Professional Documents
Culture Documents
翻訳におけるインドネシア語の接辞の悩み
Anwar Nasihin *)
実際に、翻訳の授業で、インドネシア語から日本語への翻訳
において、特にインドネシア語の接辞の意味にいろいろ問題
が あり ます。今回、私はインドネシア語の接辞「 me-, ber-,
ter-」の難しさについて話したいと思います。この難しさは意
味的な見方から出てくると思います。
1. Pendahuluan
Dalam pengajaran matakuliah terjemahan, khususnya terjemahan bahasa
Indonesia ke dalam bahasa Jepang, seringkali kita mendapatkan kendala-kendala
yang berkaitan dengan masalah penerjemahan afiksasi (imbuhan), dimana tiap
imbuhan memiliki berbagai fungsi dan makna. Dalam makalah ini, saya akan
mencoba mengangkat topik masalah kesulitan pernerjemahan prefiks (awalan) dalam
bahasa Indonesia terhadap bahasa Jepang melalui analisis makna.
Kesulitan dalam penerjemahan sebuah prefiks yang bergabung dengan sebuah
kata (kata dasar atau kata jadian) dalam bahasa Indonesia banyak diakibatkan oleh
kurangnya pemahaman terhadap makna sebuah prefiks itu sendiri. Misalnya makna
sebuah prefiks me-, ber-, dan ter- sangatlah bermacam-macam dan cenderung
berkembang tanpa mengacu pada makna dasar (baku). Hal ini, tentunya sah-sah saja
terjadi dalam bahasa apapun.
Pengkajian masalah-masalah penerjemahan afiksasi bahasa Indonesia terhadap
bahasa Jepang bukan hamya bermanfaat bagi matakuliah terjemahan Indonesia-
Jepang itu sendiri, melainkan juga dapat meningkatkan pemahaman dan
keterampilan dalam membuat karangan (matakuliah sakubun) dan membuat teks
pidato (benron) bahasa Jepang.
a. Kosakata kedua bahasa ada yang berbeda ada juga yang tak ada.
(基本的に語彙がちがうことや該当する語彙がないこともある)
Setiap bahasa memiliki konsep yang berbeda-beda dalam mendeskripsikan
benda-benda di sekelilingnya atau suatu aktivitas kehidupan melalui kosakatanya.
Konsep kosakata yang berbeda ini juga tampak baik dalam dalam Bahasa
Indonesia maupun dalam bahasa Jepang. Contohnya pada kata demonstratif (kata
tunjuk) ‘itu’, dalam Jepang ada dua kata yakni a-re dan so-re. Pada pronomina
jamak dalam bahasa Jepang, seperti ware-ware (watashitachi), bisa berarti ‘kita’
atau ‘kami’, dan tentunya makna kedua kata tersebut berbeda. Akan tetapi, dalam
bahasa Jepang untuk menyatakan jamak orang ke tiga ‘mereka’ dapat
1
diungkapkan secara berbeda-beda, misalnya: karera, kanojo-tachi 、 gakusei-
tachi、Sakurasan-tachi、minna, futari dan lain-lain.
Perbedaan konsep kata ini juga terdapat pada kelas kata lainnya, seperti:
honorifik (keigo), interjeksi (kandoushi), dan Mimetik (gi-ongo dan go-seigo).
b. Sebuah kata (kata dasar) dapat dikembangkan menjadi beberapa kata jadian
インドネシア語の活用形を日本語に翻訳するときその区別が難しい。
Dalam bahasa Indonesia sebuah kata dasar dapat dibentuk menjadi beberapa
kata jadian terutama pada kelas kata verba (melalui affiksasi), contohnya dari
kata dasar: ‘turun’ menjadi: ‘menurun’, ‘menuruni’, ‘keturunan’, ‘penurunan’.
Contoh dalam kalimat:
彼女は外国人の子孫だ。
4. Produksi gula sedang mengalami penurunan.
さとう
砂糖の生産が少なくなった。
5. Kondisi kesehatannya semakin menurun.
か こ う ぎ み
健康状態がだんだん下降気味だ。
c. Satu kata dalam bahasa Indonesia dapat memiliki beberapa makna.
1 つの語彙にいろいろな意味があり、状況に応じて語彙を選ばなければ
ならない。
Dari segi pemaknaan dalam proses terjemahan, sering kita temukan adanya
beberapa kata, terutama pada kelas verba, dalam bahasa Indonesia mempunyai
banyak makna dan fungsi dalam bahasa Jepang dan sebaliknya. Contoh (verba
‘memakai’, dalam bahasa Indonesia, memiliki makna: haku, kiru, kakeru,
kaburu, hameru, dll. Demikian juga verba ‘turun’)
Makna verba ‘memakai’
