You are on page 1of 3

PENDAHULUAN

Usaha peruggasan di Indonesia tlah menjadi sebuah industri yang

berkembang sesuai dengan kemajuan perunggasan lobal yang mengarah kepada

sasaran mencapai tingkat efisiensi usaha yang optimal dan memberikan kontribusa

nyata dalam pembangunan pertanian serta mempunyai peranan dalam memajukan

peluangkesempatan kerja.

Seiring dengan makin meningkatnya jumlah penduduk indonesia, maka makin

meningat pula kebutuhan bahan makanan, termasuk bahan makanan yang berasal

dari hewan terutama daging. Untuk mencapai sasaran tersebt, maka peranan ayam

sebagai salah satu sumber protein hewani dapat diandalkan karena ayam

merupakan salah satu aset nasional yang turut menunjang kehidupan sosial dan

ekonomi masyarakat.

Disisi lain posisi peternakan unggas di indonesia masih lemah karena

terkendala dengan sarana produksi, teknologi dan informasi harga. Kondisi ini

mendorong pemerintah untuk memberdayakan peternakan rakyat dalam

mewujudkkan perunggasan yang tangguh dalam menghadapi era pasar global

melalui penyediaan sarana penanganan dan pemotongan ayam sehingga

diharapkan karkas yang dihasilkan harus halal, bersih dan sehat melalui penyediaan

rumah potong ayam di berbagai daerah (Kepres No. 22/1990).

keberhasilan usaha pembangunan industri peternakan di Kabpaten

Kepulauan Selayar tidak dpat dipisahkan dari penanganan pasca produksi (Post

production) dan pengolahan (processing) dengan tujuan untuk mendapatkan


komoditas yang dapat dikonsumsi atau untuk bahan baku pengolahan selanjutnya

(secondary processing), mengingat usaha peternakan unggas masih mempunyai

prospek yang cerah dan sangat menjanjikan untuk dikembangkan bila ditinjau dari

segi potensi dan kapasitas sumber daya wilayah Kabupaten kepulauan Selayar.

Upaa-upaya pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar dalam meningkatkan

usaha peternakan unggas telah diwujudkan dalam penyediaan sarana penunjang

budidaya peternakan ungas baik ayam buras, ayam ras pedaging dan ayam ras

petelur, tetapi usaha ini belum dianggap maksimal mengingat sebagian besar

kebutuhan masyarakat terhadap daging ayam dipenuhi dari hasil pemotongan

tradisional dan daging ayam beku yang didatangkan dari daerah lain dikarenakan

tidak adanya tempat pemotongan ayam yang memadai tanpa diterapkan sistem

HACCP (Hazard Analysis Critical control Point) sehingga belum diperoleh produk

yang aman dan sehat.

Peran serta Instansi peternakan sangat dibutuhkan dala pengawasan usaha

ini dalam mengidentifikasi dan penetapan HACCP serta resiko yang ditimbulkan

berkaitan dengan proses produksi, distribusi dan konsumsi sehingga diperoleh

produk yang aman dan sehat. Berdasarkan permasalahan tersebut diatas maka

kami mengajukan proposal kegiatan PPHP dalam kaitannya dengan pengadaan

sarana tempat pemotongan ayam (RPA) meliputi pengadaan mesin pencaut bulu

dengan harapan terciptanya pemanfaatan fasilitas oleh pelaku usaha perunggasan

dalam menghasilkan produk unggas yang aman, sehat utuh dan halal (ASUH).

TUJUAN DAN SASARAN

1. Tersedianya produk hasil ternak unggas yang berkalitas dan memenuhi

prinsip ASUH
2. Tersedianya sarana pendukung kegiatan pemotongan unggas yang

memenuhi standar HACCP

3. Meningkatnya konsumsi protein hewaan di kabupaten kepulauan selayar dan

terbuka lapangan kerja bagi masyarakat

4. Meningkatkan kesejahteraan bagi pelaku usaha peternakan unggas di

kabupaten kepulauan selayar.

You might also like