Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
maupun yang sudah dewasa. Zooplankton juga memegang peranan penting
dalam mengendalikan populasi fitoplankton, sehingga dapat mengurangi
eutrofikasi danau.
Dewasa ini, air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang
serius. Untuk mendapat air yang baik sesuai dengan standar tertentu, saat ini
menjadi sesuatu yang mahal, karena air sudah banyak tercemar oleh
bermacam-macam limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga
secara kualitas, sumberdaya air telah mengalami penurunan. Selain secara
kualitas, hal ini juga terjadi secara kuantitas, yang sudah tidak mampu
memenuhi kebutuhan yang terus meningkat.
2
disungai. Cahaya matahari yang kurang, akan menyebabkan proses
fotosintesis berlangsung lambat, sehingga produksi oksigen dalam air secara
alami akan berkurang.
1.2.1 Maksud
1.2.2 Tujuan
3
1.3 Waktu dan Tempat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
(tempat tinggal) makhluk hidup. Dengan demikian ekologi biasanya diartinya
sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya.
Berdasarkan arti harfiah dari asal katanya ekologi dan ekonomi sama.
Ekologi (Oikos dan logos) sedang ekonomi (Oikos dan nomos) sehingga kedua
ilmu itu banyak persamaannya. Namun dalam ekologi, mata uang yang dipakai
dalam transaksi bukan rupiah atau dolar, melainkan materi, energi, dan informasi.
Arus materi, energi, dan informasi dalam suatu komunitas atau beberapa
komunitas mendapat perhatian utama dalam ekologi, seperti uang dalam ekonomi.
Oleh karena itu transaksi dalam ekologi berbentuk materi, energi dan informasi.
6
air tawar dibagi menjadi dua yaitu ekosistem lentik dan ekosistem lotik. Air
tergenang atau habitat lentik (berasal dari kata lenis yang berarti tenang) , arusnya
cenderung relative tenang, contohnya adalah danau, kolam, rawa, atau pasir
terapung. Sedangkan yang termasuk air mengalir atau habitat lotik (berasal dari
kata lotus yang berarti tercuci) antara lain mata air, aliran air (brook-creek) atau
sungai (Odum, 1996).
7
Dengan mengetahui beberapa parameter yang ada pada daerah atau
kawasan penelitian akan dapat diketahui tingkat pencemaran atau apakah
lingkungan itu sudah terkena pencemaran atau belum. Parameter-parameter
tersebut merupakan indikator terjadinya pencemaran (Srikini, dkk., 2000). Dalam
mengontrol suatu parameter dilakukan pula pengaturan terhadap parameter yang
lain karena parameter-parameter ini saling berhubungan satu sama lain. Yang
dimaksud dengan parameter-parameter tersebut antara lain, parameter fisika,
kimia dan biologi.
1. Suhu
Suhu air berpengaruh terhadap sifat fisik, kimiawi dan biologis perairan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu antara lain musim, cuaca, waktu
pengukuran, kedalaman air dan kegiatan manusia di sekitar perairan (Nybakken,
1988). Suhu berguna dalam memperlihatkan kecenderungan aktivitas-aktivitas
kimiawi dan biologis, pengentalan, tekanan uap, tegangan permukaan dan nilai-
nilai penjenuhan dari benda-benda padat dan gas.
8
dapat dimaklumi bahwa terdapat perbedaan spesies yang signifikan pada
ekosistem air di wilayah georgrafis yang berbeda
2. Kedalaman
3. Kecerahan
4. Arus
Arus atau paliran air adalah parameter fisika yang dapat di jadikan
pembeda beberapa ekosistem perairan tawar. Ini dapat menjadi pembeda utama
dalam akosistem lentik dan lotik.
5. Debit Air
9
Debit air adalah parameter fisika yang dipengaruhi oleh arus dan badan air
(kedalaman dan lebar melintang). Debit juga menjadi ciri pembeda ekosisitem
perairan tawar.
10
dipengaruhi oleh suhu dan salinitas. Makin tinggi suhu dan salinitas maka
kelarutan oksigen makin rendah. Kelarutan oksigen dalam air dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti suhu, salinitas, pergerakan air, lias daerah permukaan yang
terbuka, tekanan atmosfir dan persentase oksigen disekelilingnya.
11
sehingga mengakibatkan kematian ikan. Nilai BOD yang terbaik untuk perikanan
adalah tidak boleh lebih dari 20 mg/liter. Nilai BOD menunjukkan banyaknya
oksigen yang digunakan mikroorganisme terutama baktri untuk merombak bahan
organik dalam air. Bahan organik yang terbawa aliran air mempunyai peranan
penting dalam rantai makanan jasad perairan terutama bagi organisme akuatik
pemakan detritus.
