You are on page 1of 7

SYSTEM TELEPON

C. Dasar Jaringan Dan Teknik Switching


Dasar Jaringan Komunikasi
Dalam melakukan komunikasi antara 2 tempat, maka dibutuhkan suatu rangkaian /
sirkuit komunikasi antara 2 tempat tersebut. Apabila jumlah pelanggan hanya beberapa,
dalam arti masih kecil sekali, maka cara yang seperti yang ditunjukkan pada gambar
berikut dapat dilakukan. Yaitu dengan menghubungkan saluran langsung dari setiap
pelanggan ke setiap pelanggan yang lain, hal ini masih mungkin dilakukan. Akan tetapi,
apabila jumlah pelanggan bertambah banyak, dengan sendirinya saluran-saluran yang
dibutuhkan menjadi terlalu besar, sehingga tidak praktis dan dipandang dari sudut
ekonomis kurang menguntungkan.
Dengan demikian cara yang dapat dipergunakan adalah dengan menambahkan suatu
peralatan switching yang ditempatkan di tengah-tengah atau pusat dari sekumpulan
pelanggan. Fungsinya adalah untuk menghubungkan antara dua pelanggan pada waktu
diperlukan saja. Dengan menggunakan cara ini harus dipasang suatu sirkuit antara
peralatan switching dan setiap pelanggan.
Umumnya, jaringan komunikasi terdiri dari sejumlah alat penghubung (switch) dan
sirkuit-sirkuit pengontrol yang mengerjakan swtich tersebut.

Jaringan Transmisi
Pola jaringan yang digambarkan diatas sudah memadai untuk jumlah pelanggan yang
sedikit. Cukup dipasang menggunakan satu switching. Namun dengan semakin
bertambahnya pelanggan dan juga ditambah dengan area pelanggan yang semakin luas,
hali ini secara teknis tidak praktis untuk memperluas kapasitas dari switch. Bila
dipandang dari sudut ekonomis juga tidak menguntungkan, hal ini disebabkan harus
melengkapi dengan sejumlah saluran-saluran pelanggan yang sangat panjang. Solusinya
adalah dengan cara membagi suatu area menjadi beberapa area lagi. Setiap area
dilengkapi degan satu sistem switching dan sistem-sistem switching daari seluruh area
dihubungkan satu sama lain dengan saluran-saluran transit.
Apabila jumlah pelanggan meningkat dan kebutuhan perlengkapan switching
bertambah, maka dengan sendirinya saluran-saluran transit yang diperlukan untuk
menghubungkan kantor-kantor itu harus banyak. Jumlah saluran yang diperlukan
tergantung pada bagaimana saluran-saluran transit menghubungkan kantor-kantor itu.
Ada dua cara yang dapat dipakai, cara yang pertama adalah setiap kantor dihubungkan
dengan saluran-saluran langsung ke kantor-kantor yang lainya. Sedangkan cara yang
kedua adalah dengan menempatkan suatu sistem switching yang semata-mata untuk
keperluan transit, dipusat suatu area dan semua sirkuit dari kantor-kantor dalam area
tersebut dikonsentrasikan ke sistem switching transit. Cara yang pertama disebut dengan
jaringan jenis jala-jala. Jaringan jala-jala ini sederhana, ekonomis dan terbentuk antara
beberapa kantor yang mempunyai hubungan lalu lintas yang sibuk. Cara yang kedua
disebut jaringan jenis bintang. Cara-cara ini adalah cara yang biasa dipakai apabila
jumlah kantor-kantor cukup banyak.
Bila jaringan jenis bintang dipergunakan, sejumlah besar kantor-kantor memerlukan
dipasangnya sistem switching transit yang mempunyai derajat atau kedudukan yang lebih
tinggi yang melayani beberapa kantor transit secara bersama. Cara demikian, dimana
switch transit yang dipakai bertingkat-tingkat, disebut jaringan jenis bintang bertingkat
(multistep).

