You are on page 1of 27

Percakapan dengan orang-orang Muslim

tentang Kristus

Tidak Semua Muslim Percaya


dan Berpikir Serupa!

Perkembangan sejarah dan kenyataan praktis

Abd al-Masih











GRACE AND TRUTH
FELLBACH - GERMANY

1
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Nomor Pemesanan: FPB 8002 ENG
Edisi 1 2001
Judul Bahasa Inggris: Not Every Muslim Believes and Thinks the Same
Grace and Truth -- P.O.Box 1806 -- 70708 Fellbach -- Germany
Internet: www.grace-and-truth.net
e-mail: info@grace-and-truth.net

2
Siapa saja yang ingin memahami pemikiran Muslim harus memahami
perkembangan sejarah di dalam kelompok Yahudi dan gereja Kerajaan
Surga di Semenanjung Arab dan negara-negara di sekitar Mediterania. Islam
tidak muncul begitu saja, tetapi sudah berkembang dari kontak-kontak yang
terjalin dengan kaum animis, Yahudi dan Kristen.

Bangsa Yahudi dan Umat Kristen pada jaman sebelum Muhammad


Bangsa Yahudi tersebar ke segala penjuru karena pendudukan pasukan
Romawi di daerah sekitar Siria atau dijual sebagai budak setelah
dipadamkannya pemberontakan mereka (70 M., 132/135 M.). Koloni-koloni
bangsa Yahudi terbentuk di Asia Kecil, Irak, di Semenanjung Arab, Mesir
dan di Roma sendiri.
Dalam gelombang-gelombang peperangan yang terus menerus terjadi di
antara negara-negara di sekitar Mediterania, dan dengan adanya kekuatan
dari wilayah Asia, orang-orang Yahudi yang tinggal di sebelah Timur padang
pasir Siria berperang bersama-sama dengan kaum Sassanid melawan
bangsa Romawi. Dengan pertolongan sekutu mereka, maka mereka
membentuk sebuah kerajaan Yahudi di daerah Yaman Selatan, di mana
mur dan kemenyan tumbuh, sebagai sebuah benteng untuk melawan
pengaruh kekristenan dari kekaisaran Byzantium.
Setelah bangsa Romawi menghancurkan pemberontakan bangsa Yahudi
di antara Yerusalem dan Damaskus, gereja-gereja Kristen terpusat di kota-
kota Aleksandria, Antiokhia, Efesus, Roma, Edesa dan kemudian di
Konstantinopel. Mereka menginjili Mesopotamia, Ethiopia, Afrika Utara dan
Asia Tengah. Golongan Koptik Ethiopia kemudian mulai menginjili daerah
Yaman Utara dan membangun sebuah kerajaan Kristen selama beberapa
dekade dengan sebuah keuskupan di Wadi Nadjran. Pertempuran sengit
berlangsung antara kerajaan Yahudi di Yaman Selatan dengan kerajaan
Koptik di Yaman Utara. Budak-budak Kristen dari Siria juga dijual di Hedjaz.
Sebuah jemaat rumah tangga di Mekah berkumpul dipimpin oleh Waraqa bin
Nafwal. Di sekitar waktu yang sama, uskup dari kota Sohat, yang sekarang
termasuk daerah kesultanan Oman, ikut hadir di Konsili Nicea.

Muhammad dan “Para Ahli kitab.”


Muhammad (575-632 M.) sangat terkesan dengan orang-orang Yahudi
dan Kristen karena mereka memiliki kitab yang menyatakan kepada mereka
rahasia tentang masa lalu, bahkan sampai ke masa penciptaan, dan
mengatur kehidupan mereka sekarang melalui hukum-hukum dan
menawarkan kepada mereka perspektif masa depan tentang Hari Pengha-
kiman. Muhammad menghormati orang-orang Yahudi dan Kristen dan
menyebut mereka sebagai “Para Ahli Kitab.” Ia ingin memiliki kitab seperti
milik mereka dalam bahasa Arab. Ia berusaha untuk mengumpulkan
3
sebanyak mungkin informasi dari Alkitab dengan harapan bisa mengem-
bangkan agama-nya sendiri.
Muhammad sangat terkesan dengan Abraham, seorang Bedouin, yang
siap untuk mengorbankan anak laki-lakinya sebagai korban kepada Allah
(Surat al-Saffat 37:99-113). Karena itu, Al-Qur’an menyebut Abraham
sebagai Muslim yang pertama (Surat Al 'Imran 3:67).
Musa, seorang pemimpin politik dan peng-hubung antara Allah dengan
umat perjanjian-Nya, disebutkan sebanyak 136 kali di dalam Al-Qur'an. Ia
adalah teladan bagi Muhammad dan para pengikutnya karena ia menyatukan
iman dengan kekuasaan, agama dan negara dalam satu pribadi.
Kisah-kisah mengenai para bapa iman dan juga Salomo serta berbagai
perintah dari Hukum Musa memuat 10 kali lebih banyak ayat di dalam Al-
Qur'an dibandingkan dengan ayat-ayat mengenai Putra Maryam yang lemah
lembut, sang tabib yang ajaib dan pengikut-pengikut-Nya. Siapa pun yang
membaca Al-Qur'an, cepat atau lambat mungkin akan menganggap Islam
sebagai salah satu sekte agama Yahudi, yang mana sangat keras ditolak
oleh kaum Muslim sendiri.

Pengaruh Gereja Ortodoks dalam Pem-bentukan Islam


Gereja Ortodoks mempunyai pengaruh yang lebih kuat terhadap Islam
dibandingkan dengan Gereja Roma Katolik. Namun, orang-orang Kristen
Ortodoks tidak memberikan pengajaran yang lengkap mengenai Kristus
kepada Muhammad. Kaum Koptik menekankan tentang keilahian Yesus
didasari pengajaran mereka di Aleksandria, sedangkan orang-orang Kristen
yang mengikuti golongan Antiokhia lebih berkonsentrasi kepada hakekat
kemanusiaan Kristus.
Pola penyembahan di dalam Islam bisa ditelusuri kembali kepada ibadah-
ibadah Ortodoks di mana mereka bersujud sepanjang minggu sebelum
Paskah untuk menghormati Tritunggal Yang Kudus. Kata qir’an di dalam
gereja-gereja Ortodoks berbahasa Arab berarti: mengabarkan Injil pada saat
misa kudus. Istilah inilah yang mungkin menjadi akar bagi kata Qur’an dan
bukan sebaliknya. Di dalam Alkitab bangsa Asiria, kata untuk keselamatan
adalah furqan, yang sering muncul di dalam Al-Qur'an sebagai salah satu
pengajaran yang sangat penting.

Muhammad dan perbedaan antara orang-orang Yahudi dan Kristen


Muhammad menyadari adanya perselisihan dan perdebatan yang sengit
antara orang Yahudi dengan orang Kristen (Surat al-Baqara 2:113 dst).
Pertarungan yang sengit terjadi antara kerajaan Yahudi di sebelah Selatan
Yaman dengan kerajaan Kristen di daerah Utara Yaman selama beberapa
ratus tahun di mana masing-masing pihak menganiaya pihak yang kalah
4
kalau mereka menang dalam salah satu peperangan. Muhammad
memahami perpecahan ini sebagai kehendak Allah, yang sengaja membuat
kelompok-kelompok tersebut untuk saling berperang di Hedjaz, sehingga
Islam bisa berhasil tersebar di antara kedua pihak yang bermusuhan, yang
sudah dilemahkan karena peperangan mereka. Muhammad datang seolah-
olah sebagai penonton yang tersenyum kepada kedua belah pihak, tetapi
kemudian ia menaklukkan semuanya.
Orang Yahudi menolak Muhammad sebagai nabi. Mereka menemukan
kekeliruan yang dia buat dalam Al-Qur'an dan mencelanya di depan umum.
Karena itu Muhammad mengutuk mereka sepuluh kali (Surat al-Baqara 2:65-
66; al-Ma'ida 5:60; al-Araf 7:163-166 dst). Ia menyebut orang Yahudi sebagai
musuh Islam yang paling berbahaya (Surat al-Ma'ida 5:82). Ia memaksa
pedagang-pedagang Yahudi yang kaya untuk keluar dari wilayahnya dan
kemudian akhirnya ia memperbudak mereka atau membinasakan mereka
dengan pedang.

