Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Industri jasa yang berkembang pesat pada era globalisasi ini, membuat banyak
ditunjukkan oleh data industri di Amerika Serikat, dimana 70 % lebih Gross National
Product (GNP) dan 80 % tenaga kerjanya bergerak dalam bidang jasa, demikian pula
yang terjadi pada Jepang dan Eropa, 75 % tenaga kerja Jepang bergerak di bidang jasa
dan 72 % pekerja Eropa ada pada industri jasa ( Heskett, 1986). Hal tersebut
dalam dunia industri saat ini, dengan proyeksi pertumbuhan yang cenderung
meningkat dari masa ke masa, salah satunya adalah industri jasa rental mobil yang
Banyaknya investor baru yang mulai merambah industri jasa rental mobil di
bergerak pada jasa rental mobil, dan siap bersaing ketat untuk menarik konsumennya.
Keinginan yang sangat banyak dari konsumen tentunya menjadi suatu hal yang harus
kepuasan yang maksimal dalam menggunakan produk jasa. Jasa itu sendiri terdiri dari
aksi dan interaksi yang merupakan kontak sosial antara produsen dan konsumen
(Norman, 1984). Maka dari itu untuk memenuhi kepuasan dari konsumen, perusahaan
jasa rental mobil harus mempunyai strategi yang baik dan unggul daripada pesaing,
karena dampak dari strategi tersebut adalah pada laba dari perusahaan. Albrecht dan
Zemke (1985) dalam buku mereka service america, membuat kerangka segitiga jasa
yang megasumsikan bahwa terdapat empat elemen yang harus dipertimbangkan dalam
pembentukan strategi yang mampu menyentuh seluruh aspek dari perusahaan baik itu
metode yang mampu menghasilkan perhitungan yang baik dan tepat, seperti balanced
scorecard.
kurun waktu lebih dari 15 tahun guna mengevaluasi dan menganalisis kinerja
nantinya akan diterapkan oleh perusahaan tentunya untuk memuaskan konsumen dan
menghasilkan laba yang maksimal bagi perusahaan jasa rental mobil. Balanced
termasuk jasa, karena metode pengukuran yang diturunkan dari visi dan misi tiap
perusahaan untuk kemudian digunakan sebagai peta strategi dalam menentukan arah
penerapan rancangan strategi Blue Ocean Strategy (BOS) pada perusahaan jasa rental
Balanced scorecard yang melihat pada empat aspek ukuran kinerja, yaitu kepuasan
konsumen, produktivitas dan cost effectiveness proses bisnis/ intern, dan pembelajaran
(OMAX).
penelitian ini adalah usulan penerapan strategi perusahaan jasa rental mobil Nana Car
Rental dengan menggunakan Blue Ocean Strategy (BOS) berdasarkan ukuran kinerja
Objective Matrix. Usulan penerapan strategi ini berdasarkan pada empat aspek ukuran
kinerja, yaitu kepuasan konsumen, produktivitas dan cost effectiveness proses bisnis/
yang maksimal.
Agar permasalahan tidak meluas maka penelitian ini dibatasi sebagi berikut
1. Penelitian dilakukan di perusahaan jasa rental mobil Nanda Car Rental di kota
Yogyakarta.
5. Angket atau kuisioner disebarkan pada karyawan dan konsumen Nanda Car
Rental.
3. Menentukan strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan Nanda Car Rental
1. Aspek Akademis
2. Aspek Bisnis
sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian,
alat, tatacara penelitian data yang dikaji, serta alat analisis yang dipakai
Bab ini memuat pembahasan yang sifatnya terpadu sesuai dengan hasil
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Gambar
Tabel
BAB II
LANDASAN TEORI
Nanda Car Rental adalah adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang
jasa transportasi, yaitu jasa sewa mobil. Perusahaan ini berbentuk CV (Comanditier
Vennotschap) dan didirikan oleh Bapak Hery Sunanda. Dalam upaya menunjang
Perkembangan perusahaan ini dinilai cukup pesat, karena hingga saat ini
NANDA Car Rental sudah memiliki sekitar 80 mobil berbagai jenis, baik itu milik
perusahaan ataupun milik investor yang bekerja sama dalam pengadaan mobil sewa.
