You are on page 1of 6

TRITUNGGAL 4: BAGAIMANA MUNGKIN ALLAH ITU TRITUNGGAL?

TRITUNGGAL 4
BAGAIMANA MUNGKIN ALLAH ITU TRITUNGGAL?

TANTANGAN: Orang-orang Muslim memiliki masalah yang besar dengan


Tritunggal, karena percaya kepada Allah sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus
bertentangan dengan pengajaran Al-Quran, dan juga karena iman yang
demikian bertentangan dengan apa yang menurut mereka masuk akal secara
rohani. Lebih lagi, banyak para ahli sekuler yang menerima “pencerahan”
juga menolak pemahaman Allah sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Mereka
bertanya, sama dengan pertanyaan orang-orang Muslim: Mengapa saya harus
menerima Allah yang Tritunggal? Dan bagaimana mungkin Allah adalah tiga
tetapi juga satu?

JAWABAN: Banyak orang percaya bahwa Allah di dalam Alkitab dan Allah di
dalam Al-Quran itu satu dan sama. Bukan hanya orang-orang Muslim yang
menegaskan hal itu atas dasar Al-Quran (“Tuhan kami dan Tuhanmu adalah
satu.” Sura al-'Ankabut 29:46), tetapi juga orang-orang lain, yang sudah
terpengaruh oleh humanisme dan Pencerahan, mengatakan bahwa Allah di
dalam Alkitab dan Allah di dalam Al-Quran itu, pada dasarnya adalah sama.
Apakah memang sama? Apa yang terlewatkan sehingga ada orang-orang yang
mengatakan demikian? Untuk menjawab pertanyaan ini, sangat penting
untuk melihat adanya perbedaan perbedaan di antara Injil dan Al-Quran dan
kemudian mengajukan pertanyaan: Apa yang menjadi akar rohani bagi semua
perbedaan itu? Kita akan melihat hal ini dengan menyelidiki tiga sifat Allah
yang ditunjukkan di dalam Injil. Anda akan melihat bahwa sifat-sifat inilah
yang memungkinkan Allah itu sebagai Tritunggal:

1. Kasih kepada musuh. Suatu kenyataan kalau dikayakan bahwa


Muhammad adalah seorang pemimpin peperangan yang bertujuan
menghancurkan musuh-musuhnya. Ia mengajak para pengikutnya untuk
membunuh musuh-musuhnya. --Suatu kenyataan juga Kristus tidak
mengadakan peperangan dan juga tidak pernah menjadi penyebab seseorang
terbunuh. Bahkan, di dalam Khotbah di Bukit, ia memerintahkan, “Kasihilah
musuhmu dan berkatilah mereka yang mengutuk kamu ...” (Matius 5:44).

1
Mengapa Muhammad dan Kristus begitu berbeda dalam pola perilaku mereka?
Untuk bisa memahami perbedaan ini, kita perlu mengenali kontras rohani
yang sangat menonjol ini: Allah di dalam Kristus mengasihi musuh-musuh-
Nya. Allah Muhammad membenci musuh-musuhnya.

Untuk setiap pernyataan yang bertentangan, kita akan mengutip dari sebuah
referensi: Tentang Allah di dalam Kristus, Rasul Paulus menuliskan: “…kita, ketika
masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya,... …” (Romans
5:10) Allah memperdamaikan diri-Nya dengan manusia melalui kematian Anak-Nya di
kayu salib, dan itu terjadi ketika kita masih seteru! Pendamaian yang demikian hanya
bisa terjadi karena Allah mengasihi musuh-musuh-Nya. Kalau Kristus memerintahkan
agar kita mengasihi musuh kita, artinya Ia menghendaki agar kita menjadi peniru
Allah. –Tentang Muhammad, kita membaca demikiian, “Barang siapa yang menjadi
musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, ... maka sesungguhnya Allah
adalah musuh orang-orang kafir.” (Surat al-Baqara 2:98) Kalau Allah di dalam Al-
Quran memerintahkan orang-orang Muslim untuk berperang melawan musuh mereka,
maka ini menunjukkan bahwa mereka tidak boleh mengasihi musuh mereka. Mereka
harus melakukan demikian karena Allah sendiri keras melawan musu-musuhnya dan
tidak mengasihi mereka. Ketika orang-orang Muslim berperang melawan musuh
mereka, mereka menjadi peniru Allah mereka.

