You are on page 1of 29

PEMANFAATAN BATUBARA

REFERENSI
-Ambyo SM, Peningkatan Pemanfaatan BB di Indonesia dan Masalah Lingk.
-Atang S, Preliminary Design of a Puluerizer Coal Furnace
-Elliot, Chemistry of Coal Utilization
-Collin F Wond, Coal Geology and Coal Teknologi
-James G Speight, Chemistry and Technology of Coal
-Thomas F Edgas, Coal Processing and Polution Control

Batubara merupakan bhn gal fosil pdt sebagian besar terdiri atas unsure carbon
shg dpt dimanfaatkan sbg sumber energi. Utk Indonesia bb yg mrpkn bhn gal energi
memegang peranan penting sbg bhn alternatif non migas dlm inds kimia, metalurgi,
maupun sbg bhn bkr dlm PLTU dan industri semen.

Scr Grs Bsr BB digunakan sbg:


1. Bhn Bkr : Langsung, Tdk LAngsung
2. Pengkokasan : dlm proses pyrometalurgi
3. Penyerap : Proses pemurnian.

Sebagai pemanfaatan bb dlm industri pemakai selalu terkait dg persyaratan ttu,


hal ini dimaksud agar :
 BB yg akan dimanfaatkan oleh konsumen spy mudah penanganannya.
 BB dpt memenuhi proses yg sedang/ akan berlangsung.
 BB yg akan digunakan tdk merusak alat akibat korosi (disebabkan oleh asam yg
ada di bb)
 Tdk mengganggu lingk hdp/ mengurangi dampalk negatif

Parameter yg bisa diambil/ bisa dirata2kan utk diblending :


 Nilai kalor
 Total Sulfur
 Kadar abu

Yg tdk bisa :
HGI, FSI, Ttk leleh
KARAKTERISTIK BB

Karakteristik bb dpt dilihat dr bhn organic (maceral) dan anorganik (min matter)
serta tingkat kematangan bb dan reflectance vitrinite atau dikenal dgn petrografi bb.
Dlm petrografi dikenal 2 konsep dasar :
 Type batubara
 Rank Batubara
Serta yg berkaitan dgn min matter dlm bb, yaitu grade bb, shg utk hal terakhir ini sgt erat
kaitannya dgn apakah bb itu perlu atau tdk dilakukan pencucian bb sblm dimanfaatkan
tentunya jg didukung dgn analisa study ketercucian bb.
Dr tabel Lithotype grup maceral dan maceral dlm bb dpt diketahui jenis grup maceral n
maceral penyusunnya shg dpt diketahui manfaat dr bb.
Contoh :
Utk exinite : kaya oxygen
Volatile matter : 67% SG : 1-1,3
Umumnya pd oil shale n batuan pembawa minyak shg baik utk proses liquifasi.

Megaskopis Grup maceral Maceral


Vitrinite Vitrinite Collinite
 Kilap htm  Konkoidal  telnite
 mendekati 100%
Clarain Daminan V Collinite
 Kilap htm  Eksinite &  Tellnite & Sparinite
Inertinite
 Kubis  Cutinite
 Fusinite
Durain Daminan Inertinite Fusinite
 Kusam  Vitrinite & Eksinite  Collnite
 Abu2  Sporinite
 Alginite
Fusain Inertinite Fusinite
 Kusam  Mendekati 100%
 Mengotori kulit

Maceral penyusun bb juga mempengaruhi sifat bb pd saat dipanaskan yaitu sifat


kontraksi dan ekspansi, shg akan mempengaruhi sifat keplastian pd saat pemanasan.
Berdasarkan sifat2 ekspansi dlm pemanasannya mk bb dpt diklasifikasikan mjd :
1. BB Euplastis
Mpy rock type clarain dg maceral penyusunnya vitrinite yg berlebihan shg kelakuan
selama proses pemanasan dlm waktu singkat akan mjd kontraksi diikuti dg ekspansi
scr cepat. Saat ekspansi max mk vol mjd konstan n massa stabil.
2. BB Sub Plastis
Byk mengandung inertinite berlebihan, perilakunya selama pemanasan hanya
mengalami kontraksi (bb klas rendah)
3. BB Fluid Plastis
Byk mengandung inertinite pd saat kontraksi perilakunya mrpkn euplastis, ttp pd saat
delatasi max, vol kmd mengecil scr drastic.
4. BB Perplastis
Komb perilaku subplastis dan fluid plastis, setelah kontraksi diikuti dilatasi, kontraksi
sedikit, vol kokas dpt > dr vol bb.

Pengaruh Parameter BB thd Pemanfaatannya


Dlm pemanfaatannya kualitas bb sangat menentukan peralatan yg digunakan
maupun manfaat bb dan berbagai parameter kualitas bb mk harga parameter2 ada yg dpt
diambil rata2nya tetapi ada pula yg tdk dpt diambil rata2nya.

Parameter Yg Berpengaruh:
1. Kandungan Air
 Air bebas : Bb yg dg uk kecil btr hls mpy kemampuan adsorbsi air yg lbh tinggi.
Air bebas tdk berpengaruh thd nilai kalor bb tetapi kandungan air scr total banyak
berpengaruhnya ps : pengangkutan, penanganan, penggerusan, pembakaran
 Air bawaan sgt mempengaruhi nilai kalor. Kadar air bawaan akan bertambah
besar seiring dgn menurunnya peringkat bb.
2. Kandungan Abu
Min matter ada 2 : min matter bawaan n dr luar bb. Min matter bawaan sulit
dipisahkan dr bb dan jmlnya sekitar 0,5-1%. Jk bb dibakar mk min matter akan
mengalami perubahan scr kimia mjd abu.
Perubahan tsb al:
 Kehilangan air dr senyawa yg mengandung hydrogen
 Kehilangan CO2 dr karbonat
 Oksidasi FeS2 mjd besi sulfida n besi oksida
 Penguapan dan penguraian dr alkali chlorida

Pengaruh dlm Grinding :


