Professional Documents
Culture Documents
1
Keterampilan klinik dalam bidang Ilmu Obstetri dan Gynecology:
✔ Mahasiswa diharapkan mampu untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan dalam kondisi fisiologis dengan menerapkan
komunikasi efektif serta prosedur yang benar dan legeartis.
Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan manekin dan
ceklist.
✔ Mahasiswa diharapkan mampu untuk menolong persalinan
normal. Pembelajaran dilakukan dengan pemutaran video dan
manekin.
✔ Mahasiswa diharapkan mampu untuk memimpin ibu
melakukan inisiasi menyusui dini. Pembelajaran dilakukan
dengan pemutaran video.
✔ Mahasiswa diharapkan mampu untuk melakukan pemasangan
IUD. Pembelajaran dilakukan dengan pemutaran Video dan
manekin.
2
Standar Kompetensi Dokter
Practical obstetrics*
Normal Delivery
attending woman in labour -1- -2- -3- -4-
obstetric examination (assessment of -1- -2- -3- -4-
cervix, dilatation, membranes,
presentation of fetus, descent)
artificial rupture of membranes -1- -2- -3- -4-
inspection and support of perineum -1- -2- -3- -4-
local anaesthesia of perineum -1- -2- -3- -4-
pudendal anaesthesia -1- -2- -3- -4-
Episiotomy -1- -2- -3- -4-
receive/ hold newborn -1- -2- -3- -4-
aspiration of mouth/throat of newborn -1- -2- -3- -4-
infant
record Apgar score -1- -2- -3- -4-
clamp cord/separation of placenta -1- -2- -3- -4-
examination umbilical cord -1- -2- -3- -4-
physical examination of newborn -1- -2- -3- -4-
postpartum : examination fundal height, -1- -2- -3- -4-
placenta: loose/ retained
delivery of placenta -1- -2- -3- -4-
examination of placenta and umbilical -1- -2- -3- -4-
3
cord
measure/estimate loss of blood, after -1- -2- -3- -4-
delivery
repair of episiotomy and lacerations -1- -2- -3- -4-
Puerperium
assist and check mother and newborn -1- -2- -3- -4-
assessment of lochia -1- -2- -3- -4-
palpation of position of fundus -1- -2- -3- -4-
breasts : inspection, lactation -1- -2- -3- -4-
advice on hygiene -1- -2- -3- -4-
discussing contraception -1- -2- -3- -4-
inspection episiotomy scar -1- -2- -3- -4-
inspection caesarean section scar -1- -2- -3- -4-
Physical examination
general physical examination with -1- -2- -3- -4-
special attention to age of patient
Newborn and infant
assessment of general condition, -1- -2- -3- -4-
arousal, behaviour, crying
looking for congenital malformations -1- -2- -3- -4-
palpation of fontanelles -1- -2- -3- -4-
Moro response -1- -2- -3- -4-
palmar grasp reflex -1- -2- -3- -4-
rooting reflex/suck reflex -1- -2- -3- -4-
stepping reflexes -1- -2- -3- -4-
vertical suspension positioning -1- -2- -3- -4-
asymmetric tonic neck reflex -1- -2- -3- -4-
anal reflex -1- -2- -3- -4-
examination of hips -1- -2- -3- -4-
All ages
physical and developmental assessment -1- -2- -3- -4-
assessment of speech and language -1- -2- -3- -4-
development
Weight -1- -2- -3- -4-
measurement of body length -1- -2- -3- -4-
measurement of head circumference -1- -2- -3- -4-
measurement of blood pressure -1- -2- -3- -4-
measurement of temperature -1- -2- -3- -4-
4
measurement of body mass index -1- -2- -3- -4-
5
KONTRAK PERKULIAHAN
Kebutuhan peralatan:
1. LCD, computer, video
2. Tempat tidur
3. Manequin ibu hamil (boneka phantoom)
4. Model genitalia eksterna
5. Meja gynecology
6. Sarung tangan
6
7. Jelly
8. Partus Set
9. IUD set (Cooper T, sonde, spekulum, tenakulum)
10.Episiotomi repair set
11.Selimut, kain, handuk bersih
12.Tensimeter
13.Termometer
14.Timbangan dewasa
15.Timbangan bayi
16.Pita ukur
17.Doppler
18.Manekin bayi
19.Manekin payudara
20.Kateter
21.Baskom berisi klorin
22.Delle steril
23.Sungkup bayi
24.Stetoskop anak
25.Tangue spatel
26.Senter
27.Palu refleks
28.Grafik antropometri
7
PERTEMUAN I
PEMERIKSAAN DAN PENGAWASAN IBU HAMIL
(ANTENATAL CARE)
8
(b) Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin
diderita sedini mungkin.
(c) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.
(d) Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan
keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas, dan laktasi.
Anamnesa
1. Inspeksi
Pemeriksaan seluruh tubuh secara baik dan lege artis: tekanan darah,
nadi, suhu, pernapasan jantung, paru-paru, dan sebagainya.
2. Perkusi
3. Palpasi
9
Ibu hamil disuruh berbaring telentang, kepala dan bahu sedikit lebih
tinggi dengan memakai bantal. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu
hamil. Dengan sikap hormat lakukanlah palpasi bimanual terutama
pada pemeriksaan perut dan payudara.
Leopold I :
• pemeriksa menghadap ke
arah muka ibu hamil
• konsistensi uterus
Leopold II:
Leopold III:
• menentukan bagian
terbawah janin
• apakah bagian
terbawah
tersebut sudah
10
Manuver palpasi menurut
Gambar
Leopold:
masuk pintu
atas panggul
Leopold IV:
• pemeriksa
menghadap ke
arah kaki ibu
hamil
• bisa juga
menentukan
bagian
terbawah janin
apa dan berapa
jauh sudah
masuk pintu
atas panggul
Akhir
Besar uterus Tinggi fundus uteri
bulan
11
Kepala dewasa setinggi Px
8 bulan 10 bulan
34 mg 31 cm di atas simfisis
36 mg 32 cm di atas simfisis
38 mg 33 cm di atas simfisis
1. Auskultasi
12
Digunakan stetoskop monoral (stetoskop obstetrik) untuk
mendengarkan denyut jantung janin (djj). Yang dapat kita dengarkan
adalah:
1) dari janin:
• djj pada bulan ke 4-5
• bising tali pusat
• gerakan dan tendangan janin
1) dari ibu:
• bising rahim (uterine souffle)
• bising aorta
• peristaltik usus
10 14 9
Pemeriksaan Dalam
13
• Pemeriksaan dalam memakai jari telunjuk dan jari tengah
dengan mencoba meraba promontorium. Bila teraba, batasnya
ditandai dengan telunjuk tangan kiri lalu telunjuk dikeluarkan
dan diukur. Akan diperoleh konyugata diagonalis, bila dikurangi
1,5 cm diperoleh konyugata vera (CV).
Skor 0 1 2 Nilai
14
Gambar pemeriksaan rektal
Pemeriksaan Rontgenologik
• Metode Colcher-Sussman
• Metode stereoskopik (parallax)
• Metode Snow's
• Metode isometrik Me Lane Metode Thorn's
Pemeriksaan rontgenologi dapat pula memberikan informasi
tentang keadaan janin dalam kandungan:
Pemeriksaan Laboratorium
15
Ibu hamil hendaknya diperiksa air kencing dan darahnya
sekurang-kurangnya 2 x selama kehamilan, sekali pada permulaan dan
sekali lagi pada akhir kehamilannya.
Ultrasonografi
16
NASIHAT-NASIHAT UNTUK IBU HAMIL
Semua zat tersebut di atas kita peroleh dari makanan yang kita
makan sehari-hari dan pengobatan tambahan yang diberikan bila ada
kekurangannya. Yang penting diperhatikan sebenarnya yaitu:
17
Sebagai pengawasan, kecukupan gizi ibu hamil dan pertumbuhan
kandungannya dapat diukur berdasarkan kenaikan berat badannya.
Kenaikan berat badan rata-rata antara 6,5 sampai 16 kg (10-12 kg).
Kenaikan berat badan yang berlebihan atau bila berat badan ibu turun
setelah kehamilan triwulan kedua, haruslah menjadi perhatian.
Tabel 1.5. Kebutuhan makanan sehari-hari ibu tidak hamil, ibu hamil, dan
menyusui.
Protein 55 g 65 g 80 g
Niasin 13 mg 15 mg 18 mg
Vitamin C 60 mg 90 mg 90 mg
MEROKOK
Jelas bahwa bayi dari ibu-ibu perokok mempunyai berat badan lebih
kecil. Karena itu wanita hamil dilarang merokok.
