pendidikan tempat
tugasnya (nasional dan internasional)
4. Memiliki kesanggupan untuk mengembangkan potensi diri secara
berkelanjutan
5. Memiliki kinerja tinggi baik secara individu maupun dalam kelompok
6. Mampu menggunakan media/sumber belajar berbasis teknologi informasi dan
komunikasi dalam proses belajar mengajar
7. Mampu melaksanakan proses belajar mengajar dalam Bahasa Inggris secara
efektif (TOEFL > 500).
b) Jangka panjang:
 kompetensi sesuai SKL yang diperkaya dengan standar kompetensi negara
maju
 kemampuan bersaing dalam berbagai lomba internasional
 kemampuan berkomunikasi dalam Bahasa Inggris
 adaptasi dan kolaborasi internasional
 kemampuan menggunakan TIK
1.4 Performance Measures
Program Pengembangan Pendidikan Guru Bertaraf Internasional bidang MIPA
dinyatakan berhasil jika indikator-indikator berikut ini dapat dicapai.
1. Guru mampu menyediakan minimal dua bahan ajar (hand out) beserta
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam bahasa Inggris untuk guru
MIPA.
2. Guru mampu menyediakan instrumen evaluasi pembelajaran dalam bahasa
Inggris untuk mata pelajaran bidang studi setiap semester.
3. Guru mampu mengampu pembelajaran bidang studi MIPA yang dikuasai
dengan pengantar bahasa Inggris.
4. Terjadinya peningkatan secara signifikan skor rata-rata TOEFL siswa setiap
tahunnya dan pada akhir masa studinya rata-rata skor TOEFL siswa minimal
500.

