You are on page 1of 58

DARAH LENGKAP

Dr.Indah Widyaningsih
Fakultas Kedokteran
Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya

Pendahuluan

 Sering istilah ini ada pada pemeriksaan darah


rutin.
 Terdiri dari : - Hemoglobin
- Eritrosit
- Hematokrit ( PCV )
- Retikulosit
- Laju Endap Darah
- Trombosit
- Lekosit dan hitung jenisnya
- Hapusan darah tepi
2

1
…pendahuluan
 Darah terdiri: sel darah dan plasma
 Pemeriksaan darah lengkap →
diagnosis.
 Memberi informasi → proses patologis.
 Alat monitor kemajuan suatu terapi.
 Di laboratorium sering menggunakan
alat ukur secara otomatis → Complete
blood count.
3

HEMOGLOBIN
 Terdiri : Haem dan globin
 Haem : Fe dan protoporfirin →
mitokondria
 Globin : rantai asam amino ( 1 pasang
rantai α dan 1 pasang non α ).
 Fungsi : transport oksigen ke paru dan
jaringan

2
 Kadar tergantung :
- Usia
- Jenis kelamin
- geografis
 Harga normal :
- Dewasa : laki-laki : 13,4 – 17,7 g/dl
perempuan : 11,4 – 15,1 g/dl
- Bayi baru lahir : 16,5 ± 3 g/dl

Kdr Hb < : Anemia


Kdr Hb > : Polisitemia

Penentuan kadar Hb
 Metode acuan: Sianmethemoglobin (
dengan lar Drabkins ) dibaca dengan
metode kolorimetri ( spektrofotometer
).
 Cara Sahli ( asam hematin ) dibaca juga
dengan metode kolorimetri.( dikerjakan
praktikum ).

3
. Metode Hematin Asam (Sahli)
 Prinsip : darah+ lar.HCl → Hb diubah oleh
HCl menjadi hematin-asam .
 Setelah hematin-asam terbentuk
sempurna (10 menit) → encerkan dgn
akuades sampai warnanya sama dgn
warna standar → baca kadar Hb pada
skala di tabung Sahli
 Cara ini cepat, simpel, murah , tapi
akurasinya kurang (kesalahan >10%)

- Alat yang diperlukan :

 Hemoglobinometer terdiri :
- Gelas berwarna coklat (standar-
warna)
- Tabung Sahli dgn skala (dlm g% atau
g/dl )
- Pipet Sahli dgn volume 20 cmm .
- Pengaduk dari gelas .
- Pipet pasteur .
8

4
 Reagen :
- larutan HCl 0.1N
- Akuades .
Prinsip pemeriksaan :
- Hb + asam lemah → asam hematin
(gelap lar.asam hematin diencerkan
sampai warnanya sama dengan warna
standar ).

- Prosedur pemeriksaan :

1. Isi tabung Sahli dgn lar.HCl 0.1N sampai


angka 2 g% .
2. Hisap darah kapiler atau sampel darah-
EDTA dgn pipet Sahli sampai tepat pada
tanda 20 cmm (=20 µl)
3. Bersihkan bagian luar pipet dengan
kapas/kertas tissue kering (hati-2)
4. Tiup darah dari pipet kedalam lar.HCL 0.1N
dalam tabung Sahli (hati-2 jangan sampai
timbul gelembung udara)
10

5
5. Bilas pipet Sahli beberapa kali dgn lar.HCl dalam
tabung Sahli (isap & tiup lar.HCl beberapa kali)

6. Biarkan 10 menit untuk terbentuknya hematin-


asam yg sempurna (minimal 95%)

7. Encerkan lar.hematin-asam dgn akuades tetes


demi tetes sambil diaduk sampai warna larutan
sama dgn warna standar pada gelas-kotak .

8. Baca meniskus larutan pada tab.Sahli (g% atau


g/dl)

11

12

6
 Keuntungan sianmethemoglobin : lebih
teliti dapat mengukur semua bentuk
hemoglobin.
 Faktor kesalahan pada metode Sahli:

- Alat dan reagen yang kurang


sempurna
- Pengambilan darah kurang baik
- Kesalahan melihat warna dengan
standar 13

ERITROSIT
 Pengukuran jumlah eritrosit.
 Pada saat lahir SDM paling tinggi
berangsur menurun pada dewasa.
 Sel Eritrosit dibentuk dalam sumsum
tulang pipih dan proximal dari tulang
panjang.
 Umur 120 hari di peredaran darah.
 Tua → di hancurkan di RES( hati, limpa
). 14