OBAT-OBATAN
LINGKUNGAN
18
Saat sekarang, bahaya polusi udara, air, dan makanan terhadap ibu
dan anak sudah mulai diselidiki seperti halnya merokok.
GERAK BADAN
• berdiri –jongkok
• telentang - kaki diangkat
• telentang - perut diangkat
• melatih pernapasan
KERJA
BEPERGIAN
PAKAIAN
• Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat
pada daerah perut.
• Pakailah kutang yang menyokong payudara.
• Memakai sepatu dengan tumit yang tidak terlalu tinggi.
• Pakaian dalam yang selalu bersih.
MANDI
19
Mandi diperlukan untuk kebersihan/higiene terutama perawatan kulit,
karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan
sabun lembut/ringan. Jangan tergelincir di perigi dan jagalah kebersihannya.
Douche dan mandi berendam tidak dianjurkan.
KOITUS
• sering abortus/prematur
• perdarahan pervaginam
• pada minggu terakhir kehamilan, koitus harus hati-hati 8 bila ketuban
sudah pecah, koitus dilarang
• dikatakan orgasme pada hamil tua dapat menyebabkan kontraksi
uterus partus prematurus.
KESEHATAN JIWA
• menghilangkan ketidaktahuan
• latihan-latihan fisik dan kejiwaan
• mendidik cara-cara perawatan bayi
• berdiskusi tentang peristiwa persalinan fisiologik
20
Buah dada merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi
makanan utama bagi bayi, karena itu jauh sebelumnya harus sudah dirawat.
Kutang yang dipakai harus sesuai dengan pembesaran buah dada, yang
sifatnya adalah menyokong buah dada dari bawah suspension, bukan
menekan dari depan.
21
Skor
No Aspek yang dinilai
0 1 2
1. Menjelaskan prosedur pemeriksaan dan
pentingnya pemeriksaan yang akan dilakukan.
2: menjelaskan keduanya
1: menjelaskan salah satunya
0: selain kriteria di atas (salah)
2. Meminta izin kepada ibu.
3. Mempersilahkan pasien tidur, membuka
pakaian bagian bawah dan menutupi dengan
kain
4. Mencuci tangan dengan sabun dan
mengeringkannya dengan handuk
5. Berdiri di sebelah kanan pasien
6. Mengukur tekanan darah ibu
Interpretasi:
Leopold I
7. Menjelaskan tujuan pemeriksaan leopold I
(Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian
janin yang ada dalam fundus)
2: menjelaskan keduanya
1: menjelaskan salah satunya
0: salah
8. Pemeriksa menghadap ke arah muka ibu hamil
9. Meletakkan sisi lateral tangan kiri pada puncak
fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus
1 Mencari simfisis pubis dan mengukur fundus
0. uteri dari fundus sampai atas simpisis pubis
dengan pita ukur.
2: teknik sempurna (melakukan semua tahap)
0: tidak sempurna
1 Menekan fundus secara lembut dengan tangan
1. kanan dan kiri untuk mengetahui bagian janin
apa di fundus uteri.
1 Menyebutkan interpretasi :
2. bulat dan keras berarti letak kepala ;bulat dan
tidak keras berarti letak sungsang; tidak ada
bagian janin berarti letak lintang.
2: menjelaskan ketiganya dengan benar
1: salah satu salah
0: selain kriteria di atas
1 Mampu memperkirakan usia kehamilan
3. 2: benar
0: salah
1 Mampu memperkirakan berat janin dengan
4. menggunakan rumus Johnson-Tausak
2: benar
0: salah 22
MEKANISME PERSALINAN NORMAL
Definisi:
Kala Persalinan
23
Kala III : waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri.
2. = periode aselerasi
3. = periode dilatasi maksimal
4. = periode deselerasi
5. = kala II
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat, dan lebih
lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang
panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang
secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada
rektum, ibu merasa seperti mau buang air besar,
dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan,
vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang
terpimpin, akan lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada
primi: 1½-2 jam, pada multi ½ -l jam.
25
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras
dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal
2 x sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan
pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 menit seluruh plasenta terlepas,
terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit
dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya
berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai
dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
Kala IV
Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir untuk
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum.
Primi Multi
1. MEKANISME PERSALINAN
Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, segmen bawah rahim
meluas untuk Tienerima kepala janin, terutama pada primi, dan juga pada
multi pada saat-saat partus mulai. Untunglah, bahwa hampir 96% janin
adalah letak kepala.
Selanjutnya, urutan turunya kepala janin adalah seperti skema di bawah ini :
- Moulage kepala
janin
Ekstensi - Ekstensi
- Hipomochlion :
uuk dibawah
simfisis
27
Ekspulsi kepala janin Berturut-turut
lahirlah:
- uub
- dahi
- muka
- dagu
-bahu depan
-bahu belakang
1. PIMPINAN PERSALINAN
1) Primigravida dengan:
• Umur di atas 30 tahun,
• Tinggi kurang dari 150 cm ( 5 kaki),
• Dengan penyakit-penyakit tertentu,
• Dengan komplikasi medis dan obstetris,
• Kelainan panggul,
• Kelainan letak janin.
1) Multigravida dengan:
28
• Umur di atas 35 tahun
• Telah punya anak lebih dari 4
• Dengan riwayat kehamilan dan persalinan yang buruk.
1) Pemeriksaan umum:
• Tekanan darah, nadi, pernapasan, refleks, jantung paru-paru, berat
badan, tinggi badan, dan sebagainya.
1) Pemeriksaan status obstetrikus:
• Letak dan posisi janin, taksiran berat badan janin.
• Denyut jantung janin.
• His dan sifat-sifatnya, dsb.
1) Pemeriksaan dalam (vagina atau rektal):
• Pembukaan serviks dalam cm atau jari.
• Turunnya kepala diukur menurut Hodge.
• Ketuban: sudah pecah atau belum, menonjol atau tidak.
1) Pemeriksaan laboratorium:
• pemeriksaan urin: protein dan gula.
29
• pemeriksaan darah: Hb, golongan darah.
1) Persiapan bagi ibu:
• Bersihkan dan cukur daerah genitalia eksterna
• Ibu hamil di suruh kencing atau lakukan kateterisasi guna
mengosongkan kandung kencing.
• Klisma supaya rektum kosong.
• Pakaian di ganti dengan yang longgar.
1) Persiapan semua alat-alat untuk persalinan biasa:
• beberapa pasang sarung tangan steril.
• gunting Siebold, gunting tali pusat.
• beberapa klem tali pusat dan Idem lainnya.
• benang atau plastik klem untuk tali pusat.
• alat pengisap lendir bayi.
• jodium tintur dengan kapas lidinya.
• alat-alat untuk penjahit luka.
• obat-obatan dan jarum suntiknya.
• kain kasa steril dan sebagainya.
Menolong atau Memimpin Persalinan Biasa
Kala I
Pemberian obat atau tindakan hanya dilakukan apabila perlu dan ada
indikasi. Apabila ketuban belum pecah, wanita in-partu boleh duduk atau
berjalan-jalan. Bila berbaring, sebaiknya ke sisi di mana punggung berada.
Jika ketuban sudah pecah dilarang jalan; harus berbaring. Periksa dalam
pervaginam dilarang, kecuali ada indikasi, karena setiap pemeriksaan akan
membawa infeksi, apalagi bila dilakukan tanpa memperhatikan sterilitas
(asepsis). Pada kala pembukaan dilarang mengedan, karena belum
waktunya dan hanya akan menghabiskan tenaga ibu. Biasanya kala I
berakhir apabila pembukaan sudah lengkap sampai 10 cm.
Kala II
30
(b) Dengan sikap seperti di atas, tetapi badan miring ke arah punggung
janin berada dan hanya satu kaki yang dirangkul, yaitu yang sebelah
atas.
Gambar episiotomi
Episiotomi
Dilakukan bila perineum sudah menipis dan kepala janin tidak masuk
lagi dalam vagina, yaitu dengan jalan mengiris atau menggunting perineum;
ada 3 arah irisan: medialis, medio-lateralis, dan lateralis. Tujuan episiotomi
adalah supaya tidak terjadi robekan perineum yang tidak teratur dan
robekan pada m.sphincter ani (ruptura perinei totalis) yang bila tidak dijahit
dan dirawat dengan baik akan menyebabkan beser berak (inkontinensia
alvi).
