Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
berbatang lunak yang dikenal sejak jaman purbakala (2500-2000 SM) dan
pantai Barat Prancis sebelah Utara. Kubis mulai ditanam di kebun-kebun Eropa
kira-kira abad ke 9 dan dibawa ke Amerika oleh emigran Eropa serta ke Indonesia
Sayur kubis, disamping harganya relatif murah dari sudut gizi juga
memiliki kandungan zat gizi tinggi, seperti karbohidrat, gula, serat, protein dan
B-6, vitamin B5 dan folat serta beberapa jenis mineral seperti Ca, Fe, Mg, P, dan
Sampai saat ini kubis lebih banyak diolah dalam bentuk yang sederhana
seperti karedok, sayur, dan lalapan. Karena pengolahannya yang masih sederhana,
umur simpan produk olahan dari kubis masih sangat singkat. Untuk itu kubis
perlu diolah dengan cara yang lebih baik untuk memperpanjang umur simpannya
Produk sayur asin cukup dinikmati terbukti dari macam- macam jenisnya
misalnya, asinan dari sayur banyak dijumpai terutama di Bogor dan ada juga di
1
pasar – pasar tradisional bahkan kini telah memasuki pasar swalayan besar
maupun kecil. Produk asinan dari sayur yang terdapat di daerah mancanegara
dengan hidangan utama makanan berupa sosis bratwurst atau roti (Devita Sari
kubis/kol yang memiliki karakteristik warna, tekstur, dan aroma khas yang
diperoleh dari proses fermentasi dengan cara mengiris – iris kubis dan dicampur
dengan larutan garam (Frazier dan Westhoff, 1988). Sama dengan produk sayur
asin lainnya, sauerkraut merupakan sayuran yang telah diberi asam, akan tetapi
asam nya diperoleh dari proses fermentasi sakarida (gula) yang terdapat dalam
bahan baku oleh bakteri asam laktat. Asam yang dihasilkan berkisar pada rentang
1,5 – 2,0 % pada akhir fermentasi dan diidentifikasi berupa asam laktat
(Desrosier, 1988).
yang sangat berpengaruh antara lain antara lain pH, suhu, ketersediaan oksigen
kualitas sayur asin yang dihasilkan. Penambahan garam pada pembuatan sayur
asin dan produk fermentasi sayuran lain bertujuan untuk menarik air dari bahan
serta memecah jaringan sel sehingga nutrisi dalam bahan akan keluar yang
2
nantinya akan digunakan sebagai substrat bagi pertumbuahan bakteri. Garam
bakteri asam laktat tetapi tidak sesuai untuk pertumbuhan mikroorganisme yang
tidak diinginkan (Laguna et al., 1977 dikutip Purtra 2004). Konsentrasi garam
yang menggunakan suhu tinggi (Prescott dan Dunn, 1982 dikutip Putra, 2004).
Sedangkan konsentrasi garam lebih dari 15% akan menurunkan produksi asam
dan pH asinan akan semakin tinggi melebihi 4,6 menyebabkan bakteri asam laktat
(Etchells et al., 1975 dalam Carr et al., 1975 dikutip Putra, 2004).
3
I.3. Maksud dan Tujuan Penulisan
kualitas Sauerkraut (sayur kubis asin) yang dibuat dengan berbagai konsentrasi
larutan garam
tepat agar dapat menghasilkan Sauerkraut (sayur kubis asin) dengan kualitas yang
baik.
proses pembuatan Sauerkraut (sayur kubis asin) dan kualitas Sauerkraut yang
dibuat dengan berbagai konsentrasi larutan garam khususnya bagi para peneliti
serta secara umum memberikan informasi tentang konsentrasi larutan garam yang
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kubis
berbatang lunak yang dikenal sejak jaman purbakala (2500-2000 SM) dan
pantai Barat Prancis sebelah Utara. Kubis mulai ditanam di kebun-kebun Eropa
kira-kira abad ke 9 dan dibawa ke Amerika oleh emigran Eropa serta ke Indonesia
abad ke 16 atau 17. Pada awalnya kubis ditanam untuk diambil bijinya (Rubatzky
Pengalengan dan beberapa daerah lain di Bali, Timor Timur, Nusa Tenggara
Timur dan Irian Jaya, tetapi beberapa varietas dapat ditanam di dataran rendah.
5
Tanaman kubis dapat tumbuh optimal pada ketinggian 200-2000 m dpl.
