You are on page 1of 12

MEKANISME KOPING

Pengertian

Mekanisme koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah,
menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang mengancam (Keliat,
1999).

Sedangkan menurut Lazarus (1985), koping adalah perubahan kognitif dan perilaku secara
konstan dalam upaya untuk mengatasi tuntutan internal dan atau eksternal khusus yang
melelahkan atau melebihi sumber individu.

Berdasarkan kedua definisi maka yang dimaksud mekanisme koping adalah cara yang digunakan
individu dalam menyelesaikan masalah, mengatasi perubahan yang terjadi dan situasi yang
mengancam baik secara kognitif maupun perilaku.

Penggolongan Mekanisme Koping

Mekanisme koping berdasarkan penggolongannya dibagi menjadi 2 (dua) (Stuart dan Sundeen,
1995) yaitu :

1. Mekanisme koping adiptif

adalah mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan mencapai
tujuan. Kategorinya adalah berbicara dengan orang lain, memecahkan masalah secara efektif,
teknik relaksasi, latihan seimbang dan aktivitas konstruktif.

2. Mekanisme koping maladaptif

Adalah mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah pertumbuhan,


menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan.
Kategorinya adalah makan berlebihan / tidak makan, bekerja berlebihan, menghindar.

Koping dapat dikaji melalui berbagai aspek, salah satunya adalah aspek psikososial (Lazarus dan
Folkman, 1985; Stuart dan Sundeen, 1995; Townsend, 1996; Herawati, 1999; Keliat, 1999) yaitu
:

A. Reaksi Orientasi Tugas


Berorientasi terhadap tindakan untuk memenuhi tuntutan dari situasi stress secara realistis, dapat
berupa konstruktif atau destruktif. Misal :
Perilaku menyerang (agresif) biasanya untuk menghilangkan atau mengatasi rintangan untuk
memuaskan kebutuhan.
Perilaku menarik diri digunakan untuk menghilangkan sumber-sumber ancaman baik secara fisik
atau psikologis.
Perilaku kompromi digunakan untuk merubah cara melakukan, merubah tujuan atau memuaskan
aspek kebutuhan pribadi seseorang.
B. Mekanisme pertahanan ego, yang sering disebut sebagai mekanisme pertahanan mental.
Adapun mekanisme pertahanan ego adalah sebagai berikut :

Kompensasi
Proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri dengan secara tegas menonjolkan
keistimewaan/kelebihan yang dimilikinya.

Penyangkalan (denial)
Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari realitas tersebut. Mekanisme
pertahanan ini adalah paling sederhana dan primitif.

Pemindahan (displacement)
Pengalihan emosi yang semula ditujukan pada seseorang/benda lain yang biasanya netral atau
lebih sedikit mengancam dirinya.

Disosiasi
Pemisahan suatu kelompok proses mental atau perilaku dari kesadaran atau identitasnya.

Identifikasi (identification)
Proses dimana seseorang untuk menjadi seseorang yang ia kagumi berupaya dengan
mengambil/menirukan pikiran-pikiran, perilaku dan selera orang tersebut.

Intelektualisasi (intelectualization)
Pengguna logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari pengalaman yang mengganggu
perasaannya.

Introjeksi (Introjection)
Suatu jenis identifikasi yang kuat dimana seseorang mengambil dan melebur nilai-nilai dan
kualitas seseorang atau suatu kelompok ke dalam struktur egonya sendiri, merupakan hati nurani.

Isolasi
Pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran yang mengganggu dapat bersifat sementara atau
berjangka lama.

Proyeksi
Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang lain terutama keinginan,
perasaan emosional dan motivasi yang tidak dapat ditoleransi.

Rasionalisasi
Mengemukakan penjelasan yang tampak logis dan dapat diterima masyarakat untuk
menghalalkan/membenarkan impuls, perasaan, perilaku, dan motif yang tidak dapat diterima.

Reaksi formasi
Pengembangan sikap dan pola perilaku yang ia sadari, yang bertentangan dengan apa yang
sebenarnya ia rasakan atau ingin lakukan.