Bayi baru lahir yang sehat dan normal akan segera menarik napas
dan menangis, menggerakan tangan dan kakinya. Bayi diletakkan dengan
kepala lebih rendah, kira-kira membuat sudut 30 derajat dengan bidang
datar. Mulut dan hidung diber-sihkan, dan lendir diisap dengan pengisap
lendir. Tali pusat diklem pada 2 tempat: 5 & 10 cm dari umbilikus, lalu
digunting/dipotong di antaranya. Ujung pada bayi diikat kuat dengan pita
atau benang atau klem plastik sehingga tidak ada perdarahan.
31
Lakukanlah pemeriksaan ulang pada ibu: kontraksi atau palpasi
rahim, kandung kemih penuh atau tidak. Kalau penuh harus dikosongkan,
sebab dapat menghalangi kontraksi rahim dan menyulitkan kelahiran uri.
Kala III
Jadi jelaslah, bahwa setelah anak lahir tugas kita belum selesai, masih
ada satu hal. berat yang masih dapat mengancam jiwa ibu, yaitu pimpinan
kala III dan pengawasan kala IV.
32
1. Fase Penglepasan Uri
Cara lepasnya uri ada beberapa macam:
• Schultze:
Lepasnya seperti kita menutup payung, cara ini yang paling sering
terjadi (80%). Yang lepas duluan adalah bagian tengah, lalu terjadi
retroplasental hematoma yang menolak uri mula-mula bagian tengah,
kemudian seluruhnya. Menurut cara ini, perdarahan biasanya tidak
ada sebelum uri lahir dan banyak setelah uri lahir.
33
Uri yang sudah terlepas oleh kontraksi rahim akan didorong ke
bawah yang oleh rahim sekarang dianggap sebagai benda asing. Hal ini
dibantu pula oleh tekanan abdominal atau mengedan, maka uri akan
dilahirkan, 20% secara spontan, dan selebihnya memerlukan
pertolongan.
Segera sesudah anak lahir, anak diurus dan tali pusat diklem.
Biasanya, rahim yang telah menyelesaikan tugas berat mengeluarkan anak,
akan beristirahat beberapa menit. Dalam masa istirahat ini tugas kita
adalah:
1. Memeriksa keadaan si ibu tentang:
• status lokalis obstetrik dengan cara palpasi fundus uteri dan
konsistensinya.
• memeriksa keadaan vital ibu: tensi, nadi, dan pernapasan.
1. Mengawasi pendarahan.
2. Mencari tanda-tanda penglepasan uri, kalau sudah lepas segera
melahirkannya. Kalau tidak ada perdarahan dan konsistensi uterus
baik (keras); kita hanya menunggu dan mengawasi; jangan buru-buru
melahirkan uri. Bila rahim memerlukan stimulasi setelah beberapa
menit, lakukanlah massage pelan-pelan. Bila kita sabar menunggu,
biasanya uri akan lahir spontan, dan bila sudah ada tanda-tanda
lepasnya uri, plasenta segera dilahirkan dengan:
• Menyuruh ibu mengedan
• Memberi tekanan pada fundus uteri.
34
Dorongan pada fundus hanya boleh dikerjakan pada rahim yang
kontraksinya baik, sebab pada rahim yang lembek dapat menimbulkan
inversio uteri. Jangan mendorong sampai serviks melewati introitus vagine,
karena terancam akan bahaya infeksi.
Metode CREDE
• menarik pelan-pelan
• memutar atau memilinnya seperti tali
• memutar pada klem
• manual atau digital
35
Kala IV (Kala Pengawasan)
(1) Kontraksi rahim: baik atau tidak dapat diketahui dengan palpasi.
Bila perlu lakukanlah massage dan berikan uterus lonika:
methergen, ermetrin dan pitosin.
(1) Perdarahan: ada atau tidak, banyak atau biasa.
(1) Kandung kencing: harus kosong, kalau penuh ibu disuruh kencing
dan kalau tidak bisa lakukan kateter.
(1) Luka-luka : jahitannya baik atau tidak, ada perdarahan atau tidak.
(2) Uri dan selaput ketuban harus lengkap.
(3) Keadaan umum ibu: tensi, nadi, pernapasan, rasa sakit.
(4) Bayi dalam keadaan baik.
36
Skor
No Aspek yang dinilai
0 1 2
Mengenali Gejala dan Tanda Kala II
1. Menyebutkan adanya tanda persalinan kala II
(ibu merasa ada dorongan kuat dan mengedan,
ibu merasakan tekanan yang semakin
meningkat pada rektum dan vagina, perineum
tampak menonjol)
2: menyebutkan 3 item
1: menyebutkan 2 item
0: selain kriteria di atas
2. Melihat adanya pembukaan pada vulva dan
sfingter ani
2: menyebutkan 2 item
1: menyebutkan salah satunya
0: selain kriteria di atas
Menyiapkan Pertolongan Pertolongan Persalinan
3. Mempersiapkan alat :
Tempat resusitasi bayi, handuk untuk ganjal
bahu bayi, 2 helai kain bersih, oksitosin 10 U,
spuit 3 cc, partus set, kapas/kassa yg dibasahi
oleh air steril.
2: menyebutkan 6-7 item
1: menyebutkan 3-5 item
0: selain kriteria di atas
4. Menggelar kain di atas perut ibu untuk
meletakkan bayi
5. Memakai celemek plastik
6. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
mengalir lalu keringkan tangan dengan handuk
kering
7. Memakai sarung tangan pada tangan yang
akan dilakukan pemeriksaan dalam
8. Memasukkan oksitosin ke dalam spuit
Memastikan Pembukaan Lengkap dan Janin Baik
9. Membersihkan vulva dan perineum dari depan
ke belakang dengan kapas basah steril
2: teknik benar (dari depan ke belakang)
0: salah
1 Membuang kapas basah ke dalam wadah
0.
1 Melakukan VT : memasukkan jari telunjuk
1. terlebih dahulu diikuti oleh jari tengah, jempol
abduksi, jari manis dan kelingking fleksi
1 Interpretasi :
2.
1 Jika selaput ketuban utuh dan pembukaan
3. lengkap, lakukan amniotomi
2:menyebutkan 2 syarat dilakukannya
amniotomi
1: menyebutkan salah satunya
0: selain kriteria di atas 37
38
RETENSIO PLASENTA
Adalah keadaan dimana plasenta belum Iahir dalam waktu 1 jam setelah
bayi Iahir.
Sebab-sebabnya adalah:
(1) Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena tumbuh melekat
lebih dalam, yang menurut tingkat perlekatannya dibagi menjadi (a)
Plasenta adhesiva, yang melekat pada desidua endometrium lebih
dalam; (b) Plasenta inkreta, dimana vili khorialis tumbuh lebih dalam
dan menembus desidua sampai ke miometrium; (c) Plasenta akreta,
yang menembus lebih dalam ke dalam miometrium tetapi belum
menembus serosa; serta (d) Plasenta perkreta, yang menembus
sampai serosa atau peritoneum dinding rahim.
(2) Plasenta sudah lepas tetapi belum keluar karena atonia uteri dan
akan menyebabkan perdarahan yang banyak. Atau karena adanya
lingkaran konstriksi pada bagian bawah rahim akibat kesalahan
penanganan kala III, yang akan menghalangi plasenta keluar (plasenta
inkarserata).
Bila plasenta belum lepas sama sekali tidak akan terjadi perdarahan,
tapi bila sebagian plasenta sudah lepas akan terjadi perdarahan dan ini
merupakan indikasi untuk segera mengeluarkannya. Plasenta mungkin pula
tidak keluar karena kan-dung kemih atau rektum penuh, karena itu
keduanya harus dikosongkan.
Penanganan
Apabila plasenta belum lahir dalam setengah sampai 1 jam setelah bayi
lahir, apalagi bila terjadi perdarahan, maka harus segera dikeluarkan.
Tindakan yang dapat dikerjakan adalah:
39
(4) Berikan juga obat-obatan seperti uterotonika dan antibiotika.
II. PENOLONG
Sarung tangan panjang (untuk tangan dalam)
Sarung tangan (untuk tangan luar)
Topi, masker, kacamata pelindung, celemek
40
8. Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang paling bawah
Bila implantasi di korpus belakang, tangan dalam tetap pada sisi
bawah tali pusat. Bila implantasi di korpus depan, pindahkan tangan
dalam ke sisi atas tali pusat dengan punggung tangan menghadap
keatas
Implantasi di korpus belakang lepaskan plasenta dari tempat
implantasinya dengan jalan menyelipkan ujung jari diantara plasenta
dan dinding uterus, dengan punggung tangan pada dinding dalam
uterus bagian belakang (menghadap sisi bawah tali pusat).