Gereja Ortodoks – rantai penderitaan yang panjang


Pada awalnya orang-orang Kristen di Semenanjung Arab dianggap
sebagai orang yang paling bersahabat di antara musuh-musuh kaum Muslim
(Surat al-Ma'ida 5:82). Tetapi ketika mereka terus mengakui Yesus sebagai
Anak Allah, mereka pun dikutuk seperti orang-orang Yahudi (Surat at-Tawba
9:29). Beberapa tahun kemudian mereka diusir dari Semenanjung Arab oleh
Kalifah Umar bin Kattab.
Dalam sebuah serangan yang penuh kemenangan (632–732 M.), pasukan
Muslim menaklukkan semua pusat penting dari kekristenan mula-mula:
Yerusalem, Aleksandria, dan Antiokhia. Kemudian diikuti dengan
Konstantinopel dan Efesus di dalam gelombang perkembangan Islam yang
kedua. Kebanyakan orang Kristen di Barat telah melupakan, mengabaikan
atau diam-diam menerima bencana terbesar dalam sejarah gereja ini.
Gereja Ortodoks sangat sering diuji melalui penderitaan. Mereka ditekan,
dianiaya dan senantiasa dibatasi oleh Islam selama 1.370 tahun. Sepanjang
kehidupan Muhammad, kebanyakan penduduk di negara-negara di daerah
Tenggara dan Timur Laut Mediterania adalah Kristen Ortodoks, tetapi Islam
menyerap 90 persen dari mereka dengan mengenakan pajak yang sangat
mencekik, penindasan dan penghinaan, yang membuat mereka beralih
menjadi umat Muslim. Hanya tersisa 10 persen yang tetap setia kepada
Yesus meskipun mereka dianggap sebagai warga negara kelas dua!
Kelompok Muslim sering mengeksploitasi kaum minoritas yang taat ini
sebagai tuan yang berkuasa. Orang-orang Kristen ini tidak pernah menjadi
ancaman yang serius bagi Islam. Karena sikap mereka, kaum Muslim
menganggap orang Kristen sebagai orang yang lemah lembut dan rendah
hati, yang mudah untuk ditundukkan.
5
Penyembahan yang penuh kuasa kepada Tritunggal Yang Kudus dalam
Gereja Ortodoks dan sistem hierarkinya membantu mereka untuk bertahan.
Dalam negara-negara non Islam mereka sering tunduk kepada pemerintah
yang berkuasa tetapi di dalam kerendahan hati mereka seringkali terseret
untuk menjalankan peran sebagai agama negara (Byzantium, Rusia, Yunani,
Serbia dll). Kaum Muslim di negara-negara mereka memaksa para uskup
dan uskup agung kaum Ortodoks untuk memungut pajak minoritas dari orang
Kristen di dalam gereja mereka bagi para penguasa Muslim. Sebagai
kompensasinya, mereka diberi kekuasaan istimewa yang terbatas dalam
gereja mereka. Saat ini gereja Ortodoks yang tersisa memiliki 250 juta umat
yang merupakan 14 persen dari keseluruhan orang Kristen di seluruh dunia.

Islam dan Gereja Roma Katolik


Gereja Roma Katolik, meskipun sebenarnya juga bervariasi, dianggap
oleh kaum Muslim sebagai gereja yang berjuang. Gereja itu dianggap
sebagai kekuatan politik-agama dunia bahkan setelah runtuhnya
kekaisaran Romawi Barat dan munculnya kekacauan kontra-reformasi di
Eropa.
Balatentara Katolik di bawah pimpinan Charles Martell memukul mundur
serangan pertama kaum Muslim di Tours, dekat Paris, Perancis (732 M.).
Tetapi, balatentara Perang Salib Katolik melemahkan Gereja Ortodoks
dengan penaklukan mereka atas Konstan-tinopel (1204 M.) sehingga
benteng pertahanan Kristen bagian Timur melawan Islam akhirnya jatuh ke
tangan kaum Muslim pada tahun 1453. Segera sesudah itu pada tahun 1529
pasukan Turki sudah berada di gerbang kota Wina untuk pertama kalinya.
Ketika mereka mengepung Wina untuk kedua kalinya pada tahun 1683,
hanya pasukan Katolik Polandia saja yang bisa menahan gerak laju kaum
Muslim yang ber-maksud menaklukkan seluruh Eropa.
Sementara itu, pengadilan Roma telah mengusir ratusan ribu orang-orang
Yahudi dan Muslim dari Spanyol dan Eropa. Gereja Roma Katolik dengan
pasukan Perang Salib mereka juga memunculkan gambaran yang
berbahaya mengenai kekristenan di dalam alam pikiran Islam. Konsep
negara agama dari kaum Muslim menghadapi saingan beratnya di dalam
Gereja Katolik, yang bisa membatasi gerak laju perkembangan mereka.
Sejak saat itu kaum Muslim menganggap bahwa semua kegiatan
misionaris Kristen bertujuan untuk mendirikan negara Kristen. Mereka tidak
mempercayai upaya gereja Katolik untuk merangkul mereka yang sejak
Konsili Vatikan kedua memutuskan untuk membuka gereja Katolik bagi
elemen-elemen yang baik dari semua agama dunia. Pendekatan Paus
Yohanes Paulus II untuk adanya kerjasama sedunia di antara orang Muslim
dengan orang Kristen ditanggapi secara skeptis oleh orang-orang Muslim
karena mereka percaya bahwa gereja Katolik secara diam-diam sedang
6
berusaha membangun Kerajaan Kristus di dunia ini. Namun demikian,
otoritas dari para Paus sudah membuat Gereja Katolik bersatu di dalam
kesatuan yang terorganisir di bawah semboyan: “Kerajaan-Mu datanglah, di
bumi seperti di surga”, yang mempunyai umat berjumlah setengah dari umat
Kristen sedunia, dengan anggota 950 juta orang.

Islam dan Gereja Protestan


Gereja Protestan pada awalnya adalah “gereja-gereja kritis” yang
berusaha untuk mereformasi Gereja Katolik. Mereka memilih Kitab Suci
tanpa mengikutsertakan tradisi sebagai dasar pengajaran mereka, percaya
kepada keselamatan hanya berdasarkan anugerah, tanpa pekerjaan
pembenaran diri sendiri dan hanya percaya kepada Kristus sebagai
perantara, bukan bunda Maria.
Kebanyakan Gereja Protestan di Eropa di abad pertama setelah
Reformasi adalah gereja-gereja lokal dari penguasa regional. Kebangunan
rohani yang kuat setelah terjadinya kekakuan tradisi dan perpecahan
menghasilkan gerakan misionaris yang sangat kuat di Amerika, Eropa dan
Korea. Tetapi, teologia yang berdasarkan rasio tanpa pengendalian dari
sebuah otoritas gereja pusat akhirnya menimbulkan banyak orang Protestan
liberal jatuh ke dalam kebebasan yang tidak Alkitabiah. Gereja-gereja
independen mereka merupakan sepertiga dari seluruh umat Kristen sedunia
dengan jumlah anggota sekitar 600 juta orang.
Golongan Protestan, yang baru muncul 450 tahun yang lalu, memulai
usaha penjangkauan ke seluruh dunia pada abad 18 dan 19. Mereka
mengirimkan mesin cetak yang pertama ke Timur Tengah dan mencetak
terjemahan Alkitab dalam banyak bahasa Islam. Mereka memungkinkan
adanya penggandaan Alkitab, Al-Qur'an, traktat dan poster. Lembaga
pelayanan dan sekolah Protestan mendukung usaha penginjilan mereka
yang didasarkan pada percetakan firman Tuhan. Sayangnya, kegiatan
Protestan justru banyak menyinggung orang-orang Kristen Ortodoks,
sehingga mengakibatkan adanya perlawanan terus menerus dari pendeta-
pendeta Ortodoks terhadap kaum Protestan.
Umat Muslim memandang Gereja Protestan dengan kecurigaan, karena
banyak dari umat Protestan menganggap Negara Israel sebagai umat pilihan
Tuhan. Karena itu para misionaris Protestan sering dianggap sebagai mata-
mata atau sekutu bangsa Perjanjian Lama.
Namun demikian, Muslim Liberal memiliki pandangan yang berbeda
terhadap kaum Protestan. Seorang Sheikh Islam bertanya, “Mengapa orang
yang pertama kali mendarat di bulan adalah seorang Protestan?” Ia sendiri
menjawab pertanyaan itu: “Kami orang Muslim terkungkung di dalam
pemikiran kami dan tidak bisa mengembangkan teknik modern. Seorang
Katolik selalu harus mengakui dosa mereka dan memiliki sikap yang kurang
7
baik. Hanya orang Protestan yang mengembangkan semangat ‘kebebasan’
dan didorong untuk mencoba sesuatu yang dianggap mustahil.” Semua
usaha untuk menyangkal konsepnya ini sia-sia. Bahkan efek samping yang
menjadi bumerang akibat dari kemajuan teknik yang ditunjukkan kepadanya
juga tidak mengubahkan pendiriannya. Ia memiliki ide sendiri mengenai
motivasi dan tujuan dari agama masa kini.

Perpecahan di dalam gereja dan perpecahan di dalam Islam


Tiga aliran utama gereja ini sudah terbagi lagi dalam banyak gereja-gereja
yang lebih kecil. Jumlah gereja yang mandiri, sinode atau organisasi yang
memiliki doktrin dan administrasi sendiri melebihi jumlah 22.000 buah,
sebuah angka yang mendorong kita untuk bertobat kalau kita ingat doa
Yesus Kristus: “Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Kita
adalah satu.” (Yohanes 17:21-22).
Satu kesamaan yang masih mengikat semua gereja-gereja itu adalah tiga
elemen yang paling mendasar dari Katekismus: Doa Bapa Kami,
Pengakuan Iman Nicene dan Sepuluh Hukum Tuhan beserta
penjelasannya sesuai dengan Perjanjian Baru. Pengakuan kita akan Tuhan
kita, sang Bapa, Anak dan Roh Kudus dipandang sebagai ajaran Politeisme
dan dianggap sebagai penghujatan yang tidak dapat diampuni oleh orang
Muslim. Mereka tidak menerima adanya Tuhan Tritunggal dan hanya
mengakui satu Allah. Mereka juga menyangkal peristiwa penyaliban Kristus,
dasar dari iman kita (Surat An-Nisa 4:157). Islam membuktikan dirinya
sebagai sebuah kekuatan anti Kristen di seluruh dunia (1 Yohanes 2:22-
24, 4:1-5). Pemikiran seperti itu berakar secara mendalam di dalam diri orang
Muslim, meskipun mereka tidak menyatakannya secara terbuka.
Keseluruhan budaya Muslim disisipi oleh sikap anti Kristen ini.
Siapa pun yang melihat perpecahan gereja di Timur Tengah dan di
seluruh dunia tidak akan heran jika dalam Islam pun terjadi perpecahan.
Sama seperti gereja-gereja sudah terpecah ribuan kali, demikian juga Islam
menunjukkan juga adanya kaleidoskop yang penuh dengan warna. Dua
aliran besar sudah berkembang sejak munculnya Islam.