Regresi
Kemunduran akibat stres terhadap perilaku dan merupakan ciri khas dari suatu taraf
perkembangan yang lebih dini

Represi
Pengesampingan secara tidak sadar tentang pikiran, impuls atau ingatan yang menyakitkan atau
bertentangan, dari kesadaran seseorang; merupakan pertahanan ego yang primer yang cenderung
diperkuat oleh mekanisme lain.

Pemisahan (splitting)
Sikap mengelompokkan orang / keadaan hanya sebagai semuanya baik atau semuanya buruk;
kegagalan untuk memadukan nilai-nilai positif dan negatif di dalam diri sendiri.

Sublimasi
Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat untuk suatu dorongan
yang mengalami halangan dalam penyalurannya secara normal.

Supresi
Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan tetapi sebetulnya merupakan
analog represi yang disadari; pengesampingan yang disengaja tentang suatu bahan dari kesadaran
seseorang; kadang-kadang dapat mengarah pada represi yang berikutnya.

Undoing
Tindakan/ perilaku atau komunikasi yang menghapuskan sebagian dari tindakan/ perilaku atau
komunikasi sebelumnya; merupakan mekanisme pertahanan primitif.

Daftar Pustaka

Herawani, N. (1999). Mekanisme koping. (makalah). Fakultas Ilmu Keperawatan UI. Tidak
dipublikasikan.

Keliat, B.A. (1999). Penatalaksanaan stres. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran: EGC.

Lazarus, S.R. dan Folkman, S. (1985). Stress appraisal and coping. New York: Publishing
Company.

Stuart, G.W., and Sundeen, S.J. (1995). Principles and practice of psychiatric nursing. Sixth
edition. St. Louis : Mosby Year Book.

Townsend, M.C. (1996). Psychiatric mental health nursing: concepts of care. Second edition.
Philadelphia: F.A. Davis Company.
Mengenal Mekanisme Pertahanan Diri

Sebagian dari cara individu mereduksi perasaan tertekan, kecemasan, stress atau pun konflik
adalah dengan melakukan mekanisme pertahanan diri baik yang ia lakukan secara sadar atau pun
tidak. Hal ini sesuai dengan pendapat dikemukakan oleh Freud sebagai berikut : Such defense
mechanisms are put into operation whenever anxiety signals a danger that the original
unacceptable impulses may reemerge (Microsoft Encarta Encyclopedia 2002)

Freud menggunakan istilah mekanisme pertahanan diri (defence mechanism) untuk


menunjukkan proses tak sadar yang melindungi si individu dari kecemasan melalui
pemutarbalikan kenyataan. Pada dasarnya strategi-strategi ini tidak mengubah kondisi objektif
bahaya dan hanya mengubah cara individu mempersepsi atau memikirkan masalah itu. Jadi,
mekanisme pertahanan diri melibatkan unsur penipuan diri.

Istilah mekanisme bukan merupakan istilah yang paling tepat karena menyangkut semacam
peralatan mekanik. Istilah tersebut mungkin karena Freud banyak dipengaruhi oleh
kecenderungan abad ke-19 yang memandang manusia sebagai mesin yang rumit. Sebenarnya,
kita akan membicarakan strategi yang dipelajari individu untuk meminimalkan kecemasan dalam
situasi yang tidak dapat mereka tanggulangi secara efektif. Tetapi karena “mekanisme
pertahanan diri” masih merupakan istilah terapan yang paling umum maka istilah ini masih akan
tetap digunakan.

Berikut ini beberapa mekanisme pertahanan diri yang biasa terjadi dan dilakukan oleh sebagian
besar individu, terutama para remaja yang sedang mengalami pergulatan yang dasyat dalam
perkembangannya ke arah kedewasaan. Dari mekanisme pertahanan diri berikut, diantaranya
dikemukakan oleh Freud, tetapi beberapa yang lain merupakan hasil pengembangan ahli
psikoanalisis lainnya.