Implantasi di korpus depan lakukan penyisipan ujung jari diantara
plasenta dan dinding uterus dengan punggung tangan pada dinding
dalam uterus bagian depan (menghadap sisi atas tali pusat)
Mengeluarkan Plasenta
5. Sementara satu tangan masih di dalam kavum uteri, lakukan eksplorasi
ulangan untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih
melekat pada dinding uterus
6. Pindahkan tangan luar ke supra simfisis untuk menahan uterus pada
saat plasenta dikeluarkan
7. Instruksikan asisten atau keluarga yang memegang kocher untuk
menarik tali pusat sambil tangan dalam menarik plasenta keluar (hindari
percikan darah)
8. Letakkan plasenta ke dalam tempat yang telah disediakan
9. Lakukan sedikit pendorongan uterus (dengan tangan luar) ke
dorsokranial setelah plasenta lahir
Perhatikan kontraksi uterus dan jumlah perdarahan yang keluar
Perawatan Pascatindakan
19.Periksa kembali tanda vital pasien, segera lakukan tindakan dan instruksi
apabila masih diperlukan
41
20.Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan di dalam kolom yang
tersedia
21.Buat instruksi pengobatan lanjutan dan hal-hal penting untuk dipantau
22.Beritahukan pada pasien dan keluarganya bahwa tindakan telah selesai
tetapi pasien masih memerlukan perawatan
PERTEMUAN II
42
Checklist Resusitasi Neonatus
43
Skor
No Aspek yang dinilai
0 1 2
1. Memberi tahu ibu/ keluarganya
2. Mempersiapkan alat-alat yang digunakan untuk
resusitasi: alas yang datar, kering dan bersih; 2
kain bersih dan kering untuk menutupi tubuh
dan kepala neonatus; handuk kecil untuk ganjal
bahu; alat penghisap lendir; balon dan sungkup
bayi; lampu 60 watt dengan jarak 60 cm,
stetoskop bayi
2: menyiapkan 7-8 item
1: menyiapkan 5-6 item
0: selain kriteria di atas
3. Penolong mencuci tangan
4. Mengenakan sarung tangan steril
5. Lakukan penilaian selintas :
• Apakah bayi cukup bulan?
• Apakah air ketuban jernih tak bercampur
mekonium?
• Apakah bayi menangis kuat/ bernafas?
• Apakah tonus otot baik?
2: menilai 4 item
1: menilai 2-3 item
0: selain kriteria di atas
Interpretasi:
Jika jawabannya TIDAKpenatalaksanaan
asfiksia BBL
Jika jawabannya YABerikan kehangatan,
bersihkan jalan nafas, keringkan, nilai warna
kulit
1. Potong segera tali pusat dan ikat dengan cara
yang benar
2: cara yang benar
0: cara salah
2. Bungkus badan bayi dengan kain alas yang
diletakkan di atas perut ibu
3. Letakkan bayi di atas alas datar, keras, bersih
dan steril
4. Ganti pembungkus bayi dengan kain baru yang
telah disiapkan, selimuti bayi, tutup bagian
kepala dan buka sedikit bagian dada serta tali
pusat
2: melakukan semua tahap
1: lupa salah satunya
0: selain kriteria di atas
5. Posisikan kepala bayi pada posisi sedikit
ekstensi dan ganjal bahu bayi dengan handuk
yang telah disiapkan
2: melakukan semua tahap dengan posisi
benar
1: lupa salah satunya dengan posisi benar
0: selain kriteria di atas
6. Bersihkan jalan nafas dengan menghisap lendir
44
PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS
TANDA 0 1 3
Nilai ini disebut nilai Apgar, sesuai dengan nama orang yang untuk
pertama kali memperkenalkan sistem penilaian ini, yakni Dr. Virginia
Apgar. Penilaian ini dilakukan pada menit pertama setelah lahir yang
memberikan petunjuk adaptasi neonatal. Neonatus yang beradaptasi
dengan baik mempunyai nilai Apgar antara 7 sampai 10. Nilai 4 sampai 6
menunjukkan keadaan asfiksia ringan sampai sedang, sedangkan nilai 0-3
menunjukkan derajat asfiksia yang berat.
Cairan amnion
Plasenta
Tali pusat
Mulut
47
kehamilan, arteri umbilikalis hanya satu, polihidramnion, atau
hipersalivasi
Anus
Jenis kelamin
Pemeriksaan Umum
Warna kulit
48
bawaan sianotik atau methemoglobinemia. Warna kulit yang pucat
terdapat pada anemia berat atau asfiksia.
Warna kulit yang kuning disebabkan oleh kadar bilirubin yang tinggi
dalam serum darah, atau pewarnaan oleh mekonium. Kenaikan kadar
bilirubin indirek memberi warna kuning-jingga sedang penumpukan
bilirubin direk memberikan warna kuning kehijauan. Pada neonatus yang
berkulit gelap, ikterus sebaiknya diperiksa pada mukosa. Pada orang kulit
berwarna, dalam keadaan normal dapat terlihat warna kebiruan pada
punggung dan bokong yang disebut Mongolian spots.
Keaktifan
Tangisan bayi
Wajah neonatus
Keadaan gizi
Suhu
49
pada neonatus (termasuk sepsis) dapat tidak disertai kenaikan suhu
tubuh, bahkan sering terjadi hipotermia.
Kulit
Kulit neonatus cukup bulan ditutupi oleh semacam zat yang bersifat
seperti lemak yang disebut verniks kaseosa, yang berfungsi sebagai
pelumas serta sebagai isolasi panas. Tebal jaringan subkutan pada
neonatus cukup bulan adalah sekitar 0,25 sampai 0,5 cm. Edema sering
terlihat pada neonatus baik cukup bulan maupun kurang bulan pada
daerah presentasi.
Kepala
50
jaringan di luar dengan sinus-sinus dalam tengkorak. Perdarahan ini dapat
terjadi pada tiap persalinan yang diakhiri dengan alat. Biasanya batasnya
tidak tegas sehingga bentuk kepala dapat tampak asimetris. Pada
perabaan sering ditemukan fluktuasi dan juga terdapat edema. Bila berat,
kelainan ini dapat mengakibatkan renjatan, anemia atau
hiperbilirubinemia.
Wajah
Mata
Telinga
Hidung
51
Neonatus bernapas melalui hidung; bila ia bernapas melalui mulut
maka harus dipikirkan kemungkinan terdapatnya obstruksi jalan napas oleh
karena atresia koana bilateral atau fraktur tulang hidung atau ensefalokel
yang menonjol ke nasofaring. Pernapasan cuping hidung menunjukkan
adanya gangguan paru. Lubang hidung sering tersumbat oleh mukus.
Bila terdapat sekret yang mukopurulen yang kadang-kadang berdarah
perlu dipikirkan sifilis kongenital.
Mulut
Leher
Trauma leher dapat terjadi pada persalinan yang sulit. Trauma leher
ini dapat menyebabkan kerusakan pleksus brakialis sehingga terjadi
paresis pada tangan, lengan, atau diafragma. Dapat terjadi perdarahan
m. sternokleidomastoideus yang apabila tidak ditangani dengan baik
dapat menyebabkan tortikolis.
Dada
Inspeksi
53
Laju napas normal neonatus berkisar antara 40-60 kali per
menit. Penghitungan harus dilakukan satu menit penuh, oleh karena
sering terdapat periodic breathing. Periodic breathing adalah pola
pernapasan pada neonatus, terutama prematur, yang ditandai
dengan henti napas yang berlangsung kurang dari 20 detik, dan
terjadi secara berkala. Perhatikan juga tipe pernapasan neonatus.
Kelenjar payudara neonatus, baik pada wanita atau lelaki akibat
pengaruh hormon pada ibu kadang-kadang tampak membesar dan
seringkali disertai dengan sekresi asir susu. Luas areola dan tebal
jaringan payudara dipakai untuk menilai usia kehamilan. Kadang
ditemukan puting susu berlebih {supernumary nipples).
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
54
perlu dibedakan dari gastroskisis, yaitu kegagalan dinding perut
untuk menutup akibat defek pada muskulus rektus abdominis.
Genitalia eksterna
55
dan labia mayoranya berfusi serta berpigmen banyak; atau pada
bayi lelaki terdapat penis kecil dengan hipospadia dan skrotum
terpisah. Dalam keadaan ini perlu pemeriksaan kromatin seks atau
kromosom seks. Trauma di daerah genitalia eksterna seringkali
ditemukan pada kelahiran sungsang dan dapat berupa perdarahan
ke dalam rongga skrotum atau testis atau otot-otot pelvis.
Anus
56
Tonus ekstremitas juga perlu diperhatikan. Hipotonia umum
(floppy infant) biasa disebabkan oleh kelainan susunan saraf pusat.
