You are on page 1of 3

Hukum Perdata : domisili/tempat tinggal

1. Pengertian domisili

Domisili adalah terjemahan dari domicile atau woonplaats yang artinya tempat tinggal.
Menurut sri soedewi Masjchoen sofwan domisili atau tempat kediaman itu adalah

“tempat di mana seseorang dianggap hadir mengenai hal melakukan hak-haknya dan
memenuhi kewajibannya juga meskipun kenyataannya dia tidak di situ”

Menurut kitab Undang-Undang Hukum Perdata tempat kediaman itu seringkali ialah
rumahnya, kadang-kadang kotanya. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa setiap
orang dianggap selalu mempunyai tempat tinggal di mana ia sehari-harinya melakukan
kegiatannya atau di mana ia berkediaman pokok. Kadang-kadang menetapkan tempat
kediaman seseorang itu sulit, karena selalu berpindah-pindah (banyak rumahnya). Untuk
memudahkan hal tersebut dibedakan antara tempat kediaman hokum (secara yuridis) dan
tempat kediaman yang sesungguhnya.

Tempat kediaman hokum adalah:

“Tempat dimana seseorang dianggap selalu hadir berhubungan dengan hal melakukan
hak-haknya serta kewajiban-kewajibannya, meskipun sesungguhnya mungkin ia
bertempat tinggal di lain tempat.

Menurut Pasal 77, Pasal 1393; 2 KUHPerdata tempat tinggal itu adalah “tempat tinggal
dimana sesyatu perbuatan hokum harus dilakukan”.

Bagi orang yang tidak mempunyai tempat kediaman tertentu,maka tenpat tinggal
dianggap di mana ia sungguh-sungguh berada.

2. Macam domisili
a. Tempat tinggal sesungguhnya yaitu tenpat yang bertalian dengan hak-hak melakukan
wewenang seumumnya. Tempat tinggal sesungguhnya dibedakan antara:

• Tempat tinggal sukarela/bebas yang tidak terikat/tergantung hubungannya dengan orang


lain.
• Tempat tinggal yang wajib/tidak bebas yaitu yang ditentukan oleh hubungan yang ada
antara seseorang dengan orang lain.

Misalnya: tempat tinggal suami istri, tempat tinggal anak yang belum dewasa di rumah
orang tuanya, orang di bawah pengampuan di tempat curatornya.

b. Tempat tinggal yang dipilih, yaitu tempat tinggal yang berhubungan dengan hal-hal
melakukan perbuatan hokum tertentu saja. Tempat tinggal yang dipilih ini untuk memudahkan
pihak lain atau untuk kepentingan pihak yang memilih tempat tinggal tersebut.

Tempat tinggal yang dipilih ada dua macam yaitu:

• Tempat kediaman yang dipilih atas dasar undang-undang misalnya dalam hokum acara
dalam menentukan waktu eksekusi dari vonis.
• Tempat kediaman yang dipilih secara bebas misalnya dalam melakukan pembayaran
memilih kantor notaries (menurut sri soedewi M. Sofwan).

Menurut subekti ada juga yang disebut “rumah kematian” atau “domisili penghabisan”, yaitu
rumah di mana seseorang meninggal dunia.

Rumah penghabisan ini mempunyai arti penting untuk:

• Menentukan hokum waris yang harus diterapkan


• Untuk menentukan kewenagan mengadili kalau ada gugatan

Tempat kediaman untuk Badan Hukum disebut tempat kedudukan badan hokum ialah
tempat dimana pengurusnya menetap

Menurut KUHPerdata domisili/tempat tinggal itu ada dua jenis, yaitu:

1. Tempat tinggal umum terdiri dari:

• Tempat tinggal sukarela atau bebas:

Pasal 17 KUHperdata menyatakan bahwa setiap orang dianggap mempunyai


tempat tinggal di mana ia menempatkan kediaman utamanya. Dalam hal
seseorang tidak mempunyai tempat kediaman utama maka tempat tinggal dimana
ia benar-benar berdiam adalah tempat tinggal nya.
• Tempat tinggal yang bergantung pada orang lain, misalnya:

-wanita bersuami mengikuti suaminya

-anak di bawah umur mengikuti tempat tinggal orang tuanya/walinya

-orang dewasa yang ada di bawah pengampuan mengikuti curatornya

-pekerja /buruh mengikuti tempat tinggal majikannya

1. Tempat tinggal khusus atau yang dipilih menurut pasal 24 KUHperdata ada dua macam,
yaitu:

• Tempat tinggal yang terpaksa dipilih ditentukan undang-undang (pasal


106:2 KUHPerdata)
• Tempat tinggal yang dipilih secara sukarela harus dilakukan secara tertulis
artinya harus dengan akta (pasal 24:1 KUHPerdata), bila ia pindah maka untuk
tindakan hokum yang dilakukannya ia tetap bertempat tinggal di tempat yang
lama.

1. Arti pentingnya domisili untuk seseorang

Domisili itu penting untuk seseorang dalam hal sebagai berikut:

• Untuk menentukan atau menunjukan suatu tempat di mana berbagai


perbuatan hokum harus dilakukan, misalnya mengajukan gugatan, pengadilan
mana yang berwenang mengadili (menurut sri soedewi sofwan)
• Untuk mengetahui dengan siapakah seseorang itu melakukan hubungan
hokum serta apa yang menjadi hak dan kewajiban masing-masing (ridwan
syahrani)
• Untuk membatasi kewenangan berhak seseorang.

http://kuliahade.wordpress.com/2010/03/27/hukum-perdata-domisilitempat-tinggal/

diakses pada senin, 7 maret 2011 jam 13.00 wita

You might also like