1.5 Instructional Setting


Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris guru MIPA di SMP Islam Al-
Jabbar, digunakan metode pelatihan ruang kelas. Metode ini merupakan metode
training yang dilakukan di dalam kelas ataupun di area pekerjaan. Metode ruang kelas
adalah kuliah, konferensi, studi kasus, bermain peran dan pengajaran berprogram
(programmed instruction).
1.6 Cost Estimate
Kriteria guru peserta pelatihan:
1. Merupakan guru mata pelajaran kelompok sains, matematika, dan inti kejuruan.
2. Bertanggung jawab terhadap pengembangan prestasi akademik siswa di
sekolahnya.
3. Guru mata pelajaran apa saja, punya kemauan untuk terus belajar & meningkatkan
kualifikasinya
4. Biasa menggunakan komputer, internet & mempunyai alamat email yang masih
aktif
Kriteria tempat pelatihan:
1. Lab komputer atau ruang apa saja dengan komputer dan koneksi internet yang
stabil lebih dari 2Mbps.
2. Jumlah komputer harus sesuai dengan jumlah peserta. Peserta bisa membawa
laptop & modem masing-masing.
Kewajiban sekolah yang menyelenggarakan pelatihan:
 Menyediakan konsumsi selama pelatihan berlangsung (2x snack & 1 x makan
siang).
 Memastikan bahwa tidak ada kendala pada jaringan komputer & internet selama
pelatihan berlangsung
 Biaya pelatihan sebesar Rp. 1.000.000,- yang ditanggung sekolah.
 Guru-guru yang sudah mengikuti pelatihan harus mengajarkan kepada guru-guru
di sekolahnya.
 Melakukan program-program secara spesifik dalam kerangka kurikulum sekolah
untuk memastikan program adopsi ini berjalan dengan baik.
 Mengikuti kompetisi debat bahasa Inggris tingkat lokal (propinsi atau nasional)
dan kompetisi debat tingkat internasional.
Kewajiban penyelenggara pelatihan.
 Penyelenggara menjadwalkan pelatihan sesuai permintaan
 Menugaskan fasilitator narrative speaker untuk mengajar di pelatihan tersebut.
 Menyediakan modul pelatihan
 Menyediakan komunikasi & bimbingan online
 Mensertifikasi peserta pelatihan
Lampiran
Nama institusi : SMP Islam Al-Jabbar
Tipe sekolah : sekolah swasta Islam
Jenjang akreditasi :A
Status : RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional)
Nilai Akreditasi Sekolah : 83,25 (A), tanggal 16 Nopember  2010
Penetapan sebagai RSBI : 18 Nopember 2009
Berdiri : 2003
Lokasi : Jalan Panglima Sudirman No. 21 Kelurahan Embong
Kaliasin Kecamatan Genteng Surabaya
Nama yayasan : Yayasan Al-Hikmah
Pemilik yayasan : Drs. H. Abdurrahman Al-Jabbar, M.Pd
Rentang kelas : VII, VIII, IX
Kurikulum : KTSP
Luas tanah : 2.797 m2
Luas bangunan : 1.564 m2 dengan 3 tingkat
Hari aktif sekolah : Fullday (Senin-Jumat 07.00-16.00)
Nilai masuk terendah 2010 : 27,32
Nilai masuk tertinggi 2010 : 29,78
Visi SMP Islam Al-Jabbar:
Mewujudkan cendekiawan muslim yang berprestasi dan berdaya saing tinggi
serta bertakwa dan berakhlak mulia.
Misi SMP Islam Al-Jabbar:
 Mewujudkan sistem pendidikan imtaq dan iptek
 Melahirkan lulusan berkualitas tinggi ilmu agama dan umum
 Menjadikan SMP Islam Al-Jabbar anggota Sekolah Unggulan
 Sumber Penyebarluasan Pendidikan berkualitas yang dijiwai Islam
Biaya sekolah :
 Uang gedung = Rp 9.000.000,-
 Uang sekolah tiap bulan = Rp 500.000,-
Sarana :
1. Kelas : 15 ruang (masing-masing 8 m x 6 kapasitas ±30)
2. Laboratorium fisika : 1 ruang
3. Laboratorium biologi : 1 ruang
4. Laboratorium bahasa : 1 ruang
5. Laboratorium komputer : 2 ruang (1 ruang 30 komputer)
6. Laboratorium internet : 2 ruang (1 ruang 30 komputer)
7. Laboratorium tata boga : 1 ruang
8. Kantin : 3 ruang
9. Toilet : 8 ruang untuk siswa, 2 ruang untuk guru/tamu
10. Sarana pendukung lainnya:
 Perpustakaan
 Masjid
 Lapangan futsal/voli difungsikan juga sebagai lapangan upacara
 Lapangan basket
 Ruang multimedia
 Ruang serbaguna untuk rapat sekolah dan pembelajaran kapasitas ±100
 Aula untuk rapat anggota komite sekolah dan unjuk seni budaya kapasitas ±500
 UKS (Unit Kesehatan Siswa)
 Ruang BK (Bimbingan Konseling)
 Ruang kepala sekolah, ruang staff, guru dan ruang administrasi
 Ruang Tatib (Tata Tertib)
 Sekretariat OSIS
 Ruang redaksi majalah sekolah
 Ruang pemantau CCTV
 ATM Bersama
 Tempat parkir sepeda/motor, tempat mobil
 Tempat penjaga sekolah
 Taman sekolah
Prasarana :
 Buku-buku mata pelajaran dan penunjang serta CD pembelajaran di perpustakaan
 Peralatan olah raga
 AC : 2 buah di tiap kelas, ruang guru, dan perpustakaan; 4 buah di
ruang serbaguna; 6 buah di aula; 1 buah di tiap laboratorium, ruang kepala
sekolah, UKS, ruang BK, ruang staff, ruang administrasi, ruang tatib, sekretariat
OSIS dan ruang pemantau CCTV
 Komputer online : 1 buah di tiap kelas dan ruang kepala sekolah, 2 buah di
perpustakaan, dan 30 di laboratorium komputer
 Televisi : 1 buah di tiap kelas dan ruang guru
 CCTV : 1 di tiap ruang kecuali toilet dan UKS
 Multimedia presentasi: LCD proyektor, VCD, DVD, sound system
 Mesin foto copy dan printer
 Papan kreasi untuk mading (majalah dinding)
 Peralatan memasak di laboratorium tata boga
 Hotspot
Ekstrakurikuler :
1. Pramuka (khusus kelas VII), Paskriba, PMR
2. Olahraga: basket, futsal, voli
3. Kesenian: drum band, tari, paduan suara
4. Kerohanian Islam: seni baca Al-Quran, Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT)
5. Pencak silat
6. Jurnalistik
7. Karya ilmiah Remaka (KIR)
Struktur organisasi:
 Kepala Sekolah
 Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum
 Wakil Kepala Sekolah bidang kesiswaan
 Wakil Kepala Sekolah bidang sarana prasarana
 Humas
 49 guru mata pelajaran
 3 guru BK (Bimbingan Konseling)
 5 guru TU (Tata Usaha)
 1 petugas UKS (Unit Kesehatan Sekolah)
 2 petugas keamanan
 1 penjaga perpustakaan
 3 petugas kebersihan
Prestasi :
 Juara II tilawatil Quran nasional 2010
 Juara III tari tradisional SMP se-Jawa Timur 2009
 Juara III tilawatil Quran nasional 2009
 Juara I tilawatil Quran nasional 2008
 Juara I lomba debat tingkat Jawa-Bali 2007
 Juara II pencak silat se-Surabaya 2007
 Juara I tilawatil Quran nasional 2007
 Medali perunggu OSN Biologi 2007 di Surabaya
 Juara II olimpiade matematika se-Jawa Timur 2006
 Juara II tilawatil Quran nasional 2006
 Juara III tilawatil Quran nasional 2005
 Juara I tilawatil Quran nasional 2004

Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional yang


dikembangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (2007)