Untuk varietas dataran tinggi, dapat tumbuh baik pada ketinggian 1000-2000 m
dpl. Suhu udara 10-240C dengan suhu optimum 170C merupakan suhu yang cocok
untuk pertumbuhan kubis . Untuk waktu singkat, kebanyakan varietas kubis tahan
dingin (minus 6-100C), tetapi untuk waktu lama, kubis akan rusak kecuali kubis
berdaun kecil , merupakan racun bagi akar-akar tanaman. Kandungan air tanah
yang baik adalah pada kandungan air tersedia, yaitu pF antara 2,5-4. Dengan
demikian lahan tanaman kol memerlukan pengairan yang cukup baik (irigasi
maupun drainase).
Berdasarkan klasifikasi jenis – jenis kubis yang telah dibuat pada sub bab
sebelumnya, maka kubis/ kol grup Capitata dapat dibedakan menjadi tiga jenis
6
yakni kubis putih, kubis merah, dan kubis savoy. Masing - masing jenis kubis/ kol
tersebut memiliki varietas tertentu yang dibudidayakan dengan umur panen yang
a) Kubis kepala bulat: krop bulat dan kompak, ukuran daun kecil sampai
sedang, mempunyai daun luar berwarna hijau muda, memiliki teras atau hati
kecil dan mempunyai batang pendek. Beberapa varietas unggul kubis putih
kepala bulat:
b) Kubis kepala bulat runcing: Krop kubis berbentuk bulat dengan ujung
komersial:
3. Kubis kepala bulat datar: Krop kubis berbentuk bulat, bagian atasnya
mendatar dan nampak gepeng, krop kurang kompak dan berongga, ukuran
sedang sampai besar dan memiliki daun luar yang melengkung ke arah
7
Premium Flat Dutch: umur panen 100 hari, produksi 4,5 kg/tanaman.
Kubis 632 Spring Light: umur panen 65 hari, produksi 1,8 kg/tanaman.
Kubis 634 Good Season: umur panen 45 hari, produksi 1,8 kg/tanaman.
kg/tanaman.
ekonomi:
Ruby perfection: warna krop merah cerah, umur panen 80 hari, produksi
1,6 kg/tanaman.
Mammoth Red Rock: warna krop merah tua keunguan dan keras, umur
Rubby ball: warna krop merah tua, umur panen 65 hari, produksi 1,5
kg/tanaman.
Res Acre: warna krop merah tua, umur panen 76 hari, produksi 1,8
kg/tanaman.
8
3. Kubis Savoy (B.o. var. sabauda L.)
komersial:
Kriteria panen kubis dapat ditentukan berdasarkan pada umur panen nya.
Selain itu ciri kematangan komoditi juga dapat digunakan sebagai tolok ukur
cara menekan krop kubis, daun berwarna hijau mengkilap, daun paling luar sudah
Pada saat panen cara pemetikan kubis harus diperhatikan karena akan
memengaruhi kualitas bahan baku dan produk olahan yang dihasilkan. Pemetikan
yang kurang baik akan menimbulkan kerusakan mekanis yang menyebabkan krop
9
a) Pilih kubis yang telah tua dan siap dipetik.
b) Petik kubis dengan menggunakan pisau yang tajam dan bersih. Pemotongan
c) Urutan pemetikan adalah dimulai dengan kubis yang sehat baru kemudian
Sayur kubis memiliki komposisi dan nilai gizi yang berbeda tergantung
pada varietas kubis yang dibudidayakan, kondisi lingkungan tempat tumbuh yakni
keadaan iklim dan tanah, cara budidaya, dan perlakuan pasca panen. Namun
secara umum komposisi dan nilai zat gizi pada sayur kubis dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 1. Komposisi dan Nilai Gizi Gizi Kubis mentah per 100 g (3.5 oz)
Komponen Jumlah
Air 11,53 g
Energi 103 kJ (25 kcal)
Total Lemak 0,1 g
Protein 1,28 g
Karbohidrat 5,8 g
Serat 2,5 g
Gula 3,2 g
10
Mineral
Kalsium, Ca 40 mg
Besi, Fe 0,47 mg
Magnesium, Mg 12 mg
Phospor, P 26 mg
Potassium, K 170 mg
Vitamin
Thiamin 0,061 mg
Riboflavin 0,040 mg
Niacin 0,234 mg
Folate 53mg
Vitamin C 36,6mg
Pemanfaatan kubis cukup luas oleh masyarakat baik sebagai sumber bahan
pangan dan zat gizi khususnya vitamin dan mineral, serta dalam dunia kesehatan
dan pengobatan. Sebagai bahan pangan untuk keperluan masakan seperti sup,
sayur lodeh, pecel, lotek dan lain-lain atau dimakan langsung (lalapan) bersama
menu lain. Manfaat lain dapat dibuat produk makanan instan seperti mie, makanan
11
Di bidang kesehatan, dapat digunakan sebagai pencegah dan obat
otot-otot, luka-luka pada tepi mulut, dermatitis bibir menjadi merah dan radang
lidah, kandungan niacin dapat mencegah penyakit palagra dan pembentuk tulang
dan gigi.