7
 Nilai normal :
- Laki – laki dewasa : 4,3 jt – 5,9 jt
- Wanita dewasa : 3,9 – 4,8 jt
- Bayi : 5,0 – 7,0 jt
- Anak, 3 bulan : 3,2 – 4,8 jt
- 1 tahun : 3,6 – 5,2 jt
- 10 – 12 tahun : 4,0 – 5,4 jt.
15

- Reagen untuk Hitung Eritrosit :

Larutan Hayem :
HgCl2 0.25 g
NaCl 0.50 g
Na2SO4 2.50 g
Aquadest ad 100 ml

16

8
- Prosedur Pemeriksaan :

 Hisap darah-EDTA atau kapiler dengan


Pipet Eritrosit Thoma sampai tanda 0.5
dan encerkan dgn Lar.Hayem sampai
tanda 101 → pengenceran (dilusi) 200
x

 Campur larutan darah-Hayem ( kocok


pipet dgn arah tegak lurus sumbu
pipet) 17

 Bersihkan kamar hitung dan beri tutup


cover-glass diatas kotak-hitung
 Buang ± 4 tetes Larutan Darah-Hayem
dari pipet , kemudian isikan larutan Darah-
Hayem berikutnya ke dalam kamar-hitung
melalui tepi cover-glass .
 Biarkan 3 menit agar eritrosit mengendap
 Letakkan Kamar Hitung dibawah
mikroskop dan lihat gambaran kamar-
hitung dengan lensa obyektif 10x . 18

9
 Selanjutnya, dengan obyektif 45x hitung
jumlah eritrosit yang ada dalam 5 kotak
kecil (=N) di bagian tengah kotak-hitung (
5 kotak-”R”) → Vol.5 kotak-R = 5 x 0.2
x 0.2 x 0.1 = 0.02 cmm

 Cara penghitungan :
Juml.Eri/cmm =
N x 1/0.02 x 200 (pengenceran)
= N x 50 x 200 = 10000 N
19

20

10
- Kamar Hitung Improved Neubauer

21

22

11
23

Indeks Sel Darah Merah


 Untuk menentukan ukuran sel darah merah dan
Hemoglobin yang terkandung.
 Terdiri :
1. MCV ( mean corpuscular volume ):
rata-rata volume SDM.
MCV = PCV X 10
jumlah sdm
Nilai normal : 76 – 96 fl
< → mikrositer
N → normositer
> → makrositer
24

12
2. MCH (mean corpuscular hemoglobin)
berat molekul Hb rata-rata dalam SDM

MCH = Hb X 10
jumlah sdm
Nilai normal : 27 – 32 pg

25

3. MCHC ( mean corpuscular hemoglobin


concentration ).
Menunjukkan kadar Hb rata-rata dalam
1 SDM.
MCHC = Hb X 100%
PCV
Nilai normal : 30 – 35 %
Dalam batas normal : normokrom
Kurang dari normal : hipokrom.
26

13
Gambar Eritrosit dan trombosit

27

- Gambaran hapusan Normokromik-


Normositik , perhatikan perbandingan ukuran
eritrosit dengan inti limfosit kecil .

28

14
- Gambaran Eritrosit mikrositik - Hipokrom

29

Hematokrit ( Hct / PCV )


 % volume SDM terhdap volume darah.
 Prinsip : darah + antikoagulan →
sentrifus pada waktu tertentu dan
kecepatan tertentu.
 Nilai normal : wanita : 45 – 47 %
pria : 40 – 42 %

30

15
 Pemeriksaan Hct :

1. Makrohematkrit → tabung Wintrobe


2. Mikrohematokrit → tabung kapiler
dengan atau tanpa antikoagulan.

 Satuan dalam %

31

WINTROBE MICRO
HEMATOCRIT
Tabung 10 cm x 2.5 mm Kapiler 75 x 1 mm
Sampel Drh-EDTA 1 ml Drh-EDTA → plain
Drh-Heparin Drh langsung →
heparinized
Sentrifu 2000 g/30 men 10.000-15.000 g/3-5
s menit
♂ : 40 - 54% ♂ : 40 – 54%
Normal ♀ : 37 – 47% ♀ : 37 – 47%
32

16
33

34

17
35

Hct ↑ : - polisitemia
- Makrositosis
- Dehidrasi

Hct ↓ : - Anemia
- Mikrositosis
- Dilusi ( ivfd )
36

18
plasma

a
Buffy coat

b HCT = b/a X 100 %


sdm

37

 Faktor kesalahan :
- Kecepatan dan waktu sentrifus
- Pemasangan tornikuet yang lama