NO OBYEK INDIKATOR KINERJA INDIKATOR KINERJA KUNCI


. PENJAMINAN KUNCI MINIMAL TAMBAHAN
1 Akreditasi Berakreditasi minimal A dari Berakreditasi tambahan dari badan
Badan Akreditasi Nasional - akreditasi sekolah pada salah satu negara
Sekolah dan Madrasah (BAN anggota Organization for Economic
- S/M). Cooperation and Development (OECD)
dan/atau negara maju lainnya yang
mempunyai keunggulan tertentu dalam
bidang pendidikan.
2 Kurikulum Menerapkan Kurikulum Sistem administrasi akademik berbasis
Tingkat Satuan Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(KTSP). (TIK) di mana setiap saat siswa bisa
Menerapkan sistem satuan mengakses transkripnya masing-masing.
kredit semester di
SMA/SMK/MA/MAK.
Memenuhi Standar Isi Muatan mata pelajaran setara atau lebih
tinggi dari muatan pelajaran yang sama
pada sekolah unggul dari salah satu
negara OECD dan/atau negara maju
lainnya yang mempunyai keunggulan
tertentu dalam bidang pendidikan.
Memenuhi Standar Menerapkan standar kelulusan dari
Kompetensi Lulusan sekolah yang lebih tinggi dari Standar
Kompetensi Lulusan.
3 Proses Memenuhi Standar Proses pembelajaran pada semua mata
Pembelajaran Proses pelajaran menjadi teladan bagi
sekolah/madrasah lainnya dalam
pengembangan akhlak mulia, budi pekerti
luhur, kepribadian unggul,
kepemimpinan, jiwa entrepreneural, jiwa
patriot, dan jiwa inovator.
Diperkaya dengan model proses
pembelajaran sekolah unggul dari negara
anggota OECD dan/ atau negara maju
lainnya yang mempunyai keunggulan
tertentu dalam bidang pendidikan.
Menerapkan pembelajaran berbasis TIK
pada semua mata pelajaran.
Pembelajaran mata pelajaran kelompok
sains, matematika, dan inti kejuruan
menggunakan bahasa Inggris, sementara
pembelajaran mata pelajaran
lainnya, kecuali bahasa asing, harus
menggunakan bahasa Indonesia.
Pembelajaran dengan bahasa Inggris
untuk mata pelajaran kelompok sains dan
matematika untuk SD/MI baru dapat
dimulai pada Kelas IV.
4 Penilaian Memenuhi Standar Penilaian Diperkaya dengan model penilaian
sekolah unggul dari negara anggota
OECD dan/atau negara maju lainnya yang
mempunyai keunggulan tertentu
dalam bidang pendidikan.
5 Pendidik Memenuhi Standar Semua guru mampu memfasilitasi
Pendidik pembelajaran berbasis TIK.
Guru mata pelajaran kelompok sains,
matematika, dan inti kejuruan mampu
mengampu pembelajaran berbahasa
Inggris.
Minimal 10% guru berpendidikan S2/S3
dari Perguruan Tinggi yang program
studinya berakreditasi A untuk SD/MI.
Minimal 20% guru berpendidikan S2/S3
dari Perguruan Tinggi yang program
studinya berakreditasi A untuk SMP/MTs.
Minimal 30% guru berpendidikan S2/S3
dari Perguruan Tinggi yang program
studinya berakreditasi A untuk
SMA/SMK/MA/MAK.
6 Tenaga Memenuhi Standar Kepala Sekolah/Madrasah berpendidikan
Kependidikan Tenaga Kependidikan minimal S2 dari Perguruan Tinggi yang
program studinya berakreditasi A dan
telah menempuh pelatihan Kepala
Sekolah/Madrasah dari lembaga pelatihan
kepala sekolah yang diakui oleh
pemerintah.
Kepala Sekolah/Madrasah mampu
berbahasa Inggris secara aktif.
Kepala Sekolah/Madrasah bervisi
internasional, mampu membangun
jejaring internasional, memiliki
kompetensi manajerial, serta jiwa
kepemimpinan dan entrepreneural yang
kuat.
7 Sarana dan Memenuhi Standar Setiap ruang kelas dilengkapi dengan
Prasarana Sarana dan Prasarana sarana pembelajaran berbasis TIK.
Perpustakaan dilengkapi dengan sarana
digital yang memberikan akses ke sumber
pembelajaran berbasis TIK di seluruh
dunia.
Dilengkapi dengan ruang multi media,
ruang unjuk seni budaya, fasilitas olah
raga, klinik, dan lain sebagainya.
8 Pengelolaan Memenuhi Standar Meraih sertifikat ISO 9001 versi 2000
Pengelolaan atau sesudahnya dan ISO 14000.
Merupakan sekolah/madrasah multi-
kultural.
Menjalin hubungan “sister school”
dengan sekolah bertaraf internasional di
luar negeri.
Bebas narkoba dan rokok.
Bebas kekerasan (bullying).
Menerapkan prinsip kesetaraan gender
dalam segala aspek pengelolaan sekolah.
Meraih medali tingkat internasional pada
berbagai kompetisi sains, matematika,
teknologi, seni, dan olah raga.
9 Pembiayaan Memenuhi Standar Menerapkan model pembiayaan yang
Pembiayaan efisien untuk mencapai berbagai target
Indikator Kunci Tambahan.

You might also like