Kemampuan yg ada dlm EMM spt :
 Silika mpy kekerasan lbh tinggi tentunya akan berpengaruh pd HGI yg smakin
kecil shg kapasitas penggilingan turun.
 Silika mpy abrasivitas yg tinggi shg alat penggiling mjd lbh aus.
3. Zat Terbang
Zat terbang dpt menentukan peringkat bb, pengaruhnya dlm preparasi bb adl jk zat
terbang >24% mk bb akan mudah terbakar.
4. Nilai Kalor
NK dpt dibedakan mjd 2 :
 Gross Colorivic Value (GUV)
 Net Colorivit Value (NCV), nilai kalor yg benar2 dpt dimanfaatkan dlm
pembakaran
Rms Dulong Petit:
GCV = 81C + 340 (H-O/8) + 255…(Kcal/Kg bhn bkr)
ASTM D407
NCV = GCV – 0,024 (9(H)) + M … NJ/kg bhn bkr
Dimana:
C,H,O,S : % fase unsure dlm bb.
M : Kdr air
5. Hardgrove Grindability Index (HGI)
HGI = 13,6 + 6,93 W
W : berat (gr) bb halus (-200mesh)
6. Ash Fusion Temperatur
Menggambarkan sifat softening (melunak) dan sifat melting (meleleh) bb pd
saat pemanasan. AFT dpt diukur dlm kondisi oksidasi scr normal lbh tinggi ttp jg
tergantung dr komponen yg ada dlm abu bb. Menurut ASTM D-1875 suhu pelelehan
abu adl suhu dimana saat tjd perubahan btk scr perlahan2 krn pemanasan pd btk
susunan cth abu yg dibuat kerucut setinggi ¾” dan dsrnya ¼”
4 perubahan btk yg tjd selama pemanasan :
 Suhu permulaan tjdnya perubahan (IT : Initial Temp)
 Suhu mulai melunak (ST : Softning Temp)
 Suhu terbentuknya setengah bola (HT : Hemisperical Temp)
 Suhu mulai meleleh (FT : Fluid Temp)

Ttk leleh abu sgt tergantung pd atas komposisi senyawa abu n komposisi
senyawa abu ini dpt diperkirakan kemungkinan terbentuknya slagging pd saat bb
dibakar.

ST
a. Bila suhu T=ST mk abu yg menempel pd permukaan membentuk deposit
berpori2, terikat, lemah n mudah lepas.
b. Bila suhu T<ST mk abu yg menempel pd permukaan sbg deposit mudah lepas.
c. Bila suhu T>ST mk abu yg menempel dipermukaan sbg deposit akan menyatu
shg sukar dilepas.

AFT tergantung dr komposisi senyawa abu yaitu :


a. Bila Al2O3/ SiO2 antara 1:1,8 mk abu ini bersifat refractory shg berarti mpy ttk
leleh tinggi mk antara oksidasi dan reduksi selisihnya kecil.
b. CaO.MgO dan Fe2O3 mpy sifat sbg ph* mk akan menurunkan ttk leleh abu.
c. FeO, Na, O dan K2O mpy kemampuan yg kuat utk menurunkan ttk leleh abu.
d. % S yg tinggi mengakibatkan rendahnya temp mula deformasi. Unsur S akan
mengakibatkan semakin melebarnya perbedaab lelehan oksida n reduksi.
7. Kandungan Sulfur
Pd umumnya S kurang dr 3% selama pembakaran S akan teroksidasi mjd
SO2 atau SO3.

KOKAS BB
Kokas Briket adl kokas dlm btk briket yg digunakan utk tanur tiup. Bhn baku
kokas briket adl bb berbituminous yg dilakukan karbonisasi. Dgn karbonisasi mk zat
terbang akan hilang n menyisakan karbon dgn sifat kimia n fisik ttu diantaranya :
1. Porositas tinggi
2. Meski bersifat porous ttp mpy kekuatan makanis yg tinggi, shg mampu menahan
beban.
3. Kandungan air dan abu kecil
4. Kandungan zat terbang rendah n karbon tertambat tinggi.

Pengaruh air dlm pembuatan kokas :


a. Proses pengkokasan akan lbh lama 15-45 mnt tiap kenaikan 1% kandungan air
bebas.
b. Membantu pengikatan massa batubara selama proses kandungan air bebas
optimum 10%.
 Kandungan air max dlm umpan bb utk kokas adl 15%.

Apabila bb dipanaskan tanpa oxygen mk zat terbangnya berubah/ berkurang,


abunya msh berupa min pengotor, fixed carbonnya tetap, kenaikan tergantung dr temp dr
pemanasannya.
Contoh :
Proksimat
Berkurang … IM
Berkurang  …VM
Tetap  … A
Bertambah … FX +
100%
Proses Karbonisasi
Proses pemanasan thd bb tanpa penambahan oksigen kedlmnya.
 Karbonisasi adl mrpkn cara utk mendptkan kokas
 Kokas bb : Proses dingin (tanpa karbonisasi) n Proses panas (karbonisasi)
 Pd bjh PBG -Pd Penccn BB
Cum Cum
Size Size
Cons Cons
Dry : menghilang % air Dry : tdk ada ckp
Didinginkan

Pengaruh zat terbang thd pembuatan kokas


a. Smakin tinggi zat terbang smakin berkurang vol kokasnya.
b. Kandungan zat terbang tinggi menyebabkan abu n sulfur yg tersebar dlm kokas besar.

Klasifikasi Karbonisasi Berdasarkan Temp Pengkokasan


Pros Karbons Prod Pdt Prod samping
Temp Rendah Kokas yg reaktif Tar 7-10%
 (450-700C)  70-80% C  Gas 3430
  8-20 % zat terbang  Mj/ton
Temp Tengah Kokas Reaktif Tar 4,5-5,5 %
 (700-900C)  55-60% C  Gas 8320
  2-8 % zat terbang  Mj/ton
Temp tinggi Kokas non Reaktif Tar 2,5%
 (900-1050C)  70% C  Gas 5620
 1% zat terbang  Mj/ton
 Sulfat, amonia

Perilaku bb Selama Proses Karbonisasi :


Proses karbonisasi adl proses pemanasan bb tanpa adanya penambahan oksigen
kedlmnya. Selama pemanasan mk tjd peristiwa kim fis.
Proses fisis  pd saat pemanasan bb melunak dan kurang plastis, partikel
cenderung menalam membentuk gumpalan padat yg memuai kmd memadat kembali
(mengalami sedikit kontraksi) produk akhir disebut kokas.
Bila pd saat dipanaskan bb tetap terberai n massa bb akan melemah daya ikatnya
shg tdk dihasilkan kokas.
Sifat Kimia  Pd saat pemanasan menyebabkan pengembangan gas n uap
terkondensasi, meninggalkan sisa pdtn yg terdiri atas karbon (bhn yg tdk mudah terbakar
shg dikatakan mjd lebih labil).

