You are on page 1of 8

DEMOKRASI

Demokrasi menurut asal kata berarti “rakyat berkuasa” atau “government or rule by the
people”. (Kata Yunani demos berarti rakyat, kratos/kratein berarti kekuasaan/berkuasa). Kita
mengenal bermacam-macam istilah demokrasi, Ada yang dinamakan demokrasi
konstitusional, demokrasi parlementer, demokrasi terpimpin, demokrasi pancasila, demokrasi
rakyat,demokrasi sovyet, demokrasi nasional dan sebagainya.

Demokrasi yang di anut di Indonesia yaitu demokrasi berdasarkan Pancasila, masih dalam
taraf perkembangan dan mengenai sifat-sifat dan ciri-cirinya terdapat berbagai tafsiran serta
pandangan. Tetapi yang tidak dapat di sangkal ialah bahwa beberapa nilai pokok dari
demokrasi konstitusional cukup jelas tersirat di dalam UUD 1945. Selain dari itu UUD kita
menyebut secara eksplisif dan prinsip yang menjiwai naskah itu, dan yang di cantumkan
dalam penjelasan mengenai sistim pemerintah Negara.

Demokrasi Konstitusionil cirinya ialah gagasan bahwa pemerintah yang demokratis adalah
pemerintah yang terbatas kekuasaannya dan tidak di benarkan bertindak sewenang-wenang
terhadap warga negaranya. Pembatasan-pembatasan atas kekuasaan pemerintah tercantum
dalam konstitusi. Gagasan bahwa kekuasaan pemerintah perlu di batasi pernah di rumuskan
oleh seorang ahli sejarah inggris,Lord acton dengan mengingat pemerintah selalu di
selenggarakan oleh manusia dan pada manusia tanpa kecuali melekat banyak kelemahan.
Bunyinya sebagai berikut : “Power tends to coccupt,but absolute power corrupts absolutely”
(manusia yang mempunyai kekuasaan cenderung untuk menyalahgunakan kekuasaan itu,
tetapi manusia yang mempunyai kekuasaan terbatas pasti akan menyalahgunakanya).pada
waktu demokrasi konstitusional muncul sebagai suatu program dan sistim politik yang
konkrit, yaitu pada akhir abad ke-19, di anggap bahwa pembatasan atas kekuasaan negara
sebaiknya di selenggarakan dengan suatu konstitusi tertulis, yang dengan tegas menjamin
hak-hak azasi dari warga negara. Biarpun demokrasi baru pada abad ke-19 mencapai wujud
yang kongkrit, tetapi sebenarnya sudah mulai berkembang di Eropa barat dalam abad ke-15
dan ke-16 maka dari itu wajah dari demokrasi abad ke-19 menonjolkan beberapa azas yang
dengan susah payah telah dimenangkanya, seperti misalnya kebebasan manusia terhadap
segala bentuk kekangan dan kekuasaan sewenang-wenang baik di bi dang agama maupun
bidang pemikiran serta politik. Tetapi demokrasi tidak merupakan sesuatu yang statis, dan
dalam abad ke-20 terutama sesudah perang Dunia 2 negara demokrasi telah melepaskan
pandangan bahwa peranan negara hanya terbatas pada mengurus kepentingan bersama.

Demokrasi konstitusional dalam abad ke-19 Negara Hukum Klasik sebagai akibat dari
keinginan untuk menyekenggarakan hak-hak politik itu secara efetif timbullah gagasan
bahwa cara yang terbaik untuk membatasi kekuasaan pemerintah ialah dengan suatu
konstitusi, UUD itu menjamin hak-hak politik dan menyelenggarakan pembagian kekuasaan
sedemikian rupa, sehingga kekuasaan eksekutif di imbangi oleh kekuasaan parlemen dan
lembaga hukum.sedangkan negara yang menganut gagasan ini dinamakan Constitutional
State atau Rechtsstaat. Di dalam gagasan konstitusionalisme, konstitusi atau UUD tidak
hanya merupakan suatu dokumen yang mencerminkan pembagian kekuasaan di antara
lembaga-lembaga kenegaraan seperti eksekutif, legislatif, dan yudikatif. UUD di anggap
sebagai perwujudan dari hukum tertimggi yang harus di patuhi oleh negara dan pejabat
pemerintahan. Unsur-unsur rule of law dalam arti yang klasik :

