You are on page 1of 16

ASUHAN KEBIDANAN

SURABAYA

Oleh :
AYU PUSPITA SARI
NIM.250008065

PRODI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
2011
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan kebidanan ini di buat sebagai bukti telah mengikuti praktek


kebidanan komunitas yang dilaksanakan mulai tanggal 14-25 februari 2011 Prodi
DIII Kebidanan di desa kebonsari kecamatan candi sidoarjo

Surabaya, 22 februari 2011


Mahasiswa

Ayu Puspita Sari


NIM. 250008065

Mengetahui,

Bidan / Pembimbing Pembimbing Askeb

Anis Zuroidah Amd.keb , SST


TINJAUAN KASUS

Tanggal pengajian : Tempat :


Jam : WIB

1. Pengajian Data

A. Data subjektif

1. Identitas

Nama istri : Ny nama suami : T“A”


Umur : tahun umur : tahun
Agama : islam agama : islam
Pendidikan : pendidikan :
Pekerjaan : IRT pekerjaan : Swasta
Suku/bangsa : jawa/Indonesia suku/bangsa : jawa/indonesia
Alamat : alamat :

2. Status perkawinan

Perkawinan ke :1 perkawinan :1
Umur kawin : 21 tahun umur kawin : 22 tahun
Lama kawin : 9 tahun lama kawin : 9 tahun

3. Alasan kunjungan

Ibu mengatakan ingin memakai KB susuk karena sudah 4 hari haid

4. Riwayat kebidanan

a. Riwayat haid

Menache : 14 tahun
Siklus/ lama : 28 hari/7 hari
Banyaknya : hari 1-3 ganti pembalut 3x /hari
Hari 4-7 ganti pembalut 1-2x/ hari
Warna/bau : merah segar/anyir
Flour albus : terdapat pada hari ke-5 sebelum dan setelah
haid,
tidak amis dan tidak gatal
Dismenorheq : terdapat pada hari ke-1 dan 2 saat haid
Hpht : 21-01-2010

b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang

Kaw Hamil Persalinan Anak Nifas KB


Ke Usia Jenis Penolg Tem peny BBL Se Hidup Mati ASI Peny Alkon Komp
in
pat ulit x ulit likasi
I 1 9 bln Spt Bidan BPS - 3100 gr ♀ 8 - 1 tahun - Suntik 3 -
B tahun bulan

I 2 9 bln Spt Bidan BPS - 3400 gr ♂ 2 tahun - 8 bulan - Suntik 3 -


B bulan

5. Riwayat KB

Ibu mengatakan setelah melahirkan anak pertama, ibu memakai


alat kontrasepsi suntik 3 bulan selama 5 tahun, lalu hamil anak ke
dua. Dan setelah melahirkan anak ke dua ibu menggunakan KB
suntik 3 bulan lagi selama 2 tahun dan sekarang ibu mengatakan
ingi memakai KB implant dan selama memakai KB suntik ibu
tidak pernah mengalami komplikasi

6. Riwayat ginekologi

Ibu tidak pernah mengalami pendarahan yang abnormal, ibu tidak


pernah menderita penyakit kandungan, misalnya penyakit radang
panggul atau tumor dan kangker pada alat kandungan ibu tidak
pernah operasi pada alat kandungan dan tidak pernah operasi
panyudaranya.
7. Riwayat kesehatan yang lalu

Ibu tidak pernah obname atau operasi, ibu tidak pernah menderita
penyakit menular ( hepatitis, tbc, aids), tidak menderita penyakit
kanker,miom, hipetensi, DM serta tidak pernah mengalami
perdarahan diluar siklus haid
8. Riwayat kesehatan keluarga