38

19
RETIKULOSIT
 Sel darah merah muda.
 Mengandung sisa ribosom dan sisa
asam ribonukleat dan dapat bereaksi
dengan BCB ( Briliant Cresent Blue )
atau new Metilen Blue membentuk
granul atau filamen.
 Ukuran lebih besar dari SDM.
 Dijumpai pada sum tul ataupun darah
tepi. 39

- Penghitungan Retikulosit :

 Dilakukan dengan menghitung


retikulosit dalam 1000 eritrosit,
dinyatakan dalam % .
 Retikulosit dijumpai dalam sumsum
tulang, setelah mengalami maturasi
selama 2 hari → dilepaskan kedarah
tepi, beredar selama 1 hari untuk
kemudian menjadi eritrosit matur .
 Hitung retikulosit yg tepat dapat
mencerminkan aktivitas eritropoisis . 40

20
 Pada Anemia penghitungan retikulosit
perlu dikoreksi, karena jumlah eritrosit
relatif rendah sehingga jumlah retikulosit
yg terhitung relatif tinggi :

PCV
penderita
 Corrected Retic = % Retik x --------------
PCV normal

(PCV normal pria = 50% ; wanita = 40%)


41

 Pada kondisi tertentu Corrected Retic msh blm


menggambarkan eritropoisis krn pengaruh Shift
Retic (retik yg berada di darah tepi lebih lama
sebelum menjadi eritrosit matur)
Besarnya shift sebanding dgn rangsangan
eritropoitin .
 Koreksi :
Corrected
Reticulocyte
Indeks Prod.Retik = ------------------------
(IPR) Maturation Time

42

21
 Waktu maturasi :
PCV Waktu
40 – 45 % 1 hr
35 – 39% 1½ hr
25 – 34% 2 hr
15 – 24% 2½ hr
< 15% 3 hr
43

 Pada Perdarahan, selama sum.tulang msh baik,


6 jam kemudian terjadi reaksi eritropoisis, 2-3
hari kemudian terjadi pe↑ retikulosit (max pd
hari 6-10)

 Bila pada anemia retikulosit tidak me↑ :


a. Gangguan sum.tulang (hipoplasia,
infiltrasi sel-2 ganas)
b. Defisiensi Mineral, Vitamin, Protein
c. Eritropoisis inefektif atau kadar
Eritropoitin rendah .
44

22
- Pemeriksaan Retikulosit :

1. Cara manual :
- Pengecatan dgn Brilliant Cresyl
Blue (BCB) atau New Methylene
Blue (NMB)

2. Cara Otomatik :
- Dengan alat hitung sel darah
elektronik (otomatik)
45

Hitung Retikulosit cara Manual


(Pengecatan) :

 Reagen :
Brilliant Cresyl Blue 1 g
NaCl 0.85 g
Natr.Sitrat 0.40 g
Aquadest ad 100 ml

46

23
Prosedur Hitung Retikulosit ( BCB )

 Masukkan 2 tts darah-kapiler / darah-EDTA


dan 2 tts BCB kedalam botol kecil .
 Campur baik-baik, tunggu 15 menit .
 Buat sediaan basah dan sediaan hapus kering
.
Sediaan basah : teteskan 1 tts lar.darah-
BCB diatas gelas obyek dan tutup dgn cover-
glass, tepi cover-glass beri vaselin agar
sediaan tidak kering .Sediaan kering : buat
hapusan darah tepi.
47

- Catatan :

 Pada Anemia, jumlah cat dikurangi ( 1


vol. cat untuk 2 vol.darah )

Hati-2 dalam menilai retikulosit :


- Granula lekosit tercat dgn BCB
- Jangan tersisa endapan cat →
endapan cat diatas eritrosit
dianggap retikulosit .
Angka Kesalahan : > 25%
48

24
 Nilai normal Retikulosit :
dewasa : 0.8 – 1,5%
bayi : 2 – 6%

49

50

25
LAJU ENDAP DARAH
 Kecepatan mengendap SDM.
 Satuan : mm/jam
 Tahapan :
1. Pembentukan Rouleaux.
2. Fase pengendapan cepat .
3. Fase pengendapan lambat.

