You are on page 1of 21

GIATKAN KEMBALI DOKTER KECIL

Menkes dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH, memberikan apreasiasi
dengan dihidupkannya kembali kegiatan dokter kecil untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat. Hal itu disampaikannya saat meresmikan Revitalisasi
Program Dokter Kecil di SD Negeri 05 Pagi, Escuela Republica De Mexico, Jalan
Hang Lekir V, Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Senin (11/05).
” Ini baik sekali untuk anak-anak, karena mempraktikkan perilaku hidup bersih
dan sehat sejak usia dini. Pembangunan kesehatan kini dan ke depan diarahkan
pada peningkatan upaya promotif dan preventif dengan tidak mengesampingkan
kuratif dan rehabilitatif ”, ujar dr. Endang Rahayu Sedyaningsih.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah memberikan edukasi tentang bagaimana
cara mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) kepada generasi
muda. Kegiatannya seperti cuci tangan pakai sabun, menjaga kebersihan
lingkungan serta menjaga kesehatan gigi. Secara medis, lanjut Menkes, cuci
tangan dengan sabun terbukti efektif mengurangi dan membentengi tubuh dari
penyakit diare, cacingan, infeksi saluran pernafasan akut, flu burung dan
influenza A H1N1 atau flu babi hingga 47 persen.
Dokter kecil diharapkan menjadi agen perubahan. Oleh karena itu, perekrutan
dokter kecil dilakukan pada siswa kelas 4, 5 dan 6 dengan ketentuan murid yang
terlatih memelihara dan meningkatkan kesehatan diri sendiri. Selain itu memiliki
jiwa pemimpin dan bertanggung jawab, serta memiliki budi pekerti baik dan suka
menolong. Ke depan, setiap dokter kecil akan dilengkapi dengan tas kecil berisi
separangkat alat kebersihan, buku, pena, sabun, handuk, sikat gigi dan odol.
Diharapkan, kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah ditularkan
kepada teman, keluarga dan lingkungan sekolah.
Dr. Handrawan Nadesul, penggiat dokter kecil dan PHBS menuturkan, kegiatan
dokter kecil pernah dipraktekkan dan konsepnya sudah ada sejak tahun 1980.
Kegiatannya dimulai di Kotamadya Bogor, Jawa Barat. Sayang, kegiatan ini tidak
berlanjut dan tenggelam sekitar tahun 1990-an.
Kepala Sekolah SDN 05 Pagi, Hasnelly bangga karena memiliki murid yang
pandai dan peduli terhadap kesehatan dengan sesama temannya. Ini langkah kecil
yang akan berdampak besar bagi masa depan generasi penerus bangsa Indonesia.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal
Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi
melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-
500567, 30413700, atau alamat e-mail : puskom.publik@yahoo.co.idThis e-mail
address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it
, info@puskom.depkes.go.idThis e-mail address is being protected from
spambots. You need JavaScript enabled to view it ,
kontak@puskom.depkes.go.idThis e-mail address is being protected from
spambots. You need JavaScript enabled to view it .
Dokter Kecil Award, Tanamkan Arti Kesehatan
Sejak Dini

• 1
• 2
• 3
• 4
• 5
(23 votes)
Ditulis Oleh Admin
Rabu, 04 Juni 2008
Kesadaran arti pentingnya kesehatan harus ditanamkan sejak kecil. Untuk itu,
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bekerja sama dengan Ira Koesno Communication
menyelenggarakan rangkaian acara bertajuk Dokter Kecil Award sejak 22
Februari silam. Dengan kegiatan ini diharapkan anak-anak usia sekolah dasar
mampu memahami berbagai pengetahuan dasar yang berkaitan dengan kesehatan.
Para peserta dilatih berbagai pengetahuan seperti masalah kesehatan lingkungan,
kebersihan dan kesehatan gigi-mulut, gizi, pertolongan pertama pada kecelakaan
(P3K), pencegahan penyakit menular, obat dan pengobatan sederhana, dan lain-
lain. Seluruh materi itu diperoleh ke-76 peserta dari 36 SD yang ada di Jakarta.