Dalam keluarga ibu maupun suami tidak ada yang menderita


penyakit menular ( hepatitis, tbc, aids ), tidak pernah menderita
penyakit menahun ( jantung, asma ) dan tidak pernah menderita
penyakit menurun ( DM, hipertensi )
9. Pola kebiasaan sehari-hari

a. Pola nutrisi

Makan : 3x1 hari porsi 1 piring penuh ( nasi lauk dan sayur )
minum 6-7 gelas perhari ( air putih dan susu)
b. Pola eliminasi

BAB : 1x/hari ( lembek, kuning tidak ada keluhan )


BAK : 4 sampai 5x/hari ( jernih, tidak ada keluhan )
c. Pola istirahat

Siang : kurang lebih 2 jam perhari


Malam : kurang lebih 7 jam perhari
d.Pola personal hugiene

Mandi 2x1 hari, gosok gigi 2x1 hari, ganti baju dan celana
dalam 2x1 hari keramas 3x/ minggu
e.Pola seksual

Ibu mengatakan saat melakukan hubungan seksual tidak


mengalami adanya keluhan
f. Pola aktifitas
Ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga dan mengerjakan
pekerjaan rumahnya sendiri seperti memasak, mencuci,
mengepel dan lain-lain
10. Latar belakang sosial budaya

Meskipun klien dan suami berbeda suku tetapi menurut adat


kebiasaan tidak ada larangan penggunaan KB. Ibu tidak pernah
minum jamu jamuan selain obat yang diberikan oleh petugas
kesehatan.

11. Riwayat psikososial

Ibu mengatakan suami dan keluarga ibu mendukung ibu


sepenuhnya untuk memakai alat kontrosepsi implant ini karena
dengan tujuan mengatur jarak kehamilan dan kelahiran, hubungan
ibu dan keluarga serta suami baik.

B. Data objektif

1. Pemeriksaan fisik umum

a. Keadaan umum ibu : baik

Kesadaran : compos mentis


Postur tubuh : tegak
Cara berjalan : normal ( tidak pincang )
TB : 160 kg
BB : 56 kg
b. TTV

T : 120/80 mmHg
N : 88 x/menit
S : 36,5 oC
RR : 20x/ menit

2. Pemeriksaan fisik khusus

a. Inspeksi
Kepala : kulit kepala bersih, rambut hitam tidak rontok
Muka : tidak oedem, tidak pucat, tidak ada cloasma
gravidarum
Mata : simetris, konjungtifa tidak anemis, seklera tidak
ikterus, palpebra tidak oedem
Hidung : lubang hidung simetris, tidak ada polip, tidak ada
secret tidak ada pernapasan cuping hidung
Mulut : bibir simetris, mukosa bibir lembab tidak ada
caries gigi, lidah bersih, tidak ada stoma titis, tidak
ada gigi palsu, tidak stomatitis
Telinga : simetris, tidak ada serumen, tidak ada purulen
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
bendungan vena jugu laris
Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada : simetris, tidak ada retraksi interkostae
Abdomen : tidak ada bekas luka operasi
Genetalia eksterna : vulva bersih, tidak ada oedem, tdk ada
farises, tidak ada kondiloma, tidak ada
tanda chadwiks, tidak ada pembesaran
kelenjar bartholini, tidak ada flour albus,
tidak ada infeksi genitalia
Extremitas atas : simetris, tidak oedem, pergerakan aktif
Extremitas bawah : simetris, pergerakan aktif, tidak oedum,
tidak ada farises
b. Palpasi

Kepala : tidak teraba benjolan


Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid, tidak
teraba bendungan vena jugu laris
Ketiak : tidak ada pembesaran limfe
Payudara : tidak teraba benjolan, tidak ada nyeri ditekan
Abdomen : tidak teraba benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak
teraba pembesaran hepar, tidak teraba
ballotement
Genetalia : tidak teraba pembesaran kelenjar skene maupun
bartolin, tidak ada kondiloma
Ekstremitas atas : simetris, tidak ada gangguan pergerakan,
tidak oedem,
Ekstremitas bawah : simetris, tidak oedem, tidak ada
gangguan pergerakan, tidak varises.

c. Auskultasi

Tidak dilakukan

d. Perkusi

Reflek patella : Tidak dilakukan

3. Pemeriksaan penunjang

Tidak dilakukan

4. Pemeriksaan inspekulo

Tidak dilakukan

5. Pemeriksaan dalam

Tidak dilakukan.