Sifat penalaman yg perlu diuji


 Indeks muai gas
 Tenaga penalaman menunjukan kemampuan bb utk menggumpal, membtk kokas
yg kuat n keras. Uji penggumpalan roga mrpkn metode pengujian utk
memperkirakan tanaga penalaman.

Sifat pengkokasan pengujian yg perlu dilakukan adl :


 Gray king
 Kontraksi n Ekspansi
 Sifat keplastian

CHAR
Bb yg telah ditinggalkan oleh kadar airnya yaitu air bawaan n air bebas dan zat
terbangnya sesuai dgn temp karbonisasinya
Penalaman  Penggumpalan
Yg perlu diuji dlm pemilihan kokas :
 Free Swelling Indeks
 Penalaman/ Tenaga penggumpalan

GASIFIKASI
Suatu proses konversi bb mjd bhn bkr gas, bhn2 yg digunakan dlm proses ini
selain bb sbg bhn baku utama adl : oxygen, udara n steam.
Proses gasifikasi mrpkn proses yg melibatkan reaksi kimia dr bb dgn aliran dlm
btk CO n H. Reaksi yg tjd adl reaksi endothermic, yg memerlukan panas utk
berlangsungnya reaksi tsb.
Berdasarkan medium gasifikasi yg ditambahnkan ke dlm proses mk produk
gasifikasi dpt dibedakan mjd :

a. LBG (Low BTU Gas)


Bila medium yg ditambahkan adl udara n steam, mk gas yg dihslkan
mengandung cukup banyak N2. Gas ini mpy nilai kalor 90-180 BTU/Cuft. Shg
gas ini sering disebut Low BTU Gas.
b. MBG (Medium BTU Gas)
Bila dlm proses gasifikasi ditambahkan oksigen n steam shg gas yg
dihasilkan tdk banyak mengandung N2. Nilai kalor sedang.:250-400 Btu/cuft shg
gas disebut medium btu gas
Pembakaran Karbonisasi Gasifikasi
C+O2 CO2 Bhn Bakar Udara/O2 + Steam
+kalor Padat Bhn bkr ringan
Kalor

c. SNG (Synthesis Natural Gas)


Komp utama dr gas yg dihslkan CH4 kadang2 produk ini disebut sbg
subtitute natural gas krn komposisinya mirip gas alam. NK 900-1000 Btu/cuft.

Komp Gas Produk

Produk (Btu/cuft) Komposisi


Low Btu 80-190 N 50% n sedikit gas H2, Co n Co2 n CH4
Medium Btu 250-400 Sebag bsr CO n H2 n
Sejml gas yg sukar terbakar dan CH2
SNG 900-1000 Hampir semuanya CH4

Konsumen Produk Gasifikasi


1. LBG :
Biasanya digunakan utk keperluan bhn bkr industri gelas, metal, semen, makanan
2. MBG :
Gas ini tdk byk mengandung N shg komponen utamnya adl senyawa2 reaktif. Produk
ini digunakan oleh industri petrokimia, misal CH3OH, NH3, bensin, Kerosin
3. SNG :
Sbg bhn bkr pengganti gas alam.
Reaksi Pembentuknya :

C+H2  C(H2) thp adsorbsi H2


C(H2) + H2  CH4 reaksi H2 fase gas
Atau apabila mrpkn hsl reaksi antara hydrogen dgn karbonmonoksida mk reaksinya :
3H2 +CO  CH4 +H2O (methanation reaction)

PEMANFAATAN BB

1. Sbg bhn bakar langsung


 Bhn bkr pd ketel uap
 Bhn bkr pd pabrik semen
 Bhn bkr pd industri kecil
2. Sbg bhn bkr tdk langsung
 Gasifikasi
 Liquifikasi
 Karbonisasi
3. Sbg bukan bhn bkr
 Bhn baku industri kimia
 Reduktor pd peleburan besi
 Karbon aktif
 Elektroda
LIQUEFIKASI BB

Latar belakang
 Cad energi minyak bumi yg smkn menipis sedang sisi lain kebutuhan meningkat
 Potensi bb terutama di Ind sgt banyak
 Program pemerintah ttg deversifikasi bhn energi, shg dlm pemf bb perlu
dikembangkan tek konversi bb antara lain liquifikasi

Liquifikasi
Salah satu teknologi bb bersih dlm upaya peningkatan pemf yaitu dgn proses
pencairan bb mjd produk hidrokarbon cair.

Faktor Utama dlm Proses Liquifikasi


1. Reaktifitas
 Hub dgn kreaktifitasab dr peringkat bb
 Maceral
2. Laju Pemanasan
Cepat utk mencegah repolimerisasi dr fragmen2 reaktif yg terbtk dr
pemutusan ikatan2 paling lemah dlm bb dibwh temp dimana hidrogenasi berlangsung
cepat
3. Katalis
 Bbrp logam katalis dlm proses hidrogenasi bb lbh eff pd temp dimana liquid
terbtk
 Abu dlm bb bertindak sbg katalis hidrogenasi
4. Tekanan
Tek dibthkan utk menghslkan liquid = 500-4000 Psi
5. Waktu Kontak
Mencari waktu yg paling optimal = 20mnt-2jam.