51

- Faktor yg mempengaruhi LED :

1. Faktor Sel Darah Merah


2. Faktor komposisi plasma
3. Faktor teknis

52

26
1. Faktor Sel Darah Merah :

a. Aglutinasi eritrosit & pembentukan


rouleaux ( makin besar masa eritrosit
makin mudah terbentuk roeleux, makin
cepat mengendap ).

b. Bentuk Eritrosit (bentuk Sferis, Bulan


Sabit), mempersulit pembentukan
rouleaux → pengendapan lambat →
LED ↓
53

c. Ukuran eritrosit ( makrosit


mempercepat pengendapan )

d. Jumlah eritrosit/cmm :
jumlah eritrosit yang rendah
mempercepat pengendapan sel
→ LED ↑ .

54

27
2. Faktor komposisi plasma :
LED ↑: - peningkatan makromolekul
plasma, peningkatan
perbandingan globulin
terhadap albumin,
peningkatan
kadar fibrinogen.
LED ↓: peningkatan viskositas 55
plasma.

3. Faktor teknis :
- LED ↑ : tabung dimiringkan, tabung
terlalu panjang.
- LED ↓ : diameter tabung lebih kecil,
tidak segera memeriksa darah, anti
koagulan berlebihan.

56

28
 Cara pemeriksaan :
1. Tabung Westergen
2. Tabung Wintrobe

57

 Tabung Westergen :
- Darah dan na sitrat 3,8%, dengan
perbandingan 4:1. Bila digunakan
darah EDTA, maka darah diencerkan
dulu dengan lar fisiologis dengan
perbandingan darah : lar fisiologis
4 : 1.
- Hisap darah s/d tanda 0, letakkan
tegak lurus pada rak, baca kolom dalam
1 jam.
- Nilai normal : pria : 2 – 13 mm/jam
wanita : 2 – 20 mm/jam

58

29
 Tabung Wintrobe :
- Darah EDTA, masukkan dalam
tabung Wintrobe, taruh tegak lurus
pada rak. Baca dalam 1 jam.

- Nilai normal : 10mm/jam

59

 Catatan :
1. Tabung harus bersih dan kering.
2. Antikoagulan tercampur baik.
3. Posisi tabung tegak lurus.
4. Kolom darah tidak boleh ada
gelembung udara.
5. Harus segera dikerjakan.

60

30
61

62

31
63

TROMBOSIT
 Penting untuk membantu diagnosis
perdarahan.
 Fungsi → menghentikan perdarahan
dan menjaga keutuhan dinding kapiler.
 Peningkatan → trombositosis
 Penurunan → trombositopenia.
 Nilai normal : 150 – 400ribu

64

32
 Cara penghitungan : Langsung dan tidak
langsung.
 Cara langsung : dengan metode Rees
Ecker.
 Cara tak langsung : dengan membuat
hapusan darah tepi dan dihitung jumlah
trombositnya ( pembesaran 100X ).
FN 18 : juml trombo dalam 18 lap
pandang X 1000= juml trombosit/mm³
FN 22 : juml trombo dalam 11 lap
pandang X 1000 = juml trombosit/mm³.
65

Cara pemeriksaan langsung :


1. Campur darah dan antikoagulan.
2. Hisap dengan pipet eritrosit, encerkan
dengan lar Rees Ecker.
3. Kocok ± 3 menit.
4. Buang 3 – 4 tetes. Masukkan dalam kamar
hitung, biarkan 15 menit pada alas yang
lembab.
5. Hitung jumlah trombosit pada kamar
lekosit. 66

33
Cara penghitungan :

juml trombo X 1 X pengenceran


vol kotak ( 200X )
lekosit

67

 Reagen dengan metode Rees Ecker :


Sodium citrat 3.8 g
Brilliant cresyl blue 0,1 g
Formaldehide 40 % 2,2 ml
Aquadest ad 100 ml

68

34
Gambar Trombosit ( yang merah
)

69

Lekosit

 Jumlah lekosit dinyatakan dalam


jumlah/cmm atau jumlah x 109/l .

