You are on page 1of 17

ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE 1

BAB I

KONSEP MEDIS

A. DEFENISI
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika
benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase)
pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe)
ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-
paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005)
B. ETIOLOGI
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko
pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
1. Tinggi melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena
pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan
struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.
2. Masa reproduksi yang relatif panjang.
 Menarche pada usia muda dan kurang dari usia 10 tahun
 Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun)
3. Wanita yang belum mempunyai anak
Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan
wanita yang sudah punya anak.
4. Kehamilan dan menyusui
Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui
5. Wanita gemuk
Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.
6. Preparat hormon estrogen
Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.

1
ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE 2

7. Faktor genetik
Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar pada wanita
yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. (Erik T, 2005).
C. ANATOMI FISIOLOGI
1. Anatomi payudara
Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus
laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara
kurang lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari
bagian yang sentral dan medial dan ada pula pengaliran yang ke kelenjar
interpektoralis.
2. Fisiologi payudara
Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama
ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke
klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron
yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus
berkembang dan timbulnya asinus.
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari
kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum
menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul
benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi
payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi,
tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak
berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya
berkurang.
Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara
menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan
tumbuh duktus baru.

2
ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE 3

Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi
oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting
susu. (Samsuhidajat, 1997)
D. INSIDEN
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia
adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar dan kanker lambung dan
kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan bahwa
urutan lima besar kanker adalah kanker leher rahim, kanker payudara, kelenjar getah
bening, kulit dan kanker nasofaring (Anaonim, 2004).
Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita. Data terakhir
menunjukkan bahwa kematian akibat kanker payudara pada wanita menunjukkan angka
ke 2 tertinggi penyebab kematian setelah kanker rahim.
E. PATOFISIOLOGI
Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak, tergantung pada jaringan
payudara yang terkena, ketergantungan estrogennya, dan usia permulaannya. Penyakit
payudara ganas sebelum menopause berbeda dari penyakit payudara ganas sesudah
masa menopause (postmenopause). Respon dan prognosis penanganannya berbeda
dengan berbagai penyakit berbahaya lainnya.
Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen dependent” mengandung reseptor
yang mengikat estradiol, suatu tipe ekstrogen, dan pertumbuhannya dirangsang oleh
estrogen. Reseptor ini tidak manual pada jarngan payudara normal atau dalam jaringan
dengan dysplasia. Kehadiran tumor “Estrogen Receptor Assay (ERA)” pada jaringan lebih
tinggi dari kanker-kanker payudara hormone dependent. Kanker-kanker ini memberikan
respon terhadap hormone treatment (endocrine chemotherapy, oophorectomy, atau
adrenalectomy).
F. GEJALA KLINIK
Gejala-gejala kanker payudara antara lain, terdapat benjolan di payudara yang nyeri
maupun tidak nyeri, keluar cairan dari puting, ada perlengketan dan lekukan pada kulit

3
ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE 4

dan terjadinya luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama, rasa tidak enak dan
tegang, retraksi putting, pembengkakan lokal.
Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara yang keras dan padat, benjolan
tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya dalam stadium ini
belum ada penyebaran sel-sel kanker di luar payudara. (Erik T, 2005)
G. KLASIFIKASI KANKER PAYUDARA
o Tumor primer (T)
o Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan
o To : Tidak terbukti adanya tumor primer
o Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
o T1 : Tumor < 2 cm
o T1a : Tumor < 0,5 cm
o T1b : Tumor 0,5 – 1 cm
o T1c : Tumor 1 – 2 cm
o T2 : Tumor 2 – 5 cm
o T3 : Tumor diatas 5 cm
o T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax
atau kulit.
 T4a : Melekat pada dinding dada
 T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange, satelit
 T4c : T4a dan T4b
 T4d : Mastitis karsinomatosis
o Nodus limfe regional (N)
o Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan
o N0 : Tidak teraba kelenjar axila
o N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat.
o N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain
atau melekat pada jaringan sekitarnya.
o N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral

4
ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE 5

o Metastase jauh (M)


o Mx : Metastase jauh tidak dapat ditemukan
o M0 : Tidak ada metastase jauh
o M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula
H. STADIUM KANKER PAYUDARA
1. Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN) atau
penyebaran luas.
2. Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada penyebaran
jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN
3. Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar
dari 5 cm tanpa keterlibatan LN
4. Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. semua tumor
dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh
5. Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau kulit
semua tumor dengan edema pada tangan atau keterlibatan LN supraklavikular.
6. Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh.
I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara,
hal ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker.
2. Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan kista.
3. CT. Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ
lain
4. Sistologi biopsi aspirasi jarum halus
5. Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor
pada peredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.
J. PENCEGAHAN
Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya benjolan di
payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri. Sebaiknya pemeriksaan

5
ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE 6

dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi, payudara agak


membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan.
Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :
1. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara.
Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian
yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik
ke dalam. Bila terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu,
segeralah pergi ke dokter.
2. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara.
3. Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa lagi.
4. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan
sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari
kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga
apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri.
5. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila
diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan.
Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat
dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau
lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin dini penanganan, semakin besar
kemungkinan untuk sembuh secara sempurna.
6. Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan
K. PENANGANAN
Pembedahan
o Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari lumpektomi
sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit
yang terkena).
o Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar
limfe dilateral otocpectoralis minor.
o Mastektomi radikal yang dimodifikasi

6
ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE 7

Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksial


a. Mastektomi radikal
Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya : seluruh isi
aksial.
b. Mastektomi radikal yang diperluas
Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria
interna.
Non pembedahan
o Penyinaran
Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker
lanjut; pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila.
o Kemoterapi
Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut.
– Terapi hormon dan endokrin
Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen,
coferektomi adrenalektomi hipofisektomi.

7
ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE 8

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara, pengumpulan
riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan laboratorium dan diagnostik, serta review
catatan sebelumnya.
Langkah-langkah pengkajian yang sistemik adalah pengumpulan data, sumber data,
klasifikasi data, analisa data dan diagnosa keperawatan.
1. Pengumpulan data
Adalah bagian dari pengkajian keperawatan yang merupakan landasan proses
keperawatan. Kumpulan data adalah kumpulan informasi yang bertujuan untuk
mengenal masalah klien dalam memberikan asuhan keperawatan .
2. Sumber data
Data dapat diperoleh melalui klien sendiri, keluarga, perawat lain dan petugas
kesehatan lain baik secara wawancara maupun observasi.
Data yang disimpulkan meliputi :
– Data biografi /biodata
Meliputi identitas klien dan identitas penanggung antara lain : nama, umur, jenis kelamin,
agama, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
– Riwayat keluhan utama.
Riwayat keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang menekan payudara, adanya
ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak, nyeri.
– Riwayat kesehatan masa lalu
Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya.
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama .
Pengkajian fisik meliputi :
 Keadaan umum
 Tingkah laku

8
ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE 9

 BB dan TB
 Pengkajian head to toe
Pemeriksaan laboratorium :
 Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit meningkat, trombosit
meningkat jika ada penyebaran ureum dan kreatinin.
 Pemeriksaan urine, diperiksa apakah ureum dan kreatinin meningkat.
 Tes diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita carsinoma mammae adalah
sinar X, ultrasonografi, xerora diagrafi, diaphanografi dan pemeriksaan reseptor
hormon.
Pengkajian pola kebiasaan hidup sehari-hari meliputi :
 Nutrisi
Kebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan pantangan, makanan yang
disukai, banyaknya minum. Dikaji riwayat sebelum dan sesudah masuk RS.
 Eliminasi
Kebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi, sebelum dan sesudah masuk RS.
 Istirahat dan tidur
Kebiasaan tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan sesudah sakit.
 Personal hygiene
1. Frekuensi mandi dan menggosok gigi dalam sehari
2. Frekuensi mencuci rambut dalam seminggu
3. Dikaji sebelum dan pada saat di RS
Identifikasi masalah psikologis, sosial dan spritual :
 Status psikologis
Emosi biasanya cepat tersinggung, marah, cemas, pasien berharap cepat sembuh,
merasa asing tinggal di RS, merasa rendah diri, mekanisme koping yang negatif.
 Status social
Merasa terasing dengan akibat klien kurang berinteraksi dengan masyarakat lain.
 Kegiatan keagamaan
Klien mengatakan kegiatan shalat 5 waktu berkurang (Bagi yang muslim)