Sementara rangkaian acara Dokter Kecil Award dibagi menjadi


beberapa tahapan, yaitu workshop, implementasi, visitasi, serta roadshow. Pada
tahap akhir, 26 anak yang terpilih harus menjalankan karantina selama tiga hari
untuk mendapatkan pendalaman materi. Dan puncaknya, salah satu peserta
berhak memboyong penghargaan Dokter Kecil Award. Dia adalah Karisha Naya,
siswa SDN Pondok Labu 011 Jakarta Selatan. (Liputan 6)
Program ini juga bertujuan untuk menggairahkan kembali dokter kecil di sekolah.
Program yang mungkin kecil, namun besar maknanya bagi kehidupan bangsa
Indonesia ke depan terutama mengenai pemahaman dan kesadaran akan
kesehatan sejak dini.
Sedangkan bagi para peserta, lewat program ini dan dengan pengetahuan yang
didapatkan, diharapkan mampu memberi contoh kepada teman-teman
sekelilingnya tentang arti penting kesehatan. Atau setidaknya mereka bisa
bertindak ketika ada teman yang mengalami gangguan kesehatan. Tentu dengan
cara sederhana atau lebih bersifat pertolongan pertama.
Lalu kapan diadakan Dokter Hewan Kecil Award? Jangan kalah sama Courtney

Oliver...

USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DAN


DOKTER KECIL
Oktober 16, 2008 at 7:56 am (Sekilas Info) (Dokter Kecil, UKS, Usaha Kesehatan
Sekolah)
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan bagian dari program kesehatan anak
usia sekolah. Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6 – 21 tahun, yang
sesuai dengan proses tumbuh kembangnya dibagi menjadi 2 sub kelompok, yakni
pra remaja (6-9 tahun) dan remaja (10-19 tahun).1

Pelayanan kesehatan pada UKS adalah pemeriksaan kesehatan umum,


kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat melalui penjaringan kesehatan
terhadap murid kelas 1 Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan bersama dengan guru UKS terlatih dan dokter kecil secara
berjenjang (penjaringan awal oleh guru dan dokter kecil, penjaringan lanjutan oleh
tenaga kesehatan).2

Salah satu kegiatan untuk membina dan mengembangkan UKS adalah


dengan mengadakan Lomba Cerdas Tangkas Dokter Kecil. Dokter Kecil adalah
siswa yang dipilih guru untuk melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga, dan lingkungan
sekolah.

1. Program Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS ) 1

a. Pengertian

Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS ) merupakan bagian dari program kesehatan


anak usia sekolah . Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6-21 tahun ,
yang sesuai dengan proses tumbuh kembangnya dibagi menjadi 2
subkelompok yakni pra remaja ( 6-9 tahun ) dan remaja ( 10-19 tahun ).

Program UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk perilaku hidup
bersih dan sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah dan Madrasah
Ibtidaiyah.

b. Tujuan UKS

- Tujuan umum

Meningkatkan kemampuan perilaku hidup bersih dan sehat, dan derajat


kesehatan siswa serta menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal

-Tujuan khusus

Memupuk kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat dan meningkatkan


derajat kesehatan siswa, yang mencakup :

1. Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip


hidup bersih dan sehat serta berpratisipasi aktif di dalam usaha
peningkatan kesehatan di sekolah perguruan agama, di rumah tangga
maupun di lingkungan masyarakat.

2. Sehat fisik, mental maupun sosial.

3. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk penyalahgunaan
NAPZA.

2. Program Dokter Kecil 1

a. Pengertian

Dokter kecil adalah siswa yang memenuhi kriteria dan telah terlatih untuk ikut
melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap
diri sendiri, teman, keluarga dan lingkungannya.

b. Tujuan

- Tujuan umum

Meningkatnya partisipasi siswa dalam program UKS

– Tujuan Khusus

1. Agar siswa dapat menjadi penggerak hidup sehat di sekolah,di rumah dan
lingkungannya.
2. Agar siswa dapat menolong dirinya sendiri, sesama siswa dan orang lain
untuk hidup sehat.

c. Kriteria peserta :

1. Siswa kelas 4 atau 5 SD atau MI dan belum pernah mendapatkan pelatihan


dokter kecil.

