You are on page 1of 12

Ê Ê

   



‘ Ê  
Air adalah materi esensial didalam kehidupan dan merupakan substansi kimia
dengan rumus kimia H2 O. Air bersifat tidak berwarna dan tidak berasa dan tidak
berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1bar) dan temperature
273,15 K (0oC). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki
kemempuan untuk melarutkan bahan zat kimia lainnya, seperti garam, gula asam dan
banyak macam molekul bahan organik.
Sumber-sumber air yang ada di bumi ini antara lain adalah air laut, air atmosfer, air
permukaan dan air tanah. Manusia dan makhluk hidup lainnya yang tidak hidup
didalam air, senantiasa mencari tempat tinggal yang berdekatan dengan air agar mudah
untuk memperoleh air demi kebutuhan hidupnya. Selain itu pemenuhuan kebutuhan air
bersih dapat tercukupi sehingga mereka hidup dengan sehat dan tidak terkena berbagai
penyakit.
Untuk memenuhi kebutuhannya tersebut banyak masyarakat diantaranya membuat
sumur artesis (sumur bor) yang letaknya kurang lebih 100-300 meter didalam tanah.
Dalam proses pengambilannya harus menggunakan bor dan memasukan pipa
kedalammya, sehigga dalam suatu kedalaman 100-300 meter akan didapatkan suatu
lapisan air.
Masalah yang sering dihadapi dalam pengolahan air artesis adalah kesadahan. Hal
ini dapat terjadi dikarenakan air artesis dalam proses pengambilannya melewati
berbagai lapisan tanah diantaranya adalah tanah kapur yang mengandung Ca dan Mg.
Air sadah yang telah melewati batas maksimum (<500 mg/l), dapat menyebabkan
beberapa masalah kesehatan. Untuk mengurangi kesadahan tersebut dapat digunakan
suatu cara atau metode pengolahannya yaitu dengan filtrasi (penyaringan).
Salah satu metode penyaringan ialah Active Carbon Filter, dengan filter ini maka
bahan-bahan organik seperti bau, warna, rasa bahan pencuci klorin, bahan kimia dan
triklorometana akan terabsorb oleh carbon aktif ini sehingga kualitas air akan lebih
baik dengan catatan masih dalam ambang batas air bersih. Karbon yang berongga
menyebabkan partikel-partikel masuk dalam celah-celahnya sehingga hanya air dan

c
ion-ion yang sangat renik yang melewati filter. Bahan media karbon biasanya berasal
dari arang batok kelapa atau batu bara.
Zat organik yang dapat diserap karbon disebut juga sebagai KMnO4 dalam analisa
air. KMnO4 ini berasal dari aktivitas mikroorganisme seperti algae, dan jasad renik
lainnya. Aktivitas organik yang melibatkan oksigen bersifat korosif sehingga merusak
peralatan-peralatan dari logam. Karbon aktif adalah merupakan salah satu cara untuk
menanggulangi keadaan ini selain koagulasi dengan Al2 (SO4), sidementasi dan
khlorinasi.

Ê
‘    
Mendeskripsikan prosentase penurunan kesadahan air setelah diberi filter karbon
aktif.


‘ £    
Sebagai masukan informasi tentang karbon aktif sebagai media filtrasi untuk
menurunkan tingkat kesadahan.

×
Ê Ê
£Ê   




‘    
Karbon aktif adalah material yang berbentuk butiran (granular) atau bubuk yang
berasal dari material yang mengandung karbon misalnya À À     
.
Dengan pengolahan tertentu (tekanan tinggi), dapat diperoleh karbon aktif yang
memiliki permukaan dalam yang luas (Proses aktivasi). Untuk proses air minum sering
dipakai karbon aktif dalam bentuk butir atau bubuk dalam filter adsorpsi (filter
³conditioning´).

À   À

Sifat adsorpsi yang tinggi dari karbon aktif bisa dimanfaatkan untuk proses filter
³conditioning´, atau filter dengan media pembantu. Selain itu karbon aktif juga
dimanfaatkan sebagai media filter pada filter media tunggal atau filter media ganda.
Permukaan dalam partikel karbon aktif yang luas sering dimanfaatkan sebagai media
pelekat/penahan mikroorganisme di dalam filter yang bekerja secara biologis.
Secara umum karbon/arang aktif biasanya dibuat dari arang tempurung dengan
pemanasan pada suhu 600-2000°C pada tekanan tinggi. Pada kondisi ini akan terbentuk
rekahan-rekahan (rongga) sangat halus dengan jumlah yang sangat banyak, sehingga
luas permukaan arang tersebut menjadi besar. 1gram karbon aktif, pada umumnya
memiliki luas permukaan seluas 500-1500m2, sehingga sangat efektif dalam menangkap
partikel-partikel yang sangat halus berukuran 0.01-0.0000001 mm. Karbon aktif bersifat
sangat aktif dan akan menyerap apa saja yang kontak dengan karbon tersebut, baik di