segala sektor, baik itu dari kualitas pelayanan ataupun tenaga kerja
2.2 Jasa
yang tidak berwujud, tidak seperti produk yang berwujud Jasa bukan barang fisik,
aktivitas dari suatu hakikat yang tidak berwujud yang berinteraksi antara konsumen
dan pemberi jasa dan/sumber daya fisik atau barang dan/ system yang memberikan
utama jasa yang berpengaruh besar pada perencanaan program pemasaran yaitu :
Jasa bersifat intangible, artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium,
didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Bila barang merupakan
suatu objek, alat, material, atau benda; maka jasa justru merupakan perbuatan,
Kegiatan jasa tidak dapat dipisahkan dari pemberi jasa, baik perorangan
Bahwa jasa tidak bisa disimpan untuk kemudian dijual atau digunakan,
sehingga pada dasarnya jasa langsung dikonsumsi pada saat diberi. Daya tahan
suatu jasa tidak akan menjadi masalah jika permintaan selalu ada dan mantap
yaitu :
1. Reliabilitas (rebility)
kapan jasa akan diberikan dan kemudian memberikan jasa secara cepat.
3. Jaminan (assurance)
terhadap perusahaan dan perusahaan bias menciptakan rasa aman bagi para
4. Empati (empathy)
Berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan, dan material yang
mewujudkan sasaran, tujuan, misi, visi organisasi yang tertuang dalam strategic
planning suatu organisasi. Istilah kinerja digunkan untuk menyebut prestasi atau
hanya jika individu atau kelompok individu mempunyai suatu kriteria keberhasilan
yang ditetapkan, berupa tujuan atau target tertentu yang ingin dicapai sebagai tolak
kemajuan pekerjaan terhadap suatu tujuan atau sasaran yang telah ditentukan
efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa, kualitas
barang dan jasa. Hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan, dan
efemtifitas tindakan dalam mencapai tujuan (Atkinson, et. al., 1997). Hasil
pengukuran kinerja terhadap berbagai aktifitas dalam rantai nilai yang ada dalam
perusahaan dapat juga digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan
Manfaat pengukuran kinerja yang baik, menurut Lynch dan Cross dalam
pelanggan.
kinerja perusahaan yang dikembangkan oleh Robert Kaplan dan David Norton tahun
konsep tersebut. Balanced scorecard terdiri dari dua kata : (1) kartu skor (scorecard)
dan (2) berimbang (balanced). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk
mencatat hasil kinerja seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk
merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh personil masa depan. Jika kartu
skor personil digunakan untuk merencanaka skor yang hendak diwujudkan di masa
kinerja keuangan dan non-keuangan, antara kinerja jangka panjang dan kinerja jangka
pendek, serta antara kinerja yang bersifat intern dan bersifat ekstern.
melengkapi saperangkat ukuran finansial kinerja masa lalu dengan ukuran pendorong
kinerja masa depan. Tujuan dan ukuran evaluasi kinerja diturunkan dari visi dan
strategi perusahaan (Kaplan dan Norton, 2000). Pendekatan BSC telah mengalami
banyak perkembangan dan pembaharuan dalam hal fungsi dan implementasinya. BSC
Sukrisna (2004) yang melakukan analisis terhadap kerangka Balanced scorecard yang
BSC dengan strategi yang dikembangkan perusahaan. Vadilasi terhadap peta strategi
yang telah dirumuskan oleh perusahaan dilakukan untuk mengetahui hubungan sebab
akibat peta strategi Balanced scorecard tersebut terhadap kinerja aktual perusahan.
Kemudian berdasarkan hasil evaluasi, peta strategi bar dirumuskan berdasarkan visi,
misi, dan strategi perusahaan, kemudian diikuti penentuan tujuan strategis, penentuan
digunakan juga untuk organisasi non-profit. Evaluasi yang dilakukan oleh Gundogar
card untuk tiap posisi struktur operasi universitas, mulai dari rektor hingga staf di tiap
program study. Scorecard ini diisi dengan rencana strategi organisasi beserta bobot
Balanced scorecard juga dapat dijadikan sebagai alat untuk mengatur fungsi-
fungsi dan divisi tertentu dalam perusahaan. Sandstorm dan Toivanen (2002)
Beberapa kelemahan tersebut antara lain : pertama, tidak terdapat ukuran generik
yang pas untuk digunakan semua organisasi. Kedua, karena indikator kuantitatif
dimensi quality factor, ekonomi, sosial dan teknologi (QEST) dan menghasilkan
Proses (ANP) dan balanced scorecard. ANP menyusun struktur masalah yang
berkaitan dengan pilihan reserve logistic menjadi suatu bentuk hierarki. Kemudian
dimensi dari pilihan reverse logistic itu sendiri diambil dari empat perspektif
karena faktor pelanggan dan karyawan yang menjadi inti lean yang enterprise
oleh ( Listyani, et. al., 2006) yang menganalisis integrasi metode AHP untuk
yang telah digunakan dalam study kasus pada sebuah perusahaan jasa
telekomunikasi.