 Nilai normal :
4 thn-Dewasa : 5000-11000/cmm atau
5–11 x 109/l .
Neonatus : 10000-30000/cmm
Usia 1 mgg : 10000/cmm

 Variasi diurnal : jumlah pd siang hari > pagi


.
Lekosit ↑ pada olah raga, tegang, cemas .
70

35
- Komposisi Jenis Lekosit :

 Netrofil : 2.0 – 7.5 x 109/l


 Eosinofil : 0.04 – 0.4 x 109/l
 Basofil : 0.02 – 0.1 x 109/l
 Limfosit : 1.5 – 4.0 x 109/l
 Monosit : 0.2 – 0.8 x 109/l

71

- Lekositosis :
jumlah lekosit > normal
paling sering karena netrofil ↑
(netrofilia)
dan limfosit yg ↑ (limfositosis)

- Lekopenia :
Jumlah lekosit < normal
72

36
- Distribusi Netrofil dalam darah :

 Circulating Granulocyte Pool (CGP) :


- yaitu netrofil yang beredar di sirkulasi
- CGP ini yang terhitung pada Hitung
Lekosit .
 Marginated Granulocyte Pool (MGP) :
- yaitu netrofil yang berada sepanjang
dinding pembuluh darah .
 Total Granulocyte Pool (TGP) :
- yaitu CGP + MGP
73

- Perubahan pola distribusi Netrofil :

 Olah-raga
 Epinefrin → me↑ CGP sampai 50% ,
 Hipoksia me↓ MGP, tapi TGP
 Stres tetap →
pseudonetrofilia
 Endotoksin mobilisasi MGP ke CGP,
Kortikosteroid mobilisasi dr sum.tul ke
CGP → TGP ↑

74

37
Keadaan2 dgn jumlah lekosit patologis :

1.Eosinofilia :
- Reaksi alergi
- infeksi parasit
- lekemia jenis eosinofil
2. Netrofilia :
- apendisitis
- lekemia jenis mielositik
- infeksi bakteri

75

3. Netropenia :
- infeksi bakteri & virus.
- Salmonelosis.
- Hipersplenisme.
- obat.
4. Limfositosis :
- infeksi virus.
- Lekemia jenis limfosit
76

38
5. Monositosis :
- Tuberkulosis.
- Subacut bacterial endocarditis.
- Lekemia jenis monositik.

77

- Hitung Lekosit :

1. Manual dengan kamar hitung :


hemositometer) → perlu pipet, kamar-
hitung, lar.pengencer (Turk, as.asetat
3%) dan mikroskop .

2. Alat Hitung Otomatis (metode elektronik)

Hitung lekosit harus dikoreksi bila dijumpai


banyak normoblast dlm darah tepi .

78

39
1. Hitung Lekosit dgn Kamar-Hitung :

 Hisap darah kapiler atau darah-EDTA dgn


pipet leko dari Thoma sampai tanda ‘0.5’
kemudian hisap lar.pengencer ( turk )sampai
tanda ’11’ (pengenceran 20x )
 Buang 4-5 tetes lar. dari pipet selanjutnya
masukkan lar.darah kedalam kamar-hitung
 Letakkan kamar-hitung dibawah mikroskop →
hitung jumlah lekosit dalam 4 Kotak-W (dgn
obyektif 10x)

79

80

40
- Kalkulasi :

 Misalnya juml.lekosit dlm 4 kotak-W =


N.
Vol.4 Kotak-W= 4x1x1x0.1 = 0.4mm3.

 Jumlah lekosit / mm3 =

1/0.4 x dilusi x N =
2.5 x 20 x N = 50 N
81

- Catatan :

 Pengenceran lekosit sebaiknya


menggunakan pipet mikro (lebih
akurat)
 Beda jumlah lekosit antara 1 kotak dgn
kotak lainnya < 12 sel.
 Angka kesalahan : 15%

82

41
- Nilai Normal Jumlah Lekosit :

 ♂, dewasa : 4.0 – 11.0 x 109/l


(di P.K) 4.7 – 10.3 x 109/l
 ♀, dewasa : 4.3 – 11.3 x 109/l
(di P.K)
 Neonatus : 10 - 26 x 109/l
Bayi, 1 thn : 6 - 18 x 109/l
Anak,4-7 thn : 5 - 15 x 109/l
Anak,8-12 thn : 4.5 – 13.5 x 109/l
83

- Hitung Jenis Lekosit :

 Yaitu menghitung dan mengelompokkan


lekosit sesuai jenisnya yg tampak di HDT
untuk menentukan jumlh relatif tiap jenis
lekosit .
 Umumnya dihitung 100 lekosit, tapi makin
banyak lekosit yg diamati, makin baik .
 Pengamatan lekosit dilakukan pada counting
area , bila lekosit dijumpai < 100, buat HDT
baru sehingga diperoleh 100 sel

84

42
 Normal ada 6 jenis lekosit :

Eosinofil/Basofil/Stab netr/Segmen
netr/ Limfosit/Monosit

Pada Hitung Lekosit dgn cell counter,


netrofil stab tak dapat dibedakan dari
netrofil segmen .