produk olahan pangan, kubis juga sudah dijadikan sebagai salah satu bahan baku
olahan sayur asin. Sayur asin merupakan sayuran yang telah diberi asam, akan
tetapi asam nya (biasanya asam laktat) diperoleh dari proses fermentasi sakarida
(gula) yang terdapat dalam bahan baku oleh bakteri asam laktat (Tjahjadi, 2010) .
Produk sayur asin bermacam-macam tersedia di pasaran, baik pasar lokal maupun
di Bogor dan ada juga di pasar – pasar tradisional bahkan kini telah memasuki
pasar swalayan besar maupun kecil. Produk asinan dari sayur yang terdapat di
daerah mancanegara misalnya berupa kimchi dari Korea dan sauerkraut dari
Jerman.
Pembuatan sayur asin seperti asinan bogor dan kimchi dapat menggunakan
sayuran selain kubis sebagai bahan baku misalnya sawi hijau, sawi putih, sawi
pahit, dan sayuran lainnya sesuai kesukaan dan kebiasaan tiap daerah, namun
untuk pembuatan sauerkraut, digunakan kubis putih yang berasal dari varietas
12
2.2. Sauerkraut
karakteristik warna, tekstur, dan aroma khas yang diperoleh dari proses fermentasi
dengan cara mengiris – iris kubis dan dicampur dengan larutan garam (Frazier dan
Westhoff, 1988). Sama dengan produk sayur asin lainnya, sauerkraut merupakan
sayuran yang telah diberi asam, akan tetapi asam nya diperoleh dari proses
fermentasi sakarida (gula) yang terdapat dalam bahan baku oleh bakteri asam
laktat. Asam yang dihasilkan berkisar pada rentang 1,5 – 2,0 % pada akhir
dengan hidangan utama berupa sosis bratwurst atau roti (Devita Sari dalam
Detikfood, 2010).
(Sumber : Wikipedia.or.id)
Gula yang terkandung dalam sayur kubis terdiri dari 85% glukosa dan
15% fruktosa (Frazier dan Westhoff). Komposisi zat gizi termasuk gula dalam
kubis / kol bervariasi tergantung pada varietas dan kondisi lokasi penanaman
13
selama pertumbuhannya. Dalam pembuatan sauerkraut, kandungan gula
maksimal yang dihasilkan saat fermentasi. Menurut Frazier dan Westhoff (1988)
perbedaan kandungan gula dengan kisaran 2,9 % - 6,4% pada kebanyakan jenis
kubis, menunjukkan bahwa semakin tinggi kandungan gula maka produk yang
dihasilkan juga akan mengandung kadar asam yang tinggi, jika tidak dilakukan
antara 2,25 -2,5 % berat kubis untuk menghasilkan kraut dengan kualitas yang
baik dan garam harus terdistribusi secara merata (Peiderson, 1971). Namun
Laguna et al., (1977) dikutip Putra (2004) dan Tjahjadi (2010) menyebutkan
bahwa kadar garam untuk pembuatan produk asinan juga dapat berkisar antara 5-
15%. Garam yang ditambahkan akan menarik keluar cairan dari jaringan sayur
yang mengandung gula dan nutrisi lain, yang mengontrol mikroflora yang
tumbuh. Garam juga akan merangsang pertumbuhan bakteri asam laktat dan
dan air. Kubis yang digunakan dalam pembuatan sauerkraut adalah kubis / kol
yang masih muda dan segar dengan umur panen 45 – 100 hari (tergantung kultivar
nya) sehingga produk jadi memiliki warna dan tekstur yang baik.