2. Berprestasi sekolah

3. Berbadan sehat.

4. Berwatak pemimpin dan bertanggung jawab.

5. Berpenampilan bersih dan berperilaku.

6. Berbudi pekerti baik dan suka menolong.

7. Izin orang tua

d. Tugas dan kewajiban dokter kecil

1. Selalu bersikap dan berperilaku sehat.

2. Dapat menggerakkan sesama teman-teman siswa untuk bersama-sama


menjalankan usaha kesehatan terhadap dirinya masing-masing.

3. Berusaha bagi tercapainya kesehatan lingkungan yang baik di sekolah


maupun di rumah.

4. Membantu guru dan petugas kesehatan pada waktu pelaksanaan pelayanan


kesehatan di sekolah.

5. Berperan aktif dalam rangka peningkatan kesehatan ,antara lain : Pekan


kebersihan, Pekan Gizi, Pekan Penimbangan BB dan TB di sekolah, Pekan
Kesehatan Gigi, Pekan Kesehatan Mata, dan lain-lain.

e. Kegiatan dokter kecil

1. Menggerakkan dan membimbing teman melaksanakan.

a. Pengamatan kebersihan dan kesehatan pribadi.

b. Pengukuran Tinggi Badan dan Berat badan.

c. Penyuluhan Kesehatan.
2. Membantu petugas kesehatan melaksanakan pelayanaan kesehatan di
sekolah , antara lain :

a. Distribusi obat cacing, vitamin dan lain-lain.

b. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).

c. Pertolongan Pertama Pada Penyakit.

3. Pengenalan dini tanda-tanda penyakit.

4. Pengamatan kebersihan Ruang UKS , warung sekolah dan lingkungan


sekolah.

5. Pengamatan kebersihan di sekolah separti halaman sekolah, ruang kelas ,


perlengkapan, persediaan air bersih, tempat cuci, WC,kamar mandi, tempat
sampah dan saluran pembuangan termasuk PSN (Pemberantasan Sarang
Nyamuk).

6. Pencatatan dan pelaporan, antara lain Buku harian Dokter Kecil.

7. Melaporkan hal-hal khusus yang ditemuinya kepada guru UKS / Kepala


Sekolah / Guru yang ditunjuk.
Dokter Kecil SDN Suwawal 06, Jepara (April 2008)
SUMBER
1. Depkes RI. Pedoman, Modul dan Materi Pelatihan ”Dokter
Kecil”.Jakarta.2001.Hal. 7-13
2. Depkes RI. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan Di Kabupaten/Kota. http://bankdata.depkes.go.id

Berita Terpopuler
• Video Penyiksaan TKI Beredar

• Ahmadiyah Menolak Jadi Agama Baru

• Film Hollywood Menghilang dari Bioskop

• Buku "Dosa-dosa Nurdin Halid" Dirilis


• MPAA Hentikan Ekspor Film ke Indonesia

• Hukuman Pancung untuk Darsem


• Pemerintah Minta Masyarakat Indonesia Timur Waspada
• Tersangka Penyerangan adalah Jawara
• Ahmadiyah Disarankan Jadi Agama Baru
• Inilah Data Gempa Dahsyat Sejak 1900
Melatih Kepedulian Lewat Dokter Kecil
Anastasya Putri dan Anto Susanto
Artikel Terkait
• Ribuan Dosen-Peneliti WNI Mengajar di Malaysia
• Wow, Mahasiswi Bugil di Depan Kampus
• Bertahun-tahun Belajar di Luar Ruang Kelas

24/07/2010 06:36
Liputan6.com, Jakarta: Ingin melatih kepekaan sekaligus menambah
pengetahuan tentang kesehatan bagi putra putri Anda. Jadi dokter
kecil mungkin jawabannya. Setidaknya ini dilakukan Sekolah Dasar
Rawa Barat V Pagi, Jakarta Barat. Sekolah ini melatih sejumlah
muridnya menjadi dokter kecil yang siap beraksi.

Dokterkecil siap menangani anak pingsan saat upacara, Teman yang


jatuh saat bermain, atau memperingati teman yang tak menjaga
kebersihan kuku. Dokter kecil bertugas setiap jam istirahat maupun
saat upacara bendera. Saban jumat, mereka bertugas sebagai
jumantik (juru pemantau jentik).