 Angka kesalahan : 10 – 15%


85

86

43
1. mieloblas, 4. metamielosit, 6. N.Segmen, 8. Monosit

87

2. promielosit, 5. Stab.N, 6. Segmented N, 7. Eosinofil

88

44
89

90

45
- Istilah “shift” untuk Netrofil :

- Shift to the left :


yaitu pe↑ proporsi netrofil
imatur/berlobus satu (netrofil-batang
pada hitung jenis)

- Shift to the right :


yaitu pe↑ proporsi netrofil
matur/berlobus banyak (netrofil-
segmen pada hitung jenis) 91

- Beberapa versi penggolongan Netrofil :

 Schilling :
Netrofil dibagi atas Mielosit(0%),
metamielosit (0%), Netrofil-batang (2-6%)
dan netrofil-segmen (55-75%)

 Forley :
Netrofil imatur (mieloblas-netrofil-batang)=
sel non-filament
Netrofil-matur (netrofil-segmen) = sel
filament
92

46
HAPUSAN DARAH TEPI
 Paling banyak dengan slide.

 Cara pembuatan :
1. Teteskan 1 tts darah antikoagulan/
kapiler diatas objek gelas.
2. Pegang gelas penghapus dengan
membuat sudut ± 30˚, geser dan buat
suatu hapusan darah.
3. Keringkan, jangan ditiup !.
4. Fiksasi dengan metanol → kering.
5. Beri cat, sampai merata, tambahkan buffer dengan volume 1 -
1½ x lebih banyak dari catnya, biarkan ± 20 menit pada posisi
horisontal, bilas dengan aqua atau air mengalir.

93

 Lar Buffer , buffer phosphat ph 6,4


dengan komposisi : KH2PO4 6,63 g
Na 2 PO4 3,20 g
Aquades 1L

94

47
Pengecatan hapusan darah :
- Wright
- Giemsa
- Jenner
- May Grunwald Giemsa
Beda Wright dan giemsa :
wright → mengandung metanol
95

Penilaian hapusan darah


 Syarat hapusan yang baik → tipis, SDM
dan lekosit terpisah satu dengan yang
lain, 2/3 slide, tidak boleh mengandung
endapan cat, distribusi lekosit merata
tidak menggerombol di ekor hapusan

96

48
 Pemeriksaan dengan objektif 10 X :
- Menilai hapusan darah baik/tidak
- Menaksir jumlah lekosit pada
counting area.
- Ada atau tidak sel – sel abnormal

97

 Pemeriksaan 100 x, dengan


menggunakan minyak imersi :
1. Sel Darah Merah, lihat ukuran warna,
bentuk sel.
2. Lekosit yg dinilai : morfologi, bentuk,
hitung jenis.
3. Trombosit yg dinilai : jumlah,
ukuran. 98

49
99

- Sudut penggesekan dgn gelas obyek dan HDT


yang ideal dgn counting area nya :

100

50
101

102

51
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 %
Eos / / / / 4
Baso / 1
Stab / / / / / 5
Segmen //// //// /// //// /// /// /// /// /// /// 59
// / /// / / / / / / / /
///
Limfo // /// //// // /// /// // /// // /// 27
Mono / / / / 4
Juml 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
103

 Bila dijumpai normoblast dalam jumlah cukup


banyak (≥ 10 dlm 100 lekosit), perlu dilakukan
koreksi terhadap hasil hitung lekosit , karena inti
normoblast akan ikut terhitung sebagai lekosit :

Tentukan jumlah normoblast dalam 100 lekosit ,


misalnya N .

Koreksi Lekosit =

100 / (100 + N) x Hit.Lekosit

104

52
105

106

53
107

- Ovalosit (eliptosit) = bentuk eritrosit yg


oval
seringkali herediter

108

54
- Sel Target = codocyte ; dibagian
tengah
CP didapatkan bagian yg tercat gelap .

109

- Sel Krenasi (crenated cell =


Echinocyte)

110

55
- Gambaran Anisositosis = eritrosit
dengan
ukuran yang bervariasi .

111

- Acanthocyte = eritrosit dgn taju-taju


yang
runcing dan tidak beraturan panjangnya

112

56
- Tear Drop Cells = dacryocyte ;
eritrosit
berbentuk tetesan air .

113

- Formasi Rouleaux = tumpukan eritrosit


seperti tumpukan uang logam (stalk of
coins)

114

57
115

58

You might also like