Aliran Sunni – aliran utama di dalam Islam


Kaum Sunni menganggap diri mereka sebagai penganut iman Islam yang
asli karena mereka tidak hanya mengikuti Al-Qur'an tetapi juga meniru gaya
hidup para nabi mereka (Sunnah). Setelah disingkirkannya infiltrasi
intelektual (kaum Mutazila) keadaan menjadi berubah. Islam menjadi agama
yang kaku dan legalistik, yang didasarkan kepada Syariat. Mereka
membentuk Syariat berdasarkan Al-Qur'an, Sunnah, dan penalaran analog
dan kesepakatan lima kelompok hukum. Mereka mengembangkan sebuah
hukum yang membentuk setiap bagian dari kehidupan manusia secara lebih
8
mendalam dari prinsip-prinsip iman di dalam Islam. Kaum Sunni mencakup
sekitar 84 persen dari seluruh umat Muslim, berjumlah sekitar satu miliar
pengikut Muhammad, jumlah yang hampir sama dengan anggota Gereja
Katolik.

Aliran Syi’ah – aliran Sekte Islam pertama


Dalam perkembangan Islam, para pengikut Ali – anak angkat Muham-
mad yang juga keponakan dan menantunya – memisahkan diri dari kaum
Sunni bersama kedua puteranya: Hasan dan Husein. Alasan perpecahan ini
bukan karena perbedaan doktrin tentang iman tetapi karena ketidakpuasan
akan pembagian kekuasaan atas kerajaan Islam. Kaum Syi’ah menuntut
bahwa Ali dan anak-anaknya seharusnya mengambil alih kepemimpinan
Islam setelah kematian Muhammad. Ini menunjukkan bahwa Islam terlebih
dahulu memandang dirinya sebagai sebuah tatanan negara dan bukan hanya
sekedar agama saja. Kaum Syi’ah terus mengagungkan Ali dan kedua
anaknya, sampai hampir menganggap mereka sebagai dewa dan
mengembangkan hierarki keimaman sendiri yang terdiri dari para imam –
tujuh untuk satu kelompok, atau dua belas untuk yang lainnya – yang mereka
taati sepenuhnya. Para pemimpin mereka yang disebut sebagai para
Ayatollah mengaku menerima wahyu langsung dari imam yang terakhir.
Kaum Syi’ah mencakup 14 sampai 16 persen dari umat Islam, dengan
sekitar 200 juta pengikut.
Selain kaum Syi’ah masih banyak lagi sekte, cara hidup, golongan,
kelompok, kaum-kaum dan perkumpulan-perkumpulan di dalam Islam yang
tidak pernah siap untuk bersatu, tetapi masing-masing berjuang untuk
mempertahankan kebebasan mereka.

Gelombang Islamisasi ketiga


Setelah dua gelombang pertama dari penyebaran Islam ke Eropa gagal
(tahun 732 dan 1683 M) karena dihalangi tentara Katolik, gelombang yang
ketiga dimulai pada tahun 1973 setelah melonjaknya harga minyak secara
tiba-tiba. Negara-negara Islam penghasil minyak menjadi negara yang relatif
sangat kaya. Karena ada persentase yang tetap dari keuntungan bersih yang
harus disumbangkan untuk Kebangkitan Islam, maka banyak ide dari kaum
Muslim fundamentalis yang bisa mendapatkan dana. Hassan al-Banna,
pendiri dari persaudaran Muslim, pernah berkhotbah demikian, “Seorang
Muslim yang berdoa, berpuasa dan membayar infak belum bisa dikatakan
sebagai seorang Muslim yang sejati. Hanya jika Syariat mengontrol negara di
mana dia tinggal saja maka Islam bisa menjadi sempurna.” Persaudaraan
Muslim yang dibentuknya terpecah menjadi lebih dari 15 kelompok di
sebagian besar negara Islam. Mereka berusaha untuk melakukan reformasi

9
atas Islam dan membuat negara-negara Islam yang liberal diatur oleh
Syariat.
Pada saat yang sama, kaum Muslim fundamentalis memulai sebuah
rencana yang terencana dengan sangat baik untuk menyebarkan Islam ke
seluruh lima benua. Mesjid-mesjid bermunculan di mana-mana seperti jamur.
Orang Kristen yang naif menerima orang Muslim ke dalam masyarakat multi-
budaya mereka. Mereka tidak menyadari bahwa tidak pernah ada di dalam
sejarah sebelumnya di mana begitu banyak orang Muslim tinggal di negara-
negara yang penduduknya kebanyakan adalah kaum Protestan seperti di
masa sekarang ini! Kita sedang hidup di tengah-tengah perang suci
mereka – dan sama sekali tidak menya-darinya!

Muslim bagaimana yang kita jumpai?


Umat Muslim tidak hidup dan berpikir dengan cara yang serupa. Setiap
orang merupakan pribadi yang berbeda. Semua penggolongan yang
dilakukan tidaklah memadai atau justru keliru. Sebenarnya tidak ada yang
namanya suatu tipe khusus Muslim. Perbedaan talenta, tradisi, pendidikan
dan keyakinan terangkum dalam setiap tipe. Sangat keliru kalau kita
berbicara dengan menganggap bahwa mereka tergolong dalam satu
golongan “Muslim”. Setiap orang yang mau memahami orang-orang Muslim
memerlukan banyak waktu untuk memahaminya. Kita harus menanyakan
kepada mereka masing-masing dari mana asalnya, apa yang dia pikirkan
dan rasakan dan apa masalah yang dihadapinya. Untuk bisa menjadi
sahabat bagi orang-orang Muslim kita membutuhkan kesabaran untuk
memahami mereka. Juga sebaliknya! Pandangan-pandangan yang sudah
kita miliki sebelumnya justru harus kita adaptasikan kepada kenyataan yang
ada. Seorang Muslim bisa dengan cepat merasa dan memahami bahwa kita
menghormati dia dan bukannya berusaha untuk mengeksploitasi dia, tetapi
menerima dia sebagaimana adanya. Injil bisa bekerja sebagai kuasa Tuhan
setelah ada kepercayaan yang terbangun. Doa yang terus menerus adalah
rahasia untuk berkat yang tidak berkesudahan.
Meski pada kenyataannya setiap Muslim adalah pribadi yang berbeda,
ada beberapa kategori yang bisa dikecualikan – dengan syarat tertentu –
sebagai aspek pemersatu, sehingga kita bisa berbicara mengenai adanya
golongan-golongan Muslim yang berbeda.

1. Muslim konservatif dan fundamentalis yang takut kepada Allah


Di daerah pedesaan dan juga di universitas-universitas, di mesjid-mesjid
dan di setiap bidang pekerjaan, anda bisa menemukan adanya orang-orang
Muslim yang ingin menjalani kehidupan sesuai dengan Al-Qur'an dan
tradisinya. Tidak sedikit yang telah menghafalkan seluruh atau sebagian Al-
Qur'an dalam bahasa Arab sejak mereka masih kanak-kanak. Mereka
10
memakai “kacamata Al-Qur'an” untuk memahami dunia mereka. Selain Al-
Qur'an dan aturan Syariat, tidak ada gaya hidup lain yang mereka terima.
Penganut sekte-sekte, penganut agama lain dan semua penyembah berhala
dianggap sebagai najis dan dikutuk oleh Allah. Makanan yang halal dan
haram membuat dunia mereka terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok
pemakan babi dan kelompok orang-orang yang suci. Membeli daging di
tempat di mana ketika binatang disembelih mereka tidak menyebut Bismillah
adalah pelanggaran berat bagi orang-orang Muslim konservatif. Namun,
kalau mereka memang terpaksa memakannya, maka hal itu tidak menjadi
masalah untuk mereka.
Mereka yang setia kepada agama mereka tidak diper-kenankan untuk
“berpikir atau berbicara secara kritis” tentang Al-Qur'an. Jika anda
mempertanyakan salah satu ayat saja maka seluruh rangka cara pandang
mereka akan runtuh. Karena itu, mereka harus membela kebenaran iman
mereka setiap kali muncul perbedaan pandangan. Al-Qur'an adalah
kehidupan mereka. Anda hanya bisa menjelaskan Injil kepada mereka
dengan menggunakan istilah-istilah Al-Qur'an, dan mengisinya dengan
makna dari Injil.
Herannya, ada banyak sekali murid-murid Islam yang konservatif. Jika
mereka datang dari kampung mereka ke kota besar dan kemudian melihat
adanya kehidupan yang bebas, yang penuh dosa, mereka merasa malu
dengan sesama mereka itu, dan kembali kepada akar budaya mereka sendiri
dan kemudian menjadi Muslim yang lebih fanatik daripada sebelumnya.
Mereka berusaha untuk menegaskan apa yang selama ini menjadi dasar
untuk kehidupan mereka dan mempertahankan keabsahan universal dari Al-
Qur'an dengan cara yang sangat fanatik.
Ketika para fundamentalis menjadi kaum intelektual, maka mereka akan
berusaha untuk mereformasi umatnya dengan cara-cara damai ataupun
kekerasan. Tidak sedikit dari kelompok itu yang siap untuk membunuh
orang-orang Muslim liberal atau yang siap terlibat dalam kelompok
kekerasan untuk memaksakan pelaksanaan prinsip-prinsip Islam di negara
mereka.
Jumlah kaum fundamentalis Muslim berbeda dari satu negara dengan
negara lainnya. Mereka berjumlah sekitar 15 sampai 35 persen. Menurut
pemilihan politik di banyak negara, mereka hanya meraih sekitar 10 sampai
20 persen dari keseluruhan suara. Mayoritas Muslim bukanlah kelompok
radikal. Namun Al-Qur'an memerintahkan mereka untuk menerapkan Syariat
di dalam negara Islam mereka sendiri, berapapun harga yang harus dibayar!

