You are on page 1of 5

SISTEM SOSIAL INDONESIA

-Paradigma dalam Teori Struktural Fungsional


dan Teori Konflik Dialektika-

A. Paradigma dalam Teori Struktural Fungsional


Asumsi Dasar :

 Setiap masyarakat merupakan suatu struktur unsur yang relative gigih dan stabil.
 Mempunyai struktur unsur yang terintegrasi dengan baik.
 Setiap unsur dalam masyarakat mempunyai fungsi, memberikan sumbangan pada
terpeliharanya masyarakat sebagai suatu sistem.
 setiap struktur sosial yang berfungsi didasarkan pada konsensus mengenai nilai di
kalangan para anggotanya.
 Konsep yang penting dalam perspketif ini adalah struktur dan fungsi, yang menunjuk
pada dua atau lebih bagian atau komponen yang berbeda dan terpisah tetapi berhubungan
satu sama lain.

1. Auguste Comte (1798-1857)

 Bapak Sosiologi, anggapannya sosiologi terdiri dari dua pokok, yaitu social statistic
dan social dynamics.

 Sebagai social statistics sosiologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari


hubungan timbal balik antara lembaga-lembaga masyarakat.

 Social dynamics meneropang bagaimana lembaga tersebut berkembang dan


mengalami perkembangan sepanjang massa.

 Tiga tahap perkembangan pikiran manusia :

a. Tahap teologis,ialah tingkat pemikiran manusia bahwa semua benda di dunia ini
mempunyai jiwa dan disebabkan oleh kekuatan yang berada diatas manusia.
b. Tahap metafisis, pada tahap ini manusia masih percaya bahwa gejala di dunia ini
disebabkan oleh kekuatan diatas manusia.

c. Tahap positif, merupakan tahap dimana manusia telah dapat berpikir secara ilmiah.
Pada tahap ini berkembanglah ilmu pengetahuan.

2. Robert K. Merton

Menurut teori ini masyarakat merupakan suatu sistem sosial yg terdiri atas bagian-bagian
atau elemen yg saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan. Perubahan yg
terjadi pada satu bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian yang lain.
Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap struktur dalam sistem sosial, fungsional terhadap yang
lain. Sebaliknya kalau tidak fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau akan hilang
dengan sendirinya. Robert K. Merton bahwa obyek analisa sosiologi adalah fakta sosial
seperti: peranan sosial, pola-pola institusional, proses sosial, organisasi kelompok,
pengendalian sosial dan sebagainya.

3. (Kingsley Davis dan Wilbert Moore)

Menurut mereka dalam masyarakat pasti ada stratifikasi atau kelas, stratifikasi sosial
merupakan fenomena yang penting dan bersifat universal. Stratifikasi adalah keharusan
fungsional, semua masyarakat memerlukan sistem seperti dan keperluan ini sehingga
memerlukan stratifikasi. Mereka memandang sistem stratifikasi sebagai sebuah struktur, dan
tidak mengacu pada stratifikasi individu pada system stratifikasi, melainkan pada sistem
posisi (kedudukan).

4. Taclott Parsons
Fungsionalisme Struktural Parsons mengenal empat fungsi penting untuk semua system dan
terkenal dengan istilah AGIL. Fungsi-fungsi penting tersebut ialah Adaptation, Goal
Atteinment, Integration, dan Latency.

Agar dapat bertahan setiap sistem harus :

 Adaptation, Sistem tersebut harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan


setelah itu membuat lingkungan sesuai dengan kebutuhan.

 Goal Atteinment, Sistem tersebut harus mendefenisikan dan mencapai tujuannya.

 Integration, Sistem tersebut harus mampu mensinergiskan antar komponen dalam


sistem tersebut dan juga ketiga fungsi yang lain (Adaptation, Goal Atteinment,
Latency).

 Latency, Sistem tersebut juga harus memelihara dan mendialektikakan pola-pola


kultural yang menopang dan menciptakan motivasi.

