You are on page 1of 3

Berbicara tentang Humanistik, pastinya akan dihadapkan pada konsep aktualisasi diri..

Menurut Rogers, salah seorang tokoh psikologi, motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi
diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak - kanak
seperti yang diajukan oleh aliran freudian, misalnya toilet trainning, penyapihan ataupun
pengalaman seksual sebelumnya. Aktualisasi diri adalah proses menjadi lebih baik dan
mengembangkan sifat-sifat dan potensi -potensi psikologis dalam diri manusia. Aktualisasi
diri akan berpengaruh dengan pengalaman dan belajar khususnya dalam masa kanak - kanak.
Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika
mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari
fisiologis ke psikologis.

Konsep diri menurut Rogers adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang
berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku. Konsep diri ini terbagi
menjadi 2, yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua
konsep diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi, yaitu Incongruence
dan Congruence. Incongruence adalah ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalam
pengalaman aktual disertai pertentangan dan kekacauan batin. Sedangkan Congruence berarti
situasi di mana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep diri yang
utuh, integral, dan sejati.

Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan,


pengagungan, dan cinta dari orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang
terbagi lagi menjadi 2: yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional
positive regard (tak bersyarat).

Ide pokok dari teori - teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri
untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah - masalah psikisnya asalkan
konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk
aktualisasi diri.
Rogers lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau memang
akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang akan
mempengaruhi juga kepribadiannya. Namun ia tetap berfokus pada apa yang terjadi sekarang
bukan apa yang terjadi pada waktu itu.

Sebagaimana telah mafhum, bahwa psikologi humanistic muncul sebagai kritik terhadap
pandangan tentang manusia yang mekanistik ala behaviorisme dan pesimistik ala
psikoanalisa. Oleh karenanya sering disebut sebagai the third force (the first force is
behaviorism, the second force is psychoanalysis). Aliran humanistic menyumbangkan arah
yang positif dan optimis bagi pengembangan potensi manusia, disebut sebagai yang
mengembalikan hakikat psikologi sbg ilmu tentang manusia

Kritik terutama diarahkan pada perspektif dan metodenya yang subyektif, dan tidak reliable.
Berlawanan dengan perkiraan para ahli yang menentangnya, aliran humanistic bertahan dan
bahkan semakin banyak pengikutnya. Humanistik bahkan dapat dikatakan sebagai agama
untuk sementara ahli.

Behaviorisme muncul sebagai kritik lebih lanjut dari strukturalisme Wundt. Meskipun
didasari pandangan dan studi ilmiah dari Rusia, aliran ini berkembang di AS, merupakan
lanjutan dari fungsionalisme.
Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai obyek
studi dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata. Dengan
demikian, Behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalam elemen seperti yang
dipercayai oleh strukturalism. Berarti juga behaviorisme sudah melangkah lebih jauh dari
fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa dan masih memfokuskan diri pada proses-
proses mental.

Meskipun pandangan Behaviorisme sekilas tampak radikal dan mengubah pemahaman


tentang psikologi secara drastis, Brennan (1991) memandang munculnya Behaviorisme lebih
sebagai perubahan evolusioner daripada revolusioner. Dasar-dasar pemikiran Behaviorisme
sudah ditemui berabad-abad sebelumnya.

Lahir sebagai revolusi ketiga atau dikatakan sebagai mazhab ketiga psikologi. Psikologi
humanistik melengkapi aspek-aspek dasar dari aliran psikoanalisis dan behaviorisme dengan
memasukan aspek positif yang menentukan seperti cinta , kreativitas , nilai makna dan
pertumbuhan pribadi. Psikologi Humanistik banyak mengambil penganut Psikoanalisis
Neofreudian. Asumsi dasar aliran ini yang membedakan dengan aliran lain adalah perhatian
pada makna kehidupan bahwa manusia bukanlah sekedar pelakon tetapi pencari makna
kehidupan
Selanjutnya konsep yang menjadikan teori aliran psikologi humanistik tiada duanya adalah
konsep dari tokoh aliran ini yaitu Abraham Maslow yang menyatakan “studi tentang orang-
orang yang mengaktualisasikan dirinya mutlak menjadi fondasi bagi sebuah ilmu psokologis
yang lebih semesta( Frank Goble,1993,34 )
Krtik-kritik dari psikologis humanistik menunjukan perbedaaan dan asumsi yang berbeda
dengan aliran –aliran lain:
1. Psikologi humanistik tidak mengagungkan metode statistik dan serba rata-rata tetapi
melihat pada yang mungkin dan harus ada.
2. Psikologi humanistik tidak berlebihan melakukan penelitian eksperimen pada binatang
tetapi pada kodrat manusia beserta sifat-sifat manusia yang positif.
Dengan demikian pendekatan yang dilakukan bersifat multi displiner lebih luas lagi
menyeluruh terhadap masalah-masalah umat manusia. Salah satu teori aliran ini adalah Teori
Maslow tentang "Hirarkhi Kebutuhan Manusia. Teori ini menyatakan bahwa manusia akan
dapat mengaktualisasikan diri dan percaya diri, manakala kebutuhan akan makanan,
kesehatan, rasa aman dan diterima dalam suatu kelompok.
Hirarkhi kebutuhan Abraham Maslow
1) Kebutuhan fisiologis dasar: gaji, makanan, pakaian, perumahan
2) Kebutuhan akan rasa aman: lingkungan kerja yang bebas dari segala bentuk ancaman,
3) Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi: kesempatan yang diberikan untuk menjalin
hubungan yang akrab dengan orang lain
4) Kebutuhan untuk dihargai: pemberian penghargaan atau reward, mengakui hasil karya
individu
5) Kebutuhan aktualisasi diri: kesempatan dan kebebasan untuk merealisasikan cita-cita atau
harapan individu

Referensi:
Sosiawan, Edwi. Pengertian Psikologi. Diperoleh 8 Oktober2009, dari
http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&ct=res&cd=2&url=http%3A%2F
%2Fedwi.dosen.upnyk.ac.id
%2FPSISOS.1.doc&ei=o3TNSqafM4ODkAX724GBBA&usg=AFQjCNFdmNNowLeSLDC
CbRnr3ToWJjKSlQ
Tohir, Mohammad. (2008, 24 Agustus). HUMAN RELATION ; Perspektif Psikologi
Humanistik, Fungsionalisme dan Behaviorisme (Sebuah Kajian Analitis-Interkonektif)*.
Diperoleh 8 Oktober 2009, dari http://www.pmii-tarbiyah-iain.co.cc/2008/08/pendahuluan-
human-relation-merupakan.html

http://falyhz.blogspot.com/2009/10/kritikan-humanistik-terhadap.html

You might also like