indeks kinerja perusahaan. Rinny (2004) dan Ario (2009) melakukan suatu
data dan analisis masing-masing tolak ukur dalam perspektif balanced scorecard,
perspektif. Dalam penelitian Rinny (2004 0dan Ario (2009), pembobotan kriteria
untuk bobot dalam OMAX menggunakan hasil kuisioner yang diberikan kepada
manajemen.
angka indeks pencapaian kinerja perusahaan. Dari hasil pengukuran kinerja ini
agregatif yang merefleksikan akibat dari implementasi dan eksekusi strategi dalam
yang berbeda.
a. Growth
perusahaan memiliki produk atau jasa yang secara signifikan memiliki potensi
dengan pelaggan, merupakan titik berat pada tahapan ini. Sehingga, tolok ukur
kinerja yang cocok dengan tahap ini misalnya tingkat pertumbuhan atau penjualan
b. Sustain
perbaikan opersional secara konsisten. Tolok ukur yang digunakan antara lain
c. Harvest
benar-benar menuai hasil investasi pada tahap sebelumnya. Tidak ada investasi
besar dan titik berat perusahaan pada pemeliharaan dan perbaikan fasilitas. Tolok
ukur yang digunakan berkaitan dengan usaha memaksimumkan arus kas masuk
leading indicator dimana kinerja yang tidak baik pada perspektif ini akan
keuangan di masa mendatang. Kaplan dan Norton (2000) membuat suatu model
lain :
perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi jumlah pelanggan,
antara lain :
Meliputi fungsi, harga, dan kualitas suatu produk atau jasa. Setiap
b. Customer relationship
pelanggan.
dan mempunyai pengaruh besar dalam proses pencapai kesesuaian produk atau
jasa yang ditawarkan dengan spesifikasi pelanggan. Indikator yang disusun
1. Proses Inovasi
2. Proses Operasi
Aktifitas dalam proses operasi terbagi ke dalam dua bagian, yaitu proses
pembuatan produk atau jasa dan proses peyampaian produk atau jasa kepada
dan biaya.
produk/ jasa dilakukan. Aktifitas yang terjadi pada tahap ini misalkan
penanganan garansi dan perbaikan penaganan atas barang rusak dan pembayaran
sumber daya manusia, system, dan prosedur organisasi. Investasi yang dilakukan
1. Employee Capabilities
Salah satu perkembangan pemikiran manajemen dari era industrial ke era
karyawan terhadap informasi yang akurat dan tepat waktu dapat dipenuhi dengan
baik.
tersebut (objective). Metode ini dikembangkan oleh James L. Riggs, PE., seorang
antara lain :
1. Relatif sederhana dan mudah dipahami.
Bentuk dan susunan dari pengukuran produktivitas model OMAX berupa matrix,
1. Kriteria Produktivitas.
perusahaan tersebut. Hasilnya ini yang akan dicantumkan pada baris performance
3. Butir-butir matrix
mulai dari tingkat 0 (hasil yang terjelek) smpai dengan tingkat 10 (hasil yang
4. Skor (score)
Hasil dari pengukuran (performance) yang diubah ke dalam skor yang sesuai.
5. Bobot (weight)
derajat kepentingannya. Total dari bobot bisa bernilai 100 atau 100% atau 1.
6. Nilai (value)
Nilai merupakan hasil perkalian dari skor pada kriteria tertentu dengan bobot
kriteria tersebut.
7. Performance Indicator
Merupakan jumlah nilai (6) dari semua kriteria pengukuran yang dilakukan.