2. Muslim Liberal

11
Sebagaimana di negara-negara Kristen, mayoritas umat Muslim di
negara-negara Islam adalah liberal, lembut dan cinta damai. Dengan tanpa
harus bekerja keras mereka dapat berpenghasilan cukup untuk menafkahi
keluarga mereka. Mereka tidak tertarik dengan banyak kegiatan. Mereka
hanya berharap untuk dapat memiliki lemari es, TV yang besar, dan kalau
memungkinkan, sebuah mobil atau motor. Bagi kebanyakan dari mereka,
agama hanyalah urusan kedua atau cara untuk melancarkan bisnis.
Dalam kehidupan sehari-hari, Muslim liberal bersikap alim karena menurut
mereka orang yang tidak hidup sesuai dengan budaya Islam tidak bisa lancar
bisnisnya. Mereka banyak menggunakan ungkapan agamawi dalam per-
cakapan mereka, membela Islam di depan umum atas tradisi mereka dan
mendukung adat istiadat yang berlaku. Kalau salah satu anggota keluarga
menjadi Kristen maka orang itu akan menciptakan kegemparan. Demi nama
baik keluarga besar, maka orang yang menjadi Kristen itu akan dibenci,
diancam, atau diusir. Mereka tidak akan membiarkan bau dari goyahnya
kesetiaan terhadap Islam ini merusak citra nama mereka. Walaupun
demikian, para anggota dari kelompok ini jarang ke tempat ibadah untuk
berjemaah, dan kalaupun melakukannya hanya supaya dilihat orang lain
saja. Mereka jarang membuka Al-Qur'an untuk memahaminya. Sikap masa
bodoh terhadap agama sudah menjalar di antara mayoritas Muslim.
Kelompok ini berjumlah sekitar 50 sampai 70 persen dari seluruh penduduk,
tergantung di wilayah atau negara mana mereka hidup.
Kadangkala nasionalisme dan Islam dapat bersatu. Agama akan
mendukung rasa nasionalisme dan sebaliknya. Namun, setelah negara itu
meraih kemerdekaan, maka sikap materialistis akan mendominasi.
Pekerjaan, makanan, dan keluarga segera menjadi lebih penting daripada
agama.
Muslim Liberal menggarisbawahi pernyataan kemanusiaan di dalam Al-
Qur'an dan tradisi. Larangan ter-hadap makanan, perintah Perang Suci
(Jihad), status wanita di dalam Al-Qur'an dan hukuman yang kejam diabaikan
dengan catatan bahwa peraturan yang demikian hanya berlaku bagi suku
Bedouin di masa Muhammad. Sekarang, di jaman yang sudah maju ini,
semua hukum itu tidak lagi relevan. Muslim liberal menjalani kehidupan
sesuai dengan Islam yang sudah dipotong di sana-sini.
Kebanyakan pemerintahan Islam berjalan di jalan yang demikian. Mereka
mengijinkan para pemimpin mesjid untuk mengawasi kewajiban-kewajiban
Syariat secara pribadi. Semua prinsip mengenai Perang Suci atau hukuman
yang kejam tetap berada di tangan pemerintah. Mereka berusaha untuk
mengkompromikan Syariat dengan hak asasi manusia, dan menentang Islam
fundamentalis di negara mereka. Serangan teroris di Mesir atau Aljazair tidak
lain adalah perjuangan untuk mengimplemen-tasikan seluruh Syariat. Inilah
yang dengan segala upaya dihindari oleh Muslim liberal dalam pemerintahan
mereka.
12
3. Wanita Muslim
Setengah dari umat Muslim adalah wanita! Kita jangan memikirkan kaum
pria saja ketika berbicara tentang Muslim. Wanita Muslim memainkan
peranan yang penting di dalam Islam. Mereka sering lebih banyak
mempengaruhi anak-anak di dalam keluarganya dibandingkan dengan suami
mereka.
Namun, Al-Qur'an dengan jelas menuliskan:
Anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. (Surat Al 'Imran 3:36).

َ‫فَﻟَﻤَّﺎ وَﺿَﻌَﺘْﻬَﺎ ﻗَﺎﻟَﺖْ رَبِّ إِﻧِّﻲ وَﺿَﻌْﺘُﻬَﺎ أُﻧْﺜَﻰ وَاﻟﻠَّﻪُ أَﻋْﻠَﻢُ ﺑِﻤَﺎ وَﺿَﻌَﺖْ وَﻟَﯿْﺲَ اﻟﺬَّﻛَﺮُ ﻛَﺎﻷﻧْﺜَﻰ وَإِﻧِّﻲ ﺳَﻤَّﯿْﺘُﻬَﺎ ﻣَﺮْﯾَﻢ‬
ِ‫وَإِﻧِّﻲ أُﻋِﯿﺬُﻫَﺎ ﺑِﻚَ وَذُرِّﯾَّﺘَﻬَﺎ ﻣِﻦَ اﻟﺸَّﯿْﻄَﺎنِ اﻟﺮَّﺟِﯿﻢ‬

Kebenaran di dalam Islam ini memiliki latar belakang hukum. Al-Qur'an


menegaskan:
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah
telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang
lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian
dari harta mereka. (Surat An-Nisa 4:34).

ٌ ‫اﻟﺮِّﺟَﺎلُ ﻗَﻮَّاﻣُﻮنَ ﻋَﻠَﻰ اﻟﻨِّﺴَﺎءِ ﺑِﻤَﺎ ﻓَﻀَّﻞَ اﻟﻠَّﻪُ ﺑَﻌْﻀَﻬُﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﺑَﻌْﺾٍ وَﺑِﻤَﺎ أَﻧْﻔَﻘُﻮا ﻣِﻦْ أَﻣْﻮَاﻟِﻬِﻢْ ﻓَﺎﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺎتُ ﻗَﺎﻧِﺘَﺎ‬
‫ت‬
ْ‫ﺣَﺎﻓِﻈَﺎتٌ ﻟِﻠْﻐَﯿْﺐِ ﺑِﻤَﺎ ﺣَﻔِﻆَ اﻟﻠَّﻪُ وَاﻟﻼﺗِﻲ ﺗَﺨَﺎﻓُﻮنَ ﻧُﺸُﻮزَﻫُﻦَّ ﻓَﻌِﻈُﻮﻫُﻦَّ وَاﻫْﺠُﺮُوﻫُﻦَّ ﻓِﻲ اﻟْﻤَﻀَﺎﺟِﻊِ وَاﺿْﺮِﺑُﻮﻫُﻦَّ ﻓَﺈِن‬
‫أَﻃَﻌْﻨَﻜُﻢْ ﻓَﻼ ﺗَﺒْﻐُﻮا ﻋَﻠَﯿْﻬِﻦَّ ﺳَﺒِﯿﻼ إِنَّ اﻟﻠَّﻪَ ﻛَﺎنَ ﻋَﻠِﯿًّﺎ ﻛَﺒِﯿﺮًا‬