Namun, tidak sembarangan murid bisa menjadi dokter kecil. Mereka


yang dipilih murid-murid tidak takut darah dan bertanggung jawab.
Mereka mengaku senang dapat menolong teman-temannya. "Senang
karena bisa bantu teman-teman," tutur dokter kecil Nadia, Jumat
(23/7). "Awalnya agak grogi, tapi kesininya mendingan," ucap dokter
kecil Rafi yang mengaku semula takut lihat luka.

Berkat pelatihan dari guru, para murid yang tadinya takut, kini jadi
berani menolong teman-temannya. "Anak kalau dengar luka berdarah,
akan takut. Ketika anak kita ajarkan, anak akan jadi berani. Oh
ternyata saya bisa menolong orang, seakan-akan dia menjadi
pahlawan," ucap Fajar, pelatih dokter kecil.

Menjadi dokter adalah bagian dari cita-cita mereka. Selain guru,


orangtua juga berperan penting menjadi fasilitator anak-anak untuk
meraih cita-citanya.(BOG

4 Materi Pokok Pelatihan Dokter Kecil


Tanggal : 18 June 2010 | Oleh : Putu Sudayasa | Skip ke Komentar |
Sebagai bagian dari kegiatan rutin program promosi

kesehatan, khususnya Upaya Kesehatan Sekolah (UKS), tim Puskesmas Benu-


benua, melaksanakan pelatihan dokter kecil di sebuah SD yang berada dalam
wilayah kerjanya. Kegiatan ini telah dilakukan pada hari Kamis, tanggal 17 Juni
2010, dengan melatih 20 orang murid, dari perwakilan kelas 3 dan 4, SD tersebut.
Menurut keterangan Kepala Puskesmas Benu-benua, dr. Putu Agustin K.,
pelatihan dokter kecil, bertujuan untuk membina para siswa sekolah dasar (SD)
agar memiliki kemampuan dan kepedulian dalam mempromosikan pola hidup
sehat di lingkungan sekolah. Tim puskesmas yang turut memberikan materi,
antara lain: dokter, perawat, perawat gigi, dan sanitarian.
Ada 4 jenis materi pokok yang disampaikan dalam pelatihan tersebut antaralain :
1. Merawat Kesehatan Gigi dan Mulut :
* Para siswa diajarkan bagaimana cara menyikat gigi yang baik dan benar
* Sebaiknya melakukan sikat gigi dan menggunakan pasta gigi yang sehat
* Kontrol kesehatan gigi secara rutin, teratur ke poli gigi puskesmas atau rumah
sakit.
2. Menjaga Kebersihan Diri Sendiri :
* Membersihkan badan (mandi) dengan air bersih, minimal 2 kali sehari
* Mengenakan pakaian yang bersih dan rapi
* Membiasakan mencuci serta membersihkan kuku kaki dan tangan
3. Memelihara Kesehatan Lingkungan :
* Membuang sampah pada tempatnya
* Membersihkan saluran limbah dan halaman pekarangan sekolah
* Mengkonsumsi jajanan, makanan dan minuman yang bergisi plus sehat.
4. Melakukan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K):
* Cara Merawat luka ringan pada diri dan teman-teman sekolah
* Bagaimana membantu siswa yang sedang sakit yang perlu pertolongan segera.
* Berusaha menjaga kesehatan diri sendiri, dengan berolahraga, misalnya senam
sehat.
Metode pemberian materi pelatihan, melalui ceramah, tanya jawab dan praktek
langsung oleh para siswa. Semoga bisa diterapkan dan dievaluasi kembali dengan
baik. (reported by TuSuda)

<a href='http://openx.detik.com/delivery/ck.php?
n=a246559f&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE'
target='_blank'><img src='http://openx.detik.com/delivery/avw.php?
zoneid=555&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&amp;n=a246
559f' border='0' alt='' /></a>

Artikel terkait :
• Bila Lidah Berwarna Hijau
• Terapi Warna, Baik untuk Kesehatan
• Ketika Tertawa Menjadi Gejala Penyakit
• Demi Kesehatan, Matikan Lampu yang Sudah Kedap-kedip
Kamis, 24/06/2010 17:08 WIB

Sadar Sehat dari Dokter Kecil


Merry Wahyuningsih - detikHealth
<p>Your browser does not support iframes.</p>
Dokter kecil (Foto: lifebuoy)
Jakarta, Sejarah pernah mengungkapkan peran dokter kecil yang
merupakan ujung tombak program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
dalam memperhatikan kesehatan anak sekolah. Dokter kecil membuat
anak sekolah jadi sadar sehat.