5. Emile Durkheim

Memperkenalkan pendekatan fungsionalisme yang berupaya menelusuri fungsi berbagai


elemen sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial. Mengungkapkan
bahwa masyarakat adalah sebuah kesatuan dimana didalamnya terdapat bagian – bagian yang
dibedakan. Bagian-bagian dari sistem tersebut mempunyai fungsi masing – masing yang
membuat sistem menjadi seimbang. Bagian tersebut saling interdependensi satu sama lain
dan fungsional, sehingga jika ada yang tidak berfungsi maka akan merusak keseimbangan
sistem. Dalam bukunya Division of Labour in Society, memiliki tema utama tentang analisa
pengaruh atau fungsi kompleksitas dan spesialisasi pembagian kerja dalam struktur sosial
dan perubahan-perubahan yang diakibatkannya dalam bentuk-bentuk pokok solidaritas
sosial. Singkatnya, menurut Durkheim, pertumbuhan dalam pembagian kerja meningkatkan
suatu perubahan dalam struktur sosial dari solidaritas mekanik ke solidaritas organic.

6. Herbert Spencer (1820 – 1903)


Herbert Spencer dapat digolongkan tokoh struktural fungsional klasik. Mempublikasikan
Sosiology dan memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat
seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang
tergantung satu sama lain. Dalam karyanya Spencer melakukan perbandingan antara
organisme individu dan organisme sosial, dan mengamati sebagaimana organisme biologis,
masyarakat manusiapun berkembang secara evolusioner dari bentuk sederhana ke bentuk
konpleks. Dalam proses peningkatan kompleksitas dan diferensiasi ini, terjadi pula
diferensiasi fungsi, terjadinya perubahan struktur disertai dengan perubahan pada fungsi,
Konsep utama teori evolusi Spencer adalah: Pertumbuhan, Pembedaan, Pengintegrasian, dan
Adaptasi.

7. Alfred Vierkandt (1867-1953)

Dasar semua struktur sosial adalah ikatan emosional, tak ada konflik antara kesadaran
individual dengan kelompok, oleh karena itu individu tunduk pada tujuan kelompoknya.

8. Plato (429-347 SM)

Seorang filosofis Romawi. Dia merumuskan teori tentang bentuk negara yang dicita-citakan
yang organisaisinya didasarkan pada pengamatan kritis terhadap system social yang ada pada
zamannya. Menurutnya masyarakat merupakan refleksi dari manusia perorangan. Masyarakat
di analogikan dengan organisme biologis. Suatu pendekatan yang sering kali kita kenal
sebagai organismic approach, Plato misalnya membandingkan 3 kelas sosial yaitu penguasa,
militer, dan kaum pekerja tangan, masing-masing dengan daya pikir perasaan, semangat dan
nafsu.

9. Bronislaw Malinowski dan A.R.Radclief Brown

Masyarakat sebagai organisme hidup. Keduanya menyumbangkan pikiran mereka tentang


hakikat, analisa fungsional yang di bangun di atas model organism. Dalam batasanya tentang
beberapa konsep dasar fungsionalisme dalam ilmu sosial, Bronislaw-Radclief (1976:503-
511) mengenai fungsionalisme-struktural merupakan dasar bagi analisa fungsional
kontemporer: fungsi dari setiap kegiatan yang berulang seprti hukuman kejahatan, upacara
penguburan merupakan bagian dalam kehidupan sosial sebagai keseluruhan merupakan salah
satu dari wujud pemeluharaan kelangsungan structural. Bronislaw-radclief (1976:505).

10. Michael J. Jucius

Michael J. Jucius (dalam Soesanto, 1974:57) mengungkapkan bahwa fungsi sebagai aktivitas
yang dilakukan oleh manusia dengan harapan dapat tercapai apa yang diinginkan. Michael J.
Jucius dalam hal ini lebih menitikberatkan pada aktivitas manusia dalam mencapai tujuan.

You might also like