Dalam pengadilan, kesaksian seorang laki-laki Muslim dihitung sama dengan


kesaksian dua wanita Muslim (Surat Al-Baqara 2:282). Dalam pembagian
warisan, seorang perempuan menerima hanya setengah dari jumlah yang
diterima saudara laki-laki atau anak laki-lakinya, saudara perempuan
menerima setengah dari jumlah yang diterima saudara laki-lakinya, dan anak
perempuan menerima setengah dari bagian anak laki-laki (Surat An-Nisa
4:11, 176). Secara hukum perempuan bernilai hanya setengah dari laki-laki.
Seorang laki-laki diijinkan menikahi empat orang isteri (Surat An-Nisa 4:3)
kalau ia bisa mengasihi mereka secara seimbang. Karena kebanyakan laki-
laki jaman ini tidak memiliki penghasilan yang cukup untuk mencukupi
kebutuhan empat isteri beserta anak-anaknya, maka pernikahan
monogamilah yang lebih dipilih. Namun demikian, isteri-isteri dari seorang
laki-laki mengalami penderitaan dan kecemburuan lebih dari yang bisa kita
bayangkan.
Dalam keluarga Islam seorang laki-laki berhak untuk “mendidik” istrinya.
Kalau istrinya memberontak, ia bisa memberikan “nasehat.” Kalau istrinya
13
tetap keras kepala ia bisa melakukan pisah ranjang dan kalau ia tetap tidak
berubah, laki-laki berhak untuk memukul isterinya sampai ia tunduk, tetapi ia
tidak diijinkan mematahkan tulang istrinya (Surat An-Nisa 4:34).
Menurut Al-Qur'an (tidak diberlakukan dalam hukum di negara Turki,
Mesir atau Tunisia dan beberapa negara Islam lainnya), seorang laki-laki
berhak untuk menceraikan istrinya dengan alasan apapun. Setelah menjalani
masa penantian selama tiga sampai empat bulan ia bisa menikahinya lagi,
menceraikannya lagi dan menikahinya kembali di lain waktu. Setelah
menceraikan istrinya untuk yang ketiga kali, isterinya itu harus menikah
dengan laki-laki yang lain. Kalau kemudian laki-laki ini juga menceraikan
perempuan itu maka suaminya yang terdahulu memiliki hak untuk
menikahinya lagi (Surat Al-Baqara 2:229-230).
Penderitaan kaum wanita yang berkelanjutan di beberapa negara Islam
jauh lebih mendalam daripada yang bisa kita bayangkan dalam pikiran kita.
Siapa yang terpanggil untuk berbicara kepada wanita Muslim dan membawa
kepada mereka Injil kemerdekaan rohani dengan dasar pengampunan yang
sempurna serta anugerah Roh Kudus?
Laki-laki Kristen dilarang berbicara sendirian dengan wanita Muslim,
kecuali jika didampingi oleh istrinya. Jadi, wanita Kristen harus mengambil
alih peranan dalam pelayanan yang terlupakan ini dan berbicara dengan
kaum wanita serta para gadis Muslim tentang Kristus dan bersaksi tentang
pengalaman mereka dengan Juruselamat mereka yang kudus. Ibu-ibu
Muslim adalah orang bertanggung-jawab untuk membesarkan anak-anak
mereka. Untuk alasan inilah maka penginjilan bagi kaum wanita Muslim,
khususnya para ibu, memainkan peranan yang sangat menentukan dalam
penjangkauan kaum Muslim di segala masa. Program TV dan buku-buku
bagi kaum wanita yang ditulis oleh para wanita Kristen sangatlah dibutuhkan.
Satu generasi yang lalu hanya kurang dari 25 persen wanita dan gadis
Muslim yang bisa mengenyam pendidikan! Sekarang, gadis dan wanita
Muslim yang terpelajar berjumlah sekitar 40 sampai 70 persen dari semua
populasi mereka. Adakah di antara anda yang menyadari kesempatan baru
ini dan menangkapnya dengan Injil?
Kaum wanita dalam Islam seringkali lebih alim dan taat beribadah
dibandingkan kaum pria. Muhammad pernah dikabarkan pernah melihat
neraka dan dia melihat bahwa 90 persen dari penghuninya adalah wanita,
karena mereka tidak selalu taat kepada suaminya. Muhammad juga
mengaku pernah melihat surga. Hanya 10 persen dari penghuninya adalah
wanita karena memang hanya sedikit pria yang mengakui bahwa istri mereka
adalah wanita yang takut kepada Allah dan selalu taat. Diskriminasi yang
seperti ini mendorong para wanita untuk mentaati hukum Islam lebih
daripada suami mereka, dengan harapan bisa mendapatkan kesempatan
yang langka bagi wanita untuk masuk surga.

14
Siapa yang akan menunjukkan belas kasihan kepada wanita Muslim dan
akan berusaha dengan setia untuk menemukan jalan yang bisa melepaskan
mereka dari penderitaan di dunia ini dan di dunia yang akan datang di dalam
nama Yesus?

4. Remaja Muslim
Setengah dari kaum Muslim berusia di bawah 18 tahun. Di beberapa
negara Islam batas yang tidak kelihatan ini adalah di usia 16 tahun. Siapa
pun yang pernah berpengalaman dalam penginjilan kepada kaum muda
harus waspada terhadap kenyataan ini! Anak-anak, remaja, dan pemuda
membutuhkan program yang berbeda dengan yang disiapkan untuk orang
dewasa. Kenyataan statistik ini menuntut pemikiran dan penyusunan ulang
dari beberapa strategi misi dan bahkan dalam jaringan doa.
Kaum muda di seluruh dunia menyukai sepakbola dan balap mobil. Siapa
pun yang mengadakan perjalanan ke negara-negara Islam akan mendapat
tanggapan yang antusias kalau berbicara tentang Beckenbauer,
Rummenigge dan Schumacher. Becker dan Graf juga termasuk nama-nama
yang sangat dikenal di antara kaum muda Muslim.
Kaum muda Islam masa kini belajar membaca dan menulis. Mereka
menghendaki bahan bacaan yang menarik. Mereka lapar akan pengetahuan.
Mereka ingin belajar mengenai apa saja. Mereka sangat yakin dengan ilmu
pengetahuan dan berpikir bahwa mereka bisa menaklukkan dunia dengan
nilai rapor yang baik. Dengan memberikan traktat, buku dan majalah yang
cocok dengan pola pikir mereka, sebuah kursus Alkitab tertulis melalui surat
menyurat bisa dengan mudah dimulai, di mana puluhan ribu orang akan ikut
ambil bagian dalam waktu singkat.
Kebanyakan orang muda tidak menyelidiki hal tentang pengampunan
dosa. Mereka tidak berpikir mengenai pertobatan atau pun iman. Mereka
justru ingin menyelidiki semuanya: Yesus, Paulus, dan Yohanes sama
menariknya dengan Marx, Lenin dan Mao. Rasa haus akan pengetahuan ini
adalah pintu terbuka yang melaluinya kita bisa menawarkan Injil tanpa
banyak rintangan. Banyak di antara para pencari ilmu pengetahuan ini akan
dijamah dan diubahkan oleh kasih Yesus Kristus, kelemah-lembutan,
kerendahan hati dan damai sejahtera-Nya.
Ada semakin banyak jumlah pelajar SMU dan mahasiswa universitas
yang memiliki komputer sendiri atau menemukan akses kepada internet di
kafe atau di rumah teman-teman mereka. Banyak kenajisan, pertentangan
yang terjadi di antara kelompok-kelompok Muslim dan godaan-godaan dari
kelompok-kelompok sekte mengalir melalui media ini. Tetapi siapa pun yang
menawarkan program rohani untuk menolong kaum muda akan dengan
segera dikunjungi oleh ribuan pengunjung di situs-situs mereka dan bahkan
dari negara-negara Islam yang tertutup juga. Yang sekarang secara khusus
15
sedang dibutuhkan adalah materi yang berisi perbandingan antara Injil dan
Islam, dan jawaban yang positif terhadap pertanyaan-pertanyaan yang rumit.
Menyediakan lagu-lagu Kristen yang baik yang bernadakan musik aslinya
juga termasuk di dalam kategori pelayanan ini. Lagu paduan suara dari
Jerman atau himne romantik dari gereja Amerika yang membosankan tidak
terlalu menarik kaum muda Muslim. Setiap kali Injil disajikan dalam irama
melodi yang mengikuti sistem tangga nada setempat, yaitu pentatonik atau
dua belas nada, akan bisa dilihat bahwa orang yang tidak mengenal Alkitab
pun tetap akan terbawa untuk ikut menyanyikan lagu yang baru ini. Rasa
hormat yang mendalam terhadap pencipta dan rasa takut pada hakim dunia
ini belum hilang, sekalipun ada modernisasi.
Jarang sekali ada kesempatan sebesar ini untuk penginjilan di antara
umat Muslim, karena kaum muda yang jumlahnya setengah dari seluruh
orang Islam sedang belajar untuk membaca, menulis, dan berpikir, dan
banyak di antara mereka yang secara antusias mengagumi pahlawan-
pahlawan olah raga dan teknologi. Seorang gadis suku Bedouin di
Hadramaut, yang tinggal di pinggiran padang pasir Rub al-Khali, ketika
ditanya tentang jenis musik apa yang disukainya menjawab: “Lagu-lagu
ABBA dari Swedia.”