Karena kesadaran arti pentingnya kesehatan harus ditanamkan sejak


kecil, dokter kecil di tingkat sekolah dasar pun akan direvitalisasi yang
nantinya bisa menjadi pahlawan kesehatan Indonesia.

"Saya menyambut baik dan mengapresiasi upaya untuk merevitalisasi


dokter kecil dan revitalisasi peran kader kesehatan," kutipan sambutan
Menteri Kesehatan yang disampaikan Dr Budihardja, DTM&H,MPH
selaku Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Kemenkes, dalam
acara pemutaran film 'Tanah Air Beta', di Studio Blitz Megaplex, Grand
Indonesia, Jakarta, Kamis (24/6/2010).

Dokter kecil merupakan siswa yang aktif dalam menangani masalah


kesehatan di sekolah, khususnya di tingkat sekolah dasar. Siswa yang
menjadi dokter kecil pun merupakan siswa yang berprestasi secara
akademik.

"Kami memilih siswa yang berprestasi sebagai dokter kecil, agar


mereka menjadi contoh bagi teman-temannya untuk hidup sehat, serta
agar dapat mengimbangi antara kegiatan dokter kecilnya dengan
prestasi akademik," ujar Hj. Sati, S.Pd, pendamping dokter kecil dari
SDN Pondok Labu 15, Cilandak, Jakarta Selatan.

Sati juga menuturkan, kegiatan yang biasa dilakukan dokter kecil


antara lain aktif di Unit Kesehatan Sekolah (UKS), memberi contoh
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), seperti cuci tangan pakai
sabun (CTPS), buang sampah pada tempatnya dan selalu menjaga
kebersihan lingkungan sekolah.

Selain itu, dokter kecil juga aktif melakukan pemeriksaan kesehatan


rutin bagi teman-temannya di sekolah, seperti pemeriksaan tinggi
badan, berat badan, dan kesehatan mata, yang hasilnya kemudian
akan dilaporkan kepada guru dan wali murid.

Pahlawan cilik kesehatan ini diharapkan dapat menjadi teladan dan


memberi contoh tentang perilaku hidup bersih dan sehat kepada
teman-temannya yang lain di lingkungan sekolah
(mer/ir)

<a href='http://i.republika.co.id/www/delivery/ck.php?
n=ad24e966&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE'
target='_blank'><img src='http://i.republika.co.id/www/delivery/avw.php?
zoneid=47&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&amp;n=ad24e966'
border='0' alt='' /></a>

<a href='http://i.republika.co.id/www/delivery/ck.php?
n=ad09e8fe&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE'
target='_blank'><img src='http://i.republika.co.id/www/delivery/avw.php?
zoneid=39&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&amp;n=ad09e8fe'
border='0' alt='' /></a>
• HOME
• BREAKING NEWS
○ Nasional
○ Internasional
○ Politik
○ Hukum
○ Ekonomi
○ Metropolitan
○ Nusantara
○ Kesehatan
○ Lingkungan
○ Seni & Budaya
• BISNIS SYARIAH
○ Berita
○ Keuangan - Perbankan
○ Asuransi
○ BMT
○ Direktori
○ Kamus
○ Klinik Syariah
• DUNIA ISLAM
○ Info Halal
○ Islam Mancanegara
○ Islam Nusantara
○ Ustadz Menjawab
○ Mualaf
○ Umroh - Haji
• ENSIKLOPEDIA ISLAM
○ Doa Harian
○ Fatwa
○ Hikmah
○ Islam Digest
○ Khazanah
○ Nama Islami
○ Pesantren
○ Pustaka
• GAYA HIDUP
○ Fashion
○ Ibu dan Anak
○ Info Sehat
○ Kuliner
○ Parenting
○ Tips Sehat
○ Traveling
• PENDIDIKAN
○ Berita
○ Konsultasi Pendidikan
○ Guru Kreatif
○ Direktori
○ Olimpiade
• SENGGANG
○ Film - Musik
○ Pustaka
○ Sosok
○ Unik
• OLAHRAGA
○ Asian Games 2010
○ Balap
○ Basket
○ Olahraga Lain
○ Raket
○ Tinju
○ Voli
• SEPAKBOLA
○ Bolamania
○ Klasemen
○ Liga Dunia
○ Liga Inggris
○ Liga Indonesia
○ Liga Italia
○ Liga Spanyol
• TRENDTEK
○ Aplikasi
○ Elektronika
○ Gadget
○ Sains
○ Telekomunikasi
• OTOMOTIF
○ Berita Otomotif
○ Mobil
○ Motor
• FORUM
www.republika.co.id