9
ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE 10

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
4. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah
5. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
6. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan
penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.
7. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake tidak
adekuat.
C. PERENCANAAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor
Ditandai dengan :
DS :
– Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri menjalar ke
kanan.
DO :
– Klien nampak meringis
– Klien nampak sesak
– Nampak luka di verban pada payudara sebelah kiri
Tujuan : Nyeri teratasi
Kriteria Hasil :
– Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang
– Nyeri tekan tidak ada
– Ekspresi wajah tenang
– Luka sembuh dengan baik
Intervensi :
a. Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.

10
ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE 11

Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri yang


dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi
selanjutnya.
b. Beri posisi yang menyenangkan.
Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks/istirahat secara
efektif dan dapat mengurangi nyeri.
c. Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.
Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan
memperlancar sirkulasi O2 ke seluruh jaringan.
d. Ukur tanda-tanda vital
Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya
peningkatan nyeri.
e. Penatalaksanaan pemberian analgetik
Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri tidak
dipersepsikan.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
Ditandai dengan :
DS :
– Klien mengeluh sakit jika lengan digerakkan.
– Klien mengeluh badan terasa lemah.
– Klien tidak mau banyak bergerak.
DO :
– Klien tampak takut bergerak.
Tujuan :
– Klien dapat beraktivitas
Kriteria Hasil :
– Klien dapat beraktivitas sehari–hari.
– Peningkatan kekuatan bagi tubuh yang sakit.
Intervensi :

11
ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE 12

a. Latihan rentang gerak pasif sesegera mungkin.


Rasional : Untuk mencegah kekakuan sendi yang dapat berlanjut pada
keterbatasan gerak.
b. Bantu dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan
Rasional : Menghemat energi pasien dan mencegah kelelahan.
c. Bantu ambulasi dan dorong memperbaiki postur.
Rasional : Untuk menghindari ketidakseimbangan dan keterbatasan dalam
gerakan dan postur.
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
Ditandai dengan :
DS :
– Klien mengatakan takut ditolak oleh orang lain.
– Ekspresi wajah tampak murung.
– Tidak mau melihat tubuhnya.
DO :
– Klien tampak takut melihat anggota tubuhnya.
Tujuan : Kecemasan dapat berkurang.
Kriteria Hasil :
– Klien tampak tenang
– Mau berpartisipasi dalam program terapi
Intervensi :
a. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.
Rasional : Proses kehilangan bagian tubuh membutuhkan penerimaan, sehingga
pasien dapat membuat rencana untuk masa depannya.
b. Diskusikan tanda dan gejala depresi.
Rasional : Reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan dapat dikenali
dan diukur.
c. Diskusikan tanda dan gejala depresi

12
ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE 13

Rasional : Kehilangan payudara dapat menyebabkan perubahan gambaran diri,


takut jaringan parut, dan takut reaksi pasangan terhadap perubahanO :
d. Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap penyakitnya.
Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses
pemecahan masalah
e. Tinjau ulang efek pembedahan
Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien memulai proses
adaptasi.
f. Berikan dukungan emosi klien.
Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.
g. Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.
Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang memperhatikannya.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
Ditandai dengan :
DS :
 Klien mengeluh nyeri pada daerah sekitar operasi.
DO :
– Adanya balutan pada luka operasi.
– Terpasang drainase
– Warna drainase merah muda
Tujuan :
– Tidak terjadi infeksi.
Kriteria Hasil :
– Tidak ada tanda – tanda infeksi.
– Luka dapat sembuh dengan sempurna.
Intervensi :
a. Kaji adanya tanda – tanda infeksi.
Rasional : Untuk mengetahui secara dini adanya tanda – tanda infeksi sehingga
dapat segera diberikan tindakan yang tepat.

13
ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE 14

b. Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan.