6. Kesimpulan

Ny”P” calon akseptor implant pro pemasangan

II. Identifikasi Diagnosa Masalah dan Kebutuhan


Dx : Calon akseptor implant
Ds : ibu mengatakan ingin menggunakan KB susuk yang 5 tahun, dan
ibu belumberhubungan seksual.
Do : - keadaan umum ibu baik
- TTV dalam batas normal
T : 120/80 mmHg N : 88 x/menit
S : 36,5 oC RR : 20x/menit
BB: 56 kg
- Inspeksi
Genetalia : tidak ada condilama (akuminata dan lata), tidak
odem, tidak ada varices, tidak ada tanda
chadwich, tidak ada flour albus
-Palpasi
Payudara : tidak teraba benjolan, tidak ada nyeri tekan, ASI
masih keluar

Masalah : tidak ada


Kebutuhan : - HE tentang KB implant, meliputi keuntungan dan
kerugian, efek samping setelah pemasangan implant
-Merawat luka bekas insisi.

III. Antisipasi Masalah potensial


Tidak ada

IV. Identifikasi Kebutuhan segera


Tidak ada

V Intervensi
DX : Calon akseptor implant
Tujuan :setelah di lakukan asuhan kebidnanan selama kurang lebih 1
jam, kapsul ilmplan sudah terpasang dan ibu mengerti dengan
penjelasan petugas kesehatan
Kriteria :- tanda-tanda vital dalam batas normal
T :120/80 mmhg-130/90 mmHg S: 360C-370 C
N : 60-100 Χ/menit RR: 16-20 Χ /menit
- kapsul implant sudah terpasang dalam bentuk pola kipas.
- ibu dapat mengerti dengan penjelasan petugas
- tidak tedapat tanda-tanda infeksi

Intervensi
1. Lakukan komunikasi terapeutik dengan klien
R/ Diharapkan terjalin komunikasi yang baik antara petugas dan klien serta
supaya tidak terjadi kesalahpahaman antaa kedua belah pihak
2. Lakukan konseling pra pemasangan
R/ Diharapkan pasien tahu dan mengerti tentang alat kontrasepsi implant
sehingga pasien bisa mengambil keputusan
3 Lakukan informed consent
R/ sebagai tanda bukti persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan
4 Siapkan alat,petugas,lingkungan dan klien
R/memudahkan pemasangan implant secara tepat dan benar
5 Lakukan pemasangan implant secara benar dan tepat
R/ Diharapkan terjadi pemasangan implant sesui prosedur
6 Berikan HE pasca pemasangan
R/ Supaya pasien mengerti tentang kondisi yang terjadi pada dirinya
7 Lakukan pendokumentasian
R/ Sebagai bukti rekam medik dan bukti tindakan

