You are on page 1of 2

boni.agung@gmail.

com

Hubungan CSR dengan Job analysis

Job analysis merupakan prasyarat mutlak dalam mewujudkan tujuan keberlanjutan


perusahaan. Di tataran praktis hal ini berarti setiap tahapan manajemen CSR harus
didasarkan pada kajian dan penilaian seksama. Hasil kajian yang baik akan mendukung
perumusan rencana kegiatan yang handal. Hal yang sama juga menjadi landasan kokoh
dalam pelaksanaan kegiatan, sekaligus menjadi sumber sahih dari kegiatan pemantauan
dan evaluasi keberhasilan program CSR. Atas dasar inilah Assessment kuantitatif maupun
kualitatif ditempatkan dalam urutan pertama dalam ranah jasa yang ditawarkan.

Penilaian Sosial dan Lingkungan untuk Pengambilan Keputusan Investasi (Social and
Environmental Aspects of Investment Screening)

* Penilaian Dampak Sosial dan Lingkungan Projek (Social and Environmental Impacts
Assessment)
* Survei Data Dasar (Baseline Survey)
* Penilaian Kebutuhan Masyarakat (Community Needs Assessments)
* Pemetaan Isu Strategis dan Pemangku Kepentingan (Strategic Issues and Stakeholder
Mapping)
* Kajian Kebijakan dan Manajemen Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Review on
CSR Policy and Management)

Keberhasilan pada suatu organisasi harus dilakukan penilaian. Penilaian tim bertujuan
untuk mengidentifikasi keberadaan proses kerja tim yang bersangkutan. Idealnya sistem
penilaian dirancang untuk membantu organisasi yang berdasarkan tim yang memberikan
andil dalam mencerminkan; 1. Mendapatkan fungsi untuk menyediakan keahlian kepada
tim ketika dibutuhkan, 2. Membuat orang-orang dari fungsi yang berbeda pada tim untuk
berbicara dalam bahasa yang sama, sehingga mempunyai persepsi yang sama antar
anggota dan antar tim.

Ada dua tipe penilaian tim, yaitu "Result measures" mengatakan organisasi dimana dia
berdiri dalam usaha mencapai tujuan bukan bagaimana ia sampai disana bahkan lebih
penting apa yang seharusnya dilakukan secara berbeda. Sedangkan "Process measures"
memonitor tugas-tugas dan aktivitas melalui organisasi yang memperoleh hasil. Ada 4
langkah penciptaan proses pengukuran; 1. Definisikan apa jenis faktor-faktornya,
(seperti; waktu, biaya, kualitas, kinerja product), 2. Pemetakan proses cross-functional
yang digunakan men-deliver hasil, 3. Identifikasi tugas dan kapabilitas yang dibutuhkan
untuk mencapai kesuksesan.

Ada 4 petunjuk dalam memaksimalkan efektivitas dari team; 1. Tujuan sistem


pengukuran seharusnya dapat membantu tim, dalam mengukur kemajuannya, 2.
Pemberdayaan tim harus memainkan peran utama dalam merancang sistem penilaiannya
sendiri, 3. Tim bertanggung jawab untuk proses tersebut, 4. Tim seharusnya hanya
mengadopsi pengukuran yang berguna.

1
boni.agung@gmail.com

Ada satu keuntungan jika tim menciptakan sistem pengukurannya sendiriyaitu anggota
yang berasal dari fungsi yang berbeda harus dapat menciptakan dan menyesuaikan
bahasa yang sama untuk bekerja dalam tim yang efektif. Persepsi untuk menggunakan
bahasa yang tepat memungkinkan komunikasi secara tepat antar bagian, antar tim atau
antar fungsi. Pemahaman ini penting agar tidak terjadi misunderstanding yang dapat
menimbulkan salah persepsi, kekacauan atau konflik.

Sebagai suatu hasil dari peningkatan jumlah tim di dalam lingkungan bisnis ada suatu
peningkatan kepentingan untuk pemberdayaan tingkat yang lebih rendah dari individu
dan sebuah peningkatan kepentingan untuk memberikan reward atau penghargaan
terhadap inovasi dan kreativitas. Informalitas dan fleksibilitas akan menjadi hal umum.
Sebagai suatu hasil dari desentralisasi dimana tim dapat membantu mencapai tujuan
organisasi secara lebih cepat. Manajer menengah tidak akan lebih lama dalam peran
kediktatoran tetapi akan memerlukan transformasi yang cepat untuk berubah ke dalam
fasilitator, pembimbing, koordinator yang bertanggung jawab untuk mengembangkan
kompetensi tenaga kerjanya.

You might also like