1. Pendefinisian (Defining)
yang merupakan unjuk kerja produktif dari suatu unit kerja serta berpengaruh
dahulu. Pemilihan kriteria tersebut selain karena pengaruhnya juga sebagai faktor
2. Pengukuran (Quantifying)
Pada badan matrix ditunjukkan tingkat pencapaian unjuk kerja untuk kriteria
menunjukkan tingkat dimana matrix pengukuran dimulai. Jika kurang dari hasil
minimum yang dapat diterima dianggap nol. Jika kurang dari hasil minimum
yang dapat diterima, dinggap nol. Hasil dari pengukuran untuk setiap unit kerja
yang akan dikembangkan harus disertakan dalam masukan yang dicatat pada
baris nilai 0,3 dan 10. Selanjutnya semua masukan yang lain merupakan hasil
Level 3 –level 1
3-0
Kenaikan level 4 sampai dengan 9 dilakukan dengan cara interpolasi, yaitu
Level 10 - level 3
10 - 3
3. Pencatatan (Monitoring)
bagian atas matrix, kemudian disesuaikan dengan tingkatan pada badan matrix,
lalu dicatat dalam baris nilai setelah diubah menurut nilai yang ada. Bila ada
lalu dicatat dalam baris nilai x bobot (value), penjumlahan dari value ini adalah
1. Tingkat 0
Merupakan tingkat rasio terendah yang dicatat pada akhir periode. Dengan
kata lain merupakan hasil terjelek atau kemungkinan hasil terjelek yang dicapai
2. Tingkat 3
Adalah hasil-hasil yang ingin dicapai dalam kondisi normal selama proses
pengukuran berlangsung
3. Tingkat 10
Berisi perkiraan realistis hasil terbaik yang mungkin dapat dicapai oleh
perusahaan dalam suatu kurun waaktu tertentu atau dalam suatu periode
menurut kolom dan baris sehingga dapat dibaca dari atas ke bawah dan dari kiri
HasilPengukuranPeriodeSebelumnya
Keterangan :
Blue Ocean Strategy (BOS) atau Strategi Samudra Biru merupakan sebuah
strategi bisnis yang menciptakan ruang pasar baru dan belum memiliki pesaing (Kim
dan Mouborgne, 2006). Strategi ini nerfokus pada menumbuhkan permintaan serta
menjauh dari kompetisi. Strategi ini berlawanan dengan strategi samudra merah yang
cenderung berfokus pada persaingan ketat pada ruang pasar yang ada. Alat yang
mendukung terciptanya Blue Ocean Strategy (BOS) adalah Kanvas Strategi, Kerangka
A. Kanvas Strategi
membangun strategi samudra biru yang baik. Kanvas strategi memiliki dua fungsi.
Pertama, ia merangkum semua situasi terkini dalam ruang pasar yang sudah
dikenal. Hal ini memungkinkan kita untuk memahami dimana kompetisi saat ini
kompetisi dalam produk, jasa, dan pengiriman, serta menegetahui apa yang di
dapat konsumen dari penawaran kompetitif yang ada di pasar. Kedua, merangkum
nilai pembeli dalam membuat kurva nilai strategi baru. Dalam kerangka kerja
empat langkah terdapat enam pertanyaan kunci untuk menantang logika strategi
1. Faktor apa saja yang harus dihapuskan dari faktor-faktor yang telah
2. Faktor apa saja yang harus dikurangi hingga di bawah standar industri?
3. Faktor apa saja yang harus ditingkatkan hingga diatas standar industri?
4. Faktor apa saja yang belum pernah ditawarkan industri sehingga harus
diciptakan?
C. Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan
Tingkatkan-Ciptakan :
Menghapuskan Meningkatkan
langkah)
Gambar 4 : Bentuk Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan
Brikut ini adalah ciri-ciri Strategi Samudra Biru ( Kim dan Mabourgne, 2006) :
Ada empat langkah dalam menyesuaikan Strategi Samudra Biru, antara lain
adalah:
Kebangkitan visual
b. Melihat perubahan apa yang perlu dilakukan pada strategi yang telah
ada.
2. Eksplorasi Visual
4. Komunikasi Visual
a. Membandingkan profil strategis yang lalu dan yang akan dating di satu
baru.
dalam industri lain yang memberikan jasa alternatif, pelayanan jasa yang
banyaknya perusahaan dalam suatu industri yang mengejar strategi yang sama.
tatanan hierarki yang dibangun berdasarkan dua dimensi, yaitu harga dan
kinerja.
mengenai siapa pembeli sasaran mereka, tapi dalam penerapannya ada rantai
keputusan pembelian.