Represi

Represi didefinisikan sebagai upaya individu untuk menyingkirkan frustrasi, konflik batin,
mimpi buruk, krisis keuangan dan sejenisnya yang menimbulkan kecemasan. Bila represi terjadi,
hal-hal yang mencemaskan itu tidak akan memasuki kesadaran walaupun masih tetap ada
pengaruhnya terhadap perilaku. Jenis-jenis amnesia tertentu dapat dipandang sebagai bukti akan
adanya represi. Tetapi represi juga dapat terjadi dalam situasi yang tidak terlalu menekan. Bahwa
individu merepresikan mimpinya, karena mereka membuat keinginan tidak sadar yang
menimbulkan kecemasan dalam dirinya. Sudah menjadi umum banyak individu pada dasarnya
menekankan aspek positif dari kehidupannya. Beberapa bukti, misalnya:

individu cenderung untuk tidak berlama-lama untuk mengenali sesuatu yang tidak
menyenangkan, dibandingkan dengan hal-hal yang menyenangkan,

berusaha sedapat mungkin untuk tidak melihat gambar kejadian yang menyesakkan dada,
lebih sering mengkomunikasikan berita baik daripada berita buruk,

lebih mudah mengingat hal-hal positif daripada yang negatif,

lebih sering menekankan pada kejadian yang membahagiakan dan enggan menekankan yang
tidak membahagiakan.

Supresi

Supresi merupakan suatu proses pengendalian diri yang terang-terangan ditujukan menjaga agar
impuls-impuls dan dorongan-dorongan yang ada tetap terjaga (mungkin dengan cara menahan
perasaan itu secara pribadi tetapi mengingkarinya secara umum). Individu sewaktu-waktu
mengesampingkan ingatan-ingatan yang menyakitkan agar dapat menitik beratkan kepada tugas,
ia sadar akan pikiran-pikiran yang ditindas (supresi) tetapi umumnya tidak menyadari akan
dorongan-dorongan atau ingatan yang ditekan (represi)

Reaction Formation (Pembentukan Reaksi)

Individu dikatakan mengadakan pembentukan reaksi adalah ketika dia berusaha


menyembunyikan motif dan perasaan yang sesungguhnya (mungkin dengan cara represi atau
supresi), dan menampilkan ekspresi wajah yang berlawanan dengan yang sebetulnya. Dengan
cara ini individu tersebut dapat menghindarkan diri dari kecemasan yang disebabkan oleh
keharusan untuk menghadapi ciri-ciri pribadi yang tidak menyenangkan. Kebencian, misalnya
tak jarang dibuat samar dengan menampilkan sikap dan tindakan yang penuh kasih sayang, atau
dorongan seksual yang besar dibuat samar dengan sikap sok suci, dan permusuhan ditutupi
dengan tindak kebaikan.

Fiksasi

Dalam menghadapi kehidupannya individu dihadapkan pada suatu situasi menekan yang
membuatnya frustrasi dan mengalami kecemasan, sehingga membuat individu tersebut merasa
tidak sanggup lagi untuk menghadapinya dan membuat perkembangan normalnya terhenti untuk
sementara atau selamanya. Dengan kata lain, individu menjadi terfiksasi pada satu tahap
perkembangan karena tahap berikutnya penuh dengan kecemasan. Individu yang sangat
tergantung dengan individu lain merupakan salah satu contoh pertahan diri dengan fiksasi,
kecemasan menghalanginya untuk menjadi mandiri. Pada remaja dimana terjadi perubahan yang
drastis seringkali dihadapkan untuk melakukan mekanisme ini.

Regresi

Regresi merupakan respon yang umum bagi individu bila berada dalam situasi frustrasi, setidak-
tidaknya pada anak-anak. Ini dapat pula terjadi bila individu yang menghadapi tekanan kembali
lagi kepada metode perilaku yang khas bagi individu yang berusia lebih muda. Ia memberikan
respons seperti individu dengan usia yang lebih muda (anak kecil). Misalnya anak yang baru
memperoleh adik,akan memperlihatkan respons mengompol atau menghisap jempol tangannya,
padahal perilaku demikian sudah lama tidak pernah lagi dilakukannya. Regresi barangkali terjadi
karena kelahiran adiknnya dianggap sebagai sebagai krisis bagi dirinya sendiri. Dengan regresi
(mundur) ini individu dapat lari dari keadaan yang tidak menyenangkan dan kembali lagi pada
keadaan sebelumnya yang dirasakannya penuh dengan kasih sayang dan rasa aman, atau individu
menggunakan strategi regresi karena belum pernah belajar respons-respons yang lebih efektif
terhadap problem tersebut atau dia sedang mencoba mencari perhatian