Sistem Penomoran
Untuk dapat mengadakan suatu hubungan antara dua tempat tertentu melalui switch,
maka diperlukan nomor-nomor pengenal. Diinginkan agar nomor-nomor pengenal itu
sederhana dan mudah.
Pada prinsipnya dengan jalan memilih atau memutar nomor kantor lokal dan nomor
pelanggan, permintaan percakapan antara pelanggan-pelanggan dalam suatu service lokal
area dapat dilakukan. Namun, hubungan ke pelanggan-pelanggan dalam area yang lain
memerlukan toll discrimiating number (nol), nomor interlokal, nomor kantor lokal dan
nomor pelanggan. Untuk permintaan percakapan dalam negeri, jumlah angka paling
banyak sembilan tidak termasuk toll discriminating number, nol.
Dalam suatu lokal service area :
nomor kantor lokal

nomor pelanggan

O O ————- X X X X

Kelua dari lokal service area :

Toll ciscriminating number

nomor interlokal

nomor kantor lokal

nomor pelanggan

0 ———- H H H ——— O O ——— X X X X

Pada sistem manual, nomor-nomor pelanggan dapat terdiri dari sebuah digit yang
tidak sama. Tetapi untuk sistem sentral otomatis, jumlah digit untuk semua pelanggan
sama, terutama pada sentral yang sama. Jumlah digit tergantung dari jumlah pelanggan
atau perkiraan jumlah pelanggan pada masa tertentu.
Untuk sistem pernomoran dengan 4 digit, dapat melayani jumlah pelanggan secara
teoritis sebanyak 10.000 dengan nomor-nomor bergerak dari 0000 samapi dengan 9999.
Tetapi biasanya ada angka-angka yang tidak digunakan, yaitu angka yang digunakan
untuk kepentingan-kepentingan lain. Misalnya 0 sebagai angka pertama untuk interlokal,
911 untuk ambulan, 108 untuk informasi dan sebagainya. Sehingga paling tidak
maksimum hanya sekitar 8000 nomor yang digunakan untuk pelanggan.

Pemanggilan Internasional
Pada panggilan ini diperlukan beberapa nomor awal yang harus diputar untuk sampai
ke nomor pelanggan yang dituju. Berikut adalah bagan untuk pemanggilan internasional :

Akses kode adalah nomor yang harus diputar untuk sampai ke sentral gerbang di
negara yang bersangkutan, yang berarti menandakan bahwa pelanggan menginginkan
sambungan international.
Tiap-tiap negara mempunyai kode-kode tersendiri. Sedang kode negara merupakan
nomor kode negara tersebut yang bisa terdiri dari satu sampai tiga angka atas dasar
perjanjian international.
Total digit untuk panggilan otomatis international kira-kira sekitar 11 atau 12 digit.

Sistem Switching
Dalam bahasan ini akan dijelaskan cara kerja sistem switching antara pelanggan-
pelanggan dan pusat switch. Pada dasarnya sistem switching terbagi atas sistem switching
manual dan sistem switching otomatis.
1. Sistem Switching Manual
Pada sistem switching manual saluran-saluran komunikasi berakhir pada papan
sambung, dimana satu sama lain dapat dihubungkan oleh seorang operator secara manual.
Ada dua macam papan sambung, papan sambung mangneto atau battery lokal (lokal
battery, LB) dan papan sambung battery sentral (common battery, central battery, CB).
Papan sambung LB dihubungkan melalui sirkuit langganan ke pesawat telepon
pelanggan, pesawat telepon dilengkapi dengan primary cell untuk keperluan pembicaraan
(arus caatu untuk mikropon) dan generator arus bel untuk kepentingan panggilan ke
papan sambung. Papan sambung CB merupakan suatu kemajuan atas papan sambung LB,
mengingat atas mudahnya pelayanan dan pemeliharaannya. Sistem ini menggunakan
storage battery untuk keperluan pembicaraan (arus catu untuk mikropon) dan hubungan,
yang pemasangannya dipusatkan di kantor dimana papan sambung berada. Papan
sambung CB dipergunakan untuk melayani sirkuit-sirkuit pelanggan, tetapi juga
dipergunakan sebagai meja interlokal dan meja penerangan.