4. Salinitas
Kadar garam dalam air bervariasi, dari kadar garam yang rendah di sungai,
kadar garam di muara, dan kadar garam yang tinggi di laut. Hal ini menyebabkan
keterbatasan penyebaran plankton. Beberapa plankton yang hidup terbatas pada
air tawar dan pada saat berpindah ke laut akan menyebabkan kematian.
12
5. Daya Hantar Listrik (DHL)
6. Karbondioksida
13
menguntungkan, karena kisaran nilai-nilai peubahnya sangat dipengaruhi keadaan
sesaat. Dalam lingkungan yang dinamis, analisis biologi dapat memberikan
gambaran yang jelas tentang kualitas perairan (Ardi, 2002)..Berikut beberapa
parameter biologis yang umum digunakan dalan penelitian.
1. Plankton
Klasifikasi plankton:
1. Berdasarkan kualitas:
2. Berdasarkan ukuran:
14
b. Net plankton (Mesoplankton), yaitu plankton yang tertangkap oleh
plankton net. 25, dimana air masih dapat keluar dari saringan tersebut.
4. Berdasarkan asal:
5. Berdasarkan komposisinya:
15
besarnya kurang dari 1/100 mm dan dapat lolos meskipun melalui jaring-jaring
plankton yang terhalus.
2. Bentos
PLTA, yang saat ini debit bulanannya telah menurun hingga 30% dari
debit normal.Ini merupakan salah satu ciri yang tampak bahwa bagian hulu-
16
tengah-hilir sungai merupakan satu kesatuan ekosistem yang saling berhubungan
dan berkaitan.
17
BAB III
METODOLOGI
Alat Bahan
18
- Baskom Larutan formalin 40%
- Saringan Akuades
- Pinset
- Lup
- Kantong plastik
Kualitas air Sechi disk - Sampel air sungai
Botol winkler Cikapundung
Pipet tetes - O2 reagen 1 mL
Gelas Erlenmeyer - Larutan MnSO4 1 mL
Alat titrasi - Larutan H2SO4, 2 mL
- Larutan Na-tiosulfat 0,01
N
- Larutan NaOH
- Larutan amilum
- akuades
a. Parameter Biologi
• Plankton
19
• Lakukan pengamatan dan identifikasi dengan menggunakan
mikroskop
• Benthos
b. Parameter Fisika
• Temperatur air
20
• hitung waktu yang ditempuh syrofoam untuk hanyut mengikuti
arus pada bentangan tali sepanjang 2 meiosis
• hitun kecepatan arus dan debit
c. Parameter Kimia
• Salinitas, pH dan DHL
• siapkan SCT meter
• lakukan kalibrasi terlebih dahulu (sampai jarum skala berada di garis
merah/ red line)
• celupkan elemen pengukur pada air
• tunggu hingga muncul angka pada layar untuk tiap parameter yang diamati
• catat angka yang tertera pada layar
21
Rumus kadar O2 (mg/L) = 8000 x mL Na-tiosulfat x N Na-tiosulfat
50 x (V – 2)
Kadar HCO3-
22
• Tambahkan kedalam Erlenmeyer larutan methyl orange 0,025%.
• Teteskan larutan HCL 0,01 N lalu catat berapa volume yang
digunakan pada saat terjadi perubahan warna.
I=1–D D = Σ(n/N)2
Dimana:
I = indeks diversitas Simpson
D = resiprok Indeks Diversitas Simpson
23
ni = jumlah individu jenis ke-1
N = jumlah total individu
H’ = - Σ ( ni / N ) ln (ni / N )
24
H’ < 1 = komunitas biota tidak stabil atau kualitas air
tercemar berat
1 < H’ < 3 = Stabilitas komunitas biota sedang atau
kualitas air tercemar sedang
H’ > 3 = stabilitas komunitas biota dalam kondisi
prima (stabil) atau kualitas air bersih
25
I 2,0 Tidak tercemar
III
2,0 – 1,0 Tercemar ringan
BAB IV
26
Tanggal dan Waktu : 4 Desember 2010, 09.00-11.00
WIB
Nomor dan jenis sample air : -
Temperatur air dan udara : 210 C dan 250 C
Tinggi muka air / debit kedalaman : 0,252 meter
Keadaan Cuaca : Cerah berawan
Keadaan Fisik sumber air : Arus tenang
Vegetasi di sekitar lokasi : Bambu, Malvaviscus arborea,
nangka, singkong, Araceae,
Asteraceae
Keadaan lingkungan lokasi : Daerah pemukiman warga,
penggalian pasir, banyak sampah
yang dibuang ke sungai,
pinggiran sungai berpasir dan
berbatu, serta sungai terletak di
bawah jalan raya.
