Professional Documents
Culture Documents
Beberapa tahun terakhir ini, angka kematian dan kesakitan perinatal telah menurun
secara signifikan, akan tetapi kematian janin antenatal masih merupakan masalah.
Kematian janin tidak selalu pada kelompok kehamilan risiko tinggi, akan tetapi
beberapa kematian tersebut terjadi pada kehamilan dengan risiko rendah bahkan
normal.
Salah satu tujuan utama perawatan antenatal adalah untuk mengidentifikasi ibu hamil
yang beresiko tinggi terjadi gangguan pada buah kehamilannya. Terdapat berbagai
macam peralatan/teknik untuk pengawasan janin ante/intrapartum.
URAIAN MATERI
Pengkajian janin dapat dilakukan dengan metode yang tidak menggunakan teknologi,
seperti perhitungan gerakan janin. (fetal movement Counting,FMC) dan tes akselerasi
auskultrasi (Auscultated Acceleration Test, AAT). Sedangkan metode menggunakan
teknologi seperti Ultrasonoigrafi (USG), Kardiotokografi, Amniosintesis, dsb. Bidan
sebaiknya mengetahui manfaat setiap metode pengkajian janin.
C. Prosedur pelaksanaan
1. Pasien ditidurkan secar santai semi fowler, 45o miring ke kiri.
Hal ini untuk menghindari hipotensi supine.
2. Tekanan darah diukur setiap 10 menit
3. Dipasang kardiotokografi
4. Pada ibu diberikan tombol penanda yang harus ditekan apabila ibu
merasakan gerakn janin.
5. Frekuensi denyut jantung janin dicatat selama 10 menit pertama
untuk mendapatkan data dasar denyut jantung janin.
6. Pemantauan tidak boleh kurang dari 20 menit. Apabila pada 20
menit pertama didapatkan hasil nonreaktif, dilanjutkan pemantauan
20 menit lagi. Pastikan tidak ada hal-hal yang mempengaruhi hasil
pemantauan (misalnya pemakaian sedativa) apabila hasilnya
nonreaktif.
7. Pemeriksaan nst ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan
hasil nst secara individual
D. Pembacaan hasil
Selain itu ada hasil yang kurang baik (non reassuring) keadaan ini
interpretasinya sukar, dapat disebabkan pemakaian obat seperti :
barbiturat, Demerol, fenotiasid dan metildopa. Pada keadaan non
reassuring dan pasien tidak menggunakan obat-obatan, dianjurkan agar
nst diulangi keesokan harinya. Bila reaktivitas tidak membaik,
dilakukan pemeriksaan uji beban kontraksi ( OCT/oxytocin challenge
test)
E. Penyebab umum non rekativitas pada nst
F. Peran bidan
Pemantauan janin melalui test nonstress ini, bidan berkolaborasi atau
bekerja dalam tim ahli dalam pelaksanaannya. Pemeriksaan ini bukan
merupakan kewenangan bidan. Namun bidan perlu mengenal dan
mengetahui tentang test nonstress ini, sehingga dapat memberikan
infrmasi yang jelas dan lengkap kepada klien, terutama klien yang
memerlukan pemeriksaan ini.
IV. AMNIOSINTESIS
A. Pengertian
Amniosintesis dilakukan untuk memperoleh cairan amnion yang
mengandung sel janin. Dengan visualisasi ultrasound suatu jarum
dimasukan secara transabdominal kedalam uterus. Cairan amnion ini
diambil dengan spuit dan dilakukan berbagai analisis. Cairan amnion
yang mengandung sel-sel janin, bahan-bahan kimia, dan
mikroorganisme, mampu member informasi tentang susunan genetik,
kondisi janin, serta tingkat kematangannya.
B. Pelaksanaan
Amniosintesis dapat dilakukan bila cairan amnion sudah cukup banyak
dan ketika uterus menjadi organ abdomen. Pada awal trimester (14-16
minggu), dilakukan untuk mendeteksi kelainan genetic dan metabolik
melalui pemeriksaan sitogenetik.
Pemeriksaan ini biasanya dianjurkan bila calon ibu berusia diatas 35
tahun. Karena hammil di usia ini memiliki resiko cukup tinggi.
Terutama untuk menentukan apakah janin menderita sindroma down
atau tidak. Umumnya memerlukan waktu sekitar 24-35 hari untuk
mengetahui dengan jelas dan tuntas hasil biakan tersebut.
C. Komplikasi
Komplikasi keseluruhan kurang dari 1%, baik pada ibu maupun pada
janin, meliputi hal-hal berikut:
Maternal: hemoragi, hemoragi janin-maternal dengan kemungkinan
isoimunisasi RH maternal, infeksi, persalinan, abrupsio plasenta,
kerusakan karena kurang hati-hati pada usus atau kandung kemih,
embolisme cairan amnion.
Janin: kematian, hemoragi, infeksi (amnionitis), cedera langsung
akibat tertusuk jarum, aborsi atau persalinan prematur, kebocoran
cairan amnion.
D. Peran bidan
Bidan perlu mengenal dan mengetahui cara pemantauan janin melalui
pemeriksaan amniosintesis. Bidan perlu member penjelasan mengenai
pemeriksaan yang akan dilakukan kepada klien, seperti informasi
mengenai tujuan dan prosedur pelaksanaan dari pemeriksaan
amniosintesis, sehingga klien merasa tenang dengan adanya dukungan
bidan. Selain itu bidan tidak hanya bekerja secara mandiri, namun
bekerja dalam tim, sehingga bidan akan menemui pemeriksaan
amniosintesis ini dilapangan.
Kesimpulan
Pola gerakan janin adalah tanda reliabel tentang kesejahteraan janin, dimana gerakan
janin yang mengikuti pola teratur dari waktu ketika gerakan ini dirasakan.data
sedikitnya 10 gerakan perhari dianggap lazim.