Liquefaksi = prinsipnya penginjeksian hydrogen. Utk menambah h yg diambil


adl Exinit (berasal dr getah)  Resinit
Vitrinit tdk cocok utk liquifikasi krn berasal dr jaringan kayu yg banyak
mengandung unsure C. Padahal utk liquefaksi banyak dibthkn H.
COAL WATER MIXTURE (CWM)
Camp bb air dlm btk suspensi yg sifat alirnya bersifat cairan yg memungkinkan
pemanfaatannya sbg bhn bkr cair menggantikan minyak bkr.
1. Aditif
Dosperting agents = reagen spy tdk menggumpal
Stabiliting agents = spy stabil
2. Ukuran
10-20 m = 80%
74 m = 10 %
60-70 % berupa bb
3. Rheologi
Sifat dr alirannya :
Tergantung = -Tipe bb, Konsentrasi, aditif
Viscositas = 100 Lt/

Karakteristik CWM
 Tdk menimbulkan debu, self combation selama dlm penyimpanan dan transportasi.
 Fasilitas yg dibthkan dlm penanganan relatif simple tdk membthkan stacker maupun
reclaimer.
 Tank penyimpanan dpt ditempatkan dibwh tnh
 Dlm unit nilai kalor yg sama dgn bb membthkan tempat penyimpanan yg <
 Reagen utk desulfurifikasi lbh mudah dicampurkan sblm dilakukan pembakaran

Kesimpulan
 Adanya cad yg berlimpah
 Biaya operasi hrs rendah
 Spy hrs stabil dlm arti tersedia scr kontonue
 Hrs ramah lingk.
GASIFIKASI
Faktor yg berpengaruh dlm gasifikasi :
a. Karakteristik BB
Sifat coking n aglomerasi bb pd saat dipanaskan. Sifat2 ini akan menetukan
reactor (gasifier) yg digunakan.
b. Ttk leleh abu.
Sifat ini penting krn temp operasi akan menentukan btk abu sewaktu tjd
reaksi gasifikasi dan pembakaran.
Utk bb dg ttk leleh abu rendah mk pd saat operasi abu mencair membtk slag.
Penmbahan steam akan menurunkan temp operasi ttp apabila gasifikasi berlangsung
pd tem tinggi mk abu dikeluarkan dlm btk cair
Bila ttk leleh abu bb tinggi mk abu akan dikeluarkan dlm btk pdt.
c. Uk butir bb
Menentukan jenis reaktan, kec reaksi dan losis bb.
d. Rank Bb
Mempengaruhi reaktifitas bb.
e. Katalis
Katalis yg dpt digunakan :
 Senyawa Ca, Zn, Na
 Garam alkali dan alkali tanah
Keuntungan : temp reaksi lbh rendah berarti karbon lebih aktif.

Tahap2 Gasifikasi
a. Pelepasan Air
Daerah pengeringan posisinya tergantung dr jenis gasifier yg digunakan
b. Tahap Pirolisis
Pd thp ini tjd devolatilisasi zat terbang pd suhu 500 C bb kontak dgn gas
panas shg air keluar
c. Tahap Gasifikasi / Reduksi
Pd thp ini reaksi memerlukan panas n panas yg digunakan adl dr hsl pembakaran bb.
d. Tahap Pembakaran
Temp pembakaran 1100-1300C
Gas2 yg dihslkan adl = CO,H2,CO2, uap, methan dan gas sulfur.
Reaksi
a. Reaksi oksidasi dr C
2C + O2  CO
2CO + O2  2CO2
b. Oksidasi dr Hidrogen dlm zat terbang
H2+0,5O2  H2O
c. Gasifikasi karbon dg uap dan CO2
C + H2O  CO + H2
C + CO2  2CO
d. Reaksi perubahan air mjd gas
CO + H2O  CO2 + H2
e. Proses dekomposisi dan zat terbang bb
CnHm  m/4 CH4 + (4n-m)/4

Proses hidrogenasi dr zat terbang dan karbon aktif mjd methan dan hidrokarbon
tinggi
CnHm + (2n-m)/2 H2  nCH4
C+2H2  CH4

PEMFANFAATAN BATUBARA UNTUK BAHAN BAKAR


Bb yg digunakan sbg bhn bkr (langsung) dlm pembakarannya ada 3 thp =
devolatilisasi, oksidasi volatile matter dlm fase uap dan pembakaran residu.

Reaksi Kimia
1. Oksidasi Karbon
2C(grafit) + O2(g)  2CO(g) + 52,8 Kkal
2CO(g) + O2(g)  2CO2(g) + 135,3 Kkal
C(grafit) + CO2(g)  2CO(g) – 41,2 Kkal
C(grafit) + O2(g)  CO2 + 94,1 kkal
2. Oksidasi Hidrogen
2H2(g) + O2(g)  2H2O(g) + 115,6Kkal
reaksi ini akan diikuti oleh :
C(grafit) + H2O(g)  CO(g) + H2(g)-31,4kkal
C(grafit)+2H2O(g)CO2(g)+2H2(g)-21,5kkal
CO(g)+H2O(g)CO2(g)+H2(g)+9,8Kkal
3. Oksidasi Sulfur
S + O2  SO2(g) + panas
SO2(g) +1/2O2  SO3(g) + panas

Pengaruh Parameter Kualitas thd Pembakaran


a. Nilai kalor
NCV dipengaruhi oleh parameter yg antara lain kadar air n min matter.
Besarnya nilai kalor akan berpengaruh thd kapasitas alat yg digunakan preparasi n
tungku pembakaran
b. Zat Terbang
Zat terbang berpengaruh thd asap n penyalaan awal, pjg nyala api n temp
penyalaan dr bb.
Reaksi pemb antara bhn bkr dgn O2 tjd pd temp penyalaan.
Temperatur penyalaan
Bhn bkr Temp(C) Penyalaan (F)
Sulfur 243 470
Fixed carbon:
 Bituminuous coal 400 766
 Semi bit coal 460 870
 Antracite 496 925
Acetylene 482 900
Ethane 538 1000
Hydrogen 610 1130
Methane 650 1202
Carbon monoxide 654 1210

c. Kadar Abu
Utk menguraikan min matter memerlukan panas. Smkn tinggi kdr abu mk
nilai kalor akan smkn menurun. Abu ada 2 jenis : abu dasar n abu terbang.
Abu dasar = abu yg keluar melalui dsr furnace
Abu terbang = abu yg keluar bersama2 dgn gas buang melalui cerobong asap.
Distribusi abu sgt bergantung :
 Uk bb yg dibakar
 Sifat coking bb
 Temp leleh abu bb
Kadar karbon dlm bb juga tergantung pd faktor2 diatas serta met
pembakaran bb.
Semakin halus uk butir umpan pembakaran, mk proses pemb akan smkn
sempurna, shg prosentase abu terbang yg keluar bersama2 gas buang smkn
meningkat. Abu terbang mpy sifat puzzolan yg sgt mendukung dlm
pemanfaatannya. Sedang Na2CO, K2O, CaO dan Fe2O3 sgt mempengaruhi
tinggi/ rendahnya ttk leleh abu.

d. Titik leleh Abu


 Bila ttk leleh tinggi>1300C , cocok kalau pengeluarannya abunya scr kering
 Bila ttk lebih rendah <1300C cck klo pengeluaran abunya scr basah.