5. Orang-orang Muslim yang Frustasi


Karena generasi Muslim yang sekarang belajar untuk berpikir, mereka
mulai mempertanyakan budaya dan agama mereka secara obyektif.
Kelemahan Islam tidak dapat lagi disembunyikan dari mereka.
Beberapa orang Muslim yang jengkel bertanya: “Mengapa tentara Arab
yang 250 juta tidak bisa menghancurkan lima juta pasukan Israel dalam
waktu 50 tahun terakhir ini? Ada yang salah di sini. Ada yang salah dengan
kami!”
Yang lain mengatakan: “Istilah Islam memiliki makna yang penting. Salah
satunya adalah: Membawa damai! Lalu kenapa lebih dari setengah dari
semua peperangan yang ada di dunia ini berhubungan dengan negara-
negara Islam? Mengapa kita mengekspor terorisme, perang saudara,
pertumpahan darah dan bukan perdamaian atau pembangunan?”
Ada yang menanyakan: “Negara Islam penghasil minyak dikuasai oleh
sekelompok orang yang termasuk sebagai orang-orang terkaya di dunia ini!
Tetapi lebih dari sepuluh negara Islam tergolong sebagai negara yang
termiskin dan hidup sengsara di bawah garis kemiskinan. Mengapa negara-
negara Islam yang kaya tidak dengan murah hati mendukung umat Muslim
yang membutuhkannya? Kalaupun mereka memberikan bantuan, mengapa
bagian yang terbesar dari bantuan itu bocor di antara para pejabat tinggi
pemerintah, sehingga hanya sedikit sekali yang sampai ke tangan orang
yang membutuhkan?”
16
Seorang sopir berkebangsaan India yang bekerja pada seorang sheikh di
Saudi Arabia ditanya apakah ia semakin menjadi Muslim yang saleh setelah
sebelas tahun melayani sebagai penjaga dari dua tempat suci. Sopir yang
Muslim itu langsung meledak: “Diam! Saya tidak mau mendengar lagi
apapun tentang Islam! Saya tidak ingin berurusan dengan semuanya itu lagi!
Kalau anda tidak tahu sendiri apa yang mereka bicarakan, minum-minum,
dan yang mereka lakukan ketika mereka sendirian pasti anda tidak akan
percaya kepada saya.” Ketika ia ditanya tentang apa yang akan dilakukannya
setelah tahu semuanya itu ia mengatakan, “Saya akan mempelajari
komunisme dan iman Kristen untuk menguji yang mana di antara keduanya
yang menawarkan dasar kehidupan yang lebih baik untuk saya. Itulah yang
akan saya ikuti.”
Seorang lulusan dari Universitas Al-Azhar di Kairo ingin menyem-
purnakan dan memperbaiki pengucapan bahasa Arabnya dari suku-suku
yang ada di Saudi Arabia. Ia mengajar literatur Islam di Universitas Riyadh.
Kebanyakan mahasiswanya menentang dia karena ia memberikan
pemahaman tentang pemikiran modern dalam kuliahnya, dan ia bukannya
mengenakan jubah putih tetapi justru mengenakan celana gaya orang Barat.
Ketika pertentangan meningkat dan beberapa mahasiswa mulai
melemparkan batu-batu kecil ke arahnya ketika ia sedang mengajar, ia
menjadi sangat marah, lari keluar dari ruang kuliah, bergegas ke asrama
para guru, masuk ke kamarnya, mengambil Al-Qur'annya dan berusaha
menenangkan gejolak di dalam dirinya dengan membaca surat-surat di
dalam Al-Qur'an dengan suara keras. Tiba-tiba ia berhenti dan kemudian
mengaku: “Pada saat itulah saya menyadari bahwa buku inilah yang menjadi
rem pikiran kaum Muslim dan membelenggu pemikiran dan moral mereka.”
Ia lalu mengambil Al-Qur'annya dan merobeknya dengan penuh kemarahan,
lalu lari keluar dari asrama ke taman dan mencoba membakarnya.
Beberapa guru yang mendengar pintu dibanting dan pembacaan Al-
Qur'an yang keras, kemudian bergegas mendatanginya untuk menenang-
kannya. Tetapi mereka semua terpana ketika melihat kepulan asap Al-Qur'an
yang telah terbakar itu. Semua orang tahu: orang yang melakukan
pelanggaran seperti ini harus menerima hukuman yaitu dibakar. Tidak ada
seorang pun yang bersuara. Tetapi guru yang tadi menyadari perbuatannya,
lari ke dalam kamarnya, mengambil uang dan paspornya, memanggil taksi,
cepat-cepat ke bandara dan terbang melarikan diri dari perangkap kematian,
mumpung masih ada kesempatan.
Orang-orang seperti ini tidak memiliki hubungan dengan orang Kristen.
Mereka menyadari sendiri kelemahan Islam dalam keterbelakangan negara
mereka dan berusaha lepas dari kungkungan yang mengurung jiwa mereka.
Para mahasiswa kedokteran, pangeran, sheikh dan umat Muslim biasa
dengan jelas melihat kontradiksi di dalam Al-Qur'an dan sangat rindu untuk
menemukan jawaban dan pemahaman yang lebih baik tentang kehidupan.
17
Kita harus berdoa untuk dapat bertemu dengan orang-orang Muslim yang
frustrasi seperti ini sebelum mereka jatuh ke tangan ajaran sesat. Mungkin
sekitar lima persen dari seluruh umat Muslim tidak lagi merasa puas dengan
agama mereka dan mencari seseorang untuk memberikan penerangan
kepada mereka.

6. Kaum Ateis di antara orang-orang Muslim


Dalam sebuah program TV, seorang bintang Muslim ditanya mengenai
agamanya. Ia secara spontan menjawab: “Hidup agama terbaik di dunia,
yaitu Islam!” (Surat Al 'Imran 3:19,110; al-Fath 48:28; al-Saff 61:9; dll.).
Ketika ditanya lebih jauh lagi apakah ia percaya akan keberadaan Allah, ia
mengatakan: “Tidak! Tentu saja tidak! Iman yang demikian hanya untuk
orang tua yang hampir mati dan untuk anak-anak, tetapi kami adalah
generasi yang aktif!” Orang yang mewawancarai sangat terkejut, dan lalu
menanyakan bagaimana reaksinya jika umat Muslim diserang. Bintang film
itu dengan jelas mengatakan: “Saya akan menjadi orang yang pertama
mengambil senapan Kalashnikov dan mempertahankan Islam.” Ia masih
menganggap dirinya orang Muslim meskipun ia tidak percaya akan
keberadaan Allah, dan ia juga tidak bersembahyang! Islam bukan hanya
suatu agama, tetapi juga suatu kebudayaan, negara, dan tatanan
masyarakat.
Dalam sebuah kuliah tentang hubungan antara Islam dan Kristen,
seorang pemuda Turki dengan keras menentang pembicaranya. Islam dalam
anggapannya jauh lebih ramah, lebih halus, lebih humanistik dan lebih
modern daripada yang dikatakan oleh pembicara itu. Ketika pemuda dari
Turki itu diundang untuk menjelaskan pandangannya di depan mikrophone di
hadapan orang-orang yang hadir saat itu, ia berbicara dengan penuh
semangat untuk menjelaskan apa yang dimaksudkannya. Pembicara dalam
kuliah itu kemudian menyadari latar belakang pemuda itu, dan menyelanya
dengan bertanya: “Pernahkah anda membuka Al-Qur'an di dalam hidup
anda?” “Belum pernah,” jawab pemuda Turki itu dengan sangat terkejut.
Ketika ia ditanya berapa sering ia ikut serta dalam sembahyang berjamaah di
mesjid, ia mengatakan bahwa ia tidak pernah melakukannya! Tetapi ia
mempertahankan agamanya dengan sangat keras. Islam lebih daripada
sekedar Al-Qur'an dan sembahyang. Pemuda itu adalah salah satu orang
Muslim modern yang sudah kehilangan imannya – tetapi masih
mempertahankan Islam yang tidak mereka pahami.
Seorang ahli kandungan wanita dari Bengali bernama Dr. Nasrin meminta
agar dilakukan koreksi editorial dari Al-Qur'an mengenai hal yang
berhubungan dengan posisi wa-nita dan perlakuan yang kejam terhadap para
gadis remaja di dalam pernikahan mereka. Ia akhirnya harus melarikan diri
ke Swedia karena para pria Muslim sangat mempertahankan hak-hak
18
mereka dan – karena ia berani mempertanyakan Al-Qur'an! Dokter ini masih
menganggap dirinya seorang wanita Muslim, namun melalui penga-lamannya
ia sudah tidak lagi percaya pada pewahyuan Al-Qur'an.
Para politikus Islam dan lulusan universitas yang tinggal di luar negeri
seringkali lebih kritis terhadap Islam. Mereka menjalani kehidupan yang
kosong dan sudah kehilangan imannya kepada Allah. Tetapi, demi
kepentingan keluarga mereka berpartisipasi di dalam sembahyang saat
mereka pulang ke tanah asal mereka. Mereka kelihatannya melakukan
puasa pada bulan Ramadan dan secara terbuka membayar infak. Namun di
dalam dirinya, mereka sudah mengambil jarak pada hukum Islam dan
sedang mencari suatu wawasan yang baru di jaman yang modern ini.
Penolakan mereka yang semakin meningkat ini terhadap Islam konservatif
dikuatkan dengan pertemuan mereka dengan ahli-ahli ilmu pengetahuan,
teknisi, dan tokoh-tokoh terkenal dari Timur dan Barat, karena mereka tahu
bahwa jumlah terbesar dari tokoh-tokoh itu bukanlah Muslim, tetapi menjalani
kehidupan yang terhormat.
Jumlah Islam atheis tidak banyak, sekitar satu persen, mungkin
jumlahnya lebih di negara yang didominasi oleh paham komunis. Mereka
dapat dikenali, seperti kaum sosialis di Turki, melalui serangan tajam mereka
di koran-koran dan buku-buku terhadap Muhammad dan Islam.

