You are on page 1of 5

KONDISI GEOLOGI SUNGAI CODE – BOYONG – OPAK

MORFOLOGI & FISIOGRAFI

Termasuk dalam fisiografi regional Jawa Tengah (van Bemmelen, 1949) termasuk
pada bagian barat Zona Pegunungan Selatan dan Depresi Tengah Jawa Bagian Selatan. ZOna
Pegunungan Selatan Jawa Tengah dibagi menjadi 3 wilayah geologi, yaitu : 1) Baturagung
range ; 2) Panggung Masif ; 3) Kambengan range.

Berdasarkan hasil penelitian anomaly Bouguer tahun 1982-1983 di lintasan Sentolo-


Yogyakarta-Bantul-Playen-Wonosari (lintasan barat-timur), batuan gunung api yang berumur
Miosen Awal (Baturagung Range) dan batugamping Miosen Tengah (Wonosari Basin)
mempunyai kemiringan landai kearah selatan. Bagian yang paling dalam dari Wonosari Basin
ini terletak di depresi Playen. Sedangkan bagian barat Baturagung Range dan Wonosari Basin
hingga dataran rendah Yogyakarta mempunyai gravitasi yang rendah

Geomorfologi daerah ini (Kali Code) terbagi menjadi 7 satuan morfologi, yakni:

1. Satuan Puncak Gunungapi


Terdapat di timur laut yang merupakan daerah puncak Gunung Merapi.
Bentuknya berupa kerucut gunungapi membentuk lembah-lembah sempit
memanjang menyerupai huruf V.
2. Satuan lereng gunungapi
Merupakan bagian lereng Gunung Merapi dengan kemiringan lereng melandai ke
arah selatan. Pola aliran parallel, litologi berupa endapan dan rombakan
gunungapi Merapi Muda yang terdiri dari tuf, breksi aliran lava, kerikil, pasir dan
aglomerat.
3. Satuan kaki gunungapi
Merupakan daerah kaki Gunung Merapi bagian selatan yang mencakup suatu
lembah memanjang yang dinamakan Graben Bantul. Di bagian barat dan timur
berbatasan dengan satuan morfologi perbukitan melandai sampai terjal, sedang
diselatan berbatasan dengan satuan morfologi dataran.
4. Satuan perbukitan melandai sampai terjal
Melampar dibagian barat dan timur. Pola aliran dendritik dan memiliki litologi
berupa batuan gunungapi tua berumur Tersier seperti breksi, tuf, dan aglomerat
namun ada juga konglomerat, batunapal tufan, batugamping, dan batupasir.
5. Satuan karst
Melampar dibagian tenggara hingga tepi laut. Memiliki litologi berupa
batugamping terumbu berumur Miosen yang telah mengalami karstifikasi dan
sebagian lainnya berupa kalkarenit tufan,
6. Satuan dataran
Melampar dibagian selatan dan barat. Memiliki pola aliran anastomitik. Litologi
berupa kerakal, kerikil, pasir, lanau dan lempung.
7. Satuan gumuk pasir
Melampar di bagian selatan hingga garis pantai Selatan. Litologi didominasi oleh
pasir lepas yang berukuran halus sampai kasar.

Pada umumnya ketiga sungai menunjukkan kenampakan morfologi vulkanik.

STATIGRAFI
Pada Kali Opak, formasi batuan yang tersingkap adalah Formasi Semilir, Formasi
Nglanggran, Formasi Wonosari sebagai produk geologi zaman Tersier, endapan Merapi muda
Serta Endapan Aluvial sungai dan pantai sebagai produk geologi zaman Kuarter.
Formasi Semilir tersusun atas litologi berupa perselingan antara breksi tuf, breksi
batu apung, serta batulempung tufan.
Formasi Nglanggaran tersusun atas breksi gunung api andesitan, lava intrusi andesit,
batupasir tufan, serta aglomerat.
Formasi Wonosari tersusun atas material karbonatan yang berupa batugamping
berlapis, napal dan batugamping terumbu.
Endapan Merapi muda tersusun atas endapan alluvial sungai dan pantai (Rahardjo,
dkk, 1995) yang menenmpati sebagian besar Depresi Yogyakarta dan wilayah pesisir
rendahan sekitar aliran Sungai Opak.
Pada Kali Boyong, terdapat 3 satuan. Satuan vulkanik merapi tua tersusun atas
breksi laharik, aglomerat dan leleran lava termasuk andesit dan basalt (Bemmelen, 1949),
endapan ini tersebar di daerah Turgo, Plawangan, dan sekitar Kinahrejo.
Satuan vulkanik merapi muda terbentuk setelah terjadi pengendapan satuan
vulkanik merapi tua, tersusun atas breksi laharik.
Satuan vulkanik merapi terbaru merupakan endapan termuda, satuan ini terdiri dari
material-material gunungapi lepas yang tersusun dari campuran abu, pasir, dan fragmen-
fragmen andesit berukuran kerikil hingga bongkah, dengan penyusun utama berupa abu dan
pasir gunugnapi, berasal dari hasil kegiatan Gunung Merapi yang paling akhir ditambah hasil
erosi dari batuan-batuan yang dilalui lahar hujan. Tersebar pada hulu Kali Boyong dan Kali
Krasak.
Kali Code termasuk kedalam Cekungan Yogyakarta, yakni Formasi Sleman dan
Formasi Yogyakarta .
Formasi Sleman merupakan kenampakan bagian bawah dari unit volkanik klastik
hasil Merapi Muda dengan dominasi litologi berupa kerikil-bongkah yang terdiri dari tuf,
lanau, pasir, kerikil dan breksi. Formasi ini melampar dari lereng gunungapi ke selatan
sampai disekitar Bantul, ketebalannya dari utara ke selatan semakin tipis.
Formasi Yogyakarta merupakan kenampakan bagian atas dari inti volanik klastik
Merapi Muda yang didominasi litologi pasir-kerikilan dan terdiri dari perselang-selingan
pasir, kerikil, tuf, lanau dan lempung. Formasi ini melampar dari morfologi lereng gunungapi
ke selatan.
Secara umum Formasi Sleman mempunyai ukuran butir yang lebih kasar daripada
Formasi Yogyakarta.