Viscositas Slag
Dipengaruhi oleh komposisi abu. Hub antara viscositas slag dgn komp kimia abu
dikorelasikan dgn prosentase silica maupun asam basa senyawa abu.
Bila pemb mcpi titik leleh abu mk lelehan tsb hrs mpy viscositas 250 poise(T
250) atau lebih rendah agar mpy kesempatan utk mengalir keluar sbg lelehan.

1. Prosentase setara silika


SiO2 .
SiO2 +Fe2O3+CaO+MgO
Harga antara 0,4-0,8. Utk harga setara silica rendah menunjukan T 250 juga rendah.

2. Feritic Ratio
Fe2O3 .
Fe2O3 + 1,11 FeO + 1,43Fe
Harga feritic ratio 0,1-0,8.
Harga feritic ratio rendah mk T250 rendah

3. Base to Acid Ratio


Fe2O3+CaO+MgO+Na2O+K2O
SiO2+Al2O3+TiO2
Harga BTAR antara 0,1-1,0 bila harga tinggi mk T250 rendah. Hub ini
berkaitan dgn silica ratio khusus utk abu asam BTAR < 0,6.

4. Dolomitic Ratio
CaO + MgO .
Fe2O3+CaO+MgO+Na2O+K2O
Mrpkn perbandingan CaO n MgO dlm senyawa basa. Harga 0,5-0,9. Bila
harga rendah mk T250 rendah.
Utk BTAR >0,6 bb tipe liquid basa.

Slagging
Melelehnya abu bb pd temp yg relatif lbh rendah saat bb terbkr/ dibkr, hal ini
disebabkan tingginya kadar senyawa CaO, MgO, Na2O3, K2O dlm abu bb.
Index slagging = Bare to Acid Ratio x kdr S
Utk kdr S sampai 2% harga slagging indeks antara 0,1-2,0
Semakin besar harga slagging index mk abu bb kecenderungan utk slagging makin besar.

Fouling
Melelehnya abu bb pd temp pemb tinggi, walaupun kdr Na2O3, K2O, CaO dan
MgO relatif kecil. Ttp krn temp pemb melebihi ttk leleh abu bb tsb mk akan tjd pelelehan
abu bb.
Fouling index = Base to Acid Ratio x Na2O
Biasanya kadar alkali dlm abu bb cukup rendah %Na2O kurang dr 0,1%
Utk kdr alkali antara 0,1-0,4 memungkinkan tjdnya deposit lelehan abu, mk perlu
ditambahkan alat saat blower. Utk kdr alkali >0,5% kemungkinan terbtk fouling.

Cth:
Kdr S = 2,0 %
Komp Abu
SiO2 = 56 % TiO2 = 0,6 %
Al2O3 = 21 % Na2O = 0,6 %
Fe2O3 = 4 % K2O = 0,5%
CaO =2% MgO = 0,9%

Perhit BTAR =
= Fe2O3+CaO+MgO+Na2O+K2O
SiO2+Al2O3+TiO2
= (2+0,9+4+0,6+0,5)/(56+21+0,6) = 0,103
Perhit Slagging index
SI = BTAR x % S = 0,103 x 2% = 0,00206
Perhit Fouling index
FI = BTAR x Na2O = 0,103x0,6% = 0,000618

ANALISA PROSES PEMB BHN BKR


Analisa reaksi pembakaran dilakukan utk msg2 unsur pembentuk bhn bkr scr
individual
Bila komp bhn bkr terdiri atas unsure C,H dan S analisa pembakarannya :
C+O2  CO2 + panas
H2+O2  H2O +panas
S + O2  SO2 + panas

ANALISIS PEMBAKARAN
1. Oksidasi thd karbon
C + O2  CO2
12 32 44
1 32/12 44/12
1 gr atom C + 8/3 gramol O2  11/3 grammol CO2.
2. Oksidasi thd Hidrogen
2H2 + O2  2H2O
4 32 36
1 8 9
1 gram atom H memerlukan 8 gramol Oksigen
3. Oksidasi Sulfur
S + O2  SO2
32 32 64
1 1 2
1 gr S memerlukan 1 gr Oksigen

Dlm reaksi oksidasi antara hydrogen dgn oksigen :


2H2 + O2  2H2O
4 32 36
Ada analisa hydrogen sebesar ( H-O : 8) gram
Atau dr reaksi diatas berarti :
H2 yg dipake dlm pemb = 4/32x O = O x 1/8
Sisa = H-O/8
Kebutuhan oksigen utk membakar bhn bkr :
Oksigen (gr)/ Gr bhn bkr = 8/3C + 8H + S
Apabila didlm bhn bkr mengandung oksigen, mk hydrogen tsb dianggap bereaksi dgn
oksigen dlm bhn bakar.
Krn itu hydrogen yg akan bereaksi dgn oksigen dr udara tinggal (H-O/8) gr
Shg kebthan oksigen total adl =
8/3 C + 8 (H-O/8) + S

Menghitung Kebthan Udara Teoritis


Udara mengandung 23,2% berat oksigen dan 76,8 % berat Nitrogen
Kebthn udara teoritis (gr) =
100/23,2 (8/3C +8(H-O/8)+S)
C= berat karbon/gr bhn bkr
H= berat hydrogen/ gr bhn bkr
O= berat oksigen/ gr bhn bkr
S= berat sulfur / gr bhn bkr

Udara Lebih :
Selisih antara jml udara sesungguhnya dgn jumlah udara teoritis
Udara teoritis biasanya kurang mencukupi kebthn akan oksigen dlm proses pemb, mk jml
udara yg diberikan hrs > dr kml udara teoritis.
Dgn adanya udara lbh mk diharapkan semua unsure dlm bhn bkr akan terbakar dgn
sempurna.
Apabila pemberian udara lebih terlalu besar akan mengakibatkan :
 Temp ruang bkr akan menurun
 Terdpt kalor yg terbuang bersama2 dgn gas buang
 Ada sebag bhn bkr (halus) yg ikut terbuang keluar