Menarik Diri

Reaksi ini merupakan respon yang umum dalam mengambil sikap. Bila individu menarik diri,
dia memilih untuk tidak mengambil tindakan apapun. Biasanya respons ini disertai dengan
depresi dan sikap apatis.

Mengelak

Bila individu merasa diliputi oleh stres yang lama, kuat dan terus menerus, individu cenderung
untuk mencoba mengelak. Bisa saja secara fisik mereka mengelak atau mereka akan
menggunakan metode yang tidak langsung.

Denial (Menyangkal Kenyataan)

Bila individu menyangkal kenyataan, maka dia menganggap tidak ada atau menolak adanya
pengalaman yang tidak menyenangkan (sebenarnya mereka sadari sepenuhnya) dengan maksud
untuk melindungi dirinya sendiri. Penyangkalan kenyataan juga mengandung unsur penipuan
diri.

Fantasi

Dengan berfantasi pada apa yang mungkin menimpa dirinya, individu sering merasa mencapai
tujuan dan dapat menghindari dirinya dari peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan, yang
dapat menimbulkan kecemasan dan yang mengakibatkan frustrasi. Individu yang seringkali
melamun terlalu banyak kadang-kadang menemukan bahwa kreasi lamunannya itu lebih menarik
dari pada kenyataan yang sesungguhnya. Tetapi bila fantasi ini dilakukan secara proporsional
dan dalam pengendalian kesadaraan yang baik, maka fantasi terlihat menjadi cara sehat untuk
mengatasi stres, dengan begitu dengan berfantasi tampaknya menjadi strategi yang cukup
membantu

Rasionalisasi

Rasionalisasi sering dimaksudkan sebagai usaha individu untuk mencari-cari alasan yang dapat
diterima secara sosial untuk membenarkan atau menyembunyikan perilakunya yang buruk.
Rasionalisasi juga muncul ketika individu menipu dirinya sendiri dengan berpura-pura
menganggap yang buruk adalah baik, atau yang baik adalah yang buruk.

Intelektualisasi
Apabila individu menggunakan teknik intelektualisasi, maka dia menghadapi situasi yang
seharusnya menimbulkan perasaan yang amat menekan dengan cara analitik, intelektual dan
sedikit menjauh dari persoalan. Dengan kata lain, bila individu menghadapi situasi yang menjadi
masalah, maka situasi itu akan dipelajarinya atau merasa ingin tahu apa tujuan sebenarnya
supaya tidak terlalu terlibat dengan persoalan tersebut secara emosional. Dengan intelektualisasi,
manusia dapat sedikit mengurangi hal-hal yang pengaruhnya tidak menyenangkan bagi dirinya,
dan memberikan kesempatan pada dirinya untuk meninjau permasalah secara obyektif.

Proyeksi

Individu yang menggunakan teknik proyeksi ini, biasanya sangat cepat dalam memperlihatkan
ciri pribadi individu lain yang tidak dia sukai dan apa yang dia perhatikan itu akan cenderung
dibesar-besarkan. Teknik ini mungkin dapat digunakan untuk mengurangi kecemasan karena dia
harus menerima kenyataan akan keburukan dirinya sendiri. Dalam hal ini, represi atau supresi
sering kali dipergunakan pula.

Sumber bacaan:

Atkinson Rita L. dan Hilgard E.R. (1999). Pengantar Psikologi.


Davidoff Linda L. (1991). Psikologi - Suatu Pengantar.
Hall dan Linzey. (1995). Psikologi Kepribadian 1, Teori-teori Psikodinamis.
Microsoft Encarta Encyclopedia 2002.