Republika OnLine » Breaking News » Kesehatan


Menkes: Dokter Kecil Penggerak Kesehatan di
Sekolah dan Rumah
Selasa, 11 Mei 2010, 16:51 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Kesehatan, Endang Rahayu


Sedyaningsih mengungkapkan beban untuk menanggulangi masalah kesehatan
anak usia sekolah terus meningkat. Selayaknya anak usia sekolah di Indonesia
perlu mendapatkan perhatian lebih.
Demikian pernyataan Menteri Kesehatan saat memberi sambutan pada acara
revitalisasi Dokter Kecil dan kader kesehatan untuk Indonesia lebih sehat yang
berlangsung di Jakarta, Selasa (11/5).

Menteri menjelaskan pembinaan kesehatan anak usia sekolah bisa difokuskan


pada penggalakan program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Salah satu dari
pendekatan yang bisa dilakukan adalah melibatkan partisipasi peserta didik
sebagai penggerak Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan dokter kecil
sebagai ujung tombaknya.

“Seorang dokter kecil mempunyai peran sebagai penggerak dalam menjalankan


usaha kesehatan terhadap sesama dan diri anak masing-masing, memelihara
kebersihan, kesehatan dan kelestarian hidup di sekolah maupun di rumah,” tukas
menteri.

Dia mengharapkan, para dokter kecil dapat membantu guru dan petugas kesehatan
pada waktu pelaksanaan pelayanan kesehatan di sekolah dan selalu aktif dalam
mengikuti kegiatan kesehatan yang diselenggarakan sekolah.

“Hasil riset Universitas indonesia menyebutkan adanya hubungan bermakna


antara program dokter kecil dengan pengetahuan dan praktek kebersihan
lingkungan perseorangan siswa,” kata Menteri.

Menkes juga mengharapkann pihak sekolah untuk memberikan perhatian dalam


pelatihan membentuk dokter kecil melalui kerjasama dengan intansi kesehatan di
lingkungan sekolah.

Menurut Menteri, pelatihan itu dapat dimulai dengan memilih peserta didik.
Pemilihan itu berdasarkan beberapa kriteria seperti siswa kelas 4 dan 5,
berprestasi di sekolah, berbadan sehat, berpenampilan bersih dan berprilaku sehat
dan terakhir, berbudi leluhur.

“Tentunya, saya mengharapakan sekolah lebih memberikan peran kepada dokter


kecil. Jangan hanya sebatas memberikan pelatihan saja,’ pungkasnya.
Red: Ririn Sjafriani
Rep: cr2

www.go4healthylife.com

Dokter Kecil, Agen Perubahan Penggerak


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
• Redaksi Go4HealthyLife.com
• 27 Desember 2010
• Event
• Rating: Belum ada Rating

Go4HealthyLife.com, Jakarta - Lima Dokter Kecil Lifebuoy Teladan


telah terpilih dalam sebuah acara yang digelar di Kidzania, Jakarta
beberapa waktu lalu. Mereka adalah Ratna Fitranti (Sukabumi, Jabar),
Dewi Mu'adzah (Yogyakarta), Sherina Ayu P (Surabaya, Jatim), Ananda
Friski (DKI Jakarta), dan Martha Liumokas (Kupang, NTT). Mereka
berhak atas beasiswa masing-masing senilai Rp 15 juta dan pembinaan
untuk sekolahnya.
Kelima dokter kecil teladan itu berhasil mengungguli 10 kontestan lain
yang mewakili tujuh provinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, NTT, dan Sumatera Utara.