Hanya sedikit dalam hal ini jasa yang kedap dengan pengaruh, dalam
ditawarkan.
Konsumen
Kompetisi dalam suatu industri cenderung berfokus tidak hanya pada konsep
umum mengenai cakupan produk dan jasanya, tetapi juga pada salah satu dari
dua kemungkinan landasan daya tarik yaitu, harga dan fungsional suatu
layanan jasa
6. Mencermati Waktu
Semua industri tunduk pada trend eksternal yang mempengaruhi bisnis mereka
1. Fokus
Setiap strategi yang hebat memiliki fokus dan suatu profil strategis atau kurva
Sebuah strategi yang baik memiliki motto yang jelas dan memikat karena hal
tersebut sangat berpengaruh terhadap brand image dan kejujuran dari suatu
merupakan konsep yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam
yang bersifat kreatif dan sistematis dengan bertujuan mengurangi atau menghilangkan
bahwa rekayasa nilai adalah suatu teknik manajemen yang merupakan pendekatan
bekerja atau bernilai, penggunaan fungsi dalam rekayasa nilai terletak pada
3. Berorientasi pada siklus hidup proyek. Rekayasa nilai berkembang mulai dari
4. Multi disiplin. Perlibatan semua elemen perusahaan dalam suatu tim menjadi
5. Rekayasa nilai merupakan suatu teknik manajemen yang dapat dibuktikan dan
mengakomodasi pola pikir kreatif terhadap hal-hal yang baru dan inovatif.
6. Buka merupakan review disain atau perbaikan kalkulasi yang dilakukan oleh
perancang.
kehandalan.
Perancangan yang baik akan menghasilkan nilai kinerja yang baik pula. Begitu
juga dalam perancangan produk yang tidak terlepas dari usaha untuk menuju
Untuk itu perlu dibuat rencana kerja yang baik dan sistematis dalam rekaysa
nilai ini. Ada beberapa perumusan rencana kerja rekayasa nilai berikut
1. Fase Informasi
konsumen akan produk tentang hal yang diinginkan dan tidak diinginkan
pengumpulan data yang lain. Analisis fungsi juga diperlukan dalam fase
Technique (FAST).
a. Kelompok Fokus
b. Observasi
2. Fase Kreatif
Pada fase ini, merujuk dari hasil pada fase informasi. Dari hasil tersebut
Fase ini merupakan kelanjutan dari fase kreatif yang melakukan analisis
4. Fase Rekomendasi
Dalam menyusun analisis atribut ada beberapa langkah pelaksanaan sebagai berikut:
desainer)
derajat golongan.
5 = Sangat Ideal
3 = Ideal
µ −3
b. hitung z = dan f(z)=100+25z
σ
f ( zi ) xbi
c. Hitung performansi aktual dengan
100
f ( zi ) xbi
d. Membandingkan performansi atual dengan
100
f ( zi ) xbi
i
= 100 x b
4. Keputusan :
f ( zi ) xbi i
Jika < b atau < 0 “tidak dipilih”
100
2.9.1 Kuisioner
pertanyaan yang berisi hal-hal yang ingin diteliti untuk mendapatkan informasi yang
disediakan. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam skala Likert tingkat
Nilai 3 = Netral
Nilai 4 = Puas
2.9.2 Data dapat diambil secara keseluruhan pada suatu populasi dengan cara
sensus. Jika ada keterbatasab kemampuan dengan cara sensus maka dapat
diusahakan dengan mengambil sebagian saja data dari populasi yang ada
Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah kuisioner/angket, yaitu
olh instrument tersebut. Suatu kisioner dikatakan sah (valid) jika pertanyaan
dari gambaran tentang validitas tersebut. Suatu atribut dikatakan shahih jika
korelasi atribut dengan faktor positif dan rhitung > rtabel . Pengujian tehadap
dengan instrument tersebut dalam waktu berikutnya dengan kondisi yang tetap
tidak akan menyimpang telalu jauh dari rata-rata jawaban responden untuk
atribut tersebut.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
perusahaan Nanda Car Rental. Setelah itu akan didesain rancangan strategi
perusahaan menggunakan Blue Ocean Strategy. Objek dalam penelitian ini adalah
1. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan agar peneliti dapat menguasai teori maupun konsep
dasar yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Studi ini dilakukan
terbentuknya landasan teori, sehingga dapat digunakan sebagai landasan yang kuat
2. Penelitian Lapangan
a. Observasi
b. Kuisioner
c. Data Perusahaan
meliputi sejarah berdirinya perusahaan, visi, misi, data umum perusahaan, data
didefinisikan sesuai dengan visi, misi dan tujuan perusahaan. Kinerja dalam
perusahaan akan lebih mudah untuk dimonitor dan dikembangkan dengan cara
mengetahui indicator secara tepat. Untuk mengetahui kriteria yang mendukung kinerja
pembahasan.