Rasional : Menghindari resiko penyebaran kuman penyebab infeksi.
c. Lakukan prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik.
Rasional : Untuk menghindari kontaminasi dengan kuman penyebab infeksi.
d. Penatalaksanaan pemberian antibiotik.
Rasional : Menghambat perkembangan kuman sehingga tidak terjadi proses
infeksi.
5. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan
penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.
Ditandai dengan :
DS : Klien sering menanyakan tentang penyakitnya.
DO : Ekspresi wajah murung/bingung.
Tujuan : Klien mengerti tentang penyakitnya.
Kriteria Hasil :
– Klien tidak menanyakan tentang penyakitnya.
– Klien dapat memahami tentang proses penyakitnya dan pengobatannya.
Intervensi :
a. Jelaskan tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang
akan datang.
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar, dimana pasien dapat membuat
pilihan berdasarkan informasi, dan dapat berpartisipasi dalam program terapi.
b. Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makanan dan pemasukan
cairan yang adekuat.
Rasional : Memberikan nutrisi yang optimal dan mempertahankan volume
sirkulasi untuk mengingatkan regenerasi jaringan atau proses penyembuhan.
c. Anjurkan untuk banyak beristirahat dan membatasi aktifitas yang berat.
Rasional : Mencegah membatasi kelelahan, meningkatkan penyembuhan, dan
meningkatkan perasaan sehat.
d. Anjurkan untuk pijatan lembut pada insisi/luka yang sembuh dengan minyak.

14
ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE 15

Rasional : Merangsang sirkulasi, meningkatkan elastisitas kulit, dan menurunkan


ketidaknyamanan sehubungan dengan rasa pantom payudara.
e. Dorong pemeriksaan diri sendiri secara teratur pada payudara yang masih ada.
Anjurkan untuk Mammografi.
Rasional : Mengidentifikasi perubahan jaringan payudara yang mengindikasikan
terjadinya / berulangnya tumor baru.
6. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat
Ditandai dengan :
DS :
– Klien mengeluh nafsu makan menurun
– Klien mengeluh lemah.
DO :
– Setengah porsi makan tidak dihabiskan
– Klien nampak lemah.
– Nampak terpasang cairan infus 32 tetes/menit.
– Hb 10,7 gr %.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria Hasil :
– Nafsu makan meningkat
– Klien tidak lemah
– Hb normal (12 – 14 gr/dl)
Intervensi :
a. Kaji pola makan klien
Rasional : Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi klien dan merupakan asupan
dalam tindakan selanjutnya.
b. Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional : dapat mengurangi rasa kebosanan dan memenuhi kebutuhan nutrisi
sedikit demi sedikit.

15
ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE 16

c. Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi.


Rasional : agar menambah nafsu makan pada waktu makan.
d. Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau.
Rasional : sayuran yang berwarna hijau banyak mengandung zat besi penambah
tenaga
e. Libatkan keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien
Rasional : partisipasi keluarga dpat meningkatkan asupan nutrisi untuk
kebutuhan energi.
D. IMPLEMENTAS
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana
keperawatan dilaksanakan : melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan,
pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah
dicatat dalam rencana perawatan klien.
Agar implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan efektif terhadap biaya,
pertama-tama harus mengidentifikasi prioritas perawatan klien, kemudian bila
perawatan telah dilaksanakan, memantau dan mencatat respons pasien terhadap setiap
intervensi dan mengkomunikasikan informasi ini kepada penyedia perawatan kesehatan
lainnya. Kemudian, dengan menggunakan data, dapat mengevaluasi dan merevisi
rencana perawatan dalam tahap proses keperawatan berikutnya
E. EVALUASI
Tahapan evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang
diinginkan dan respons pasien terhadap dan keefektifan intervensi keperawatan
kemudian mengganti rencana perawatan jika diperlukan.
Tahap akhir dari proses keperawatan perawat mengevaluasi kemampuan pasien ke arah
pencapaian hasil.

16
ASUHAN KEPERAWATAN KANKER MAMMAE 17

DAFTAR PUSTAKA

Doenges M., (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta


Dixon M., dkk, (2005), Kelainan Payudara, Cetakan I, Dian Rakyat, Jakarta.
Mansjoer, dkk, (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta.

WEB
www.nusrsing-askep.blogspot.com

17

You might also like