14
Tahapan pembuatan sauerkraut adalah penyiapan bahan baku berupa kubis
yang matang penuh, pelayuan selama 1- 2 hari agar air dari jaringan keluar,
larutan garam dengan berbagai konsentrasi (5%, 7,5%, 10%, 12,5%, dan 15%),
pemasukan kubus ke dalam jar yang bersih dan steril , penuangan larutan garam
ke dalam jar yang telah diisi kubis , dan inkubasi pada suhu ±21-240C selama 20
Kubis / kol
(matang penuh)
Dilayukan
(1-2 hari)
Diiris / Dipotong
2-3 mm
15
Pemasukan ke
dalam jar/baskom
Penambahan larutan
garam
5 % - 15%
Penutupan wadah
(Tutup ditimpa dengan
Pemberat)
Fermentasi di ruang
gelap/lemari
21 hari dan suhu < 300C
(210-210C)
Sauerkraut
16
2.2.3. Karakteristik Sauerkraut
Sauerkraut dengan kualitas baik harus memiliki warna yang cerah dan
tekstur yang renyah, dengan aroma asam yang khas akibat kadar asam yang
terbentuk setelah fermentasi kurang lebih 1,5 – 2,0 % (Frazier dan Westhoff,
1988). Menurut Pederson (1971), rata – rata dari kraut yang telah selesai
difermentasi memiliki pH berkisar antara 3,4 – 3,6 , kadar asam laktat 1,25 %,
sebagai donor dan aseptor elektron. Dalam proses fermentasi terjadi perubahan-
perubahan kimia pada substrat organik melalui aktivitas enzim yang dihasilkan
mengubah gula menjadi asam laktat melalui jalur glikolisis secara anaerob.
Selama proses fermentasi berlangsung, keadaan anaerob harus tetap terjaga agar
pembentukan asam laktat oleh bakteri asam laktat dapat berlangsung dengan baik.
Kondisi anaerob dapat dicapai dengan cara menutup mulut jar dengan rapat
17
sehingga oksigen yang terdapat dalam wadah segera habis oleh aktivitas respirasi
dari mikroorganisme.
- Pada kadar NaCl tinggi : laju fermentasi rendah yakni pertumbuhan inokulum
- Pada kadar NaCl rendah : laju fermentasi tinggi yakni pertumbuhan inokulum
inokulum dihambat.
mikroaerofilik, suhu yang sesuai, dan tersedianya bakteri asam laktat (Buckle et
al., 1987). Selanjutnya disebutkan bahwa kebersihan bahan baku juga merupakan
salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam fermentasi sayuran (Keipper et al.
pertumbuhannya yang terdiri dari sumber karbon, sumber nitrogen, sumber energi
dan faktor pertumbuhan yaitu vitamin dan mineral. Nutrien tersebut dibutuhkan
18
Setiap mikroorganisme bervariasi dalam kebutuhan akan zat-zat nutrisi tersebut
(Fardiaz, 1992).
Oleh karena itu, pertumbuahan sel jasad renik di dalam suatu makanan
dipengaruhi oleh jumlah air yang tersedia. Selain merupakan bagian terbesar dari
komponen sel (70 - 80%), air juga dibutuhkan sebagai reaktan dalam berbagai
tumbuh. Makanan yang mempunyai pH rendah (di bawah 4,5) biasanya tidak
dapat ditumbuhi oleh bakteri, akan tetapi menjadi rusak oleh pertumbuahan
khamir dan kapang. Oleh karena itu, makanan yang mempunyai pH rendah relatif
laktat dapat dilakukan pada suhu 210C – 240C. jika suhu lebih rendah dari 15,60C,
fermentasi akan berjalan lambat dan tidak sempurna, sedangkan suhu antara 26 0C
– 290C terjadi fermentasi yang tidak normal (Frazier dan Westhoff, 1978).
Suhu yang biasa digunakan dalam fermentasi asinan berkisar antara 18,30C
– 21,10C. Suhu yang terlalu tinggi pada proses fermentasi akan menghasilkan
persentase asam laktat yang lebih rendah, serta tidak akan mencapai total asam
suhu terus meningkat, hal ini akan mengakibatkan warna produk menjadi gelap.
Pada suhu 320C laju fermentasi akan berlangsung dengan cepat (Pederson, 1971).
19
Pertumbuhan mikroorganisme dalam fermentasi sayuran dipengaruhi oleh
asinan harus tepat, apabila konsentrasi garam yang ditambahkan terlalu tinggi
garam tinggi), dan apabila terlalu rendah maka akan memicu pertumbuahan
pada media tersebut. Larutan garam yang mengandung 5% - 15% garam (20 0 –
600 salometer) sesuai dengan pertumbuhan bakteri asam laktat tetapi tidak sesuai
Nilai pH akan terus menurun dan kemudian cenderung stabil sejalan dengan
meningkat dan mencapai puncaknya pada hari ke-10 lalu menurun lagi dan
kemudian cenderung stabil mulai hari ke-20 (Hidayat, 2004 dikutip Putra, 2004).
20
Proses pembuatan sauerkraut termasuk ke dalam fermentasi spontan.
