You are on page 1of 2

Epistimologi dan Kriteria Kebenaran

 EPISTIMOLOGI
Epistimologi berasal dari bahasa Yunani yakni episteme, berarti knowledge
(pengetahuan), logy berarti theory. Jadi epistimologi dapat diartikan sebagai teori
pengetahuan (Filsafat Ilmu).
Dalam mempelajari filsafat ilmu terdapat 3 pokok persoalan yakni persoalan
tentang:
1. Apa pengetahuan itu?
2. Apa sumber-sumber pengetahuan itu?
3. Dari manakah pengetahuan yang benar itu datang dan bagaimana kita
mengetahui serta apakah pengetahuan itu benar?
Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas kita harus memperhatikan
bagaimana dan dengan sarana apa kita dapat memperoleh suatu pengetahuan tersebut.
Karena apabila kita tidak memperhatikan hal tersebut maka kita tidak akan pernah ingin
mencoba hal-hal yang akhirnya tidak dapat diketahui/tidak ditemukan suatu
kebenarannya.
Pada dasarnya kita mungkin selalu mengingkari kemungkinan untuk
memperoleh suatu pengetahuan dan mungkin kita selalu berpikir bahwasanya apa yang
kita punyai sekarang ini hanyalah kemungkinan-kemungkinan saya bukan merupakan
kepastian. Padahal apabila kita mempunyai keinginan untuk mengetahui menggali
sesuatu secara terperinci/lebih luas lagi pasti kita juga akan mengetahui hal-hal yang
sebenarnya terkandung dalam hal tersebut. Dan dalam filsafat ilmu juga akan dibahas
masalah pengetahuan manusia. Disini akan dijelaskan bahwa sumber pengetahuan
manusia ada lima macam yakni:
1. Empiris merupakan aliran dari Empirisme
2. Rasio merupakan aliran dari Rasionalisme
3. Fenomena merupakan aliran dari Fenomenologi
4. Intuisi merupakan aliran dari Intuisionisme
5. Metode Ilmiah yang menggabungkan antara aliran rasionalisme dan empiris.
 KRITERIA KEBENARAN
Kebenaran merupakan sebuah perkataan yang bersifat semantik. Pernyataan
merupakan suatu istilah yang bersifat sintaktis dan kata benar mengacu pada makna
simbol-simbol dan bukan kepada simbolnya, maka apabila mengatakan bahwa “P” itu
benar, jika dan hanya jika P itulah halnya. Menurut kebiasaan simbol “P” menunjukkan
pernyataan. Sedangkan simbol P mengacu kepada makna maka didalam sintaktis kita
tidak dapat mengatakan apapun mengenai kebenaran.
Kebenaran menunjukkan bahwa makna sebuah pernyataan artinya maknanya
sungguh-sungguh merupakan halnya, bila pernyataannya tidak merupakan halnya, maka
kita mengatakan bahwa proporsinya itu sesat.
Maka dari itu berarti jelas mengapa paham idealisme mengatakan kebenaran
ialah kenyataan karena kebenaran ialah makna yang merupakan halnya dan karena
kenyataan ialah juga merupakan halnya maka kedua-duanya dipandang sama
sepenuhnya.
Ukuran kebenaran sesungguhnya tergantung pada apakah sebenarnya yang
diberikan kepada kita oleh metode-metode untuk memperoleh pengetahuan jika apa
yang kita ketahui adalah ide-ide kita, maka pengetahuan hanya dapat terdiri ide-ide
yang dihubungkan secara tepat dan kebenaran merupakan keadaan saling berhubungan
diantara ide-ide tersebut atau keadaan saling berhubungan diantara makna-maknanya.

You might also like