Ô
air maupun di udara. Apabila dibiarkan di udara terbuka, maka dengan segera akan
menyerap debu halus yang terkandung diudara (polusi). Dalam waktu 60 jam biasanya
karbon aktif tersebut manjadi jenuh dan tidak aktif lagi. Oleh karena itu biasanya arang
aktif di kemas dalam kemasan yang kedap udara.
Jerapan adalah suatu proses dimana suatu partikel ³menempel´ pada suatu
permukaan akibat dari adanya ³perbedaan´ muatan lemah diantara kedua benda (gaya
Van der Waals), sehingga akhirnya akan terbentuk suatu lapisan tipis partikel-pertikel
halus pada permukaan tersebut. Permukaan karbon yang mampu menarik molekul
organik misalnya merupakan salah satu contoh mekanisme jerapan, begitu juga yang
terjadi pada antar muka air-udara, yaitu mekanisme yang terjadi pada suatu protein
skimmer. Molekul organik bersifat polar sehingga salah satu ujungnya akan cenderung
tertarik pada air (disebut sebagai hidrofilik/suka air) sedangkan ujung yang lain bersifat
hidrofobik (benci air). Permukaan molekul aktif seperti ini akan tertarik pada
antarmuka air-gas pada permukaan gelembung udara, sehingga molekul-molekul
tersebut akan membentuk suatu lapisan tipis disana dan membentuk buih/busa. Dalam
suatu protein skimmer; ketika gelembung udara meninggalkan air menuju tampungan
busa, gelembung udara tersebut akan kolaps sehingga pada akhirnya bahan-bahan
organik akan tertinggal pada tampungan busa.
Absorpsi merupakan suatu proses dimana suatu partikel terperangkap kedalam
struktur suatu media dan seolah-olah menjadi bagian dari keseluruhan media tersebut.
Proses ini dijumpai terutama dalam media karbon aktif. Karbon aktif memiliki ruang
pori sangat banyak dengan ukuran tertentu. Pori-pori ini dapat menangkap partikel-
partikel sangat halus (molekul) dan menjebaknya disana. Dengan berjalannya waktu
pori-pori ini pada akhirnya akan jenuh dengan partikel-partikel sangat halus sehingga
tidak akan berfungsi lagi. Sampai tahap tertentu beberapa jenis arang aktif dapat di
reaktivasi kembali, meskipun demikian tidak jarang yang disarankan untuk sekali
pakai. Reaktifasi karbon aktif sangat tergantung dari metode aktifasi sebelumnya, oleh
karena itu perlu diperhatikan keterangan pada kemasan produk tersebut.
Besi dan mangan akan benar-benar tertahan pada karbon aktif dengan syarat telah
mengalami oksidasi secara sempurna (oleh ozon atau permanganat), sebelum air masuk
ke dalam filter karbon aktif. Selain itu bau dan rasa yang tidak enak pada air dapat
dihilangkan pula. Proses ini mahal.

-
Penyerapan menggunakan karbon aktif adalah efektif untuk menghilangkan zat
organik yang menyebabkan perubahan warna. Pencemar organik ditarik oleh karbon
aktif dan melekat pada permukaannya dengan kombinasi dari daya fisik kompeks dan
reaksi kimia. Karbon aktif memiliki jaringan pouros (berlubang) yang sangat luas yang
berubah-ubah bentuknya untuk menerima molekul pengotor baik besar maupun kecil.
Karbon aktif tersedia dalam bentuk bubuk dan butiran-butiran kecil. Tapi, karbon
aktif bubuk (PAC) lebih mudah digunakan dalam pengolahan air dengan sistem
pembubuhan yang sederhana.

Ê
‘      
Penyerapan karbon aktif bubuk ( Powder activated carbon, PAC ) dapat digunakan
pada instalasi pengolahan di hampir seluruh tempat / titik pembubuhan, sebelum
penyaringan. Tapi pokok-pokok berikut harus dipertimbangkan untuk memilih tempat
pembubuhan:
1.‘ Waktu kontak karbon aktif dengan zat organik sangat penting dan
tergantung pada kekampuan karbon aktif untuk berada dalam larutan,
paling tidak waktu kontak selama 15 menit harus dilakukan.
2.‘ Permukaan partikel karbon aktif akan kehilangan kapasitas penyerapan bila
terlapisi dengan koagulan atau bahan kimia lainnya untuk pengolahan air.
3.‘ Karbon aktif akan menyerap klor (1 mg/l karbon aktif bubuk dapat
menyerap klor sebesar 0,2 ± 0,25 mg/l Cl2).