Bakteri yang dibutuhkan selama fermentasi telah tersedia dalam bahan pangan
Jenis Lactobacillus dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu: (1) bersifat
memecah gula terutama menjadi asam laktat, dan dapat tumbuh pada suhu 37 0C
dan mempunyai suhu optimum pertumbuhan yang lebih rendah misalnya L. casei,
memecah gula menjadi asam laktat dan produk-produk lain seperti alcohol, asam
21
Tabel 2. Jenis Mikroorganisme Yang Tumbuh Pada Berbagai Tahap
4. Sifat tahan panas atau termodurik dari kebanyakan spesies laktobasilli yang
tumbuh pada suhu tinggi menyebabkan bakteri ini tahan terhadap proses
pasteurisasi.
22
hydrogen yang diproduksi pada tahap pertama fermentasi. Pada bakteri asam
laktat, asam piruvat yang terbentuk dari jalur glikolisis (EMP) bertindak sebagai
EMP
Glukosa 2 Asam piruvat
2 NAD 2 NADH + H+
2CH3CHOHCOOH
Asam laktat
produk fermentasi yang dihasilkan adalah asam laktat, dan bakteri yang
asam laktat dalam jumlah tinggi dalam makanan dapat menghambat pertumbuhan
23
patogenik yang terdapat dalam bahan pangan. Jadi kemampuan yang tepat untuk
Oleh karena itu, analisis kuantitaif mikrobiologi dalam produk pangan sangat
langsung (Direct Microscopic Counts), hitungan cawan (Total Plate Count), dan
Prinsip dari metode hitungan cawan adalah jika sel jasad renik yang masih
hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka sel jasad renik tersebut akan
berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung
3. Dapat digunakan untik isolasi dan identifikasi jasad renik karena koloni yang
mengandung lebih dari 300 sel jasad renik per mL atau per gram, memerlukan
24
perlakuan pengenceran sebelum ditumbuhkan pada medium agar di dalam cawan
petri. Setelah inkubasi akan terbentuk koloni pada cawan tersebut dalam jumlah
yang dapat dihitung, dimana jumlah yang terbaik adalah di antara 30 sampai 300
koloni (Fardiaz, 1992). Jumlah koloni dalam contoh dapat dihitung sebagai
berikut:
1
¿
Koloni per mL/gram = Junlah koloni per cawan Faktor pengenceran
dengan cara hitungan cawan digunakan suatu standar yang disebut Standard Plate
1. Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni
koloni yang besar dimana jumlah koloninya diragukan dapat dihitung sebagai
satu koloni.
3. Satu deretan rantai koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung satu
koloni.
dalam metode MPN (Most Probable Number) digunakan medium cair di dalam
positif yaitu yang ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan
waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati
1992).
25
Pengenceran dalam metode MPN harus dilakukan lebih tinggi
menggunakan 3 atau 5 seri tabung dan nilai MPN dapat dihitung sebagai berikut:
1
x
MPN contoh = Nilai MPN dari tabel pengenceran tabung tengah
1. Penggembungan / bloat :
Penyebab : gas CO
a) Respirasi jaringan
b) Mikroorganisme
Cara pengendalian :
Cara pengendalian :
26
menambahkan garam Benzoat 0.1%.
2.4. Garam
umumnya garam memiliki warna putih, namun ada kalanya bercampur dengan zat
pengotor misalnya pasir, kerikil, dan bahan lainnya sehingga menjadi tidak putih
bersih.
dengan adanya pajak garam di India. Kini, bangsa – bangsa berusaha untuk
lima ribu tahun yang lalu. Kebutuhan manusia akan garam tidak pernah
berkurang.
Ada tiga sumber utama garam. Garam solar ialah yang diperoleh dengan
jalan penguapan dari air garam baik yang dari laut maupun dari danau garam
daratan. Tambang garam, ialah biasanya dinyatakan sebagai batu garam, diperoleh
dari pertambangan, beroperasi sedalam seribu kaki atau lebih dibawah permukaan
bumi. Sebagian garam dipompa dari endapan – endapan garam dibawah tanah
yang lebih dalam, dengan menggunakan air sebagai medium pembawa, dan
kotoran kimia dan mikrobia halofilik yang toleran terhadap garam. Garam
27
tambang atau garam sumber pada umumnya bebas dari kontaminasi organisme
Jenis – jenis garam menurut yang ada di alam adalah sebagai berikut :
1. Yodium / Iodium / I
Zat mineral yodium biasanya terdapat pada garam dapur yang tersedia
bebas di pasaran, namun tidak semua jenis dan merk garam dapur
berfungsi untuk membentuk zat tirosin yang terbentuk pada kelenjar tiroid.
