Professional Documents
Culture Documents
Information Technology
Pengajar:
Prof. Dr. Jazi Eko Istiyanto, M.Sc
09/296180/PEK/14786
EKSEKUTIF 26 A
ABSTRAK
Nanoteknologi semakin hari menjadi primadona baru dalam pengembangan aplikasi yang
berbasis teknologi. Pemanfaatan nanoteknologi dapat merubah peradaban umat manusia apabila
dikembangkan dengan positif dan semaksimal mungkin. Semakin canggih dan semakin kecilnya
perangkat teknologi yang dibuat dengan teknologi nano ini membuat negara-negara maju tidak
ragu untuk menginvestasikan belanja negaranya untuk pengembangan nanoteknologi.
Makalah ini menyoroti perkembangan nanoteknologi dan aplikasinya terhadap dunia
bisnis. Nanoteknologi sudah marak digunakan dalam berbagai industri, dari industri kecantikan,
kesehatan, manufaktur dan tentu saja dalam industri teknologi informasi. Pada industri teknologi
informasi revolusi nanoteknologi berlangsung dengan cepat. Inovasi perangkat teknologi baru
dengan ukuran yang semakin kecil bermunculan setiap saat.
Kunci dari pemahaman akan nanoteknologi adalah nanoteknologi tidak hanya
menghasilkan produk yang lebih baik, namun juga dapat meningkatkan proses manufaktur.
Komputer dapat membuat salinan data sebanyak mungkin yang kita mau dengan biaya yang
sedikit atau bahkan tanpa biaya sekalipun. Hanya masalah waktu saja perkembangan
nanoteknologi dapat membuat biaya produksi menjadi semurah seperti menyalin data. Hal inilah
yang menjadi arti sesungguhnya dari nanoteknologi yang dapat dikatakan dan dilihat sebagai
“the next industrial revolution”.
2
Erera Dwi Hapsari (09/296180/PEK/14786) 2011
DAFTAR ISI
Abstrak………………………………………………………………………………… 1
Daftar Isi………………………………………………………………………………. 2
I. Pendahuluan………………………………………………………………………….. 3
II. Perkembangan Nanoteknologi………………………………………………………. 4
III. Peluang Bisnis dengan Aplikasi Nanoteknologi……………………………………. 5
III.1 Nanoteknologi untuk Industri Kesehatan…………………………………. 6
III.2 Nanoteknologi untuk Industri Teknologi Informasi………………………. 6
III.3 Nanoteknologi untuk Industri Pangan…………………………………….. 7
III.4 Nanoteknologi untuk Industri Baja……………………………………….. 8
IV. Kesimpulan…………………………………………………………………………. 9
V. Referensi…………………………………………………………………………….. 11
3
Erera Dwi Hapsari (09/296180/PEK/14786) 2011
I. PENDAHULUAN
Apa itu nanoteknologi? Kata yang bagi sebagian orang masih terasa awam. Bagaimana
kaitan nanoteknologi dengan bisnis? Sebelum membahas kaitan nanoteknologi dengan bisnis,
ada baiknya kita mengetahui apa itu nanoteknologi. Istilah “nano” itu sendiri berasal dari bahasa
Yunani yang berartu kerdil/kecil, istilah ini digunakan untuk satuan dimensi. Satu nanometer =
1/1.000.000.000 meter. Jadi, nano teknologi adalah ilmu yang mempelajari dan merekayasa
materi pada skala 1 hingga 100 nanometer di mana terjadi fenomena unik dan sifat baru. Ilmu ini
menggabungkan ilmu sains dasar seperti fisika, kimia, biologi dan sebagainya.
Konsep nanoteknologi pertama kali dikenalkan pada akhir 1959 oleh Richard P.
Feynman, seorang ahli fisika beerkebangsaan Amerika Serikat yang kemudian meraih Nobel
Fisika pada tahun 1965. Namun, sebenarnya teknologi nano ini sudah diteliti lebih dulu oleh
Profesor Norio taniguchi dari Tokyo Science University. Ia mulai mempelajari mekanisme
pembuatan nanomaterial dari kristal kuarts, silicon, dan keramik alumina dengan menggunakan
mesin ultrasonic pada tahun 1940.
