You are on page 1of 4

Adab Tidur

Ada suatu kenikmatan dari Allah SWT yang mungkin kita lupakan. Mungkin kita tidak merasa
kalau itu merupakan nikmat yang luar biasa dari Allah SWT. Nikmat itu adalah nikmat bisa
tidur. Itu merupakan nikmat yang luar biasa yang diberikan Allah SWT. Contoh kasus ada
seorang Ibu yang sedang menderita darah tinggi dalam 24 jam hanya bisa tidur 2 jam. Tidur jam
3 malam sampai subuh. Kemudian dari subuh sampai jam 3 malam tidak ada tidur sama sekali.
Ibu itu merasa sakit sekali, ingin tidur tapi tidak bisa tidur. Sungguh merupakan kondisi yang
sangat tidak mengenakkan bagi sang Ibu karena sakit yang tidak karu-karuan tersebut.

Kemudian ada satu cerita lagi. Seorang pengusaha sukses dari Jawa Timur. Beliau orangnya baik
sekali tapi mendapatkan ujian dari Allah SWT. Kasusnya sama dengan Ibu yang menderita darah
tinggi tadi yang tidak bisa tidur. Beliau merupakan orang yang kaya, memiliki rumah yang
bagus, kemudian mobilnya banyak, dan memiliki perusahaan yang banyak dengan ratusan anak
buah. Tapi ternyata dengan segala kemewahan yang ada seperti itu beliau sangat susah tidur.
Ketika malam dengan kondisi yang sangat gelap jam 2 malam beliau baru bisa tidur. Kemudian
di saat kondisi rumah dan sekitar sudah sunyi senyap, saudara-saudara dan keluarga di rumah
sudah terlelap semua beliau keluar rumah sambil duduk di kursi dan mengisap rokok cerutu.
Nanti kalau sudah capek kira-kira jam 2 malam baru pergi tidur. Mungkin karena orang kaya,
terlalu banyak pikiran, urusan banyak, perusahaan banyak, anak buah banyak, harta melimpah
sehingga sangat susah untuk tidur.

Jadi ada keistimewaan tidur. Ia merupakan istirahat yang paling baik tidak ada bentuk atau
sarana atau media istirahat yang paling baik melebihi tidur. Maka Allah mengatakan dalan Q.S.
An-Naba’ ayat 9 :
   
Artinya : dan kami jadikan tidur kalian sebagai istirahat yang terbaik.
Ternyata tidur ini tidaklah hanya sekedar rutinitas akan tetapi ada arahan-arahan dari Rasulullah
SAW supaya tidur kita mempunyai makna baik bagi diri kita pribadi dengan badan kita, jasmani
kita atau hubungannya dengan Allah yang berbentuk pahala. Sangat berbeda dengan orang kafir
yang tidak mempunyai adab ketika hendak tidur. Rasulullah SAW memberikan petunjuk,
memberikan nasihat-nasihat berkenaan dengan tidur supaya tidur kita bernilai ibadah,
mempunyai hikmah dan faedah bagi tubuh kita.

Pertama, Rasulullah SAW mengatakan tutuplah pintu. Kita disuruh menutup pintu, kemudian
mematikan api dan lampu. Mengapa kita harus menutup pintu, Rasulullah SAW pernah bersabda
: “tutuplah pintu-pintu dan ketika menutup pintu atau jendela itu sambil membaca
bismillahirrahmanirrahim, maka setan itu tidak akan masuk ke dalam rumah yang pintunya
ditutup dengan membaca bismillahirrahmanirrahim”. Jadi dengan cara yang diajarkan Rasulullah
SAW melalui sabdanya maka rumah kita akan terjaga, hadist ini shahih. Kemudian mengapa kita
harus mematikan api. Hendaknya kita harus mematikan api seperti yang pernah disabdakan
Rasulullah SAW bahwa : “karena sesungguhnya tikus-tikus mungkin menabrak lampu atau api
sehingga bisa membakar seluruh rumah penduduk tersebut”. Jadi ini sangat berbahaya, alangkah
baiknya ketika tidur lampu atau api kita matikan saja. Mengapa tadi Rasulullah SAW
menyebutkan tikus, di antaranya karena setan atau jin itu kadang menyerupai tikus. Kemudian
selain itu kadang juga menyerupai cicak dan ular yang merupakan penjelmaan dari jin atau setan.

Kemudian yang kedua adalah berwudhu sebelum tidur. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
َّ ‫"إِ َذا أَتَيْتَ ُمضْ َج َعكَ فَتَ َوضَّأ َ ُوضُوْ َءكَ لِل‬
"‫صاَل ِة‬
"jika kamu hendak merebahkan diri kepembaringanmu, berwudhu'lah sebagaimana engkau
berwudhu' untuk sholat". (HR. Bukhori:6311 dan Muslim:2710)
Faedah berikutnya Rasulullah SAW mengatakan dalam sunnah nabi Daud : “Tidaklah seorang
muslim dia tidur di malam hari, dia dzikir dahulu dalam keadaan bersuci, kemudian dia tidur dan
bangun pada suatu malam kemudian dia minta kebaikan dunia akhirat niscaya Allah akan
mengabulkan permintaannya”. Jadi apabila kita ingin doa kita makbul atau diijabah maka
sebelum tidur harus berwudhu terlebih dahulu kemudian dzikir sebentar kemudian
memenjamkan mata untuk tidur. Di sini tidak ada kata shalat, jadi walaupun kita tidak shalat
karena tadi sebelum tidur kita sudah berwudhu maka setelah kita bangun kita bisa meminta
kepada Allah, bedoa kepada-Nya apa saja maka akan diberikan kebaikan dunia akhirat.
Kemudian dalam keadaan yang seperti ini, walaupun kita dalam keadaan tidur di mana
sebelumnya kita telah berwudhu dan berzikir maka ketika tidur kita akan terhitung terus berzikir,
walaupun mungkin tidurnya mendengkur, Allah akan menilainya sebagai zikir. Itu adalah rahasia
mengapa doa seseorang itu makbul dan diijabah Allah SWT, apa lagi kalau kita berniat untuk
shalat malam, maka sungguh akan menjadi lebih baik.