Keadaan lokasi : Dekat pemukiman warga dan
penggalian pasir pengambilan
sampel
Hasil pemeriksaan : Sedikit benthos dan plankton di
lapangan
Nama pengambil sampel : Kelompok 1
27
Kecepatan arus 1,04 0,79 0,40
4. 0,74
(m/s)
• DO (Dissolved Oxygen)
Kadar O2 (mg/L) =
DO0hari
Stasiun I
28
Stasiun II
Stasiun III
DO5hari
Stasiun I
Stasiun II
Stasiun III
Faktor Pengenceran
m1.v1 = m2.v2
1 . 75 = x . 375
x=
29
x=5
Stasiun I
Stasiun II
Stasiun III
• Kadar CO2
Kadar CO2(mg/L) =
Stasiun I
Stasiun II
Stasiun III
• Kadar HCO3-
Kadar HCO3- (mg/L) =
Stasiun I
30
Stasiun II
Stasiun III
Jumlah
No. Biota Species Gambar
St.1 St.2 St.3
1. Plankton Spesies A 1 - -
31
2. Gomphonema sp. 2 - -
3. Gomphospaeria sp. 2 - -
4. Spesies B 4 - -
32
5. Zooplankton bersilia 5 28 -
6. Spesies C 1 - -
7. Cladophora sp. 1 - -
33
8. Spirogyra sp. - 1 -
9. Ankistrodesmus sp. - 1 13
34
11. Hidrodictyon sp. - - 1
I=1–D D = Σ(ni/N)2
= 0,32
35
H’ = - Σ ( ni / N ) ln (ni / N )
= -1 ln 1
=0
4.5 Pembahasan
36
Stasiun I berada di daerah yang dekat dengan jalan yang sering dilalui.
Stasiun pertama ini memiliki arus yang cukup deras yaitu 1,04 m/s2,
kedalaman 0,52 m, suhu 210C dan memiliki tipe substrat yang berpasir.
Vegetasi yang ada di sekitar stasiun I adalah pohon pisang, bambu,
Malvaviscus arborea serta beberapa Asteraceae. Stasiun II letaknya lebih
ke tepi sungai dibandingkan dengan stasiun I. Stasiun II memiliki arus yan
lebih tenang yaitu 0,79 m/s2, kedalaman 0,495 m, suhu 210C dan substrat
yang sama dengan stasiun I yaitu pasir. Vegetasi yang ada di sekitar
stasiun ini adalah Araceae, Asteraceae, pohon pisang dan pohon singkong.
Stasiun III berada di daerah yang lebih ke bagian tengah sungai
dibandingkan dengan kedua stasiun sebelumnya, tetapi stasiun III
memiliki arus yang lebih tenang daripada arus stasiun I dan II yaitu 0,40 m
karena lokasi stasiun III merupakan belokan sungai sehingga arus yang
berasal dari atas akan menabrak dinding sungai yang berada di
seberangnya. Selain itu, stasiun III memiliki kedalaman 0,56 m, suhu 210C
dan tipe substratnya adalah pasir dan batu, Vegetasi di sekitar stasiun
adalah bambu dan nangka.
37
yang tinggi karena dari ketiga stasiun yang letaknya berada di tepi sungai
dengan rata-rata kedalaman hanya 0,525 meter, warna lempeng Secchi
sebagai alat ukur kecerahan sudah tidak bisa terlihat. Hasil ini akan
berpengaruh terhadap temperatur dan daya tembus cahaya matahari ke
dalam perairan. Bila temperatur air berubah maka kelarutan berbagai jenis
gas didalam air serta semua aktivitas biologis-fisiologis di dalam
ekosistem air akan berubah pula. Menurut Van’t Hoffs dalam Barus
(2002), kenaikan temperatur sebesar 10°C (hanya pada kisaran temperatur
yang masih ditolerir) akan meningkatkan laju metabolisma dari organisme
sebesar 2-3 kali lipat. Selain itu, daya tembus cahaya matahari akan
berkurang bila perairan keruh. Cahaya matahari ini sangat dibutuhkan oleh
organisme yang melakukan fotosintesis, bila cahaya matahari yang masuk
ke dalam perairan berkurang maka banyak organisme air yang mati. Hal
ini terlihat dari jumlah plankton yang bertugas sebagai produsen seperti
Cladophora sp. , Spirogyra sp. hanya sedikit, sehingga plankton dan
organisme lain yang bersifat konsumen pun hanya ditemukan dalam
jumlah yang sedikit. Selain itu, parameter fisika yang berpengaruh
terhadap kehadiran plankton dan benthos adalah deras tidaknya arus
karena tidak banyak plankton dan benthos hidup di perairan dngan arus
yang deras.