7. Kaum Mistik di dalam Islam


Kekosongan batin di dalam diri umat Muslim berayun seperti pendulum di
antara fundamentalisme yang militan dengan ateisme yang tersembunyi. Hal
itu menciptakan ketidakpuasan, rasa frustasi dan pencarian akan jalan baru
yang bisa diandalkan. Salah satu dari trend ini bisa dilihat di dalam diri kaum
Mistik Islam (sering disebut sebagai kaum Sufi dengan Tariqat mereka),
yang dengan sengaja berpaling dari aturan yang sangat ketat dari para Mufti
dan ahli-ahli hukum Islam. Para pencari kebenaran dari pengalaman
keagamaan ini memisahkan diri dari kegiatan-kegiatan yang bersifat stereotip
dengan melakukan penyucian diri tertentu dan melakukan pengulangan doa
yang hanya menghancurkan jiwa. Di sana mereka tidak menemukan adanya
sesuatu yang memuaskan jiwa dan roh mereka. Mereka memisahkan diri
dari Islam yang resmi, dan bergabung dalam kelompok-kelompok serta
berusaha membangun kehidupan keagamaan pribadi dan kesalehan yang
tulus dari Al-Qur'an dan tulisan-tulisan non Islam.
Anda dapat menemukan kaum Sufi dan Tariqat yang berbeda di Maroko,
Sudan, Turki dan di Pakistan. Bahkan di Cina dan Indonesia, Islam terbagi
dalam Islam mistik dan Islam legalistik. Di Maroko kita dapat melihat nisan-
nisan bercat putih dari tokoh-tokoh kaum Sufi di perbukitan di sepanjang
jalan-jalan utama. Wanita-wanita yang tidak bisa memiliki anak seringkali
menggosokkan perut mereka ke batu nisan orang-orang yang dianggap suci
19
agar mendapatkan kesuburan. Di Sudan, kaum dervis (orang Muslim yang
hidup sebagai petapa) melompat, meloncat dan berguling di pasir untuk
menunjukkan rasa antusias mereka terhadap Allah dan kerohanian mereka.
Di Mesir kaum Sufi sering duduk atau berdiri dalam lingkaran dan
mengulang-ulang nama Allah atau salah satu sifat Allah: “huwa, huwa,
huwa…” tidak ada habis-habisnya sampai mereka menjadi kesurupan atau
mulai berkata-kata dalam bahasa asing. Di Turki murid dari kelompok itu
mengatakan: “Kami dituntun untuk memanggil roh-roh dan mengusir mereka
setelah mereka melayani kami.” Seorang gadis mengakui bahwa Setan
mengunjunginya setiap hari Jumat. Sahabat-sahabatnya mencoba
mengatakan kepada-nya bahwa dia pasti sedang mengkhayal, tetapi dia
menjelaskan bahwa ketika dia sakit parah di masa kecilnya, ayahnya
membawanya kepada seorang sheikh kaum Sufi yang menyembuhkannya
dengan pengaruh spiritualnya. Sejak saat itu ia selalu diganggu oleh
kunjungan roh jahat setiap minggu.
Di Pakistan, sebuah kelompok mempraktekkan meditasi komunal.
Setelah salah satu dari mereka menjadi Kristen, ayah dari orang itu
membawa seorang pemimpin mesjid untuk membawa anaknya itu kembali
kepada Islam. Tetapi ketika sheikh itu melakukan pelecehan seksual kepada
anak yang murtad tersebut, ayah anak itu mengusir guru Al-Qur'an itu dari
rumahnya karena hal yang seperti itu sama sekali tidak pernah terbayangkan
bisa terjadi di dalam keluarganya.
Di Indonesia, agama Hindu dengan roh yang tidak terhitung banyaknya
bercampur aduk dengan Islam mistik, sedemikian rupa sampai-sampai
dalam pesta-pesta suku di kampung-kampung mereka mengadakan
pertunjukan di mana roh-roh itu saling bertarung dengan cara yang bisa
dilihat di angkasa. Menelan paku dan bola lampu yang kemudian lenyap
ketika dimakan merupakan hal yang umum. Suara laki-laki bisa keluar dari
mulut seorang wanita dan sebaliknya.
Kaum Sufi berusaha untuk menjadikan Allah berdiam di dalam diri mereka
dan memenuhi mereka dengan kehadirannya. Yang lainnya bahkan
berusaha masuk ke dalam Allah mereka sendiri melalui meditasi. Kelompok
yang lain lagi berusaha untuk masuk ke dalam dunia malaikat dan roh-roh
yang ada “di pihak” Allah mereka. Mereka semakin terikat dalam kekuasaan
okultisme.
Karena Allah di dalam Islam teramat sangat jauh dari ciptaan-Nya, maka
tidaklah heran jika orang-orang Muslim yang terhormat akan berusaha untuk
menjembatani jarak itu dengan praktek-praktek keagamaan. Sayangnya roh-
roh anti Kristen bertumbuh subur dalam kekosongan ini. Jumlah kaum Sufi
dalam Islam semakin berkembang. Di beberapa negara jumlah mereka
berkisar antara 10 sampai 20 persen dari populasi Islam yang terbagi dalam
beberapa kelompok yang berbeda.

20
Beberapa ahli teologia Katolik meyakini bahwa kaum Sufi akan menjadi
jembatan yang terbaik antara Kristen dan Islam. Namun, mereka
mengabaikan fakta bahwa kaum mistik yang religius ini sangat percaya
kepada kebenaran mereka sendiri sehingga mereka menganggap diri tidak
perlu lagi untuk bertobat. Anak Tuhan yang disalibkan tetap menjadi batu
sandungan bagi mereka. Kebaikan mereka justru memisahkan mereka dari
keselamatan yang dari-Nya, yang sebenarnya sudah digenapi untuk mereka
juga seperti sudah digenapkan untuk kita.

8. Para syuhada di dalam Islam


Kaum Sufi bisa dikatakan sebagai merpati di antara golongan Muslim
yang frustrasi. Kaum teroris Muslim bisa disebut sebagai elang di antara
mereka. Mereka mengeluh, “Semua doa, puasa dan sedekah tidak ada
gunanya. Kita harus melakukan sendiri segala sesuatu. Kita harus
mengorbankan kehidupan dan darah kita untuk membasuh rasa malu dari
Islam dan mengalahkan ketidakadilan di dalam masyarakat Islam dengan
kekerasan yang benar!”
Hassan al-Banna, pendiri dari persaudaraan Muslim, mengajarkan bahwa
doa dan puasa tidak cukup untuk menjadi orang Islam yang sempurna. Ia
mengatakan bahwa Muslim sejati harus mengalahkan rasa mindernya
sampai ia siap untuk membunuh musuh-musuh Islam. Seratus perintah di
dalam Al-Qur'an mengajak orang-orang Muslim untuk berpartisipasi di dalam
peperangan bersenjata sebagai bukti ketaatan iman mereka.
Persaudaraan Muslim, yang mengalami penganiayaan keras dari
pemerintah Mesir, telah terpecah menjadi lebih dari 50 organisasi teroris
yang aktif. Ayatollah Khomeini di pihak kaum Syi’ah mengangkat obor
Perang Suci (Jihad) dan mengirim pasukan bunuh diri ke berbagai negara
sebagai para pembunuh, seperti para pembunuh di masa perang salib yang
membuat seluruh dunia harus senantiasa waspada.
Hisbullah, Hamas, al-Djihad dan kelompok-kelompok lain melatih para
pengikut mereka untuk melakukan serangan bunuh diri tanpa syarat. Al-
Qur'an mengungkapkan bahwa Allah sendiri akan menuliskan iman Islam ke
dalam hati mereka dan bahwa Allah akan menguatkan mereka dalam
melaksanakan misi yang seperti itu dengan rohnya sendiri (Surat al-Mujadila
58:22). Inilah satu-satunya ayat di dalam Al-Qur'an yang berbicara tentang
hubungan antara orang-orang Muslim dengan roh Allah! Para sahid di dalam
Perang Suci diberi janji akan mendapatkan tempat yang sangat indah di
dalam surga (Surat al-Baqara 2:154; Al 'Imran 3:157-158,161-171,193-195;
al-Nisa 4:74; Muhammad 47:4-6; dll.). Sangatlah tidak adil kalau memanggil
para pejuang itu, yang mati dalam misi bunuh diri, sebagai teroris, karena
mereka melihat diri mereka sebagai para syuhada yang mengorbankan diri
mereka bagi kejayaan Islam. Mereka diajarkan bahwa bukan merekalah yang
21
membunuh musuh-musuh Islam itu, melainkan Allah sendiri. Allah yang
akan menembak di dalam baku tembak mereka untuk melenyapkan musuh-
musuh Islam (Surat al-Anfal 8:17).
Beberapa jurnalis dan kaum humanis menyebut kelompok minoritas yang
fanatik itu sebagai kelompok ekstrimis yang sesat di dalam Islam. Mereka
salah! Justru para syuhada inilah yang sungguh-sungguh melakukan secara
literal apa yang ada di dalam Al-Qur'an dan menjalankan perintah Allah
mereka, berapapun harga yang harus mereka bayar (Surat al-Baqara 2:191-
193; al-Anfal 8:39; al-Tawba 9:12; dst.). Kaum humanistik dan orang-orang
Muslim yang lunak disebut sebagai pengecut dan pengkhianat oleh Al-
Qur'an. Perdamaian dengan orang-orang non Muslim tidak diperbolehkan,
kecuali sebagai gencatan senjata saja jika mereka tidak memiliki uang dan
senjata atau kalau situasinya tidak menguntungkan.
Banyak sekali kejadian yang terjadi dalam 50 tahun terakhir di dalam dan
di sekitar Israel dalam perang tidak suci yang dilakukan orang-orang Muslim.
Pembajakan pesawat, pengeboman hotel-hotel, tank yang dihancurkan oleh
misi bunuh diri dan ancaman permanen dalam perang urat syaraf senantiasa
menjadi perwujudan dari semuanya itu.
Ketika kelompok wisatawan dari Swiss dibunuh, dicincang dan wanita-
wanitanya diperkosa di dekat pemakaman raja di Luxor para calon syuhada
itu berseru, “Allahu akbar!” (Allah Maha Besar!). Teriakan yang sama bisa
didengar di Indonesia ketika sekumpulan besar orang membakar ratusan
gereja dan memperkosa gadis-gadis keturunan China. Di kepulauan
Mindanao di Filipina, lebih dari 50.000 orang Kristen dibunuh selama perang
untuk memerdekakan diri yang dilakukan oleh para syuhada Muslim sejak
Perang Dunia II. Orang dalam jumlah yang sama atau bahkan lebih besar
lagi juga kehilangan nyawanya di bagian utara Nigeria, karena orang-orang
Kristen itu tidak mau tunduk kepada hukum Islam, yaitu Syariat.
Di negara Republik Federal Jerman, sekitar 32.000 orang kaum Islam
fundamentalis menerima suaka karena kebanyakan mereka masuk dalam
daftar pencarian orang dari pemerintahan Islam liberal di negara asal
mereka. Mereka terus menerus berada di bawah pengawasan biro intelijen
Jerman. Pembantaian, seperti yang terjadi di arena Olimpiade tahun 1972 di
Munich, sangat mungkin terjadi kapan saja. Di dalam Al-Qur'an, Allah
menantang agar para penganut yang setia berperang dan membunuh para
musuh Islam (Surat al-Baqara 2:191-193; an-Nisa 4:89,91; al-Anfal 8:39; at-
Tawba 9:5 dll). Orang-orang Yahudi dan Kristen harus diserang menurut
Surat Pertobatan (Surat at-Taubah 9:28-29), karena mereka dianggap tidak
percaya kepada Allah yang sejati, tidak mengikuti Syariat dan penganut
agama yang salah! Islam, menurut Al-Qur'an, adalah roh penghancur.