(pendapatan th t-1)
Pendapatan x 100 %
Total Aktiva
Total Aktiva
kegiatan-kegiatan penting yang harus ada agar tujuan yang ditetapkan oleh
Pendapatan
dilakukan survey.
Faktor belajar dan tumbuh sangat penting bagi perusahaan untuk dapat
bertahan hidup atau tidak di masa yang akan datang, terutama dala persaingan
kayawan.
Pendapatan x 100%
Jumlah karyawan
menentukan terhadap hasil penelitian. Agar diperoleh sampel yang repesentatif maka
dapat dilakukan dengan sampel acak atau random, yaitu suatu teknik pengambilan
sampel dengan mengambil individu-individu untuk sampel dari populasi acak. Cara
ini memberikan kesempatan yang sama kepada setiap individu dalam populasi tanpa
membedakan goongan atau status sosialnya untuk menjadi anggota sampel. Adapun
untuk menentukan jumlah sampel yang representatif dapat digunakan cara Cochran,
Dimana :
α = Tingkat Ketelitian
5 Pengolahan Data
data yang lebih berarti dan dapat dijadikan dsar bagi proses selanjutnya dalam
1. Melakukan uji validitas data dan reliabilitas terhadap kuisioner yang telah
disebar.
A. Uji Validitas
a. Menentukan Hipotesis
valid).
dalam item
Jika nilai rhitung bernilai positif, serta rhitung > rtabel maka H0 diterima
Jika nilai rhitung bernilai positif, serta rhitung < rtabel maka H0 ditolak
Jika nilai rhitung bernilai negatif, serta rhitung > rtabel maka H0 ditolak
e. Membuat kesimpulan
B. Uji Reliabilitas
a. Menentukan Hipotesis
(tidak reliabel).
baik.
Jika nilai rhitung bernilai positif, serta rhitung > rtabel maka H0 diterima
Jika nilai rhitung bernilai positif, serta rhitung < rtabel maka H0 ditolak
Jika nilai rhitung bernilai negatif, serta rhitung > rtabel maka H0 ditolak
e. Membuat kesimpulan
perspektif
5. Menghitung skor kinerja yang telah dicapai perusahaan selama ini dengan
Keterangan :
dikembangkan
dikembangkan
dikembangkan
peneliti.
Strategy.
analisis dan pembahasan terhadap hasil pengolahan data dan merupakan hasil
pengukuran kinerja dengan metode Balanced Scorecard dan OMAX sehingga dapat
diketahui kondisi kinerja perusahaan, dan kemudian merancang stategi Blue Ocean
Kesimpulan yang diambil didasarkan pada hasil analisa data setiap tolok ukur pada
masing-masing perspektif dan desain stategi Blue Ocean Strategy yang telah
pihak manageman perusahaan agar kondisi rumah sakit menjadi lebih baik dan dapat
menunjang target perusahaan dalam memasuki Blue Ocean Startegy, maupun untuk
Menetapkan Tujuan
Penelitian
Pengumpulan Data
Tidak Dengan Ya
Kuisioner ?
Pengumpulan Data
Melalui Wawancara / Penyusunan Kuisioner
Observasi
Penyebaran Kuisioner
Penentuan Objek
Wawancara / Observasi
Uji Validasi dan
Reliabilitas
Penyusunan Pertanyaan
Wawancara
Tidak
Valid /
Reliabel ?
Pelaksanaan
Wawancara / Observasi
Ya
Analisis Pengukuran
Kinerja
Selesai