V1. Implementasi
Tanggal: 25-01-2010 Jam 07.00
Dx : Calon akseptor implant
Jam 07.00 WIB: melakukan komunikasi dengan pasien dengan
memberitahukan hasil pemeriksaan
- Palpasi payudara: tidak teraba berjolan, tidak teras nyeri
tekan
- Palpasi Abdomen: tidak ada tanda-tanda kehamilan, tidak ada
nyeri tekan pada perut serta tidak ada nyeri tekan diatas
simpisis, tidak ada nyeri tekan pada hepar
- Inspeksi genetalia: Tidak oedem, tidak ada varises, tidak ada
kondiloma(Akuminata dan lata), tidak ada tidak ada tanda
Chadwick.
- Palpasi genetalia: tidak teraba pembesaran kelenjar baetolin
maupun skene
Jam 07.05 WIB: Melakukan konseling pra pemasangan mengenai
implant.
Implant adlah alat kontrasepsi yang di pasang di bawah kulit.
Cara kerjanya adalah mebuat lender serviks menjadi
kental, mengganggu proses pembentukan endometrium,
mengurangi transportasi sperma dan menekan ovulasi
Efek samping
- Perubahan pada haid (Amenorhea/ tidak haid), perdarahan
bercak,(spooting ringan),hiperminorhea(Pedarahan haid yang
bertanbah banyak dari biasanya.)
- Nyeri kepala, mual, nyeri pada payudara,
peningkatan/penurunan BB
Keuntungan
- Efektifitas tinggi
- Perlindungan jangka panjang
- Pengembalian tingkat kesuburan cepat setelah pencabutab
- Bebas dari pengaruh ekstogen
- Tidak mengganggu ASI
- Tidak mengganggu senggama
- Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
- Dapat di cabut setiap saat sesuai kebutuhan
Kerugian
- perubahan pola haid
- jika ingin mencabut implant harus datang ke klinik
- tidak melindungi dari Hiv/Aids
jam 07.15 WIB: Melakukan informed consent dengan klient,sebagai
sesuatu tanda
bukti persetujuan bahwa klien setuju dan kooperatif dengan
segala
tindakan yang kita lakukan
jam 07.20 WIB: melakukan persiapan alat , pasien, lingkungan dan
petugas

Alat steril: Duk berlubang, hanscoon 1 pasang, trokart dan


pendorongnya , bistrumes, kapsul implat, pinset
anatomi,
spuit disposable 5cc, cucing isi betadine, depress,
bak instrument.
Non steril: lidokain 2%, band eit dan perban, aquedis,
pantum
dan spidol, larutan klorin, tempat sampah medis
dan non medis, perlak kecil.
Lingkungan : - petugas kesehatan menjaga privasi pasien
dengan menuup tirai, jendela, pintu dan
penerangan yang cukup.
Pasien : - beri tahu Ibu tentang proses pemasangannya
nanti sedikit sakit dan akan diberi obat bius pada
tempat pemasangan
- Menganjurkan ibu untuk cucilengan yang jarang
digunakan untuk beraktifitas yaitu tangan kiri dan
dicuci hingga bersih dengan sabun serta tidak
perlu dikeringkan biar kering sendiri. Lalu ibu
dianjurkan untuk tidur ditempat tidur dengan
membuka lengan tangan kiri kesamping
Petugas : Mencuci tangan dibawah air mengucur
Jam 07.30 WIB : melakukan pemasangan implant : mengecek kembali alat