Perhatikanlah posisi kedua kaki, apakah ada pes equinovarus atau
valgus. Juga keadaan jari-jari tangan dan kaki apakah ada polidaktili,
sindaktili, atau claw-hand atau claw-feet. Periksa juga adanya dislokasi
terutama dislokasi panggul, dengan cara Ortholani.
Ukuran antropometrik
Pemeriksaan neurologis
1. Refleks moro
57
Suatu reaksi kejutan dengan menimbulkan perasaan jatuh
pada bayi. Bayi dalam posisi terlentang, kemudian kepalanya
dibiarkan jatuh dengan cepat beberapa sentimeter dengan
hati-hati ke tangan pemeriksa. Reaksinya bayi akan kaget,
lengan direntangkan dalam posisi abduksi ekstensi, dan tangan
terbuka, disusul dengan gerakan abduksi dan fleksi.
3. Refleks withdrawal
58
bulan, kurang bulan, atau lebih bulan dan apakah sesuai, lebih kecil,
atau lebih besar untuk usia kehamilannya.
59
Skor
No Aspek yang dinilai
0 1 2
1. Menjelaskan pada ibu/ keluarga tentang
prosedur pemeriksaan dan pentingnya
pemeriksaan
2: menjelaskan keduanya
1: menjelaskan salah satunya
0: selain kriteria di atas
2. Mempersiapkan alat-alat
Tempat tidur yang bersih, termometer,
stetoskop bayi, jam tangan untuk menghitung
detik, timbangan bayi, sarung tangan bersih
(tak perlu steril)
2: menyiapkan 5-6 item
1: menyiapkan 3-5 item
0: selain kriteria di atas
3. Pemeriksa mencuci tangan
4. Mengenakan sarung tangan
5. Mintalah ibu untuk membuka baju bayi
6. Menanyakan pada ibu apakah bayi sudah
buang air besar atau buang air kecil
Interpretasi:
7. Perhatikan warna kulit bayi
Interpretasi :
N: dada, wajah, bibir berwarna kemerahan
8. Perhatikan tonus otot bayi
Interpretasi:
N: Gerakan aktif
9. Hitung pernafasan bayi
Interpretasi :
N: 40-60x permenit, tak ada retraksi dinding
dada
1 Meletakkan stetoskop bayi di dada kiri setinggi
0. apeks
Hitung detak jantung dengan stetoskop bayi
selama 1 menit penuh
Interpretasi:
N: 120-160x/ menit
1 Perhitungkan nilai APGAR
1. Interpretasi :
7-10neonatus dapat beradaptasi dengan baik
4-6asfiksia ringan sampai sedang
0-3asfiksia berat
1 Perhatikan tali pusat:
2. Cari adanya perdarahan, cairan,
pembengkakan, bau yang tidak enak dan
kemerahan pada kulit sekitarnya
2: menyebutkan 5 item
1: menyebutkan 3-4 item
0: selain kriteria di atas
60
Pemasangan Intra Uterine Device (IUD)
61
(levonorgestrel) dalam jumlah kecil dan dapat digunakan selama 5
tahun, sedangkan IUD Copper dapat digunakan selama 10 tahun.
IUD Copper, adalah AKDR yang dililit oleh tembaga yang juga
bersifat sebagai spermicid. Sebelum dilakukan pamasangan IUD,
dapat juga diberikan analgetik 1 jam sebelum pemasangan untuk
meminimalisir kram dan rasa tidak nyaman yang mungkin terjadi pada
saat pemasangan IUD.
62
Gambar Pemeriksaan Bimanual
63
Ceklist Pemasangan IUD
No Skor
Aspek yang Dinilai
0 1 2
1. Memberi penjelasan kepada pasien mengenai prosedur
dan kemungkinan rasa tidak nyaman
2: menjelaskan keduanya
1: menjelaskan salah satunya
0: selain kriteria di atas
2. Meminta izin/persetujuan kepada pasien.
Meminta asisten/perawat untuk menemani selama
pemeriksaan.
Mempersilahkan pasien membuka pakaian bawahnya,
tidur terlentang di meja ginekologi, meletakkan kaki
pasien pada tempatnya.
2 : melakukan semua tahap
1 : lupa salah satunya
0 : selain criteria di atas
Mempersilahkan pasien untuk memajukan pantat
sehingga terletak tepat pada ujung meja ginekologi.
Mempersiapkan alat : jelly, sarung tangan, IUD,
spekulum, tenaculum,sonde,
2: menyiapkan 5-6 item
1: 3-4 item
0: selain kriteria di atas
3 Mencuci tangan dengan cara aseptik
memakai sarung tangan
Jari telunjuk dan jari tengah dilumasi kemudian
dimasukkan ke dalam vagina. Ibu jari diabduksikan, jari
manis dan jari kelingking difleksikan.
2 : teknik sempurna (mengerjakan semua tahapan)
1 : teknik belum sempurna (kurang salah satu tahap)
0 : teknik salah
Tentukan adanya kontraindikasi pemasangan IUD
(hamil, infeksi genitalia eksterna, infeksi genitalia
interna dan kedalaman uterus< 6cm)
2: menyebutkan 3-4 item
1: 2 item
0: selain kriteria di atas
Melepas sarung tangan
4 menyiapkan IUD agar siap dipasang pada uterus
dengan tidak melakukan tindakan yang mengkibatkan
IUD tidak steril
– Membuka kertas penutup pada bagian yang
berlawanan dari letak IUD sp ½ jarak pada
garis biru
– Memasukkan pendorong kedalam tabung
inserter sp menyentuh ujung batang IUD
– Memasukkan lengan IUD kedalam inserter
(masih dalam pembungkus)
2: menyebutkan 3-4 item
1: 2 item
64
0: selain kriteria di atas
Memakai sarung tangan kembali
Membersihkan mulut vagina dengan kasa basah steril
(kasa yang dibasahi NaCl fisiologis) dan membuang
kasa ke tempat sampah medis.
Spekulum dilicinkan dengan air hangat atau lubrikan
lain (jika tidak akan melakukan pemeriksaan
mikroorganisme/sitologi).
Memasukkan spekulum :
Telunjuk dan jari tengah tangan kiri menekan batas
bawah introitus ke arah bawah. Spekulum dalam
keadaan tertutup dipegang dengan tangan kanan.
Ujung speculum diarahkan ke bawah dalam keadaan
miring. Setelah speculum masuk ke dalam vagina,
speculum diputar sampai posisi horizontal dan
masukkan sampai ke ujung vagina. Posisikan ujung
speculum sampai melingkupi serviks. Spekulum dibuka
dengan hati-hati. Putarlah skrup untuk menguncinya.
Dari pemeriksaan dilihat portio serviks dengan jelas
2 : teknik sempurna(mengerjakan semua tahapan)
1 : teknik kurang sempurna (kurang salah satu tahap)
0 : teknik salah
6 Menjepit portio anterior dengan tenaculum agar cervix
bisa stabil dan ditarik ke depan
7 Memasukkan sonde ke dalam uterus melalui vagina
secara perlahan
mengukur kedalaman dari cavum uteri dan beri tanda
8 Menyamakan kedalaman uterus pada sonde dengan
IUD dengan cara menggerakan leher biru pada tabung
inserter
9 Mengeluarkan IUD dari pembungkusnya
memasukan perlahan ke dalam cavum uteri dalam
posisi horizontal sampai leher biru menyentuh cervix
uteri (juga terasa tahanan dari fundus uteri).
Tangan kiri menahan inserter dan tangan kanan
menahan pendorong.
10 Melepaskan IUD dengan cara menarik inserter sampai
pangkal pendorong sedangkan pendorong tetap
bertahan, sehingga IUD dapat terletak stabil di fundus
uteri dalam bentuk huruf T
11 Mengeluarkan inserter dan pendorong dari uterus dan
vagina secara perlahan
12 Memotong benang IUD sekitar 2 – 3 cm dari cervix
uteri
13. Melepas jepitan tenaculum dari portio anterior dan
mengeluarkannya dari vagina.
Mengoleskan antiseptik pada cervix uteri dan
mengeluarkan speculum dari vagina perlahan-lahan.
Mempersilahkan pasien memkai celana/ roknya
kembali
Lepaslah sarung tangan
65
Beritahu pasien bahwa pemeriksaan dusah selesai
Mentatat dalam rekam medik
15. Menjelaskan bila klien mengalami spotting beberapa
hari setelah pemasangan adalah normal dan
menganjurkan untuk cek rutin setiap bulan
2: menyebutkan 2 item
1: 1 item
0: selain kriteria di atas
66
PERTEMUAN III
PENJAHITAN RUPTURA PERINEUM
• Partus presipitatus
• Kepala janin besar dan janin besar
• Pada presentasi defleksi (dahi, muka)
• Pada primigravida (para)
• Pada letak sungsung dan after coming head
• Pimpinan persalinan yang salah
• Pada obstetri operatif pervaginam: ekstrasi vakum, ekstraksi
forsep, versi dan ekstraksi, serta embriotomi.