MEKANISME PERTAHANAN

The function of defence is to protect the Ego, and defence may be instigated by Anxiety due to
increase in instinctual tension, Super-Ego threats or realistic dangers. Fungsi pertahanan adalah
untuk melindungi Ego, dan pertahanan dapat dihasut oleh Kecemasan disebabkan oleh
meningkatnya ketegangan insting, Super-Ego ancaman atau bahaya realistis. Anna Freud lists
nine defence : REGRESSION, repression, REACTION FORMATION, ISOLATION,
UNDOING, PROJECTION, INTROJECTION, TURNING AGAINST THE SELF, and
REVERSAL – plus tenth SUBLIMATION. Anna Freud daftar sembilan pertahanan: REGRESI,
represi, FORMASI REAKSI, ISOLASI, melepas, PROYEKSI, introjeksi, BELOK TERHADAP
DIRI, dan PEMULIHAN - sublimasi sepuluh plus. SPLITTING and DENIAL are also usually
listed as defence. Pemecahan dan Denial juga biasanya terdaftar sebagai pertahanan.

It is usually assumed that defence belong to specific stages of development, eg INTROJECTION


, projection, denial , splitting to the ORAL phase; reaction-formation , isolation and undoing to
the ANAL phase. Hal ini biasanya diasumsikan bahwa pertahanan milik tahap tertentu
pembangunan, misalnya introjeksi, proyeksi, penolakan, membelah ke fase LISAN; reaksi-
formasi, isolasi dan melepas ke fase ANAL.

Defence Mechanisms are unconscious mental processes which are employed to resolve conflict
between instinctive needs ( The Id ), internalized prohibitions (The Super-Ego) and external
reality. Mekanisme Pertahanan adalah proses mental bawah sadar yang digunakan untuk
menyelesaikan konflik antara kebutuhan naluriah (Id ini), larangan diinternalisasi (Super-Ego)
dan realitas eksternal. They Are directed against painful experiences. Mereka Apakah diarahkan
terhadap pengalaman menyakitkan. They are descriptive concepts only. Mereka adalah konsep
deskriptif saja.

? ? Repression:- Penindakan: -

It is the basic defence mechanism. Ini adalah mekanisme pertahanan dasar. There is refusal to
recognize external reality and pushing into unconscious of the unacceptable instincts and feelings
or conflicting impulses. Ada penolakan untuk mengakui realitas eksternal dan mendorong ke
bawah sadar dari naluri tidak dapat diterima dan perasaan atau impuls yang bertentangan.

Thus their perception is inhibited and prevented from reaching consciousness. Jadi persepsi
mereka dihambat dan dicegah dari kesadaran mencapai. Denial is a CONSCIOUS refusal of
recognition of external reality. Denial adalah penolakan MENYADARI pengakuan realitas
eksternal.

? ? Regression:- Regresi: -

Return to an earlier state or mode of functioning. Kembali ke keadaan sebelumnya atau mode
fungsi. It is a defensive process by which the subject avoids anxiety by return an earlier stage of
psychosexual development . Ini merupakan proses defensif oleh mana subjek menghindari
kecemasan dengan kembali tahap awal perkembangan psikoseksual. The stage to which the
regression occurs being determined by the existence of FIXATION POINTS. Tahap yang terjadi
regresi yang ditentukan oleh adanya POINT fiksasi.

? ? Displacement:- Pemindahan: -

The process by which energ(CATHEXIS) is transferred from one mental image to another.
Proses di mana energ (cathexis) ditransfer dari satu gambar mental yang lain. Displacement is
one of the primary processes and in dreams one image can symbolize another. Perpindahan
adalah salah satu proses utama dan dalam mimpi satu gambar bisa melambangkan lain.
Symbolization and SUBLIMATION depend on serial displacements. Simbolisasi dan sublimasi
tergantung pada perpindahan serial.

? ? Avoidance: Penghindaran:

This can occur in situations which arouse unpleasant feelings, memories or repressed conflicting
impulses. Hal ini dapat terjadi dalam situasi yang menggugah perasaan tidak menyenangkan,
kenangan atau impuls bertentangan ditekan. It is more common in phobias. Hal ini lebih sering
terjadi pada fobia.