alat dan meyakinkan ibu telah mencuci lengannya dengan
bersih, meletakkan perlak dibawah lengan serta membuat pola
untuk
menentukan tempat pemasangan. Mematahkan ampul
lidokain,
membuka spult dan memasukkannya kedalam bak instrument.
Memakai hanscon sebelah kanan, disedot lidocoin 2% di
oplos
Dengan aquades2cc kemudian memakai hanscon kiri.
Mendesinfeksi
tempatpemasangan dari arah dalam keluar secara sirkuler dan
memasang dok berlubang dilengan. Setelah itu menyuntik
anestesi
local dari titik pusat secara lc 0,5cc hingga menggelembung,
lalu antara pola 1 dan 2 suntikkan 1 ccdan waktu memasukkan
obatnya sambil ditariksampai ujung jarum, lalu suntikkan lagi
antara pola 3 dan 4 caranya sama seperti pada pola 1 dan 2
tadi, lanjutkan sampai pola terakir yaitu antara pola 5 dan 6.
Lalu menguji efek anastesi apakah bekerja atau tidak dengan
cara meneka dengan pinset 1x, setelah itu membuat insisi
dangkal selebar 2mmdengan bisturimes dengan memasukan
trokard dan pendorong melalui tempat insisi dengan sudut yan
tidak terlalu dalam, masukkan dengan cara menjungkit-jungkit
kulit, masukkan terus trokard sampai pada batas pola 1, lalu
lepas pendorong taruh dibak instrumen dan ambil kapsul
menggunakan pinset dan masukkan dalam tabung,lalu dorong
sampai ada tahanan dan tarik tabung secara widrawel(dengan
menahan pendorong dan menarik tabung) sampai ada bunyi
klik, lalu mengecek apakah kapsul sudah terlepas dari trokard
atau belum yaitu dengan cara tangan kiri menahan ujung
kapsul dan tangan membelokkan ujung trokardkearah kanan,
jika ujung kapsul ikut bergerak brarti kapsul belum terlepasdan
jika kapsul tidak ikut bergerak berarti kapsul sudah terlepas
dari trokard. Lalu tarik trokard bserta pendorong sampai ujung
trokard dan tanan kiri tetap menahan kapsul yang terpasang
supaya kapsul tidak bergeser dari pola lalu memasukkan lagi
trokard beserta pendorong secara menjungkit jungkit lagi
kearah pola 2, caranya sama seperti pemasangan pada pola 1
dan lanjutkan sampai trakhir pada pola 6, lalu lepas pendorong
beseta trokard dan dep bekas insisi tadi,setelah itu rapatkan
luka dan kasih beneit (hansaplast) lalu ambil duk berlubang
rendam dalam larutan klorin, lalu beri kasa diatas luka yang
sudah di ben eit dan perban sampai rapat,setelah semuanya
selesai dan ke-6 kapsul sudah terpasang, memberitahu pada ibu
bahwa semua kapsul sudah terpasang dan kita menganjurkan
ibu untuk istirahat dulu sambil kita memberaskan semua
alatnya, rendam alat yang logam terpisah dari linen semuanya
rendam selama 10 menit kemudian kita cuci hanndscoon dan
lepas secara terbalik merapikan pasien.
jam 07.50 WIB: memberikan konseling pasca pemasangan yaitu memberitahu
ibu supaya luka jangan sampai terkena air, serta jangan dilepas
kurang sari 3 sampai 4 hari, dan jika sampai basah cukup
dikeringkan dengan ditutul saja/ dilap,memberitahu iu untuk
kontrol 1 minggu lagi dan jika ada keluhan seperti(keluar
darah dari bekas insisi, memar, bernanah, atau kapsul
keluar)memberitahu ibu bahwa keefektifan implan langsung
bekerja jadi jika ibu mau berhubungan seksual lebih baik
menggunakan kontrasepsi sementara(kondon, senggama
terputus), menghindariaktivitas yan brat-brat menggunakan
tangan yang di pasang implan.
Jam08.00 WIB : melakukan pendokumentasian meliputi nama pasien, tgl dan
tempat serta jam pemasangan, gambar ke-6 kapsul dalam
bentuk kipas atau sesuai bentuk kapsul yang telah terpasang,
jenis implant yang terpasang kejadian-kejadian istimewa
selama pemasangan lalu cantumkan nama dan tanda tangan
petugas yang memasang

VII. Evaluasi
Tanggal : 25-01-2010
Jam : 08.30 WIB
Dx : Calon akseptor implant
S : Ibu mengatakan merasa lega karna lengannya sudah
terpasang susuk
O : - 6 kapsul implant telah terpasang silengan kiri dalam pola
kipas
- tidak ada tanda pendarahan atau tanda infeksi
- ibu mampu mengulang penjelasan petugas
A : akseptor implant pasca pemasangan
P : - anjurkan ibu untuk merawat luka untuk pencegahan infeksi
-opservasi hasil pemasangan inplan untuk memastikan tidak
terjadi transkolasi kapsul.
- anjurkan ibu untuk control satu minggu lagi atau sewaktu
waktu bila ada keluhan

You might also like