2. Sistem Switching Otomatis


Sistem Otomatis Step by step. Pulsa-pulsa yang dikirim dari roda pilih pesawat
telepon, menggerakkan alat penyambung dan pemilihan dilakukan oleh setiap angka
(digit) yang dikirim secara beruntun mulai dari angka pertama sampai angka terakhir.
Jadi angka yang terakhir dapat secara pasti memilih pihak yang dipanggil.
Pada contoh ditunjukkan 4165 nomor yang dipanggil. Dijelaskan, selektor demi
selektor menerima pulsa-pulsa roda pilih dan secara selangkah demi selangkah menjalin
suatu hubungan sehingga akhirnya terciptalah suatu hubungan antara saluran-saluran satu
sama lain. Karena itu cara ini disebut step by step
Switching otomatis common control. Dalam sistem ini, bagian yang membentuk
saluran hubungan pembicaraan dan bagian yang mengatur atau mengontrol saluran
hubungan pembicaraan terpisah sama sekali dan baagian yang mengontrol saluran
hubungan pembicaraan dipakai secara bersama (common).
Jika pihak pemanggil mengangkat handset, maka dengan bekrjanya sirkuit pelanggan
yang mengangkat handset tadi, sirkuit pengontrol (control circuit) akan mencari pihak
pemanggil. Pihak pemanggil akan dihubungkan dengan suatu register. Register akan
mengirimkan nada pilih (dial tone) ke pihak pemanggil sebagiai tanda bahwa dia boleh
meluai metutar roda pilih ( atau mengirm sinyal melalui tombol tekan, push button).
Apabila register selesai menerima informasi daari pihak pemanggil, control
circuitmencari pihak yang dipanggil dan bila tidak sibuk, menghubungkan pihak
pemanggil dengan pihak yang dipanggil.
Dalam prosedur ini, satuan pengontrol atau control unit hanya akan terlihat apabila
diperlukan dan selama pembicaraan berlangsung, yang tergenggam semata-mata
hanyalah saluran hubungan pembicaraan.
Termasuk dalam sistem common control ini, sistem crossbar switching dan sistem
electronic switching. Pada masa ini sistem crossbar switching lebih banyak dipakai
diseluruh dunia dan sistem electronic switching telah dengan cepat berkembang pada
tahun-tahun belakangan ini.

Sistem Matriks ( Matrix Switching)


Matrix switch adalah salah satu cara penyambungan dan pemutusan hubungan dalam
jaringan komunikasi. Prinsip dari matriks ini dapat dijelaskan dengan memperhatikan
rangkaian-rangkaian yang saling dihubungkan satu sama lain pada sudut kanan garis-
garis horisontal dan vertikal. Garis-garis ini menggambarkan sisi-sisi masuk dan keluar
dari suatu sakelar penghubung.
Perpotongan antara garis horizontal dan garis vertikal dinamakan titik perpotongan
(cross points). Pada tiap titik potong dibutuhkan kontak-kontak sakelar untuk melengkapi
hubungan antara garis-garis horizontal dan vertikal seperti terlihat pada gambar 2.8.
Setiap satu dari empat sisi masuk dari sakelar penghubung dapat disambungkan
dengan setiap satu dari empat sisi kelua sakelar penghubung tersebut, yaitu dengan cara
menutup kontak-kontak dari sakelar yang bersangkutan.
Diantara 4 buah sisi masuk dan 4 buah sisi keluar terdapat 16 buah titik-titik
perpotongan. Ini berarti bahwa jumlah titik-titik potong pada setiap sistem sakelar
penghubung matriks dapat dihitung dengan mengalikan jumlah sisi-sisi masuk dengan
jumlah sisi-sisi keluar.
Bila terdapat n sisi masuk dan m sisi keluar, maka jumlah titik-titik potong adalah (n
X m)

1. Bila n lebih besar daripada m, yaitu bila jumlah sisi-sisi masuk lebih besar dari pada
jumlah sisi-sisi keluar. Bila semua sisi keluar telah digunakan, maka akan ada beberapa
sisi masuk yang belum digunakan.
2. Bila m lebih besar daripada n, yaitu bila jumlah sisi-sisi keluar lebih besar dari pada
jumlah sisi masuk, dan semua sisi-sisi masuk telah dihubungkan pada sisi keluar, akan
ada beberapa sisi keluar yang belum digunakan.

Dengan demikian, maka jumlah maksimum sambungan yang dapat dilakukan secara
simultan (bersama-sama pada suatu saat) adalah sesuai dengan jumlah sisi masuk
maupun sisi keluar. Misalkan jika terdapat 20 sisi masuk dan 10 sisi keluar, maka jumlah
maksimum hubungan simultan yang dapat dilakukan adalah 10.

You might also like