2. Phospor / Fosfor / P
pembangun B.
4. Chlor / Klor / Cl
Chlor digunakan tubuh kita untuk membentuk HCl atau asam klorida pada
5. Magnesium / Mg
28
Fungsi atau kegunaan dari magnesium adalah sebagai zat yang membentuk
6. Mangaan / Mangan / Mn
reproduksi.
7. Tembaga / Cuprum / Cu
8. Kalsium / Calcium / Ca
Kalsium atau disebut juga zat kapur adalah zat mineral yang mempunyai
fungsi dalam membentuk tulang dan gigi serta memiliki peran dalam
9. Kalium / K
Seng oleh tubuh manusia dibutuhkan untuk membentuk enzim dan hormon
penting. Selain itu zinc juga berfungsi sebagai pemelihara beberapa jenis
12. Natrium / Na
Natrium adalah zat mineral yang kita andalkan sebagai pembentuk garam
di dalam tubuh dan sebagai penghantar impuls dalam serabut syaraf dan
29
tekanan osmosis pada sel yang menjaga keseimbangan cairan sel dengan
13. Flour / F
Flour berperan untuk pembentuk lapisan email gigi yang melindungi dari
yang murni dan kasar. Tidak boleh menggunakan garam yang diberi tambahan
bahan kimia seperti I2 dan anticracking agent dan air yang sadah (mengandung
berkurang, sehingga tekstur yang dihasilkan akan lunak. Selain itu, Fe yang
Garam tanpa yodium ini contohnya adalah garam ikan yang dapat
diperoleh dari toko penjual ikan hias dan perlengkapan akuarium (Tjahjadi,
2010) . Benda berupa kristal berwarna putih ini sudah sangat lama dikenal oleh
para akuaris. Garam yang dimaksud adalah garam NaCl, yaitu garam seperti yang
kita kenal pada umumnya sebagai garam dapur dalam kehidupan sehari-hari. Rupa
dan rasanya sama. Perbedaan utama antara garam ikan dengan garam dapur atau
mengandung NaCl saja, karena kehadiran bahan lain pada garam ini
dikhawatirkan akan mempunyai dampak yang tidak diinginkan pada ikan yang
dengan berbagai bahan lain yang diperlukan oleh manusia, seperti Iodium, atau
bahan lainnya. Oleh karena itu sering kali secara umum disebutkan bahwa garam
30
yang digunakan untuk ikan adalah garam tidak beryodium (Anonim dalam
www.ubb.ac.id, 2009)
Untuk menyiapkan larutan garam yang tepat pertama kali harus diketahui
berat kubis / kol yang akan digunakan sebagai bahan baku dan konsentrasi larutan
yang ingin dibutuhkan . Sebagai contoh apabila berat kubis / kol yang dimiliki
1000 gram dan konsentrasi larutan garam yang dibutuhkan adalah 5 % maka berat
konsentrasi garam yang diperlukan adalah 7,5 % maka yang diperlukan adalah
dihasilkan akan terdapat sisa / residu dari larutan garam yang ditambahkan. Untuk
menghilangkan residu larutan garam, maka dapat dilakukan cara – cara sebagai
berikut :
3. Tiriskan.
4. Rendam dalam air panas 600 - 680C yang mengandung tawas 0.1%. 5.
Catatan :
bakteri
31
Air panas untuk menonaktifkan enzim
b) Ke pengolahan limbah.
olahan ataupun produk segar. Dalam pembuatan sayur asin penambahan garam
merupakan bahan yang sangat penting karena mempengaruhi kualitas sayur asin
yang dihasilkan. Garam yang dilarutkan dalam air akan mengahasilkan ion Na+
dan Cl-. Ion-ion tersebut kemudian terhidrasi dan diungsikan oleh molekul-
molekul air (Winarno, 1997). Dengan kata lain, ion-ion ini akan mengikat
sayuran lain bertujuan untuk menarik air dari bahan serta memecah jaringan sel
sehingga nutrisi dalam bahan akan keluar yang nantinya akan digunakan sebagai
pertumbuhannya oleh konsentasi garam 10% - 12% (Buckle et al., 1987). Garam
32
Penambahan konsentrasi garam dalam pembuatan sayur asin harus
bakteri asam laktat tetapi tidak sesuai untuk pertumbuahan mikroorganisme yang
tidak diinginkan (Laguna et al., 1977 dikutip Putra, 2004). Penambahan garam
dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari 15% akan menurunkan jumlah asam
laktat yang dihasilkan dan nilai pH pikel akan meningkat. Hal ini akan berakibat
pada rendahnya aroma asam dari sauerkraut serta menjadikan tekstur sauerkraut
menjadi lunak.