Nanoteknologi dikategorikan sebagai produk dari apa yang disebut dengan emerging
technology. Disebut seperti ini karena teknologi ini belum sepenuhnya terkomersialisasi tapi
akan mencapai tahap ini dalam jangka waktu sekitar lima tahun. Pada saat ini, emerging
technology mungkin baru dipergunakan secara terbatas tapi diharapkan akan berkembang secara
signifikan. Teknologi ini dapat menciptakan industri baru dan yang lama menjadi
kuno/tersisihkan. Teknologi ini berpotensi memicu terjadinya perubahan besar pasa institusi dan
bahkan masyarakat.
Ada dua metode yang dikenal mengenai nanoteknologi. Pertama, metode top-down.
Pendekatan ini melibatkan pembentukan atau pembuatan perangkat melalui pemotongan,
carving dan pencetakan. Menggunakan bahasa yang lebih mudah, kita dapat memahaminya
sebagai membuat perangkat dari material besar dihancurkan hingga menjadi material kecil.
Kedua, metode bottom-up. Pendekatan ini melibatkan pembentukan material atau perangkat dari
molekul tunggal yang digabungkan menjadi komponen dengan skala makro atau secara
sederhana yaitu metode penyusunan atom dan senyawa menjadi material besar.
4
Erera Dwi Hapsari (09/296180/PEK/14786) 2011
Negara-negara maju juga menaruh perhatian terhadap perkembangan dari teknologi nano
ini dan saling berpacu untuk menghasilkan produk unggulan melalui rekayasa nano. Jepang
contohnya, pada tahun 2002 saja sudah berani menginvestasikan dana sebesar satu milyar dollar
AS untuk pengembangan teknologi nanonya, diikuti oleh Amerika Serikat dengan 550 juta dollar
dan Uni Eropa dengan 450 juta dollar. Ketertarikan negara-negara maju ini untuk
mengembangkan nanoteknologi menunjukkan keyakinan mereka bahwa nanoteknologi adalah
jawaban untuk masa depan.
Perkembangan nanoteknologi di Indonesia gencar dilakukan sejak sekitar tahun 2000.
Inovasi dan aplikasi nanoteknologi banyak membuka peluang bisnis baru bagi pengusaha-
pengusaha kreatif di Indonesia. Artikel ini akan mencoba memaparkan beberapa inovasi
nanoteknologi dan peluang bisnis yang muncul dari kreatifitas menggunakan nanoteknologi.
5
Erera Dwi Hapsari (09/296180/PEK/14786) 2011
6
Erera Dwi Hapsari (09/296180/PEK/14786) 2011
Manfaat nanoteknologi pada industri kesehatan salah satunya adalah pada produk optik
seperti kacamata. Kacamata yang menggunakan lapisan nano (nanocoatings) akan menghasilkan
kacamata yang lebih mudah dibersihkan dan lebih tahan terhadap goresan.
Penggunaan nanoceramics dapat juga digunakan untuk tambal gigi atau untuk mengisi
lubang pada tulang setelah operasi pengangkatan tumor tulang. Penggunaan material ini
menguntungkan karena dapat diatur agar sesuai dengan daerah sekitar operasi.
Selain itu, obat bisa dibuat dalam ukuran nanogram dan diantar langsung ke bagian
tubuh yang sakit dengan berbagai cara, misalnya menggunakan cangkang polimer atau dipandu
khusus dengan magnet.
Potensi lain adalah untuk mengobati penyakit kanker. Pada kemoterapi standar yang ada
sekarang, radiasi tidak hanya mematikan sel kanker, namun juga merusak sel yang sehat di
sekitar lokasi tumor. Dengan nanoteknologi, gen penghambat sel kanker dalam liposom partikel
nano dimasukkan ke dalam sirkulasi darah manusia melalui injeksi untuk mematikan sel kanker
dan tumor dalam organ tubuh. Teknologi nano diharapkan dapat menciptakan agen terapeutik
dengan sasaran sel yang spesifik dan mengirim obat dosis tinggi secara terkontrol.
Nanoteknologi juga pada masa yang akan datang dapat merubah cara pembedahan atau
operasi. Melalui NEM (nanoelectromecanics), robot kecil dapat dimasukkan ke pembuluh darah,
lalu dikontrol dan deprogram untukk melakukan pembedahan dalam mpembuluh darah yang
tersumbat.
oleh INTEL, sebuah perusahaan processor, dengan meluncurkan 70 megabit SRAM (static
random access memory) yang dibuat dengan teknologi nano proses tipe 65 nanometer.