? ? Reversal:- Pembalikan: -
Instincts are capable of undergoing reversal so that Sadism can change to Masochism ,
Voyeurism into Exhibitionism, etc. Reversal being usually , though not always from Active to
Passive. Naluri mampu mengalami pembalikan sehingga sadisme dapat berubah ke masokisme,
Voyeurisme menjadi eksibisionisme, dll Pembalikan yang biasanya, meskipun tidak selalu dari
Aktif untuk Pasif.

? ? OBSESSIONAL DEFENSES:- Obsesif pertahanan: -

? ? RATIONALIZATION: Rasionalisasi:

Rational statement is given to avoid an inner unconscious aspect of an impulse or feeling.


Rasional pernyataan diberikan untuk menghindari aspek sadar batin impuls atau perasaan. The
classic example of the ” Sour Grapes” in Aesop's fable. Contoh klasik dari "Anggur asam" dalam
fabel Aesop. We all give justifications which may be reasonable for our decisions, acts , feelings
and whims. Kita semua memberikan pembenaran yang mungkin memadai untuk, kami tindakan
keputusan, perasaan dan keinginan.

? ? INTELLECTUALIZATION: Intelektualisasi:

Here a rationalized explanation is given , but in a rather theorizing and argumentative manner.
Berikut penjelasan dirasionalisasi diberikan, namun dengan cara yang agak berteori dan
argumentatif. For example a debate and discussion about value of psychoanalysis by patient may
be a resistance against involvement in therapeutic relationship . Misalnya perdebatan dan diskusi
tentang nilai psikoanalisis oleh pasien mungkin perlawanan terhadap keterlibatan dalam
hubungan terapeutik.

? ? REACTION FORMATION:- REAKSI PEMBENTUKAN: -

This is feeling or a behavior which the opposite of the unacceptable instinctual impulses. Ini
adalah perasaan atau perilaku yang berlawanan dari impuls naluriah tidak dapat diterima. It is
doing the opposite where the quality of the impulse is changed in its antithesis. Ini adalah
melakukan kebalikan di mana kualitas impuls berubah dalam lawannya. For example kindness
may be the declared behavior when the impulse is to be cruelty . Sebagai contoh mungkin
kebaikan perilaku dideklarasikan saat impuls akan kekejaman. Obsessive cleanliness and
washing may conceal an impulse to indulge in dirty, forbidden or obscene act or phantasy.
Obsesif kebersihan dan mencuci bisa menyembunyikan dorongan untuk menikmati kotor,
tindakan terlarang atau cabul atau khayalan.

? ? WITHDRAWAL / ISOLATION OF AFFECT:- PENARIKAN / ISOLASI


MEMPENGARUHI: -

An unconscious idea allowed into consciousness but all affect is withdrawn from it , ie the idea is
separated from its associated affect. Sebuah ide tidak sadar diizinkan masuk ke kesadaran, tetapi
mempengaruhi semua ditarik dari itu, yaitu ide dipisahkan dari mempengaruhi yang terkait. This
is very frequent in obsessional (Often of aggressive nature and accompanied by anxiety) Hal ini
sangat sering di obsesif (Sering alam agresif dan disertai dengan kecemasan)
? ? UNDOING:- Kehancuran: -

A magical attempt to reverse the action of an impulse . Sebuah upaya magis untuk membalikkan
aksi impuls.

Closing the gas tap may be a reversal of the wish to open it. Menutup keran gas mungkin
merupakan pembalikan dari keinginan untuk membukanya.

? ? OTHER DEFENSE MECHANISMS:- MEKANISME PERTAHANAN LAINNYA: -

? ? DENIAL Penyangkalan

? ? PROJECTION: PROYEKSI:

Attribution of one's own unacknowledged feelings to others. Attribution perasaan sendiri tidak
diakui kepada orang lain. A feeling of anger may be transformed into a fear of people attacking
the person .A denial and projection of dependency needs may be displayed as a complaint of
who other people are weak and demanding. Sebuah perasaan marah dapat diubah menjadi takut
orang menyerang orang tersebut. A penyangkalan dan proyeksi kebutuhan dependensi dapat
ditampilkan sebagai keluhan yang orang lain lemah dan menuntut.