33
21 5,7 x 10-6 1,91
semakin cepat laju fermentasi, semakin tinggi konsentrasi larutan garam yang
20 5,3 Cepat
40 10,5 Sedang
60 15,9 Lambat
34
Garam dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme tertentu.
12% (Buckle et al., 1987). Garam dalam proses fermentasi akan menghambat
Pada proses fermentasi, garam menarik cairan yang berasal dari jaringan
tanaman. Cairan yang ditarik dari sayuran mengandung padatan terlarut seperti
protein, karbohidrat, mineral. dan vitamin serta zat lain yang dibutuhkan untuk
negatif. Garam juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang berasal dari
tanah atau yang ada di permukaan tanaman. Flavor dan tekstur produk asinan juga
dipengaruhi oleh garam (Ayres, Mundt dan Sandine, 1980 dikutip Putra, 2004).
(Prescott dan Dunn, 1982 dikutip Putra, 2004). Sedangkan konsentrasi garam
lebih dari 15% akan menurunkan produksi asam dan pH asinan akan semakin
tinggi melebihi 4,6 menyebabkan bakteri asam laktat kurang dapat mengkonversi
35
Kecepatan fermentasi pada produk asinan dipengaruhi oleh konsentrasi
cepat dibandingkan dengan konsentrasi larutan garam 10% dan 15%. Konsentrasi
larutan garam diatas 20% dapat menyebabkan fermentasi berhenti (Lagua et al.,
fermentasi, maka produksi asam akan meningkat dan nilai pH asinan akan rendah
mencapai 4,6 dan sebaliknya. Produksi asam yang meningkat akan menyebabkan
aroma asam dari produk asinan, dalam hal ini sauerkraut akan tinggi.
digunakan pada penelitian yaitu konsentrasi garam 5%; 10%; 12,5%; 15%; dan
20%. Lama fermentasi adalah 20 hari yang diamati setiap 5 hari sekali.
3.2. Hipotesis
berikut : “Konsentrasi garam 5%, 10%, dan 12,5% akan menghasilkan sauerkraut
sedangkan konsentrasi garam 15%, dan 20% akan menghasilkan sauerkraut yang
memiliki kualitas kurang baik terutama dilihat dari tekstur yang dihasilkan.
36
Waktu percobaan dilakukan pada bulan November 2010. Percobaan
Bahan utama dalam penelitian ini adalah garam tanpa yodium, air masak
dan kubis yang setelah di trimming tidak cacat, tidak rusak, dan tidak busuk.
Bahan-bahan untuk analisis adalah akuades, NaCl fisiologis 0,85%, alkohol, dan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah autoclave model 1941X,
incubator VWR Scientific Model Model 1510E, hand refractometer, kompor gas,
pH meter, colony counter, neraca analitik, botol/jar, panci, baskom, sendok kayu ,
pisau Stainless Steel (SS) , termometer, kain saring, gelas ukur, bunsen, tabung
reaksi, cawan petri, labu erlenmeyer, pipet volume 10 mL, pipet tetes, dan kapas.
kali. Adapun perlakuannya adalah konsentrasi garam dengan yang terdiri dari 5
taraf:
37
C = konsentrasi garam NaCl 10% (b/b)
adalah :
Xij = μ + Pi + Rj + εij
Dimana :
Xij = Nilai pengamatan yang diukur pada perlakuan P taraf ke-i pada ulangan ke-j
μ = Rata-rata umum
εij = Pengaruh faktor random yang berhubungan dengan data pengamatan ke-ij
Dari model linier tadi dapat disusun tabel sidik ragam seperti tercantum pada
Tabel 6.
Sumber
No DB JK KT Fh F05
Ragam
∑ X j .2 − ∑ X ..2
1 Ulangan r-1 = 2 5 15 JK(1)/2 KT(1)/KT(3)
∑ X i.2 − ∑ X ..2
2 Perlakuan t-1 = 4 3 15 JK(2)/4 KT(2)/KT(3)
JK(4)-
3 Galat (r-1)(t-1)= 8 JK(3)/8
(JK(1)+JK(2))
38
−∑ X ..2
4 Total rt-1 = 14 ∑Xij2
15
KT Galat
1. Mencari nilai Sx dengan menggunakan rumus S x =
√ r
4. Menyusun data rata-rata tiap perlakuan dari yang terkecil sampai yang
terbesar.
