You are on page 1of 8

Laporan Praktikum

Sediaan Farmasi dan Terapi Umum

Praktikum Sediaan Farmasi ke-4: Obat Tetes Mata

Disusun oleh:

Kelompok 1 Siang

Adkhilni Utami B04062849

Bakhtiar Hidayat H. B04062864

DEPARTEMEN KLINIK, REPRODUKSI, DAN PATOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010
Pendahuluan

Sediaan untuk mata terdiri dari bermacan-macam tipe produk yang


berbeda. Sediaan ini bisa berupa larutan (tetes mata/pencuci mata), suspensi atau
salep. Injeksi mata kadang juga digunakan dalam kasus khusus. Sediaan mata
sama dengan sediaan steril lainnya, yaitu harus steril dan bebas dari bahan
partikulat (Aisyah, 2009).

Obat biasanya dipakai pada mata untuk maksud efek lokal pada
pengobatan bagian permukaan mata atau pada bagian dalamnya. Larutan dalam
air paling sering dipakai untuk pengobatan. Tetes mata adalah sediaan steril yang
berupa larutan atau suspensi yang digunakan dengan cara meneteskan obat pada
selaput lendir mata disekitar kelopak mata dari bola mata. Obat yang dimasukkan
ke dalam mata harus diformulasi dan disiapkan dengan pertimbangan yang
diberikan untuk tonisitas, pH, stabilitas, viskositas dan sterilisasi. Sterilisasi
diperlukan karena kornea dan jaringan bening ruang anterior pada mata adalah
media yang bagus untuk mikroorganisme dan masuknya larutan mata yang
terkontaminasi ke dalam mata yang trauma karena kecelakaan atau pembedahan
dapat menyebabkan kehilangan penglihatan.

Kapasitas mata untuk mnyimpan atau menahan cairan dan salep terbatas,
pada umumnya obat untuk mata diberikan dalam volume yang kecil. Preparat
cairan sering diberikan dalam bentuk sediaan tetes dan salep dengan mengoleskan
tipis pada pelupuk mata. Volume sediaan cair yang lebih besar dapat digunakan
untuk menyegarkan atau mencuci mata.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah timbangan, cawan arloji,
sendok gelas, kertas perkamen, sendok tanduk, mortar, stamper, etiket, lem, gelas
piala, gelas ukur, kertas saring dan botol tetes. Bahan-bahan yang digunakan pada
praktikum ini yaitu acid boric, zinc sulfat, aquades, dan NaCl.
Metode

Timbangan ditera dan dialasi menggunakan kertas perkamen. Acid boric


ditimbang sebanyak 0,18 g, zinc sulfat sebanyak 0,24 g, dan NaCl 0,145 g. Acid
boric kemudian dilarutkan pada 10 ml aquades di dalam gelas piala. Pada gelas
piala lain zinc sulfat yang telah ditimbang dilarutkan ke dalam 5 ml aquades, acid
boric yang telah dilarutkan kemudian dicampurkan dengan larutan tersebut dan
dipindahkan ke dalam gelas ukur 100 ml. NaCl yang telah ditimbang dilarutkan
pada 10 ml aquades di dalm gelas piala, kemudian dimasukkan ke dalm gelas ukur
tadi sampai 30 ml.

Botol plastik tetes disiapkan dan ditera sampai 25 ml, kemudian diberi
tanda. Larutan yang tadi telah dicampurkan disaring menggunakan kertas saring
ke dalm botol tetes. Filtrat pertama sebanyak 2-3 ml dipakai untuk membilas botol
kemudian dibuang. Penyaringan dilanjutkan hingga mencapai tanda tera. Botol
kemudian ditutup dan diberi etiket warna biru.

Tinjauan Pustaka

Larutan mata merupakan cairan steril atau larutan berminyak dari alkaloid
garam-garam alkaloid, antibotik atau bahan-bahan lain yang ditujukan untuk
dimasukkan ke dalam mata (Aisyah, 2009). Bahan-bahan yang digunakan pada
praktikum pembuatan larutan tetes mata adalah acid boric, zinc sulfat, NaCl, dan
aquades.

Boric acid atau asam borat (H3BO3) merupakan asam organik lemah yang
sering digunakan sebagai antiseptik, dan dapat dibuat dengan menambahkan asam
sulfat (H2SO4) atau asam khlorida (HCl) pada boraks. Asam borat juga sering
digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika, misalnya larutan asam borat
dalam air (3%) digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater.

Asam borat merupakan asam lemah yang dapat digunakan sebagai


antiseptik atau insektisida. Asam borat berbentuk kristal tak berwarna atau bubuk
putih dan larut di dalam air. Penggunaanya sebagai antiseptic pada luka, luka
bakar kecil, salep, atau cairan pencuci mata. Sebagai bahan anti bakteri, asam
borat daapt digunakan untuk pengobatan jerawat, juga mengatasi gangguan akibat
infeksi kapang dan khamir.

Gambar 1. Stuktur asam borat

Zinc sulfat (ZnSO4) berbentuk kristal tanpa warna dan larut dalam air.
Zinc sulfat digunakn sebagai tambahan zinc pada pakan ternak, pupuk pada
tanaman, dan bahan penyemprot pada tanaman pertanian (Anonim, 2010). Di
dalam tubuh asam borat sebagai pelengkap bagian enzim yang berguna pada
proses metabolisme protein dan karbohidrat, penyembuhan, dan mempertahankan
perumbuhan normal. Pada bahn obat, zinc sulfat berfungsi sebagai adstringensia.