38
Namun, hasil pengukuran pH saja tidak dapat dikatakan secara
langsung bahwa air sungai tersebut berkualitas baik karena ada beberapa
parameter lain yang dijadikan sebagai acuan kualitas perairan. Salah
satunya adalah kadar CO2. Karbondioksida bersenyawa dengan air
membentuk senyawa karbonat yang akan menghasilkan kondisi asam pada
perairan melalui disosiasi H+ dan HCO3-. Kandungan karbondioksida bebas
yang terlalu tinggi akan membahayakan bahkan mungkin mematikan ikan.
Hasil yang didapat adalah bahwa rata-rata kadar CO2 di 3 stasiun
pengamatan adalah sebesar 10,27 dan kadar HCO3- sebesar -10,17. Ini
berarti perairan Sungai Cikapundung merupakan peraikan tercemar.
dituutup tanpa ada gelembung di dalam botol karena bila ada gelembung
akan mempengaruhi kadar O2 yang akan dihitung. Kemudian air sampel
ditetesi MnSO4 dan reagen O2 yang masing-masing sebanyak 20 tetes atau
kurang lebih 1ml agar oksigen yang terlarut di dalam air dapat terikat
dengan sempurna. Hal ini akan mengakibatkan terbentuknya endapan
39
setelah air sampel didiamkan selama 15 menit, endapan ini adlah MnO2.
Kemudian air sampel ditetesi H2SO4 pekat sebanyak 40 tetes atau kurang
lebih 2ml sehingga endapan larut kembali dan air sampel menjadi
berwarna kuning pekat. Larutan yang mengandung banyak O2 akan
berwarna kuning pekat dan semakin transparan bila kadar O2 semakin
sedikit dalam larutan. Air sampel Sungai Cikapundung berwarna kuning
tidak pekat. Air sampel kemudian dititrasi hingga berwarna kuning
transparan, lalu ditetesi amilum 1% sebanyak 3 tetes sehingga berwarna
biru pekat. Amilum 1% ini digunakan sebagai indikator titrasi, bila warna
biru telah berubah menjadi biru transparan maka telah berada pada titik
kesetimbangan.
40
banyaknya limbah yang masuk ke dalamnya. Hal ini menyebabkan daya
hantar listrik (DHL) atau konduktivitas pun tinggi yaitu 104,3 karena
kadar garam dengan DHL berbanding lurus, bila kadar garam tinggi maka
DHL pun tinggi dan sebaliknya.
41
Pada malam hari, oksigen dilarutkan kembali ke dalam air. Spirogyra
bereproduksi dengan cara konjugasi, fragmentasi (pemutusan talus).
BAB V
KESIMPULAN
42
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan di Sungai Cikapundung
Bandung diperoleh kesimpulan bahwa beberapa parameter seperti
parameter fisika, biologi, dan kimia harus diukur dan dihitung agar
kualitas suatu perairan dapat diketahui. Parameter fisika yang diukur
meliputi kedalaman sungai, kecerahan sungai, temperatur air dan udara,
arus air, konduktivitas, salinitas, dan tipe substrat. Parameter kimia yang
dihitung meliputi derajat keasaman (pH), DO (Dissolved Oxygen), BOD
(Biochemical Oxygen Demand), CO2 dan HCO3- . Sedangkan parameter
biologi yang dihitung hanya plankton dan benthos. Ketiga parameter
tersebut berkaitan karena mempengaruhi daya hidup parameter biologi
(plankton dan benthos) yang memiliki kadar maksimum dan minimum
terhadap parameter fisika dan kimia.
DAFTAR PUSTAKA
43
Anonim. 2010. Profil Daerah. http://www.cikapundung.net/index.php?
option=com_content&view=article&id=2&Itemid=3. Diakses pada
tanggal 23 Desember 2010
Godam. 2006. Ciri Habitat dan Ekosistem di Air Tawar dan Air Laut.
http://www.organisasi.org/ciri_ciri_habitat_dan_ekosistem_di_air_tawar_
dan_air_laut_ilmu_sains_biologi. Diakses pada tanggal 19 Desember
2010.
44
______2000. Kadar Oksigen Terlarut di Perairan Sungai Dadap, Goba, Nuara
Karang, adan Teluk Banten. Dalam: Foraminifera Sebagai
BioindikatorPencemaran, Hasil Studi di Perairan Estuarin di Sungai
Dadap, Tangerang (Djoko P. Praseno, Ricky Rositasari dan S. Hadi
Riyono, eds.) P3O-LIPI hal 42-46.
LAMPIRAN
45
Gambar 1. Vegetasi Sekitar Stasiun Gambar 2. Stasiun I
46