Professional Documents
Culture Documents
[W 2+W 3+W 4 ]
W1
e. %Kernel pecah = 100 x(W5/W1)
f. %Cangkang + Kotoran = (a)+(b)+(d)
B. Skematis
1. Ditimbang sample 1kg
kernel sampai gr
terdekat (W1) sampel
disortir ke dalam
kernel bulat, kernel
pecah, nut bulat, nut
setengah pecah,
cangkang lepasdan
serabut.
2. Dipecah nut bulat dan
nut setengah pecah
secara manual dengan
hati – hati sehingga
kernel yang diperoleh
dalam keadaan utuh.
3. Ditimbang cangkang
secara terpisah sampai
gr terdekat dalam
kategori berikut :
Cangkang dan
serabut(W2).
Cangkang dari nut
bulat(W3).
Cangkang dari nut
setengah pecah (W4).
Kernel pecah (W5).
VI. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
A. Hasil Pengamatan
Dari hasil pratikum didapat data sebagai
berikut :
Pengamatan Berat (gr)
Sampel
Cangkang dan serabut (W2)
Cangkang dan nut bulat (W3)
Cangkang dari nut setengah pecah
(W4)
Kernel Pecah (W5)
B. Peritungan
1. % Cangkang dan serabut
= 100 x (W2/W1)
= 100 x (1,5055/110)
= 100 x
= 1,3686364%
2. % Cangkang dari nut bulat
= 100 x (W3/W1)
= 100 x (12,6707/110)
= 100 x
= 11,518364%
3. % Cangkang dari nut setengah pecah
= 100 x (W4/W1)
= 100 x (7,53780/110)
= 100 x
= 6,8525455%
4. % Dirt
= 100 x [(W2+W3+W4)/W1]
= 100 x [
= 100 x (
= 100 x
= %
5. % Kernel pecah
= 100 x (W5/W1)
= 100 x (/)
= 100 x
= %
6. % Cangkang + kotoran
= (1)+(2)+(4)
=
= %
VII. PEMBAHASAN
Sebelum melakukan pratikum alangkah baiknya
kita mengetahui dan memahami tujuan dari pratikum
yang akan dilakukan agar kita terbiasa
mengaplikasikan dalam dunia kerja.
Kadar kotoran dan kernel pecah merupakan
salah satu tolak ukur keberhasilan prroduksi
kernel pada suatu PKS, juga mempengaruhi harga
jual dari kernel tersebut. Pengawasan dan kontrol
kualitas mempunyai peranan penting dalam
keberasilan tersebut dan kondisi peralatan harus
dalam kondisi baik.
Faktor yang penting dalam merancang
deperikarper tipe pneumatik adalah kecepatan
terminal fraksi – fraksi ampas pres yang akan
dipisahkan antar sesamanya, sehingga dapat
ditentukan kecepatan aliran udara yang optimum
sehingga didapat derajat pemisahan yang baik.
Kecepatan terminal adalah kecepatan maksimum
dicapai suatu benda yang sedang jatuh bebas dengan
resultane gaya sama dengan nol atau benda tidak
lagi mengalami pecepatan (Mohsenin, 1980).
Cara memisahkan biji dengan serabut yang umum
digunakan di pabrik kelapa sawit (PKS) yaitu
dengan cara pneumatis dan mekanis. Pemisahan
dengan cara pneumatis yaitu memisahkan biji dari
serabut dengan menggunakan tarikan atau hisapan
udara pada sebuah kolom pemisah. Gumpalan ampas
pengempaan dipecah dengan cake breaker conveyor,
lalu dijatuhkan dari bagian tengah atas kolom
pemisah. Sementara, dari bagian tengah atas,
diberikan, hisapan udara yang berasal dari fan
maka bahan yang lebih ringan (serabut) akan
tertarik ke atas, sedangkan biji akan jatuh ke
bawah (Iyung, 2008).
Biji yang telah dipisahkan selanjutnya
diumpankan ke alat pemecah biji. Pada rotor
horizontal (ripple mill), biji seakan dikupas pada
suatu stator yang dibuat bergerigi ketika rotor
berputar untuk menggerakan biji – biji tersebut
sehingga mengakibatkan biji terpecah (Iyung,2008).
Hasil pemecahan dari ripple mill berupa
campuran kernel, cangkang dan kotoran halus
selanjutnya dibawa dengan conveyor kebagian
pemisahan. Ada dua cara metode pemisahan kernel
dan cangkang, yaitu sistem pemisahan kering dan
sistem pemisahan basah. Pemisahan kering (dry
separator) dilakukan dalam suatu kolom vertikal
(LTDS)dengan bantuan hisapan udara dari sebuah
kipas, dimana fraksi yang lebih ringan (cangkang)
akan terhisap kebagian atas,sedangkan fraksi yang
ringan akan jatuh kebawah. Untuk memperoleh kernel
yang baik dengan losses rendah, pemisahan
dilakukan dengan dua kolom pemisah (Iyung, 2008).
Pemisahan dengan claybatch didasari oleh
perbedaan berat jenis antara kernel (BJ = 1,07)
dan cangkang (BJ = 1,3). Campuran antara kernel
dan cangkang dimasukkan kedalam cairan tanah
liat(BJ = 1,2) sehingga kernel yang terapung dan
cangkang akan tenggelam (Iyung, 2008).
Pada pratikum kali ini, pratikum mendapatkan
hasil pengamatan kadar kotoran dan kernel pecah
yaitu % cangkang dan serabut =
Standar kualitas hasil poduksi inti sawit
(kernel) yaitu kadar air kernel (%)< 7,00, kadar
air kotoran kernel (%) < 6,00, ke kernel pecah (%)
< 25,00 (Iyung, 2008).
Penyebab kernel mempunyai mutu % dirt yang
buruk antara lain karena pemisahan kotoran pada
LTDS tidak maksimal yang diakibatkan kesalahan
pada penyetelan kecepatan hisap cyclone,
pengutipan kernel di claybatch tidak sempurna yang
diakibatkan oleh pencampuran kalsium karbonat yang
tidak seimbang dengan kernel yang dipisahkan.
VIII. KESIMPULAN
Dari pratikum ini dapat diambil beberapa
kesimpulan, antara lain :
1. Kotoran inti kelapa sawit (kernel) meliuti
cangkang dan serabut yang terikut pada proses
produksi inti kelapa sawit (kernel).
2. Kernel pecah ditentukan dari jumlah kernel
pecah yang terikut pada produksi inti kelapa
sawit.
3. Pemecahan nut menggunakan ripple mill maupun
nut cracker.
4. Metode pemisahan kernel dan cangkang ada dua
yaitu sistem pemisahan kering dan basah.
5. Pemisahan dengan claybatch didasari oleh
perbedaan berat jenis antara kernel.
6. Standar kualitas hasil poduksi inti sawit
(kernel) yaitu kadar air kernel (%)< 7,00,
kadar air kotoran kernel (%) < 6,00, ke
kernel pecah (%) < 25,00.
7. Hasil pratikum yaitu % cangkang dan
serabut= , %cangkang dari nut bulat = ,
%cangkang dari nut setengah pecah, %dirt =
,dan % kernel pecah = .
8. Penyebab perbedaan mutu % dirt kernel
dikarenakan proses pemisahan pada LTDS yang
tidak maksimal, dan proses pengutipan kernel
pada claybatch / hydrocyclone tidak efektif.