5. Angka hasil selisih dari rata-rata tiap perlakuan dengan data LSR diatasnya
dibandingkan dengan data rata-rata tiap perlakuan, jika angka hasil selisih
lebih besar dari data rata-rata tiap perlakuan maka karakterisrik kedua
produk yang dibandingkan berbeda nyata, dan jika lebih kecil atau sama
7. Memberikan penilaian dengan huruf yang sama untuk data yang tidak
berbeda nyata dan huruf yang berbeda untuk data yang berbeda nyata.
kubis yang matang penuh, pelayuan selama 1- 2 hari agar air dari jaringan keluar,
larutan garam dengan berbagai konsentrasi (5%, 7,5%, 10%, 12,5%, dan 15%),
39
pemasukan kubis ke dalam jar yang bersih , penuangan larutan garam ke dalam jar
baskom yang telah diisi kubis , dan inkubasi pada suhu ± 21-240C selama 20 hari.
- Sterilisasi jar
Jar disikat, dicuci dengan sabun dan dibilas sampai bersih, kemudian
dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 1700C selama 2 jam. Untuk tutup
- Triming
Kubis yang dipilih adalah kubis segar dengan umur 45 – 100 hari , bertekstur
keras dan tidak cacat, yang telah dibuang bagian busuk, lecet, memar, dan
- Pelayuan
Pelayuan dilakukan dengan cara menyimpan kubis pada suhu ruang sehingga
air pada jaringan kubis menguap keluar. Jaringan kubis akan menjadi mudah
Kubis dicuci dengan air bersih agar kotoran yang terdapat pada kubis hilang.
Selanjutnya kubis ditiriskan dan diangin – anginkan agar air permukaan dan
Larutan garam yang digunakan terdiri dari larutan garam 5%, 7,5 %, 10%,
12,5%, dan 15% . Untuk pembuatan garam, misal larutan garam 5% sebanyak
wadah kemudian ditambahkan air sampai berat menunjukan 100 g. setelah itu
40
- Pemasukan ke dalam jar dan penambahan larutan garam
botol. Botol ditutup kemudian diberi pemberat berupa plastik yang berisi
larutan garam dengan konsentrasi garam yang sama dengan perlakuan agar
- Inkubasi
Botol ditempatkan pada ruang gelap karena bakteri asam laktat akan mati
karena adanya cahaya. Inkubasi dilakukan selama 20 hari pada suhu kamar
(21-240C).
dilakukan pada hari ke-0, ke-5, hari ke-10, hari ke-15, dan hari ke-20
41
2. Pengukuran pH sauerkraut dengan menggunakan pH meter pada hari ke-0,
ke-5, hari ke-10, hari ke-15, dan hari ke-20 disajikan dalam bentuk grafik
(AOAC. 1995).
3. Pengukuran kadar asam sauerkraut pada hari ke-0, ke-5, hari ke-10, hari ke-
15, dan hari ke-20 disajikan dalam bentuk grafik (AOAC. 1995).
refractometer pada hari ke-0, ke-5, hari ke-10, hari ke-15, dan hari ke-20
DAFTAR PUSTAKA
42
Buckle, Edwards, Fleet, dan Wotton. 1985. Ilmu Pangan (terjemahan) Cetakan
Pertama. UI Press, Jakarta.
Frazier, W.C. dan D.C. Westhoff. 1988. Food Microbiology. McGraw.Hill, Inc,
New York.
Tjahjadi, C.2010. Teknologi Pengolahan Sayur dan Buah Volume II. Penerbit
Widya Padjadjaran, Bandung.
43
1. Sauerkraut dimortar dan diambil 1 gram kemudian dimasukkan ke dalam 9
10-1.
cawan petri steril kemudian ditambah media agar MRS sebanyak 10 ml.
mikroorganisme merata.
mewakili.
1
¿
7. Koloni per mL/gram = Jumlah koloni per cawan Faktor pengenceran
Pengenceran Count”
10-3 10-4 10-5
… … … …
… … … …
44
2. Prosedur Pengukuran Nilai pH
dengan NaOH 0,1 N sampai warna larutan berubah warna dari merah muda
ml NaOH x N NaOH x Fp x 90
Kadar asam (%) = Berat sampel ( gram) x 1000 x 100%
45
Pengukuran kadar padatan terlarut pikel dilakukan dengan menggunakan
Sauerkraut yang akan diuji diletakkan di atas meja, kemudian para panelis
mengamati dalam hal warna, aroma, tekstur, rasa, dan penampakan. Uji peringkat
46