Kalau luka-luka ini tidak dijahit dengan baik, maka akan
menyebabkan lapang-nya perineum dan pada ruptura perinei komplete
dapat terjadi beser berak (inkontinensia alvi). Secara estetis kemaluan
menjadi kurang baik.
Penanganan
• Untuk mencegah luka yang jelek dan pinggir luka yang tidak rata
dan kurang bersih, pada beberapa keadaan dilakukan episiotomi;
dan pada keadaan lain dengan pimpinan persalinan yang baik.
67
• Bila dijumpai robekan perineum, lakukan penjahitan luka dengan
baik lapis demi lapis; perhatikan jangan sampai terjadi ruang
kosong terbuka ke arah vagina (dead space) yang biasanya dapat
dimasuki bekuan-bekuan darah yang akan menyebabkan tidak
baiknya penyembuhan luka.
• Berikan antibiotika yang cukup.
• Pada luka perineum lama (oldperineal tear), lakukan perineoplastik
dengan membuat luka baru dan menjahitnya kembali sebaik-
baiknya.
68
Skor
No Aspek yang dinilai
0 1 2
1. Menjelaskan pada ibu/ keluarganya tentang
prosedur kerja dan pentingnya tindakan yang akan
dilakukan serta kemungkinan rasa sakit yang akan
terjadi
2: Menjelaskan ketiganya
1: Menjelaskan salah satunya
0: selain criteria di atas
2. Meminta persetujuan ibu
3. Meminta perawat untuk menjadi asisten
4. Mempersiapkan alat dalam partus set: sarung
tangan steril, nail holder, nail, chromic catgut
(catgut 2/0 atau 3/0), pinset, spuit steril 10cc,
lidokain 1%, lampu sorot, kain bersih, kassa steril
2: menyebutkan 8-10 item
1: menyebutkan 4-7 item
0: selain kriteria di atas
5. Posisikan bokong ibu pada ujung meja gynekologi
6. Pasang kain bersih di bawah bokong ibu
7. Atur lampu sorot/ senter ke arah vulva/ perineum
ibu
8. Memakai sarung tangan steril
9. Meminta asisten mematahkan ujung tabung
lidokain dan mengambilnya dengan menggunakan
spuit 10 cc tanpa menyentuh tabungnya
2: melakukan semua tahap
1: lupa salah satunya
0: selain kriteria di atas
1 Bersihkan daerah luka atau bekuan darah (untuk
0. menilai luas dan dalamnya robekan perineum)
1 Memberi tahu ibu bahwa ia akan disuntik dan
1. kemungkinan timbulnya rasa sakit
1 Tusukkan jarum suntik pada ujung robekan
2. perineum dan sepanjang tepi luka, secara
subkutan, jangan lupa aspirasikan
2: menyebutkan 2 lokasi dan 2 cara penyuntikan
dengan benar
1: hanya salah satu yang benar
0: selain kriteria di atas
Suntikkan cairan lidokain pada tepi luka perineum,
tanpa menarik jarum suntik keluar dari luka,
arahkan jarum suntik sepanjang tepi mukosa
vagina, lakukan aspirasi
2: melakukan semua tahapan
1: lupa salah satunya
0: selain kriteria di atas
Lakukan anestesi lokal pada sisi robekan yang
belum dianestesi
1 Tunggu 1-2 menit untuk mendapatkan hasil yang
69
70
PEMERIKSAAN FISIK BAYI & ANAK
71
Skor
No Aspek yang dinilai
0 1 2
1. Menjelaskan pada ibu/ keluarganya tentang
pemeriksaan dan pentingnya pemeriksaan yang
akan dilakukan
2: Menjelaskan keduanya
1: Menjelaskan salah satunya
0: selain criteria di atas
2. Meminta persetujuan ibu
3. Mempersiapkan alat: jam untuk menghitung detik,
tensimeter anak, termometer, timbangan bayi/
anak, pita ukur, KMS, grafik lingkar kepala, grafik
NCHS BB/U, TB/U, BB/TB
2: menyebutkan 8-10 item
1: menyebutkan 4-7 item
0: selain kriteria di atas
4. Mencuci tangan secara aseptik
5. Meminta pasien untuk berbaring terlentang
6. Meminta pasien membuka baju/meminta asisten/
ibu membukakan baju seperlunya saja
7. Berdiri di sebelah kanan pasien (jika tidak kidal)
8. Menghitung nadi
Meletakkan ke 3 jari (jari telunjuk, jari tengah, jari
manis) dengan posisi vertikal di sepanjang arteri
radialis
Menilai laju nadi, irama, kualitas nadi, ekualitas
nadi
2: menyebutkan 3-4 item
1: menyebutkan 2 item
0: selain kriteria di atas
Interpretasi:
9. Menghitung frekuensi pernafasan
Memperhatikan kembang kempisnya perut
Interpretasi:
1 Mengukur tekanan darah
0. Menggunakan manset sesuai umur, memakaikan
manset di lengan atas ± 2 jari di atas lipat siku,
dengan selang tensi meter berada di tengah.
Letakkan stetoskop di fossa cubiti. Pompalah
manset dengan cepat sampai denyut arteri radialis
tak teraba, teruskan pompa sampai 20-30 mmhg
lagi. Kosongkan monometer secara perlahan
sampai terdengar bunyi korrotkoff Isistolik.
Teruskan mengosongkan manometer sampai bunyi
korotkoff 5 menghilangdiastolik
2: melakukan semua tahapan
1: lupa salah satunya
0: selain kriteria di atas
Interpretasi:
1 Mengukur suhu badan
1. Mengguncang-guncangkan termometer sampai air
72
Checklist Pemeriksaan Fisik Bayi dan Anak
73
Skor
No Aspek yang dinilai
0 1 2
1. Menjelaskan pada ibu/ keluarganya tentang
pemeriksaan dan pentingnya pemeriksaan yang
akan dilakukan
2: Menjelaskan keduanya
1: Menjelaskan salah satunya
0: selain criteria di atas
2. Meminta persetujuan ibu
3. Mencuci tangan secara aseptik
4. Meminta pasien untuk berbaring terlentang
5. Meminta pasien membuka baju/meminta asisten/
ibu membukakan baju seperlunya saja
6. Berdiri di sebelah kanan pasien (jika tidak kidal)
7. Memeriksa keadaan umum pasien: apakah pasien
tidak tampak sakit, sakit ringan, sakit sedang, atau
sakit berat
2: menyebutkan 4 item
1: menyebutkan 3 item
0: selain kriteria di atas
Interpretasi:
8. Perhatikan fasies pada pasien : apakah ada fasies
kolerika, risus sardonikus, kapermond, wajah khas
sindrom Down, wajah khas obstruksi hidung
2: menyebutkan 4-5 item beserta artinya
1: menyebutkan 3 item
0: selain kriteria di atas
Interpretasi:
9. Menilai tingkat kesadaran pasien dalam keadaan
pasien tidak tidur: komposmentis, apatik,
somnolen, sopor, koma, delirium
2: menyebutkan 5-6 item beserta artinya
1: menyebutkan 4 item
0: selain kriteria di atas
Interpretasi:
1 Menilai kepala
0. Menilai bentuk, ukuran, kontrol kepala
2: menyebutkan 3 item
1: menyebutkan 2 item
0: selain kriteria di atas
Interpretasi
1 Menilai rambut
1. Apakah hitam lebat, pirang, kusam, jarang, mudah
dicabut
2: menyebutkan 4-5 item
1: menyebutkan 3 item
0: selain kriteria di atas
Interpretasi:
1 Menilai ubun-ubun besar: datar, cekung, cembung
2. 2: menyebutkan 3 item
1: menyebutkan 2 item
74
imunisasi
AKTIFITAS 0 1 2
1. Persiapan pemeriksaan
– Mencuci tangan dengan air dan sabun
serta mengeringkannya
– Menyapa pasien dan berkomunikasi
singkat dengan ramah
– Menyampaikan/menjelaskan tindakan
aa yang akan dilakukan
– Posisikan pasien dengan benar
– Buka pakaian pasien sesuai yang
diperlukan
– Periksa dari sebelah kanan pasien,
kecuali bila dokter kidal, pemeriksaan
data dilakukan dari sebelah kiri pasien
75
1. Memeriksa tanda vital:
– Frekuensi nadi
– Frekuensi pernapasan
– Tekanan darah
– Suhu
1. Menimbang
– Menjelaskan bahwa pasien akan
ditimbang
– Memeriksa apakah skala timbangan
benar berada pada angka 0 (nol)
– Melepas pakaian anak/meminta ibu
melepas pakaian anaknya termasuk
pempers
– Meletakkan anak secara hati-hati di
atas timbangan
– Menunggu beberapa saat sampai
panah timbangan berhenti bergoyang,
baru kemudian membaca hasil
timbangan
– Menyerahkan kembali bayi kepada
ibunya dan meminta ibu untuk
memakaikan pakaian anaknya kembali
– Catat hasil timbangan dan tandai
dengan titik pada grafik di kartu KMS
76
– Memilih pita ukur untuk lingkar kepala
– Meminta ijin/menyampaikan kepada ibu
untuk mengukur lingkar kepala anaknya
– Lingkarkan pita ukur melalui pertengahan
dahi (pertengahan antara alis mata dan
batas rambut) melingkari kepala sebelah
belakang melalui oksipital.