Selanjutnya ketiga, mengibaskan alas tempat kita tidur. Misalnya tempat tidur kita menggunakan
sprei, maka sprei itulah yang kita kibas-kibaskan bisa menggunakan sajadah atau kain apa saja
sehingga apa yang ada di atasnya bersih. Sebagaimana Rasulullah SAW pernah bersabda :
“Apabila salah seorang di antara kalian hendak ke tempat tidur atau kasur maka hendaknya
mengibaskan kasur dari dalam selimut kasur, karena ia tidak tahu apa yang berada di atasnya
setelah itu berdoa “Bismika Rabbi wada'tu Janbi wa bika arfa'uhu, In amsakta nafsi farhamha
wa in arsaltaha fahfazha bima tahfazu bihi ibadakas-salihin”.

Kemudian yang keempat, berbaring dengan lambung kanan. Faedahnya adalah berbaring dengan
lambung kanan akan lebih mudah bangun, dan di antara hikmahnya tidur dengan lambung kanan
bahwasanya hati itu berada di sebelah kanan sehingga ketika akan tidur tidak akan merasa beban.
Ibnu Jaudzi mengatakan : “tidur dengan lambung kanan dikatakan oleh para dokter ahli
bahwasanya ini adalah yang paling bagus untuk badan, para dokter berkata ketika tidur harus
diawali tidur dengan lambung kanan, dan ketika sudah mulai merasa capek maka boleh berbalik
ke kiri”. Rasulullah SAW juga bersabda : “Tidurlah kamu miring dengan lambungmu yang
kanan kemudian berdoalah Allahumma aslamtu wajhi ilaika, wa fauwadtu Amriilaika wa aljatu
zahri ilaika, raghbatan wa rahbatan ilaika, lamalja'a wa la manja minka illa ilaik. Amantu
bikitabi kalladhi anzalta wa bi nabiyyikal-ladhi arsalta” yang artinya : “Aku pasrahkan badan ini
kepadamu ya Allah dan aku pasrahkan seluruh urusanku ini dan saya mengahadap dengan
punggung ini kepada-Mu karena takut dan rindu pada-Mu, tidak ada tempat mengungsi dan tidak
ada tempat selamat dari-Mu kecuali hanya kepada-Mu”. Maka apabila kamu meninggal dunia
pada malam itu dan dalam keadaan seperti itu maka kamu itu dianggap menepati fitrah
(keimanan)”. Jadi dengan doa yang seperti itu merupakan bentuk pasrah kita yang totalitas
kepada Allah SWT, mempasrahkan seluruh jiwa raga hanya kepada Allah, maka ketika
meninggal dunia dalam keadaan seperti itu sungguh meninggal dalam keimanan atau dalam
keadaan yang baik. Kemudian ditegaskan bahwa orang yang tidur itu adalah orang yang mati,
rohnya melayang-layang ke atas atau terbang tidak berada di dalam jasad atau badan
sebagaimana diterangkan dalam Q.S. Az-Zumar ayat 42 :
             
            
 
Artinya :
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di
waktu tidurnya; Maka dia tahanlah jiwa (orang) yang Telah dia tetapkan kematiannya dan dia
melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.

Kemudian adab yang kelima adalah membaca Al-Quran sebelum tidur. Ada beberapa ayat yang
bisa dibaca sebelum tidur seperti ayat kursi, dua ayat terakhir Q.S. Al-Baqarah, Al-Mulk, Al-
Kafirun, Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas. Kita bisa memilih di antara ayat tersebut tadi, semua
dalilnya shahih. Aisyah mengatakan bahwa Rasulullah sering membaca Al-Ikhlas, Al-Falaq dan
An-Nas. Kemudian untuk faedah membaca dua ayat terakhir Q.S. Al-Baqarah Rasulullah
mengatakan bahwa “barang siapa yang membaca dua ayat terakhir Al-Baqarah maka Allah akan
mencukupinya”. Mencukupi di sini menurut Imam Nawawi mengatakan bisa mengandung dua
dan semuanya benar. Pertama Allah mencukupi dari gangguan-gangguan setan dan kedua Allah
mencukupi dari shalat malam walau tidak shalat malam. Jadi dengan kita membaca dua ayat
terakhir Al-Baqarah maka kita akan terhindar dari gangguan setan dan dianggap shalat malam
walaupun sesungguhnya kita tidak shalat malam. Jadi dalam hadist dikatakan, “barang siapa
berikeinginan shalat malam kemudian dia tidur sampai subuh maka dia dianggap shalat malam”.
Jadi perlu digaris bawahi bahwa dianggap dengan yang benar-benar melakukan shalat malam
adalah berbeda. Sama halnya dengan membaca surat Al-Ikhlas, barang siapa yang membaca
surat Al-Ikhlas maka dia sebanding dengan membaca 1/3 Al-Quran. Sebanding bukan berarti
sama persis, sama dalam pahala tapi tidak sama dalam kedudukannya.

Wallahu’alam bil shawab

You might also like