Singkat Kisah
22
Siapa pun yang ingin menawarkan Injil Kristus kepada orang-orang
Muslim harus membuang ide bahwa semua orang Muslim percaya dan
berpikir dengan pola pikir yang sama! Siapa pun yang mau melayani mereka
harus terlebih dahulu mendengar dan bertanya dari mana asal mereka dan
apa pendapat mereka tentang politik, agama dan masa depan mereka.
Siapa saja yang kekurangan hikmat di dalam percakapan yang demikian
harus meminta Yesus akan tuntunan-Nya untuk menemukan orang-orang
Muslim yang hatinya sudah dipersiapkan oleh Roh Kudus. Kasih yang setia
tetap merupakan bahasa yang terindah yang bisa dipahami semua manusia.
Orang-orang yang menolong warga negara asing untuk menyelesaikan
masalah mereka dengan pemerintah, pada saat yang sama akan menuntun
mereka untuk lebih menghargai dan mengerti orang-orang Kristen.
Kita tidak boleh takut kepada roh Islam, karena berkat dari Yesus Kristus
jauh lebih kuat dari pada kutuk Muhammad. “Sebab Roh yang ada di dalam
kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.” (1 Yohanes
4:4). Kita juga jangan sampai tersandung karena tidak mempersiapkan diri di
dalam pembicaraan dengan orang-orang Muslim dan justru harus senantiasa
menyiapkan diri kita dengan baik. Beberapa organisasi siap untuk
mendukung orang-orang yang bersedia untuk melayani dalam pelayanan ini
dengan buku-buku dan kursus pelatihan.
Anda bisa menemukan jawaban-jawaban yang menolong anda untuk
ditujukan kepada kelompok-kelompok Muslim yang berbeda dari Perjanjian
Lama, Perjanjian Baru, dan dari sumber-sumber sekuler, dari Al-Qur'an, serta
dari pengalaman anda sendiri. Tuhan bisa membuka pintu hati seorang
Muslim dan memberikan kepada anda kata-kata yang benar untuk orang
tertentu pada saat yang tepat melalui pertolongan Roh Kudus.

23
KUIS

Pembaca yang kekasih!

Apabila anda sudah mempelajari buklet ini dengan seksama, anda akan
bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan mudah. Setiap
orang yang menjawab 90 persen dari semua pertanyaan di dalam ke delapan
buklet dari seri ini, akan mendapatkan sertifikat dari kantor pusat kami di

Studi Lanjutan
Cara-cara yang dapat membantu untuk berbicara dengan orang Muslim
tentang Yesus Kristus

sebagai dorongan untuk masa depan pelayanannya bagi Kristus.

1. Apakah tiga agama besar yang melatar-belakangi dan memberi pengaruh


kepada munculnya Islam?
2. Bagaimanakah hubungan antara orang Yahudi dan orang Kristen di
Semenanjung Arabia, khususnya di Yaman?
3. Apakah arti istilah “Ahli Kitab” dalam Al-Qur'an bagi Muhammad?
4. Siapakah yang dianggap oleh Muhammad sebagai orang Muslim yang
pertama?
5. Mengapa Muhammad mengambil Musa dan bukannya Kristus, Anak
Maria yang lembut, sebagai teladan baginya?
6. Mengapa Muhammad menyatakan orang Yahudi sebagai musuh yang
paling berbahaya untuk orang Muslim? Bagaimana cara dia mengatasi
mereka?
7. Dari antara tiga gereja internasional yang ada, yang manakah yang
memberikan pengaruh terbesar bagi munculnya Islam?
8. Gambaran apa yang dimunculkan oleh gereja Ortodoks di dalam pikiran
orang Muslim dan mengapa gereja ini bisa dikatakan sebagai “Gereja
yang menderita selama 1.370 tahun”?
9. Mengapa banyak orang Muslim menganggap Gereja Katolik sebagai
gereja yang berperang? Bagaimana anda bisa menjelaskan hal ini dengan
peristiwa sejarah yang berulang-ulang?
10. Mengapa Gereja Protestan sama sekali tidak memiliki pengaruh
apapun di dalam pembentukan Islam? Dan mengapa orang-orang Muslim
memandang kaum Kristen Injili dengan penuh kecurigaan?
11. Berapa banyak gereja Kristen independen yang ada di dunia sekarang
ini dan apakah persamaan umum yang terdapat dalam mereka semua?

24
12. Apa yang pada dasarnya membedakan semua orang Kristen dari
Islam?
13. Siapakah kaum Sunni dan berapa persentase orang-orang Muslim
yang mengikuti arus utama di dalam Islam ini?
14. Siapakah kaum Syi’ah dan berapa banyak pengikut doktrin ini?
15. Kapan gelombang ketiga dari penyebaran Muslim dimulai? Apakah
kekuatan penunjangnya dan apa tujuannya?
16. Mengapa setiap Muslim berbeda dengan Muslim lainnya? Bagaimana
kita bisa memahami perasaan, pemikiran, kepercayaan dan tindakan
mereka?
17. Apakah sikap khusus yang ada di antara kelompok konservatif dan
fundamentalis Muslim dan berapa proporsi orang Muslim yang mengikuti
prinsip-prinsip mereka?
18. Bagaimana kita bisa mendekati kaum Muslim fundamentalis dan
mengapa memilih cara seperti itu?
19. Berapa banyak di antara orang-orang Muslim yang termasuk kelompok
liberal dan gaya hidup yang bagaimana yang mereka ikuti?
20. Mengapa ada ketegangan yang tinggi dan bahkan perang saudara di
antara kelompok fundamentalis dengan pemerintahan Islam liberal?
21. Apa yang harus diputuskan oleh hamba Tuhan ketika mereka melihat
bahwa setengah dari orang-orang Muslim adalah wanita? Siapa yang bisa
menjangkau mereka?
22. Apakah masalah utama yang dihadapi para wanita di dalam Islam?
23. Tantangan apa yang harus dihadapi oleh hamba Tuhan ketika
menemukan bahwa setengah dari semua orang-orang Muslim berusia di
bawah 18 tahun dan di beberapa negara Islam bahkan berusia di bawah
16 tahun?
24. Bagaimana kita bisa menjangkau kaum remaja dan kaum pemuda di
dalam dunia Islam?
25. Apa kepentingan yang terdapat di dalam kenyataan bahwa lima persen
dari semua orang-orang Muslim tergolong ke dalam kelompok yang
frustrasi oleh agama Islam mereka? Apa alasan utama di balik rasa
frustrasi mereka? Bagaimana kita bisa menemukan mereka?
26. Mengapa seseorang menjadi ateis tetapi tetap saja menganggap diri
mereka sebagai seorang Muslim? Apakah Islam lebih dari sekedar agama
saja?
27. Apakah alasan-alasannya sehingga 10 sampai 20 persen dari orang-
orang Muslim menjadi kaum Mistik? Bagaimana mereka membedakan diri
dengan orang-orang Muslim lainnya? Apa yang sedang mereka coba
buktikan?
25
28. Apakah ciri-ciri yang baik dan kebaikan dari kaum Mistik di dalam
Islam? Apa yang menghalangi mereka menerima Kristus sebagai
Juruselamat mereka?
29. Mengapa teroris Muslim menyebut diri mereka sebagai “Syuhada”?
Bagaimana sampai mereka mengatakan bahwa hanya mereka sajalah
orang-orang Muslim yang sungguh-sungguh setia?
30. Apa yang diharapkan oleh para “Syuhada” itu sesudah mereka mati
akibat serangan bunuh diri yang mereka lakukan?
31. Apakah tujuan umum dari buklet ini?
32. Mengapa kita tidak perlu takut menjangkau orang-orang Muslim?
33. Apakah lima sumber yang bisa kita pakai di mana kita bisa
mendapatkan jawaban yang berguna dalam percakapan kita dengan
orang-orang Muslim?

Setiap peserta kuis ini boleh menggunakan buku apa saja yang tersedia dan
bertanya kepada siapa saja yang layak dipercaya dan dikenalnya untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Kami menantikan jawaban tertulis
anda termasuk alamat lengkap anda di atas selembar kertas atau melalui
email anda. Kami berdoa kepada Yesus, Tuhan yang hidup, agar Ia
memanggil, mengutus menuntun, menguatkan, melindungi dan menyertai
anda di dalam kehidupan anda setiap hari!

Rekan anda dalam melayani Dia,

Abd al-Masih dan saudara-saudaranya di dalam Tuhan

Kirimkan jawaban anda kepada:

GRACE AND TRUTH


P.O.Box 1806
70708 Fellbach
GERMANY

atau melalui e-mail ke:

info@grace-and-truth.net

26

You might also like