2. Rendah hati. Adalah suatu kenyataan bahwa Al-Quran menolak


penyaliban Kristus. Dalam surat An-Nisa 4:157 kita membaca tentang Kristus:
“...mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang
mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka ...”
Injil, dengan jelas menyatakan: Kristus memang mati di kayu salib. Bahkan
kekuatan-kekuatan yang melawan Kekristenan, seperti Atheisme atau
Yudaisme, menerima bahwa Kristus memang disalibkan dan mati. Mengapa
Al-Quran dan Injil begitu berbeda dalam hal ini?
Untuk bisa memahami perbedaan ini, kita perlu memahami perbedaan rohani
yang mendasar : Allah di dalam Kristus adalah rendah hati. Allah-nya
Muhammad itu sombong.

Untuk setiap pernyataan yang berlawanan ini saya mengutip lagi beberepa referensi:
Yesus mengatakan di dalam Injil, “...Aku lemah lembut dan rendah hati...” (Matius
11:28), dan “...Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yohanes
14:9). Ini berarti bahwa Bapa juga rendah hati. Tanpa kerendahan hato maka Anak
Allah tidak akan menjadi manusia, dan Ia juga tidak akan mau naik ke kayu salib bagi
kita. Ketika kita menjadi rendah hati, kita menjadi seperti Allah di dalam Kristus. –

2
Tentang Allah-nya Muhammad, kita bisa melihat, “Dialah Allah Yang tiada Tuhan
selain Dia, Raja, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala
Keagungan/Sombong (al-mutakabir)...” …” (Surat al-Hasyr 59:23) Ini adalah alasan
mengapa Allah di dalam Al-Quran menolak penyaliban Kristus: Akan sangat
merendahkan keagungan-Nya kalau Ia menjadi manusia. Karena itu, Ia menyangkal
kalau Kristus adalah Anak Allah. Ia terlalu sombong untuk menerima kematian yang
memalukan di kayu salib. Saat orang-orang Muslim memperlakukan musuh-musuh
mereka dengan kesombongan dan keangkuhan, mereka menjadi sama dengan Allah
mereka.

3. Sukacita. Sebuah kenyataan bahwa orang-orang Muslim menyangkal ke-


Tritunggalan Allah atas dasar isi Al-Quran. Mereka mengatakan, Allah itu
bukannya Bapa, Kristus bukanlah Anak Allah, dan Roh Kudus hanyalah
makhluk Allah. --- Namun orang-orang Kristen, atas dasar Injil, mengakui,
Allah adalah satu di dalam pribadi Bapa, Anak dan Roh Kudus. Ia hidup dalam
kesatuan rohani di dalam pribadi Bapa, Anak dan Roh Kudus, dan bukan
sebagai pribadi yang jamak secara seksual sebagai bapa, ibu (Maria) dan
anak (Isa), sebagaimana yang disebutkan di dalam Al-Quran (Surat al-Mai'da
5:116). Mengapa orang-orang Muslim dan orang-orang Kristen begitu
bertentangan dalam pandangan ini?
Untuk bisa memahami pertentangan ini, kita perlu memahami kontras rohani
ini : Allah di dalam Kristus penuh dengan sukacita. Allah-nya Muhammad
tidak mengasihi orang-orang yang bersukacita.

Di dalam rahasia akan Tritunggal terletak sukacita dari Bapa akan sang Anak,
sukacita sang Anak akan sang Bapa, dan kesukaan sang Bapa dan Anak akan sang Roh
Kudus. Beberapa pernyataan untuk hal ini: a) “lalu terdengarlah suara dari sorga
yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan”
(Matius 3:17). Kalau Bapa berkenan kepada sang Anak, maka Ia penuh dalam
kesukaan akan Dia. b) Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di
dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh” (Yohanes 15:11). Yesus penuh dengan
sukacita dan Ia meneruskan sukacita itu. c) “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita,
damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan,
penguasaan diri. ...” (Galatia 5:22-23). Dimana Roh Kristus bekerja, ada sukacita
yang muncul. Namun, kita membaca “sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang bergembira!” (Surat al-Qasas 28:76) Ini alasannya orang-orang Muslim tidak
menyanyi di masjid! Ketika anda bernyanyi, anda menjadi bergembira. Tetapi karena
Allah tidak menyukai orang yang bergembira, orang tidak boleh menyanyi dengan

3
riang ketika menyembah Allah.