1. Memakai sepatu.
靴をはく。
2. Memakai pakaian tradisional .
伝統的な着物を着る。
3. Memakai topi
帽子を被る。
4. Memakai jam tangan mahal .
高い時計をはめる。
5. Masakan ini memakai bahan pengawet
ぼうふざい
この料理は防腐剤を使っている。
6. Dia selalu memotong memakai pisau.
彼女はいつもナイフで切る。
2
7. Dia sudah tidak memakai (obat terlarang) lagi
彼はもうドラッグを飲まない。
8. ‘Minum kopi tidak (me-) pakai gula’
コーヒーにさとうを入れないで飲み。
B. Prefiks me- yang bermakna ‘membuat’ merupakan pembentukan dari me- dan
sebuah nomina, seperti berikut:
3
1. Ibu sedang mengulai (gulai) ikan di dapur.
母は台所でグライイカンを作っている。
2. Bu Riri sedang memagar (pagar) halaman rumahnya.
リリさんは庭のかきを作っている。
ガルダの飛行機は午後 6 時に 着 陸 する。
Catatan:
- Makna prefiks me- yang bergabung dengan sebuah nomina dan bermakna
suatu perbuatan dengan mempergunakan sebuah nomina, seperti: menyetrika
(setrika) アイロンする, menyapu (sapu)掃除する, dll
- Prefiks me- yang bergabung dengan sebuah nomina yang memiliki makna
ちょとつ
4
B. Makna prefiks ‘ter-’, (kemampuan)
1. Suara angin keras terdengar dari kamarku.
強い風の音が私の部屋から聞こえた。
2. Di kota ini terdapat banyak orang tua.
この町にはたくさんの老人がいる。
3. Koper itu tidak terangkat oleh kuli.
そのかばんは人夫には持ち上げられなかった。
C. Makna prefiks ‘ter-’ + verba, (tidak sengaja)
1. Ibu tertidur di dalam kereta api.
母は汽車の中で寝こんでしまった。
2. Anak itu jatuh terduduk.
その子はころんで座ってしまった。
この村で一番のお年寄りはダトーラジョリンボさんです。
2. Danau Toba merupakan danau terluas di Indonesia.
トバ湖はインドネシアで一番広い湖です。
A. ‘ber-’ = melakukan「~する・やる」
1. Saya berjanji akan belajar dengan rajin.
私は一生けん命に勉強すると約束した。
2. Indonesia telah berunding dengan IMF tentang bantuan pinjaman.
きょうぎ
その翻訳の教師は教授の 称 号 をもっている。
5
その賞品は彼には意味がない。
C. ‘ber-’, (memakai)
1. Tamu sedang berpakaian di kamar.
お客さんは今部屋で服を着ています。
2. Tak seorangpun mahasiswa yang bersepeda.
自転車に乗って来る学生は一人もいない。
3. Giginya beremas murni.
じゅんきん
彼の歯には 純 金 が使ってある。
D. ‘ber-’ (mengalami) 「 経 験を受けた・~になった」
1. Saya bermimpi berada di Jepang.
私は日本にいる夢を見た。
2. Berkorban untuk tanah airnya.
そこく ぎせい
祖国のため犠牲になった。
3. Warnanya berubah membiru.
色は真っ青に 変わってきた。
E. ‘ber-’ (memanggil)
1. Saya beribu kepadanya.
私は彼女を母と仰いでいる。
2. Kalau sakit berobatlah ke dokter.
み
もし病気なら医者に診てもらいなさい。
F. ‘ber-’ (mengeluarkan)
1. Berdarah kena pisau tajam.
するど
鋭 いナイフに当り血が出た。
2. Saya sudah tidak bisa berfikir lagi.
もう何も考えられない。
4. Penutup
Pemahaman terhadap masalah-masalah penerjemahan afiksasi dapat
dilakukan melalui, pertama: memahami makna-makna afiksasi itu sendiri dalam
bahasa Indonesia (bahasa sumber). Kedua, memahami kata dasar dari afiksasi
tersebut untuk mengetahui makna dasarnya. Ketiga, memahami padanan kosakata
dalam bahasa Jepang dalam kamus Indonesia-Jepang. Memahami makna kontek kata
yang berafiksasi tersebut dalam kalimat.
Kegiatan penelitian masalah penerjemahan, khususnya penerjemahan dari
bahasa Indonesia terhadap bahasa Jepang saat ini, dirasakan masih relatif sedikit.
Oleh karena itu, seiring dengan masih sedikitnya hasil-hasil penelitian di bidang
penerjemahan ini, maka referensi mengenai permasalahan-permasalahan
penerjemahan ini pun belum begitu banyak tersedia.
Sehubungan dengan hal tersebut, penulis ingin mengajak para peserta
seminar, supaya memulai mencoba melakukan penelitian di bidang terjemahan ini.
Bagaimanapun juga, jenis pekerjaan yang berkaitan dengan bidang penerjemahan
6
bahasa Indonesia-Jepang dan sebaliknya masih sangat langka dan dibutuhkan di
Indonesia.
5. Daftar Pustaka
Keraf, Gorys, 1982. Tata Bahasa Indonesiauntuk SMP. Nusa Indah: Bandung
Nasihin, Anwar. 2003. “Dasar-dasar Terjemahan Indonesia-Jepang”. Padang:
Universitas Bung Hatta.
------------. 2005. “Honyaku ni okeru goi to keitai bunseki no nayami”(makalah).
Jakarta: Universitas Nasional.
H.G.Tarigan, 1984. Pengajaran Kosakata Bahasa Indonesia. Bandung; Angksa.