Final Dokter Kecil Lifebuoy Teladan yang merupakan puncak dari


program Revitalisasi Dokter Kecil Lifebuoy tahun ini. Mereka akan
menjadi penggerak dan agen perubah perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) untuk mendukung terwujudnya generasi Indonesia yang lebih
sehat.

Program revitalisasi Dokter Kecil diawali dengan Pelatihan untuk para


Kepala Sekolah dan Guru Pembina UKS yang digelar di empat kota
besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Yogyakarta, Medan, dan Surabaya.
Kemudian dilanjutkan dengan Kamp Dokter Kecil Lifebuoy di empat
kota yang sama dengan melibatkan 644 Dokter Kecil dari 323 SD dari
tujuh provinsi.

Selaim lima dokter kecil teladan terpilih, sepuluh finalis dokter kecil
yang maju ke babak final adalah Hukama Konita (DKI Jakarta),
Salsabila Shofa (Bandung Jabar), Siti Indah T (Sukabumi Jabar), Tajudin
Akbar (Jogjakarta),), Amalia Listiani (Semarang Jateng), Nadya F. Putri
(Semarang Jateng), Firda Avcarina (Surabaya Jatim), Wan Intan Kurnia
S. (Medan Sumut),dan Ronaldo X. Atallo (Kupang NTT).

“Mereka adalah dokter kecil-dokter kecil terbaik yang terpilih dalam


kegiatan Kamp Dokter Kecil Lifebuoy di daerah masing-masing, yang
mampu mengimplementasikan materi PHBS dengan baik di sekolah
masing-masing,” kata Amalia Sarah Santi, Senior Brand Manager
Lifebuoy.

Saat penjurian final, para dokter kecil tersebut harus menjawab


pertanyaan yang dilontarkan pada juri di atas panggung. Pertanyaan
umumnya diambil dari diari yang berisi kegiatan mereka selama ikut
kamp. Namanya juga anak-anak, saat pertanyaan yang diajukan juri
‘sedikit meleset’ dari diari yang mereka tulis, jawaban yang muncul
kerap mengundang senyum, karena antara pertanyaan dan jawaban
tidak ‘nyambung’.

Misalnya pertanyaan dari salah satu juri, dr Rachmat Sentika, penggiat


dokter kecil, yang menanyakan tentang imunisasi, namun malah
dijawab dengan lancar tentang menu seimbang.

“Itulah anak-anak. Mereka ini baru kelas 5 SD. Tampil dan bicara di
panggung ditonton orang-orang dewasa sudah merupakan prestasi.
Jangan salahkan kalau banyak yang grogi, terus lupa dengan berbagai
hal yang sudah diajarkan. Berani tampil dan menjawab pertanyaan,
meskipun kurang tepat, harus kita apresiasi,” kata salah seorang
pendamping dokter kecil dari Surabaya yang duduk di sebelah
Go4HealthyLife.com mengomentari jawaban dan pertanyaan yang
kurang ‘nyambung’ tadi.

Martha, dokter kecil dari Kupang terlihat menonjol dan banyak


diidolakan sesama finalis. Perawakannya kurus, namun nada bicaranya
ceplas ceplos, berani, lihai menjawab setiap pertanyaan yang diajukan
dewan juri dan wartawan.

“Martha, jika ada temanmu yang bilang kalau makan harus berdoa
dulu. Dia tidak percaya kalau makan harus cuci tangan dulu, apa
jawabanmu?” tanya salah seorang dewan juri.

“Aku akan jawab begini...kalau mau makan harus cuci tangan dulu
dengan sabun. Sebab kalau tak cuci tangan, kuman di tangan akan
ikut masuk bersama makanan. Nanti kau bisa sakit. Nah, habis cuci
tangan baru berdo’a, terus makan,” ujar Martha tangkas diiringi tepuk
tangan riuh penonton.