a. Supremasi aturan-aturan hukum, tidak adanya kekuasaan sewenang-wenang seorang


boleh di hukum kalau melanggar hukum.
b. Kedudukan yang sama dalam menghadapi hukum, ini berlaku untuk orang biasa maupun
untuk pejabat.
c. Terjaminya hak-hak manusia oleh undang-undang serta keputusan-keputusan pengadilan.

Negara hanya mempunyai tugas pasif, yakni baru bertindak apabila hak-hak manusia di
langgar atau ketertiban dan keamanan umum terancam. konsepsi negara hukum tersebut
adalah sempit, maka dari itu sering disebut “Negara Hukum Klasik”.

Demokrasi Konstitusional dalam Abad ke-20 Rule of Law yang dinamis setelah perang
dunia ke 2 telah terjadi perubahan-perubahan sosial dan ekonomi yang sangat besar, ini di
sebabkan oleh beberapa faktor, antara lain banyaknya kecaman terhadap ekses-ekses dalam
industrialisasi dan sistim kapitalis, tersebarnya faham sosialisme yang menginginkan
pembagian kekayaan secara merata serta kemenangan dari beberapa partai sosialis di eropa.
Pemerintah bertangung jawab atas kesejahteraan rakyatdan harus aktif mengatur kehidupan
ekonomi dan sosial. Syarat-syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintah yang demokratis
di bawah Rule of Law :

1. Perlindungan konstitusionil, dalam arti konstitusi selain menjamin hak-hak individu,


harus menentukan pula cara prosuderil untuk memperoleh perlindungan atas hak-hak
yang di jamin.
2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak (independent and impartial tribunals)
3. Pemilihan umum yang bebas.
4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat.
5. Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan beroposisi.
6. Pendidikan kewarganegaraan (civic education)

Konsep dinamis mengenai Rule of Law di bandingkan perumusan abad ke-19 sudah jauh
berbeda. Di samping merumuskan gagasan Rule of Law dalam rangka perkembangan baru,
timbul juga kecenderungan untuk memberi perumusan mengenai Demokrasi sebagai sistim
politik. Di bawah ini di utarakan beberapa nilai demokrasi yang di rumuskan oleh Henry B.
Mayo :

1. menylesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga.


2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang
sedang berubah.
3. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur.
4. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum.
5. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman.
6. Menjamin tegaknya keadilan.

Dalam menyelenggarakan nilai-nilai Demokrasi perlu di selenggarakan beberapa


lembaga, sebagai berikut :

 Pemerintahan yang bertanggung jawab.


 DPR yang mewakili golongan dan kepentingan dalam masyarakat.
 Organisasi politik yang mencakup satu atau lebih partai politik.
 Pers dan media massa yang bebas untuk menyatakan pendapat.
 Sistm peradilan yang bebas untuk menjamin hak-hak azasi dan mempertahankan
keadilan.

Perkembangan Demokrasi di Indonesia

Selama 25 tahun berdirinya Republik Indonesia masalah yang kita hadapi ialah dalam
masyarakat yang beraneka ragam pola budayanya mempertinggi tingkat kehidupan di
samping membina suatu kehidupan sosial dan politik yang demokratis.