‘   
Serbuk Silika diperoleh dari proses penggilingan pasir silika sampai mencapai
kehalusan tertentu (ukuran partikel rata-rata 70 .m). Pasir silika tersebut mengandung
silika dioksida dalam silica fume (lebihi dari 90%). Oleh karena itu dilakukan
serangkaian penelitian untuk mengetahui sampai sejauh mana serbuk silika dapat
menggantikan semen. Selain itu juga untuk mengetahui sampai sejauh mana manfaat
penambahan serbuk silika dalam campuran beton.
Dari hasil-hasil penelitian yang telah diperoleh ternyata serbuk silika dapat dipakai
sebagai bahan tambahan dalam campuran beton untuk meningkatkan kekuatan.
Penambahan serbuk silika sebanyak 30% dapat meningkatkan kekuatan tekan sampai
40%,kekuatan tarik 20% dan kekuatan lentur 4%. Disamping itu beton dengan

ë
tambahan serbuk silika 10-40% yang dipanaskan pada temperatur 100 derajat Celcius
dan 150 derajat celcius masih menunjukkan kekuatan tekan yang cenderung
meningkat.

À    À 

·
Ê Ê
£   



‘   Ê  
1.‘ Karbon aktif
2.‘ Serbuk silika
3.‘ Tepung sagu (secukupnya)
4.‘ Timbangan
5.‘ Alat 
6.‘ Alat kompaksi
7.‘ Oven

Ê
‘      
1.‘ Proses £
a.‘ Untuk perbandingan massa 70:30, sebanyak 35 gram karbon aktif dicampur
dengan 15 gram serbuk silika. Sedangkan untuk perbandingan massa 60:40,
sebanyak 30 gram karbon aktif dicampur dengan 20 gram serbuk silika
b.‘ £selama 90 menit.
2.‘ Proses Kompaksi dan Pemanasan
a.‘ Bahan yang sudah di-  dicampur dengan tepung sagu secukupnya
agar mudah untuk dikompaksi.
b.‘ Cetak bahan menggunakan alat kompaksi.
c.‘ Bahan yang telah melalui proses kompaksi di- selama 10 menit dengan
suhu 100 OC.
3.‘ Proses Pemurnian Air
a.‘ Briket karbon-silika yang telah jadi digunakan untuk melakukan proses
pemurnian air. Air kotor sebanyak 240 mL dimasukkan bersamaan dengan
briket dan didiamkan selama satu minggu.
b.‘ Sampel dibuat menjadi tiga, yaitu dengan menggunakan briket tanpa
campuran silika, briket karbon-silika 70:30, dan briket 60:40.
c.‘ Membuat satu sampel tanpa briket sebagai pembanding.

½
Ê Ê!
    



‘  "     Ê   "  

(a) (b)
À    À    À À      
À 

Setelah pengamatan selama 1 minggu:


À  
     









Ê
‘  "     Ê   # $%&'%

(a) (b)
À    À    À À      
À 

Setelah pengamatan selama 1 minggu:

À 
     


‘  "     Ê   # (%&)%

(a) (b)
À    À    À À      À 


Setelah pengamatan selama 1 minggu:

(a)

(b)
À 
     


‘  " 

(a)

(b) (c)

À  

À  À !

À     

c
Apabila diamati dengan seksama, sampel dengan briket karbon-silika 60:40 terlihat
paling jernih. Komposisi silika pada briket tersebut memang paling banyak
dibandingkan dengan briket yang lain. Kotoran yang ada pada air terlihat menempel
pada briket. Terbukti briket-briket ini mampu melakukan pemurnian air, walaupun
belum maksimal.

cc
Ê Ê!




‘  " 
Masalah yang sering dihadapi dalam pengolahan air artesis adalah kesadahan. Hal
ini dapat terjadi dikarenakan air artesis dalam proses pengambilannya melewati
berbagai lapisan tanah diantaranya adalah tanah kapur yang mengandung Ca dan Mg.
Salah satu metode penyaringan ialah Active Carbon Filter, dengan filter ini maka
bahan-bahan organik seperti bau, warna, rasa bahan pencuci klorin, bahan kimia dan
triklorometana akan terabsorb oleh carbon aktif ini sehingga kualitas air akan lebih
baik dengan catatan masih dalam ambang batas air bersih.
Penambahan serbuk silika terbukti dapat meningkatkan performa briket dalam
pemurnian air. Terbukti dari hasil penelitian yang telah kami lakukan. Briket dengan
komposisi silika yang paling banyak, nyatanya mampu menghasilkan air yang paling
jernih diantara briket-briket lainnya.

Ê
‘  
Penelitian yang telah kami lakukan mungkin belum maksimal sehingga hasil air
yang telah dijernihkan belum terlihat bening. Namun bau yang ada pada air ternyata
telah hilang. Semoga penelitian yang telah kami lakukan dapat menjadi lebih baik lagi
dengan saran pembaca.

You might also like