Gambar 2. Struktur zinc sulfat


Natrium chlorida (NaCl) juga dikenal dnegan garam dapur atau halit.
Senyawa ini adalah garam yang paling mempengaruhi salinitas laut dan cairan
ekstraselular pada banyak organisme multiselular. NaCl merupakan zat yang
memiliki tingkat osmotik yang tinggi, dengan kemampuan tingkat osmotik yang
tinggi ini maka apabila NaCl terlarut didalam air maka air tersebut akan
mempunyai nilai atau tingkat konsentrasi yang tinggi yang dapat mengimbibisi
kandungan air (konsentrasi rendah) yang terdapat di dalam tubuh, sehingga akan
diperoleh keseimbangan kadar air. Hal ini dapat terjadi karena H2O akan
berpindah dari konsentrasi yang rendah ke tempat yang memiliki konsentrasi yang
tinggi (Anonim, 2010).

Konsentrasi suatu larutan dalam hubungannya dengan tekanan osmosis


dipengaruhi oleh jumlah partikel zat dalam suatu larutan. Hal ini terjadi apabila
zat terlarut bukan elektrolit (seperti gula), sehingga konsentrasi larutan
sepenuhnya tergantung pada jumlah molekul yang ada. Apabila zat terlarut adalah
elektrolit (seperti NaCl) maka jumlah partikel yang menunjang larutan ini akan
tergantung tidak hanya pada konsentrasi molekul yang ada tapi juga pada tingkat
ionisasinya. Cairan tubuh termasuk darah dan cairan mata mempunyai tekanan
osmosis yang sebanding dengan larutan natrium klorida dalam air 0,9%. Sutau
larutan natrium klorida dengan konsentrasi tersebut dikatakan isoosmotik, atau
memiliki suatu tekanan osmosis yang seimbang dengan cairan fisiologis.

Gambar 3. Natrium Chlorida


Hasil

Praktikum ini menghasilkan sebuah sediaan obat tetes mata sebanyak 25


ml. Obat ini digunakan sebagai antiseptik pada mata dan merupakan obat luar.
Obat diberikan tiga kali sehari sebanyak dua tetes pada mata kanan dan kiri.

Gambar 4. Obat tetes mata

Pembahasan

Sediaan ini dibuat dengan menggunakan bahan aktif yaitu asam borat atau
acidum boricum 5%, zinc sulfat, dan natrium klorida. Asam borat berfungsi
sebagai antiseptikum, zinc sulfat sebagai adstringensia, dan natrium klorida
sebagai agen tonisitas.

Dalam pembuatan sediaan ini, isotonisitas sangat penting untuk


diperhatikan. Elktrolit yang digunakan yaitu natrium klorida. Pemakaian elektrolit
ini menyebabkan konsentrasi konsentrasi larutan sepenuhnya tergantung pada
jumlah molekul yang ada. Jumlah molekul ini akan mempengaruhi konsentrasi
suatu larutan dalam hubungannya dengan tekanan osmosis. Tekanan osmosis
merupakan tekanan yang menentukan keseimbangan pada kondisi di mana suatu
larutan ditempatkan di dalam atau di belakang suatu membran yang permeabel
terhadap molekul dari pelarut dan tidak terhadap molekul zat pelarut (semi
permeabel)kemudian molekul pelarut melewati membran.
Perhitungan isotonisitas menggunakan rumus sebagai berikut:

0,52−b1 x C
B=
b2

Dengan 0,52 sebagai ekuivalen klorida dari asam borat, b1 dan b2 adalah
penurunan titik beku air yang disebabkan oleh 1% b/v zat berkhasiat, dan C
adalah kadar zat berkhasiat dalam % b/v = g/100 ml.

Setelah dimasukkan angka dan dilakukan perhitungan, maka didapat nilai


sebesar 0,483 g/100 ml. Hasil yang positif ini menunjukkan bahwa sediaan
bersifat hipotonis sehingga harus ditambahkan natrium klorida.

Larutan disebut hipotonis bila tekanan osmosisnya lebih rendah daripada


cairan tubuh atau 0,9% larutan natrium klorida. Bila ditambahkan ke dalam tubuh,
cairan ekstrasel akan ditarik ke intrasel sehingga menyebabkan hemolisis sel
darah merah atau lintasan air dari tempat pemakaian obat mata melalui jaringan
pada mata. Oleh karena itu, natrium klorida perlu ditambahkan untuk membuat
keadaan isotonis di dalam tubuh.

Natrium klorida 0,9% dipandang sebagai isoosmotik dan isotonis dengan


cairan mata sehingga obat lainnya diperbandingkan dengan memperhatikan
ekuivalensi natrium klorida. Dalam hal ini, ekuivalensi natrium klorida untuk
asam borat adalah 0,52 g yang artinya 1 g asam borat sama dengan efek tonik dari
0,52 g natrium klorida. Atau dapat juga dikatakan bahwa efektivitas asam borat
sebesar 52% dari efektivitas natrium klorida dengan berat yang sama dalam
perannya terhadap tonisitas.

Pada resep tertulis m.f.sol. Isot ad 25 ml yang berarti sediaan harus


ditambahkan air hingga mencapai 25 ml untuk mengahsilkan larutan isotonis.
Etiket berwarna biru karena sediaan ini merupakan obat luar (pemakaiannya tidak
melalui saluran cerna). Pada resep ditulis s.t.d.d gutt II.o.d.s yang berarti bahwa
sediaan ini diberikan tiga kali sebanyak dua tetes pada mata kanan dan kiri; hal ini
tertulis dalam etiket.
Daftar Pustaka

Aisyah. 2009. Tetes Mata. http://rgmaisyah.wordpress.com/2009/06/06/tetes-mata


[22 Maret 2010].

Anonim. 2010. Boric Acid. http://en.wikipedia.org/wiki/Boric_acid [22 Maret


2010].

Anonim. 2010. Zinc Sulfate. http://en.wikipedia.org/wiki/Zinc sulfate [22 Maret


2010].

You might also like