Siswa kelas 5 asal Kupang ini mengakui agak sulit mengajari teman-
teman cuci tangan. “Harus dikasih contoh, baru mereka ikut,” ujarnya.

Psikolog Rose Mini, atau biasa disapa Bunda Romi, percaya anak-anak
ini bisa menjadi agen perubahan bagi lingkungan sekitarnya. “Mereka
lebih mudah mempengaruhi teman sebaya untuk melakukan sesuatu
dibandingkan guru atau orangtua. Anak-anak akan lebih mudah bicara
dengan sebayanya dalam menyampaikan sesuatu tanpa terkesan
menggurui. Sementara terhadap orangtua, mereka juga bisa
membawa contoh apa yang didapat dari sekolah, misalnya soal cuci
tangan dengan sabun itu,” kata Bunda Romi.

Sarah menambahkan, dedikasi dan semangat tinggi yang ditunjukkan


oleh para dokter kecil dalam membudayakan PHBS (Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat) seperti cuci tangan pakai sabun akan membuat
makin banyak masyarakat di sekelilingnya terpacu untuk melakukan
hal serupa. “Dampak selanjutnya diharapkan tingkat kejadian penyakit
terutama yang rentan terjadi di kalangan anak sekolah dasar dapat
berkurang,” ujar dia.
Lifebuoy menggelar program Revitalisasi Dokter Kecil karena
komunitas Dokter Kecil terbukti dapat menjadi agen perubah dalam
menggerakkan budaya hidup sehat di komunitas sekelilingnya (UNICEF
Indonesia) . Selain itu, populasi anak usia sekolah di Indonesia
tergolong besar yaitu mencapai 30% dari jumlah penduduk (Depkes,
2008) . Jadi diperlukan lebih banyak agen perubah untuk memberikan
edukasi dan sosialisasi PHBS.

Dalam Revitalisasi Dokter Kecil, Lifebuoy menjalin kemitraan dengan


Kementerian Kesehatan RI dan Kementerian Pendidikan Nasional.
Revitalisasi Dokter Kecil Lifebuoy digelar melalui serangkaian kegiatan
program yang terpadu dan saling terkait dengan puncaknya pemilihan
Dokter Kecil Lifebuoy Teladan. (program yang telah dilakukan terlampir
di Lembar Fakta).

Dalam acara final Dokter Kecil Lifebuoy Teladan, para finalis kembali
melakukan serangkaian tantangan yang berbeda dengan sebelumnya,
sebagai bentuk pemahaman mereka dalam mengimplementasikan
ajaran PHBS.

Ada tiga tantangan yang harus dijawab para finalis. Pada Pos
Observasi, para finalis diminta untuk mengobservasi orang-orang di
sekitarnya yang di tangannya kemungkinan banyak terdapat kuman.
Pada pos selanjutnya berupa Tantangan Pos Edukasi, dimana finalis
dokter kecil diminta untuk mempraktikkan cuci tangan pakai sabun
yang benar dengan menggunakan glow germ sebagai alat bantu
pembuktian kuman-kuman di tangan kepada para pengunjung
KidZania. Pada pos terakhir, Tantangan Pos Pertolongan, para finalis
diminta untuk mempraktikkan pertolongan pertama pada kecelakaan
yang kerap terjadi di sekolah maupun di lingkungannya.

Edukasi dan sosialisasi PHBS seperti cuci tangan pakai sabun sejak dini
merupakan hal yang penting untuk membentuk perilaku sehat anak-
anak sebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Lifebuoy
mengharapkan semua pihak termasuk media turut membantu
membudayakan PHBS seperti yang dilakukan Dokter Kecil guna
memperluas tumbuhnya budaya PHBS di masyarakat Indonesia.
Semakin luas budaya PHBS seperti cuci tangan pakai sabun akan
memberikan kontribusi signifikan pada membaiknya tingkat kesehatan
masyarakat Indonesia dan meningkatkan mutu kesehatan bangsa.

"Kami berharap apa yang didapat para finalis dokter kecil ini akan
ditularkan ke daerah dan sekolah masing-masing. Kami juga berharap
mereka akan menjadi pelopor PHBS di lingkungannya masing-masing,"
pungkas Sarah.

You might also like