Perkembangan demokrasi sejarah Indonesia dapat di bagi menjadi tiga masa, yaitu :

1. Masa RI I, pada masa demokrasi (konstitusionil) yang menonjol peranan parlemen


serta partai-partai, yang karena itu dapat di namakan demokrasi parlementer.
2. Masa RI II, pada masa demokrasi terpimpin yang dalam banyak aspek telah
menyimpang dari demokrasi konstitusionil yang secara formil merupakan landasanya
dan menunjukan beberapa aspek demokrasi rakyat.
3. Masa RI III, pada masa demokrasi pancasila yang merupakan demokrasi
konstitusionil yang menonjol sistim presidensiil.

a. Masa 1945-1959

Undang-undang dasar 1950 menetapkan berlakunya sistem parlementer di mana badan


eksekutif terdiri dari presiden sebagai kepala negara konstitusional besrta menteri-
menterinya yang mempunyai tanggung jawab politik.

b. Masa 1959-1965

ciri-ciri periode ini ialah dominasi dari presiden, terbatasnya peranan partai politik,
berkembangnya pengaruh komunis dan meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial-
politik.

c. Masa1965

landasan formil dari periode ini ialah pancasila, UUD 1945 serta ketetapan-ketetapan
MPRS. Dalam usaha untuk meluruskan kembali penyelewengan terhadap UUD yang
telah terjadi dalam masa demokrasi terpimpin.
Perumusan mengenai Demokrasi Pancasila

Berikut ini beberapa perumusan mengenai demokrasi pancasila yang di usahakan dalam
beberapa seminar :

A. seminar angkatan darat II, Agustus 1966

Bidang politik dan konstitusional :

 Demokrasi pancasila seperti yang di maksud dalam UUD 1945.


 Sosialisme Indonesia yang berarti masyarakat yang adil dan makmur.
 Elan Revolusioner untuk menyelesaikan revolusi, yang cukup kuat untuk
mendorong indonesia ke arah kemajuan sosial dan ekonomi.

Bidang Ekonomi :

 Demokrasi Ekonomi sesuai dengan azas yang menjiwai ketentuan mengenai UUD
1945 yang pada hakekatnya, berarti kehidupan yang layak bagi semua warga negara.
 Pengawasan oleh rakyat terhadap penggunaan kekayaan, keuangan negara dan
koperasi.
 Pengakuan atas hak milik perorangan dan kepastian hukum dalam penggunaanya.
 Peranan pemerintah yang bersifat pembina, petunjuk jalan serta pelindung.

B. Musyawarah Nasional III Persahi : The rule of Law, Desember 1966

Azas negara hukum pancasila mengandung perinsip :

 Pengakuan dan perlindungan HAM yang mengandung persamaan dalam bidang


politik ,hukum, sosial, ekonomi, kulturil, dan pendidikan.
 Peradilan yang bebas dan tidak memihak.
 Jaminan kepastian hukum dalam semua persoalan.

C. Symposium Hak-hak azasi manusia, juni 1967

Persoalan hak-hak azasi manusia dalam kehidupan kepartaian untuk tahun-tahun yang datang
harus di tinjau dalam rangka keharusan antara lain :

1. Adanya pemerintah yang mempunyai cukup kekuasan dan kewibawaan.


2. Adanya kebebasan yang sebesar-besarnya.
3. Perlunya untuk membina suatu ”rapidly expanding economi.
Kesimpulan

Sebelum menganut sistem demokrasi negara Indonesia menetapkan beberapa sistim di


antaranya sistim parlementer, sistim dominasi dari presiden, dan sistim demokrasi Pancasila,
kebebasan pada zaman sekarang tidak di rasakan zaman dahulu, kalau sekarang hak tiap-tiap
individu di perhatikan di antaranya hak untuk kebebasan berpendapat, hak untuk berpolitik,
dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber : Buku Dasar-dasar ilmu politik (Prof.Miriam Budiarjo)


DEMOKRASI
Tugas dari Matakuliah Ilmu Politik yang dibimbing oleh :

Ibu Sri Untari

Di susun oleh :

Bekti Galih Kurniawan (209171421797)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

JANUARI 2010

You might also like