PROVENANCE
Kondisi aktual sekarang menunjukkan bahwa Gunung Merapi dan Pegunungan
Selatan terletak dalam suatu lingkungan tektonik Busur Magmatik dari suatu Busur
Kepulauan Oseanik (Wilson, 1989 dan Soeria-Atmac(ja et al., 1991). Keduanya menjadi
sumber bagi material endapan pasir moderen yang terdapat di lingkungan fluviatil, pantai
pasir dan eolian di Yogyakarta. Ketiga lingkungen tersebut berada dalam posisi yang benar
sedemikian sehingga material sedimen dari kedua sumber tersebut dapat melaluinya secara
berurutan.
Sistem aliran Kali Opak adalah sistem aliran sungai utama di kawasan tersebut.
Sungai tersebut menampung sedimen dari aliran sungai-sungai dari kedua daerah sumber di
atas, dan kemudian menyalurkannya ke Samudera Hindia.
Komposisi detrital sedimen dicirikan oleh persentase fragmen batuan volkanik,
dengan massa dasar mikroilit atau plagioklas, atau vitrik, dan plagioidas yang tinggi.
Kemudian terdapat piroksin clan mineral opak dalam persentase lebih rendah. Hornblende
dan kuarsa sedikit.
Menurut konsep sampling scale dari Inge, soil (vile Ingersoll, 1990 dan Ingersoll et
al, 1993), endapan pasir di aliran sungai di lereng Gunung Merapi (antara lain Kali Boyong-
Code) adalah pasir orde satu; di Kali Opak, pasir orde dua; di Pantai Pasir, pasir orde tiga; di
Bukit Pasir.
Analisis tekstur yang dilakukan terhadap contoh-contoh pasir moderen dari jalur
Kali Boyong, Kali Opak, Portal Pasir, sampai Bukit Pasir menunjukkan, persentase kehadiran
fraksi pasir halus makin banyak, dan sortasi makin baik.
Analisis komposisi detrital dan geokimia terhadap contoh-contoh yang terpilih, dari
yang digunakan untuk analisis tekstur di atas, menunjukkan: (1) persentase kehadiran
fragmen batuan dan plagioklas turun, piroksin den mineral opak naik, dan (2) pensentase
Al203, MnO, CaO, Na20 dan K20 tunm, TiO2, Fe203 dan MgO naik.
Perubahan tekstur dan komposisi tersebut berkesesuaian satu lama lain
Meskipun terjadi perubahan pada bahan tekstur dan komposisi, analisis provenance terhadap
pasir-pasir dari berbagai skala orde tersebut menunjukkan hasil yang konsisten satu sama
lain dan dengan kondisi aktual.
DAFTAR PUSTAKA

Bemmelen, Van R. W. 1970. The Geology of Indonesia, Vol I A, General Geology of Indonesia and
Adjencent Archipelago. 2nd E. Matinus Nijhoff, The Haque.

Rahardjo, W., Srijono, S. Pramumijoyo, 1998, Buku Panduan Ekskursi Geologi Regional, Jurusan
Teknik Geologi FT UGM, Yogyakarta

Setiawan, Wahyu Budi. 2008. Pasir Modern Dari Lingkungan Fluviatil, Pantai Pasir dan Eolian
di Yogyakarta Jawa Tengah Bagian Selatan. Bandung

Sitinjak, Ricky Christian. 2008. Karakteristik Mineral pada Sedimen Di Sepanjang Sungai Opak,
Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurusan Teknik Geologi, Yogyakarta

Taufik,Achmad.1997.Studi Mekanisme Pergerakan Lahar Gunung Merapi Ditinjau Dari


Parameter-Parameter Yang Mempengaruhinya Pada DAS Kali Boyong. Jurusan Teknik
Geologi,FT-UGM,Yogyakarta.

You might also like