– Ukur sampai millimeter terdekat
– Catat hasil pengukuran di catatan medik
dan KMS
77
CEKLIST PEMERIKSAAN FISIK UMUM PADA ANAK
AKTIFITAS 0 1 2
1. Persiapan pemeriksaan
– Mencuci tangan dengan air dan sabun
serta mengeringkannya
– Menyapa pasien dan berkomunikasi
singkat dengan ramah
– Menyampaikan/menjelaskan tindakan
aa yang akan dilakukan
– Posisikan pasien dengan benar
– Buka pakaian pasien sesuai yang
diperlukan
– Periksa dari sebelah kanan pasien,
kecuali bila dokter kidal, pemeriksaan
data dilakukan dari sebelah kiri pasien
1. Pemeriksaan umum
– Postur dan bentuk tubuh.
– Hidrasi
– Pakaian, higiene
– Menangis: melengking vs normal
– Perilaku : normal/ abnormal
– Interaksi pasien- orang tua, reaksi ketika
ada orang yang masuk ke ruangan (child
abuse).
(Bila tertidur, periksa jantung, paru dan
abdomen terlebih dahulu)
1. Vital sign
– Frekuensi nadi
– Frekuensi pernapasan
– Tekanan darah
– Suhu
4. Kelenjar Lymphe
78
– Lingkar kepala, pertumbuhan normal/
tidak.
– Kepala simetri/ asimetri, microcephaly,
macrocephaly, abnormality lain.
– Fontanelle (bila < 18 bulan):
○ Cembung/ datar/ depressed?
– Pembesaran kelenjar Thyroid.
– Kaku kuduk
6. Mata
7. Telinga
– Nares, septum
– Discharge, mucous membranes,
sinus
tenderness.
1. Mulut dan tenggorok
– Bau nafas
– Bibir: warna, kering, fissures.
– Lidah, mukosa mulut: warna
– Gigi: Jumlah, dental caries, teratur/ t.
– Gunakan tongue spatel: Tenggorok,
epiglottis
– Tonsil: besar, tanda-tanda inflamasi
10. Kulit
– Rash.
– Warna kulit, konsistensi, hidrasi
– Cyanosis, jaundice, edema, petechiae.
– Hemangioma, Nevi (ukuran dan lokasi)
11. Thorax:
79
Sistem respirasi:
– Palpasi trachea
– Periksa thorax dilihat dari depan dan dari
posisi kaki penderita: Bentuk dinding
dada, simetri/ t
– Respiratory rate
– Palpasi infraclavicular, mammary, upper
axilla, lower axilla
– Sebutkan:
○ Chest movement
○ Chest expansion
○ TVF (tactile vocal fremitus); bila tak
normal sebutkan lokasi, meningkat,
menurun atau menghilang
– Perkusi:
○ Batas kanan jantung
○ Batas atas hepar
○ Batas bawah paru
○ Adanya area pekak pada daerah paru
– Auskultasi: Gunakan bel (corong) pada
anak yang kecil, diagfragma pada anak
yang lebih besar
– Auskultasi semua area secara simultan
– Minta pasien untuk batuk ketika auskultasi
– Selalu bandingkan area yang berlawanan
– Sebutkan:
○ Karakteristik suara nafas
○ Suara tambahan
Jantung
– Inspeksi: Pulsasi pada apex, suprasternal
area, Aortic area, Pulmonary area,
Parasternal area, Epigastrium
– Palpasi: Apex (lokasi, karakter, thrill,
palpable gallop); Palpable diastolic shock;
Parasternal thrill; pulsasi epigastrik
– Perkusi jantung: Besar jantung
80
– Auskultasi: Suara jantung I dan II, suara
tambahan, bising jantung (lokasi,
intensitas, berhubungan dengan respirasi,
posisi)
12. Abdomen •
Inspeksi: •
– gerak abdomen ketika bernafas
– pulsasi epigastrik
– hernia
– umbilicus
– genitalia
AUSKULTASI: •
81
heterogenous
– Pulsasi +/ -
– Nyeri +/ -
Perkusi:
Lakukan pemeriksaan:
82
• Diaper:
○ Periksa area diaper: warna, lecet
• Laki-laki:
○ Testes decent, hernia.
○ Circumcisi, testis, hydrocele.
• Perempuan:
○ Vulva, clitoris.
• Laki-perempuan:
○ Discharge.
○ Abnormalitas.
• Inspeksi Anus:
○ Hemorrhoid
○ Fissures
○ Prolapse.
○ Sphincter tone, tenderness, mass.
○ Peri-anal inflammation.
83
DAFTAR TILIK
PEMERIKSAAN BAYI BARU LAHIR
Mempersiapkan diri
1. Menyapa ibu dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan kepada ibu tentang hal-hal apa saja yang akan
anda lakukan (misalnya, bahwa anda akan menyakan
beberapa hal penting tentang riwayat kehamilan ibu),
doronglah ibu untuk menanyakan hal-hal yang dirasakan ibu
belum memahami dan dengarkan hal-hal yang
disampaikannya.
ALOANAMNESIS
A. Identitas pasien
1. Menanyakan nama ibu, alamat dan nomor telepon
2. Menanyakan nama bayi
3. Menanyakan jenis kelamin bayi
A. Riwayat kehamilan ibu
1. Menanyakan kehamilan yang keberapa (Gravida)? Dan
berapa kali melahirkan (Para)?
2. Berapa jumlah anak?
3. Riwayat keguguran (abortus)/lahir mati (still
births)/kematian anak dimasa neonatal?
4. Menanyakan riwayat menyusui?
A. Riwayat penyakit ibu
1. Menanyakan apakah ibu menderita diabetes mellitus,
hipertensi, edema, proteinuria, kejang atau ada penyakit
kehamilan lainnya?
2. Menanyakan ibu apakah menderita penyakit infeksi
misalnya tuberculosis (TB) atau hepatitis B?
3. Menanyakan kepada ibu apakh menderita penyakit-
penyakit yang dapat ditularkan secara transplasenta/
(Toxoplasmosis, Citomegalovirus, Rubella/campak Jerman)?
A. Riwayat persalinan
1. Menanyakan waktu kelahiran anak (tanggal dan jam)?
2. Di mana persalinan sebelumnya? Siapakah yang menolong
persalinannya dokter/bidan/dukun/dokter spesialis
kebidanan?
3. Apakah ibu demam dan/atau air ketuban berbau busuk
menjelang persalinan?
4. Apakah ketuban pecah lebih dari 6 jam sebelum
persalinan?
5. Apakah terdapat kesulitan dalam persalinan atau terdapat
penyulit pada janin selama persalinan, sebagai berikut:
– Gawat janin (fetal distress)?
– Partus lama?
84
– Sectio caesaria
– Ekstraksi forceps atau vakum?
– Posisi/persentasi janin abnormal
– Penyulit lainnya?
PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR
Periksalah bayi dengan seksama dan
catatlah temuan/ hasil pemeriksaan dalam catatan
(medik).
A. Menilai keadaan umum dan keadaan umum
1. Cuci tangan dengan air dan sabun, kemudian keringkan
dengan lap/handuk kering/pengering tangan.
2. Lepaslah baju bayi dengan sebelumnya minta ijin atau
memberitahukan kepada ibu/mintalah ibu untuk melepas
baju bayi.
3. Letakkan bayi pada permukaan yang bersih, kering dan
hangat. Atau dapat juga bayi diperiksa dalam gendongan
ibunya agar tetap hangat dan nyaman.