? ? INTROJECTION Introjeksi

? ? INTERNALIZATION INTERNALISASI

? ? EXTERNALIZATION Eksternalisasi

? ? IDENTIFICATION IDENTIFIKASI

? ? DISTORTION: DISTORSI:

Grossly reshaping external reality to suit inner needs. Terlalu membentuk kembali realitas
eksternal untuk memenuhi kebutuhan batin.

? ? TURNING AGAINST THE SELF:- BALIK TERHADAP DIRI: -

Unacceptable aggression towards others is expressed indirectly towards the self. Agresi terhadap
orang lain tidak dapat diterima diungkapkan secara tidak langsung terhadap diri. In passive
aggressive , hypochondriacal and depressive patients the aggression is turned inward and may
terminate in suicide. Pada pasif agresif, pasien hypochondriacal dan depresif agresi yang berbalik
ke dalam dan dapat berhenti dalam bunuh diri.

? ? ACTING OUT: BERTINDAK OUT:


Direct expression of an unconscious impulse in order to avoid awareness of the accompanying
affect. ekspresi langsung dari dorongan bawah sadar untuk menghindari kesadaran akan
mempengaruhi yang menyertainya.

? ? SUBLIMATION : Sublimasi:

A healthy coping mechanism. Mekanisme koping sehat. The indirect expression of the instinct in
a social acceptable manner without adverse consequences. Ekspresi tidak langsung dari naluri
dengan cara yang dapat diterima sosial tanpa konsekuensi yang merugikan.

? ? COMMON DEFENSE STRUCTURES STRUKTUR UMUM PERTAHANAN

? ? HYSTERIA: Denial ,Projection and Identification Hysteria: Penolakan, Proyeksi dan


Identifikasi

? ? PARANOIA: Splitting and Projection Paranoia: Memisahkan dan Proyeksi

? ? DEPRESSION: Turning onto the self DEPRESI: Turning ke diri

? ? PHOBIA: Avoidance ,and Displacement of the affect Phobia: Menghindari, dan Perpindahan
dari mempengaruhi

? ? REGRESSION is used in Conversion Hysteria and Eating Disorders. REGRESI digunakan


dalam Konversi Hysteria dan Gangguan Makan.

? ? REVERSAL is manifested in Passive Aggressive and Dependant Personality Disorders.


PEMULIHAN dimanifestasikan dalam pasif agresif dan Tanggungan Gangguan Kepribadian.

KLEINIAN DEFENSE MECHANISMS:- MEKANISME PERTAHANAN Klein: -

? ? SPLITTING: Memisahkan:

Freud talked about splitting of the ego, but Melanie Klein considered Splitting as a defense
mechanism. Freud berbicara tentang pemisahan ego, tapi Melanie Klein Memisahkan dianggap
sebagai mekanisme pertahanan. The positive and the negative fantasized relationships remain
separate in consciousness with one alternative dissociated from the other. Positif dan negatif
hubungan berkhayal tetap terpisah dalam kesadaran dengan salah satu alternatif dipisahkan dari
yang lain. The child sees the Good Mother as Separate from the Bad Mother , the patient may see
the Madonna as totally different and has nothing to do with the Prostitute. Anak itu melihat Ibu
yang baik sebagai Pisahkan dari Ibu Buruk, pasien dapat melihat Madonna sebagai sama sekali
berbeda dan tidak ada hubungannya dengan Pelacur itu.

? ? PROJECTIVE IDENTIFICATION: Proyektif IDENTIFIKASI:

Part of self is projected into another to harm , control or possess him or her. Bagian dari diri
diproyeksikan menjadi lain untuk menyakiti, mengendalikan atau memiliki dia. The dissociated
unacceptable parts of the self are projected onto the other then the person identifies with the
other. Bagian yang tidak dapat diterima dipisahkan dari diri diproyeksikan ke yang lain maka
orang mengidentifikasi dengan yang lain.

You might also like