Pemanfaatan berikutnya adalah memungkinkannya aplikasi efek kuantum. Kuran
material jika mencapai satuan nanometer, maka secara otomatis akan muncul fenomena-
fenomena baru dalam fisika kuantum, yaitu efek kuantum. Penggunaaan efek kuantum salah
satunya adalah pada alat elektronila yang menggunakan struktur kecil kuantum dot maupun
superlatis yang dapat diaplikasikan untuk alat-alat yang memiliki kecepatan tinggi. Contoh alat
yang sudah diproduksi adalah HEMT (High Electron Mobility Transistor) yang biasa dipakau
pada sistem pemancar satelit.
Penambahan fungsi baru pada sistem yang sudah ada juga dimungkinkan dengan adanya
teknologi nano ini. Sebagai contoh adalah pembuatan mata buatan yang mempunyai fungsi
menangkap cahaya yang sekaligus mentransfer cahaya tersebut menjadi informasi dan kemudian
mengilahnya. Hal ini akan lebih mudah dilakukan dengan peran nanoteknologi. Bahkan, di masa
depan intelejensi sensor buatan bisa dibuat dengan sensitifitas mendekati apa yang dimiliki
manusia.
Aplikasi nanoteknologi pada teknologi informasi ini diharapkan nantinya dapat
merevolusi industri ini. Proses yang berubah dapat mengurangi biaya dalam memproduksi dan
membuat produk-produk menjadi lebih cepat dan berkapasitas besar walaupun dengan alat yang
relatif lebih kecil.
Nanoteknologi juga dapat diaplikasikan pada industri pangan. Menurut Nurul Taufiqu
Rochman, Ketua Masyarakat Nanoteknologi Indonesia (MNI) bidang pengembangan untuk
industri pangan meliputi pengolahan pangan yang diperkaya kandungan gizi dan vitaminnya
dengan nanoteknologi. Aplikasi nanoteknologi antara lain untuk sensor pengawetan bahan
makanan dan sensor kemasan bahan makanan dari kandungan bahan lain yang tidak diinginkan.
Apabila pebisnis menangkap peluang penggunaan nanoteknologi untuk industri pangan
ini, dampaknya tentu akan besar. Contohnya adalah apabila bahan makanan yang diproduksi
lebih awet, tentu saja bahan makanan tersebut akan dapat lebih lama berada di pasar. Hal ini
8
Erera Dwi Hapsari (09/296180/PEK/14786) 2011
akan mengurangi resiko bagi pengusaha makanan di mana produk yang dihasilkan menjadi tidak
laku karena produk tersebut cepat kadaluarsa.
Penerapan nanoteknologi untuk industri baja merupakan terobosan yang luar biasa.
Dengan menggunakan nanoteknologi,Baja yang dihasilkan bisa menjadi lebih baik. Hal ini
ditunjukkan dengan meningkatnya kekuatan baja level 400 Mpa menjadi 800 Mpa tanpa
menambah unsur campuran logam selain elemen dasarnya. Kelebihan lain dari baja ini selain
kekuatannya adalah mudahnya proses daur ulang dari material ini, karena tidak perlu
mereduksi/menghilangkan unsur lain dari baja tersebut. Teknologi nano yang diaplikasikan pada
material baja ini adalah proses pengecilan butir kristal baja sampai level submikro. Kelebiihan
Di bidang konstruksi, baja banyak digunakan sebagai material struktur, bangunan dan konstruksi,
besar butir kristal mempunyai pengaruh sangat besar untuk sifat mekanika, baik kekuatan dan
ketangguhannya. Pada umumnya, ketangguhan dan duktilitas logam akan menurun bila
kekuatannya meningkat. tapi hal ini tidak berlaku untuk pengecilan butir kristal. Kekuatan dan
ketangguhan akan meningkat bersamaan bila butir diperkecil.
9
Erera Dwi Hapsari (09/296180/PEK/14786) 2011
IV. KESIMPULAN
10
Erera Dwi Hapsari (09/296180/PEK/14786) 2011
11
Erera Dwi Hapsari (09/296180/PEK/14786) 2011
V. REFERENSI
http://edukasi.kompas.com/read/2009/11/11/1907280/Survei.40.Persen.Pelaku.Industri.Tidak.Ta
hu.Teknologi.Nano
http://www.crnano.org/whatis.htm
http://sains.kompas.com/read/2009/06/14/18353561/nano.teknologi.di.depok
http://www.kamusilmiah.com/it/peran-teknologi-nano-di-bidang-it/
http://www.kamusilmiah.com/kimia/penerapan-nanoteknologi-pada-baja/
12