Soal
Sejumlah bb mpy analisa ultimat
Karbon (C) = 56,8% Abu = 16,7 %
Hidrogen (H) = 3,7 % Moisture = 12,6 %
Nitrogen (N) = 1,3 %
Belerang (S) = 2,0%
Oksigen (O) = 7,0 %
Hit Kebthan Oksigen Min?
Kebthn Oksigen Min
 Utk Karbon
Karbon 1 kg bb = 0,568 kg. Bila 1 kg karbon memerlukan 2,66 Kg oksigen
mk utk 0,568 Kg membthkn oksigen = 2,66 x 0,568 = 1,516 Kg
 Utk Hidrogen
Hidrogen dlm 1 kg bb = 0,037 kg. Jk 1 kg H memerlukan 8 Kg Oksigen mk utk
0,037 kg oksigen membthkn oksigen sebanyak =
0,037 x 8 = 0,296 Kg
 Utk Sulfur
Dlm 1 kg bb terdpt 0,02 kg belerang. Jk 1 kg belerang memerlukan 1 gr
Oksigen mk utk 0,02 kg belerang membutuhkan oksigen sebesar 0,02 Kg.
Nitrogen dan abu bukanlah zat yg dpt terbakar n tdk memerlukan oksigen,
sedang oksigen yg etrdpt dlm bb sendiri sebanyak 0,07 kg
Maka Keb Udara Min =
100/23,3 (8/3C+8(H-O/8)+S kg/kgbb =
4,31 (O2cn+O2h+O2s – O2 bb) =
4,31 (1,515+0,295+0,02-0,07) =
7,59 kg udara/ kg bb.

Efek Udara Lebih


Tanpa udara lebih, pembakaran mjd tdk sempurna. Dgn penambahan udara lebih
pemb berlangsung dg sempurna ttp ada kerugiannya :
 Temp ruang bakar mjd berkurang/ menurun krn ada sebagian panas ikut keluar
bersama gas buang.
 Ada sebagian bhn bkr (kalau uk butir umpannya lolos #200) akan ikut terbuang
bersama2 dgn udara serta gas buang.

PEMF. BB DI PLTU
Ada 3 metode pemb bb di PLTU :
 Fixed bed yg menggunakan grate (unggun tetap)
 Fluidized bed
 Entrained bed/ Pulverized bed :
 Unit system  pulverized coal firing
 Storage system  pulverized coal firing.
Met Ukuran butir Temp C Daya Listrik MWatt
Umpan
Fixed bed 100 mm 1100-1400 <1000
Fluidized bed 1-5 mm 750-950 s/d 600
Entrained bed <100m 1250-1600 <3000

Dr met di atas lebih menguntungkan kalau digunakan met pulverized bed dgn
ukuran butir umpan sgt hls shg memungkinkan butiran bb terbakar sempurna dan
menghslkan panas optimal.

Karakteristik yg bisa digunakan :


a. Kadar air total
Kadar air max 15% abu yg dihslkan akan mempengaruhi lingk shg perlu alat
penangkap debu.
b. % Kadar Abu
Berhub dgn kapasitas alat penangkap debu
c. Zat terbang
Max 25% berkaitan dgn swabakar dan penangannya di penimbunan dan pd
saat penggilingan.
d. GCV
Minimum 24-25 MJ/kg (ADB) berkaitan dgn design alat penggilingan n boilernya
e. Total Sulfur
Bila teroksidasi menghslkan gas Cox yg mencemari lingkungan.
f. Ttk Llh Abu
Ttk llh abu rendah mengakibatkan terbtknya slagging pd saat pembakaran.
g. HGI
Min 50 Berkaitan dgn design alat penggiuling bb, kalau HGI turun mk faktor
kapasitas akan turun.
h. Clorine
Max 0,3%. Unsur mengurangi ash fouling. Uk butir max 40 mm, mudah dlm
menentukan alat penggilingan bb n kapasitasnya.

Kadar air total > persyaratan mk akan menurunkan kapasitas alat penggiling krn bb
hls dgn kadar air tinggi akan bersifat lengket. Utk menghindari hal ini mk dlm
penggilingan bb dgn menggunakan pulverizer dibantu dgn memasukkan udara panas ke
dlm pulverizer.
Udara tsb berfungsi :
 Mengurangi kadar air bb
 Memisahkan bb yg sudah berukuran halus (-200 mesh) dan kmd dihembuskan ke dlm
ruang bkr.
Ttp adanya penambahan udara panas ada jg kerugiannya mk akan memacu terbtknya
proses ledakan ke dlm pulverizer terutama bila bb peringkat subbituminuous coal yg mpy
sifat sangat reaktif shg selalu diupayakan dlm proses penggilingan agar menggunakan
perbandingan antara bb giling dgn udara = 1:4-5 sampai berkisar antara 1:8 atau 1:11.
Campuran antara bb hls dgn udara yg mudah utk tjd letupan dlm pulverizer biasanya
disebabkan adanya campuran khusus.

PEMF BB PD INDUSTRI SEMEN


Proses pemb pd industri semen dilakukan dlm tanur putar. Produktivitas industri
tsb ditentukan oleh produktivitas tanur putarnya. Produktivitas tanur putar ditentukan
oleh ketahanan lap bb tahan api. Hal yg paling berpengaruh thd ketebalan lapisan bb
tahan api dan eff pemb dlm tanur putar adl jenis bhn bkr yg dipakai.
Pemakaian bb sbg bhn bkr jenis ttu dlm operasi pemb dlm tanur putar dpt
menhslkan produktifitas berbeda bila dibandingkan dgn bhn bkr jenis lain

Bgamping  gas buang


Tanah Liat  umpan ke  T=600-1450 C
Psr besi  tungku dip 2%
Psr kuarsa 

 ditambah bb+udara  luluhan  klinker

Senyawa penyusun abu :


SiO2  dr psr besi MgO
Al2O3  dr tnh liat Na2O
Al2O3  dr psr besi K2O
CaO  dr bgamping