4. Timbanglah bayi (lihat: Menimbang bayi)
5. Hitunglah frekuensi napas selama satu menit, perhatikan
apakah terdapat pernapasan cuping hidung, bayi merintih,
retraksi otot-otot interkosta atau subkosta.
6. Hitung dan nilailah frekuensi denyut jantung (laju denyut
jantung) dengan menggunakan stetoskop.
7. Ukur suhu badan dengan menggunakan termometer
8. Periksa warna bayi, cari/amati apakah terdapat sianosis
sentral, ikterik, pucat?
9. Periksa/perhatikan aktivitas bayi, gerakan badan dan
keempat ekstremitas, serta postur tubuhnya.
10.Perhatikan tangisan bayi, nilailah kesadarannya
11.Periksalah tonus otot
12.Periksa kulit bayi, cari/perhatikan apakah terdapat
lebam/hematom/pembengkakan/perlukaan
Catatan: jangan lupa untuk selalu melihat juga di bagian
puggung dan daerah yang biasa tertutup popok/ gurita.
A. Pemeriksaan Kepala, wajah, mulut, mata dan hidung
1. Periksalah kepala bayi, ukur lingkar kepala, nilailah bentuk
kepala, ukuran ubun-ubun bayi, dan apakah terdapat hematom
pada kepala (cephal hematom)?
2. Periksalah wajah, perhatikan apakah terdapat gambaran wajah
yang abnormal atau gerakan wajah yang abnormal (misalnya:
merot saat menangis, mata berkedip-kedip)
3. Periksalah mulut, perhatikan apakah terdapat celah pada bibir,
gusi, palatum. Apakah lidah berbentuk normal atau besar?
Apakah terdapat palatum (langit-langit) letak tinggi berbentuk
seperti kubah?
4. Periksalah mata,perhatikan apakah terdapat kornea yang
keruh, pembengkakan, warna merah pada konjungtica,
85
secret/pus.
5. Periksa hidung, perhatikan dan catat setiap kelainan yang
ditemukan
A. Jantung, Dada (toraks), Perut (abdomen) dan Tali pusat,
Genitalia eksterna
1. Jantung:
a. Periksalah jantung, hitung laju denyut jantung (frekuensi
dalam satu menit), perhatikanlah apakah iramanya regular
atau tidak beraturan (irregular).
b. Dengarkan dengan seksama melalui stetoskop apakah
terdengar bising jantung, catat dan deskripsikan se-detail
(terperinci) mungkin.
c. Raba dan nilailah pulsasi nadi femoral dan brachialis,
apakah denyutan antara nadi bracialis kiri sama kuat
dengan yang kanan, apakah nadi femoralis teraba sama
kuat dengan nadi brakialis?
1. Dada:
a. periksalah dada, apakah dinding dada berbentuk normal
ataukah ada kelainan bentuk dada (pektus karinatum,
pektus ekskavatum), apakah ada celah pada dinding dada
sehingga jantung tampak dari luar (Jantung ektopik).
b. perhatikan gerakan pernapasan, apakah gerakannya
regular, apakah simetris atau ada salah satu sisi dada
yang gerakannya tertinggal
1. Abdomen/perut:
a. Periksalah dinding perut, apakah tampak normal ataukah
cembung/tegang? Apakah tampak defek/celah pada
dinding perut? Lakukan palpasi abdomen, apakah perut
teraba lunak atau tegang? Perhatikan tali pusat, periksalah
apakah bersih/berbau/terdapat pus?
1. Genitalia eksterna
a. Periksalah genitalia eksterna, perhatikan apakah
bentuknya normal atau kemungkinan adanya ambiguitas.
b. Periksalah anus, nilailah apakah terdapat atresia ani
dengan cara memasukkan kateter.
A. Punggung dan ekstremitas
1. Periksa punggung bayi, perhatikan apakah terdapat
pembengkakan, hematom, warna yang tidak sama dengan
sekitarnya.
2. Periksa keempat ekstremitas, perhatikan gerakan keempat
ekstremitas, kemungkinan adanya fraktura di klavikula dan
tulang-tulang ekstremitas
3. Periksa sendi panggul dan bahu, apakah terdapat
keterbatasan gerak sendi
A. Cuci tangan dengan air dan sabun serta keringkan dengan
lap/handuk kering setelah pemeriksaan selesai.
86
B. Catat semua temuan pemeriksaan dengan cermat.
PERSIAPAN PENJAHITAN
1. Siapkan peralatan untuk melakukan penjahitan:
• Dalam wadah set partus masukkan: sepasang sarung tangan,
pemegang jarum, jarum jahit, chromic catgut atau catgut no.2/0
atau 3/0, pinset
• Buka alat suntik 10 ml sekali pakai, masukkan ke dalam wadah
set partus
• Patahkan tabung lidokain (lidokain 1% tanpa epinefrin) –
perkirakan volume lidokain yang akan digunakan – sesuaikan
dengan besar/dalamnya robekan. Bila tidak tersedia larutan jadi
lidokain 1%, dapat digunakan lidokain 2% yang diencerkan 1:1
dengan menggunakan akuades steril.
3. Posisikan bokong ibu pada sudut ujung tempat tidur, dengan posisi
litotomi.
4. Pasang kain bersih di bawah bokong ibu
5. Atur lampu sorot/senter ke arah vulva/perineum ibu
6. Pakai satu sarung tangan
7. Isi tabung suntik 10 ml dengan larutan lidokain 1% tanpa epinefrin
8. Lengkapi pemakaian sarung tangan pada ke dua tangan
9. Gunakan kasa bersih, untuk membersihkan daerah luka dari darah
atau bekuan darah, dan nilai kembali luas dan dalamnya robekan
pada daerah perineum.
ANESTESI LOKAL
10.Beritahu ibu akan disuntik dan mungkin timbul rasa kurang nyaman
11.Tusukkan jarum suntik pada ujung luka/robekan perineum,
masukkan jarum suntik secara subkutan sepanjang tepi luka.
12.Aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang terhisap. Bila ada
darah, tarik jarum sedikit dan kembali masukkan. Ulangi lagi
aspirasi (cairan lidokain yang masuk ke dalam pembuluh darah
dapat menyebabkan denyut jantung tidak teratur).
13. Suntikkan cairan lidokain 1% sambil menarik jarum suntik pada
tepi luka daerah perineum.
14. Tanpa menarik jarum suntik keluar dari luka, arahkan jarum suntik
sepanjang tepi luka pada mukosa vagina, lakukan aspirasi,
suntikkan cairan lidokain 1% sambil menarik jarum suntik. (Bila
robekan besar dan dalam, anestesi daerah bagian dalam robekan –
87
alur suntikan anestesi akan berbentuk seperti kipas: tepi
perineum, dalam luka, tepi mukosa vagina)
15. Lakukan langkah no. 11 s/d 14 untuk ke dua tepi robekan.
16. Tunggu 1-2 menit sebelum melakukan penjahitan untuk
mendapatkan hasil
optimal dari anestesi
PENJAHITAN ROBEKAN
Lakukan inspeksi vagina dan perineum untuk melihat robekan.
18. Jika ada perdarahan yang terlihat menutupi luka episiotomi,
pasang tampon atau kasa ke dalam vagina. (sebaiknya
menggunakan tampon berekor benang)
19. Tempatkan jarum jahit pada pemegang jarum, kemudian kunci
pemegang jarum.
20. Pasang benang jahit (chromic 2-0) pada mata jarum.
21. Lihat dengan jelas batas luka episiotomi
22. Lakukan penjahitan pertama 1 cm di atas puncak luka robekan
di dalam vagina, ikat jahitan pertama dengan simpul mati. Potong
ujung benang yang bebas (ujung benang tanpa jarum) hingga
tersisa ± 1 cm.
23. Jahit mukosa vagina dengan menggunakan jahitan jelujur hingga
tepat di
belakang lingkaran himen.
Bila menggunakan benang plain cat gut, buat simpul mati pada jahitan
jelujur di belakang lingkaran himen
88
26. Jahit jaringan subkutis kanan-kiri ke arah atas hingga tepat di
muka lingkaran himen.
27. Tusukkan jarum dari depan lingkaran himen ke mukosa vagina di
belakang lingkaran himen. Buat simpul mati di belakang lingkaran
himen dan potong benang hingga tersisa ± 1 cm.
28. Bila menggunakan tampon/kasa di dalam vagina, keluarkan
tampon/kasa. Masukkan jari telunjuk ke dalam rektum dan rabalah
dinding atas rektum. (Bila teraba jahitan, ganti sarung tangan dan
lakukan penjahitan ulang)
89
90