Dengan melihat tiga sifat Allah ini kita bisa masuk ke dalam rahasia dari ke-
Tritunggalan Allah di dalam Kristus: Bapa, Anak dan Roh Kudus bisa dikenal
sebagai satu Allah, karena ketiganya saling bersukacita. Bapa, Anak dan Roh
Kudus adalah satu, karena ketiganya masing-masing saling rendah hati dan
tidak mungkin saling melawan satu dengan lainnya. Bahkan kalaupun
seandainya bisa terjadi demikian, ketiganya tetap satu, karena ketiganya
mengasihi musuh. Semua itu sama sekali tidak masuk akal bagi Al-Quran,
karena Allah tidak bersukacita dan tidak rendah hati, karena Ia tidak
mengasihi musuhnya. Untuk alasan inilah Al-Quran menolak ke-Tritunggalan
Bapa, Anak dan Roh Kudus. Dan sebagai akibatnya adalah : Allah Al-Quran
dan Allah di dalam Kristus tidak mungkin merupakan Allah yang sama.

KABAR BAIK: Allah di dalam Injil bisa menjadi Allah Tritunggal sebagai Bapa,
Anak dan Roh Kudus, karena Ia penuh dengan sukacita yang tidak
berkesudahan, karena Ia berakar di dalam kerendahan hatiyang tidak
mementingkan diri sendiri, dan karena Ia mengasihi musuh-musuh-Nya.
Ketika kita menerima Kristus dan mengijinkan diri kita dikuasai oleh
sukacita, kerendahan hati dan kasih-Nya kepada musuh, Ia memberikan
kepada kita kuasa untuk menjadi anak-anak Allah dan dengan itu membawa
kita ke dalam kehidupan Tritunggal-Nya.

KESAKSIAN: Nama saya Masri, dan saya berasalh dari Mesir. Sebagai seorang
pemuda Muslim saya dahulu adalah anggota kelompok radikal Islam. Saya
sangat terkejut ketika melihat bahwa anggota kelompok saya bukan hanya
membunuh musuh secara teori saja, tetapi sungguh-sungguh melakukannya.
Karena itu, saya mencari kesempatan untuk keluardari kumpulan yang
demikian. Kesempatan ini datang ketika saya ditangkap oleh pemerintah dan
dipenjarakan. Setelah itu saya sungguh-sungguh merasakan kebingungan, dan
mulai memakai obat terlarang. Suatu hari saya sakit gigi dan pergi ke
seorang dokter gigi beragama Kristen. Ia memahami keadaan saya dan
melakukan tiga hal yang mengubahkan kehidupan saya: Ia menutup
prakteknya, agar bisa meluangkan waktunya hanya untuk saya; ia
mendengarkan cerita saya sepanjang malam, sampai keesokan paginya jam
lima, bahkan meski saya menghinanya sebagai orang Kristen; dan ia dengan
penuh sukacita, mengajak saya bekerja di tempat prakteknya, karena saya

4
pernah belajar biokimia. Kemudian saya melihat ada tiga sifat Allah di dalam
Kristus yang dinyatakan di dalam kehidupannya: ia sangat mengasihi saya,
musuhnya, sampai-sampai ia mengambil waktu semalaman mendengarkan
cerita saya di tempat prakteknya; ia begitu rendah hati, sehingga meskipun
ia seorang dokter gigi yang terkenal, ia mau menutup prakteknya untuk bisa
lebih memahami keadaan saya yang sangat menyedihkan; dan ia begitu
menampakkan sukacita dari dalam hatinya sehingga ia meminta saya bekerja
untuknya. Ia membuat saya bisa berhubungan dengan orang-orang Kristen
yang terpelajar, yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan Islami saya.
Sekarang saya adalah seorang Kristen yang menolong orang-orang Muslim,
jauh atau dekat, untuk menemukan Kristus, yang mengasihi musuh-musuh-
Nya, yang rendah hati, dan yang membagikan sukacita dengan manusia.

DOA: Allah Tritunggal, Bapa, Anak dan Roh Kudus, saya bersyukur karena
Engkau menyatakan diri-Mu di dalam Yesus Kristus. Tolonglah saya untuk
mengasihi musuh-musuh saya, seperti Engkau mengasihi saya bahkan ketika
saya masih seteru; bentuklah saya, sehingga saya bisa menyatakan
kerendahan hati-Mu, dan penuhilah saya dengan sukacita-Mu setiap hari.

PERTANYAAN: Sifat-sifat Allah yang manakah yang membuat kita bisa masuk
ke dalam rahasia ke-Tritunggalan-Nya? Mengapa Allah di dalam Al-Quran
menolak Kesatuan diantara Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus?

UNTUK DIHAFALKAN: “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya


kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam
nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari
daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki,
melainkan dari Allah.” (John 1:12-13)

You might also like