Pengaruh parameter kualitas bb pd Inds. Semen


a. Nilai kalor
Pd saat ini selalu diinginkan menggunakan bb dg nilai kalor tinggi. Hal ini
berkaitan dg alat penggalian biaya modal n biaya penggilingan.
b. Kadar abu
Bisa menggunakan kdr abu yg relatif lbh tinggi drpd bb utk PLTU.
Dgn persyaratan yg lain :
 Senyawa SiO2, AL2O3, Fe2O3, CaO jgn berfluktuasi prosentasenya.
 Kadar MgO tdk diinginkan dlm industri semen, krn akan mengurangi daya rekat
semen yg dihslkan.
c. Ttk Leleh Abu
Utk bb dgn ttk leleh abu rendah kurang disukai krn slag yg terbtk sukar
diserap oleh klinker dan membtk cincin di daerah sentering (shg akan menhambat
jalannya tanur putar).
d. HGI
Bb dgn HGI kecil memrlukan alat penggiling yg berukuran > dan energi yg >
Alat giling yg digunakan :
 Bowl mill
 Ring roll mill
Utk bb dgn HGI kecil serta sifat abrasivitas yg agak kuat, tdk cck bila
digunakan alat penggiling ring roll mill krn :
 Akan menurunkan kapasitas
 Uk btr yg dihslkan > yg akan berpengaruh pd pemb.
e. Kadar Air
Max 12 %, pengaruhnya akan mengurangi kapasitas penggilingan.
f. Kadar Belerang
Max 2%, kdr alkali abu max 8%, maksudnya supaya supaya tdk mengganggu
operasi tanur putar dan tdk menurunkan kualitas semen.

Yg diperlukan dlm operasi pemb dlm tanur, temp yg dihslkan tinggi dan
menhslkn heat transfer yg lbh besar.
Antracite memiliki nilai kalor tinggi, nyala api lbh pjg shg tdk disukai utk inds
semen.

g. Penyiapan Bb dan Sistem Pengumpanan ke dlm Klinker


Utk mendptkan uk btr –200 mesh mk diperlukan alat penggiling, yg biasa hrs
dilengkapi dgn alat penangkap butiran bb halus, misal kombinasi antar bowl mill dgn
cyclone. Pd proses penggilingan jg dibantu dgn memasukan udara primer seperti
halnya thp persiapan di PLTU.
Sistem pengumpan bb hls ke dlmn tanur putar :
 Dirrect system -Semi direct sistem
 Indirrect system – Multi point mini bin system

Operasi Pemb Pd Tanur Putar


a. Pemakaian Udara Primer fungsinya :
Dlm inds semen pemb udara di tnr putar digunakan udara primer n sekunder.
Udara primer :
 Sbg sarana transportasi utk injeksi bb dlm tnr ptr.
 Alat pengendali nyala api.
Udara primer temp rendah dan dicampur dgn udara sekunder shg didpt temp
udara camp yg juga relatif rendah. Pemakaian udara primer 15-20% dr kebthn udara
pembakaran.
b. Pemakaian Excess Air
Berdsrkan teori kinetika reaksi bhn bkr gas dan cair lebih reaktif thd oksigen
disbanding dgn oksigen dgn bb. Hal ini disebabkan pemb bb akan melalui tahapan :
 Pemindahan panas dr burning zone ke partikel bb scr konveksi dan radiasi.
 Perpindahan panas melalui lap abu yg bersifat isolator menuju front oksidasi
 CO2, SO2,CO dan H2 berdifusi dr zone oksidasi ke bagian luar partikel bb.
Oleh krn itu utk mencapai pemb yg sempurna mk diperlukan excess air relatif
besar, namun dgn penggunaan udara lebih yg besar akan menimbulkan masalah.
Kerugian panas krn terserap oleh kelebihan udara tsb. Transfer panas antara udara
dan material dlm kiln kurang sempurna krn waktu tinggal udara panas dlm kiln relatif
rendah.
c. Kadar air
Kadar air dlm bb akan merugikan krn mengurangi panas yg dihslkan (juga
bisa menyebabkan penyumbatan)

d. Stabilitas Umpan
Bhn bkr bb dlm btk serbuk (powder) menyebabkan sulit didapatkan kondisi
pengumpan yg betul2 stabil ke dlm kiln shg menyebabkan ketidakstabilan panas
pembakaran dlm tungku putar.
e. Impuritas dlm BB
Proses pencucian yg tdk baik menyebabkan terdptnya impurities shg akan
mengacaukan jml umpan panas dan bhn baku ke dalm tungku.
Bb yg mpy kadar air tinggi dpt dikurangi prosentasenya pd saat penggilingan
dgn cara menghembuskan udara dgn temp 100 C.

PENANGGULANGAN PRODUK PEMBAKARAN


Penggunaan bb sbg bhn bkr scr umum akan memberikan dampak krn munculnya
SOx maupun NOx yg bila bereaksi dlm atmosfer akan memberikan masalah yg
kompleks.
Bila bereaksi dgn zat lain (mis Air) akan menghslkan hujan asam dan kabut yg
sgt berbahaya.
 Polutan I :
terdiri partikel beruk <100 m mengandung karbon, tar, resin, bakteri dan
partikel kasar >100 mikron spt SO2, SO3 dan H2S, senyawa organic spt aliophotic
dan aromatic serta senyawa hydrogen (NO,NO2 dan Amonia) juga CO dan CO2.
 Polutan II :
Terdiri kabut asam H2SO4, smog/asap yg menyerap uap air dan SO2.

Pemantauan produk Pembakaran :


Utk menangani msl lingk mk dilakukan pemantauan thd produk pemb yg berupa debu,
SO2 dan NO. Pengambilan conto dilakukan dgn :
 Dekat belokan (setelah kipas angin pembawa gas buang)
 Ditempat pemb dimana emisi bercampur
Data yg diambil :
Laju, temp, sensity, tekanan dan konsentrasi partikulain.
Pemantauan partikulain bedsr sifat optik sedang utk gas scr penyerapan dgn metode
padatan maupun cairan (utk gas yg berbhy).
Pemantauan gas dilakukan dgn cara:
 Insitu, alat ersat apparatus dimasukan dlm gas yg sedang mengalir.
 Cara ekstraksi dr hsl analisa thd contoh dan dikalibrasi.
Produk Pembakaran
Selain panas jg dihslkan gas buang, abu dsr dan abu terbang.
Abu terbang :
Mrpkn bag abu yg keluar bersama2 gas buang yg kmd ditangkap dgn alat penangkap abu.
Abu ini yg menyebabkan pencemaran udara. Abu bb yg berupa debu disebut Partikulkat
yg terdiri atas dust (ukuran >200 mikron) dan aerosol (-200 mikron).
Abu dasar :
Bag dr abu terdiri atas partikel berat yg jatuh ke bag dsr ketel uap. Abu dsr ini blom
diketahui utk pemanfaatannya.

Cth Komp Abu Terbang


Senyawa Persen
Silika (SiO2) 50-75
Alumina (AL2O3) 15-35
Ferra Oksida(Fe2O3) 0-5
Kalsium Karbonat (CaO) 0-3
Magnesium Oksida (MgO) 0-4
Titanium Oksida (TiO2) 0-1,5
Garam Alkali (Na2O n K2O) 0-3
Sulfur tri Oksida (SO3) 0-0,2
Hilang dibakar 0-6

Macam2 Alat Pengumpul Abu


1. Gravity Settling Chamber
Berupa sebuah kompartemen yg berukuran besar. Apabila gas buang yg
mengandung abu mengalir msk kedlm alat ini mk kecepatannya mengalami
penurunan drastic shg partikel abu akan terendapkan oleh gaya gravitasi. Alat ini
hanya cck utk uk partikel relatif besar sebab utk partikel hls kec pengendapannya
sangat rendah.
Uk Part (Mikron) Kec endap
100 70ft/mnt (21,25m/mnt)
10 1ft/mnt (0,305m/mnt)

2. Centrifugal Collector (Siklun)


Mrpkn alat pengumpul debu yg banyak digunakan dlm pabrik preparasi bb.
Prinsip kerja alat ini menggunakan gaya centrifugal utk memisahkan partikel abu dan
gas buang. Partikel abu lbh berat akan terdorong ke ddg silinder akhirnya tertampung
dlm cone. Selain itu gaya centrifugal mendorong gas buang msk ke pst aliran keluar
sbg overflow.
3. Wet Scrubbler
Prinsip kerjanya gas buang yg membawa abu dilewatkan dlm lap cair. Air ini
berfungsi sbg pembasah partikel abu, shg abu dpt ditangkap n diendapkan serta gas
yg bebas abu dialirkan n dibuang melalui cerobong. Utk memperbesar kontak antara
abu n air alat ini dilengkapi dgn penyemprot air hls. Hslnya abu bercampur air juga
mjd masalah karena jika kandungan abu tinggi akan menyebabkan airnya mpy massa
semen dan akan mengeras. Eff penangkap abunya relatif tinggi.
4. Bag Filter
Prinsip kerjanya gas yg mengandung abu dialirkan melalui sebuah rangkaian
filter dgn kec rendah. Partikel abu yg bersama2 gas buang akan tertangkap serabut yg
berfungsi sbg filter. Partikel yg telah terkumpul pd filter scr periodic dipisahkan dgn
menggunakan mectanical shaking.
5. Electrostatic Precipitator
Prinsip kerja alat ini memisahkan padatan partikulat yg etrdpt dlm gas buang
dgn presipitasi listrik (dlm medan elektronik). Eff penangkapan abunya cukup tinggi
dpt mencapai 99,95%.
Tahap yg ada dlm pemisahan abu :
 Thp pemuatan, partikel yg tersuspensi
 Thp pengumpulan partikel bermuatan dlm medan listrik
 Thp pemindahan material terpresipitasi dr elektroda pemuat ke dlm wadah
pengeluaran presipitator
Dr 3 thp ini dpt diambil dsr pemisahan sbb:
 Memberi muatan listrik kpd setiap butir abu
 Abu akan mengumpul pd lempeng pengumpul shg membtk cake
 debu yg terkumpul akan dikerek dan jatuh ke hopper.
Bagian alat :
 Discharge electrode diberi muatan negatif
 Collecting plate diberi muatan positif
 Hopper
 Ripper
Prinsip Kerja :
 Pemuatan listrik ion (-) thd abu melalui discharge electrode
 Voltage ditinggikan hingga timbul medan listrik dan gas yg lewat medan listrik
akan terionisasi mjd electron bebas (-)

Cara Pemuaian ada 2 :


Difusi dimana ion bergesekan dgn partikel dlm medan listrik dan medan listrik
berpengaruh thd partikel.

Cara Pengumpulan abu menurut letaknya


 Elektrostatik Precipilitator sisi dingin yaitu ESP yg diletakan sesudah air preheater.
Temp gas yg msk ESP 120-150C
 ESP sisi panas, ditempatkan sebelum air preheater, temp gasnya 350-500C

Faktor yg berpengaruh pd Unjuk Kerja ESP


1. Keadaan abu, smkn besar kdr abu mk smkn banyak abu yg dikumpulkan.
2. Ketahanan abu, smkn tinggi ketahanan abu mk eff pengumpulan smkn kecil. Dgn
adanya ketahanan abu mk medan listrik berkurang shg abu yg etrkumpul smkn
sedikit.
3. Uk partikel, smkn besar uk btr abu akan smkn mudah ditangkap
4. Sheakage dan Rapping, bila voltage terlalu tinggi, mk akan menimbulkan celah yg
akan memudahkan abu lewat dan tdk tertangkap oleh pengumpul abu (sneakage) utk
mengurangi sneakage mk dipasang sudu2 atau sekat (rapping)
5. Temp gas, pd temp tinggi akan mempengaruhi laju aliran gas serta tahanan shg
ketahanan abu akan bertambah dan eff menurun.

Penanggulangan Produk Berupa Gas


Sulfur yg ada dlm bb bila teroksidasi akan menghslkn gas SOx yg sangat korosif shg
menimbulkan masalah lingk.
Reaksi :
S+O2SO2
SO2+1/2O2 SO3SO2+H2OH2SO3
Di Jepang abu etrbang hsl PLTU diolah mjd gypsum prosesnya berlangsung di
SCRUBBER
SO3+Ca(OH)CaSO4 +2H2O
Cara Pengendalian Sulfur Oksida
 Pengurangan sulfur sebelum bb dimanfaatkan
 Dilakukan penanganan pd saat bb dimanfaatkan sbg bhn bkr :
CaCO3CaO+CO2 (75 mikron)
SO2+CaO+1/2H2OCaSO4
 Setelah bhn bkr digunakan :
SO2+CaCO3+1/2H2OCaSO4.1/2H2O+CO2
CaSO4.1/2H2O+1/2O2+3/4H2O CaSO4.2H2O
 Penggunaan alkali gamda Na2CO3 dan NaOH
 Penambahan MgO :
SO2+MgO  MgSO4
Hslnya dikalsinasi menghasilkan SO2 seterusnya diubah mjd asam sulfaric
 Konversi bb

You might also like