Professional Documents
Culture Documents
Menkes dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH, memberikan apreasiasi
dengan dihidupkannya kembali kegiatan dokter kecil untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat. Hal itu disampaikannya saat meresmikan Revitalisasi
Program Dokter Kecil di SD Negeri 05 Pagi, Escuela Republica De Mexico, Jalan
Hang Lekir V, Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Senin (11/05).
” Ini baik sekali untuk anak-anak, karena mempraktikkan perilaku hidup bersih
dan sehat sejak usia dini. Pembangunan kesehatan kini dan ke depan diarahkan
pada peningkatan upaya promotif dan preventif dengan tidak mengesampingkan
kuratif dan rehabilitatif ”, ujar dr. Endang Rahayu Sedyaningsih.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah memberikan edukasi tentang bagaimana
cara mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) kepada generasi
muda. Kegiatannya seperti cuci tangan pakai sabun, menjaga kebersihan
lingkungan serta menjaga kesehatan gigi. Secara medis, lanjut Menkes, cuci
tangan dengan sabun terbukti efektif mengurangi dan membentengi tubuh dari
penyakit diare, cacingan, infeksi saluran pernafasan akut, flu burung dan
influenza A H1N1 atau flu babi hingga 47 persen.
Dokter kecil diharapkan menjadi agen perubahan. Oleh karena itu, perekrutan
dokter kecil dilakukan pada siswa kelas 4, 5 dan 6 dengan ketentuan murid yang
terlatih memelihara dan meningkatkan kesehatan diri sendiri. Selain itu memiliki
jiwa pemimpin dan bertanggung jawab, serta memiliki budi pekerti baik dan suka
menolong. Ke depan, setiap dokter kecil akan dilengkapi dengan tas kecil berisi
separangkat alat kebersihan, buku, pena, sabun, handuk, sikat gigi dan odol.
Diharapkan, kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah ditularkan
kepada teman, keluarga dan lingkungan sekolah.
Dr. Handrawan Nadesul, penggiat dokter kecil dan PHBS menuturkan, kegiatan
dokter kecil pernah dipraktekkan dan konsepnya sudah ada sejak tahun 1980.
Kegiatannya dimulai di Kotamadya Bogor, Jawa Barat. Sayang, kegiatan ini tidak
berlanjut dan tenggelam sekitar tahun 1990-an.
Kepala Sekolah SDN 05 Pagi, Hasnelly bangga karena memiliki murid yang
pandai dan peduli terhadap kesehatan dengan sesama temannya. Ini langkah kecil
yang akan berdampak besar bagi masa depan generasi penerus bangsa Indonesia.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal
Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi
melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-
500567, 30413700, atau alamat e-mail : puskom.publik@yahoo.co.idThis e-mail
address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it
, info@puskom.depkes.go.idThis e-mail address is being protected from
spambots. You need JavaScript enabled to view it ,
kontak@puskom.depkes.go.idThis e-mail address is being protected from
spambots. You need JavaScript enabled to view it .
Dokter Kecil Award, Tanamkan Arti Kesehatan
Sejak Dini
•
• 1
• 2
• 3
• 4
• 5
(23 votes)
Ditulis Oleh Admin
Rabu, 04 Juni 2008
Kesadaran arti pentingnya kesehatan harus ditanamkan sejak kecil. Untuk itu,
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bekerja sama dengan Ira Koesno Communication
menyelenggarakan rangkaian acara bertajuk Dokter Kecil Award sejak 22
Februari silam. Dengan kegiatan ini diharapkan anak-anak usia sekolah dasar
mampu memahami berbagai pengetahuan dasar yang berkaitan dengan kesehatan.
Para peserta dilatih berbagai pengetahuan seperti masalah kesehatan lingkungan,
kebersihan dan kesehatan gigi-mulut, gizi, pertolongan pertama pada kecelakaan
(P3K), pencegahan penyakit menular, obat dan pengobatan sederhana, dan lain-
lain. Seluruh materi itu diperoleh ke-76 peserta dari 36 SD yang ada di Jakarta.
Oliver...
a. Pengertian
Program UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk perilaku hidup
bersih dan sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah dan Madrasah
Ibtidaiyah.
b. Tujuan UKS
- Tujuan umum
-Tujuan khusus
3. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk penyalahgunaan
NAPZA.
a. Pengertian
Dokter kecil adalah siswa yang memenuhi kriteria dan telah terlatih untuk ikut
melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap
diri sendiri, teman, keluarga dan lingkungannya.
b. Tujuan
- Tujuan umum
– Tujuan Khusus
1. Agar siswa dapat menjadi penggerak hidup sehat di sekolah,di rumah dan
lingkungannya.
2. Agar siswa dapat menolong dirinya sendiri, sesama siswa dan orang lain
untuk hidup sehat.
c. Kriteria peserta :
2. Berprestasi sekolah
3. Berbadan sehat.
c. Penyuluhan Kesehatan.
2. Membantu petugas kesehatan melaksanakan pelayanaan kesehatan di
sekolah , antara lain :
Berita Terpopuler
• Video Penyiksaan TKI Beredar
24/07/2010 06:36
Liputan6.com, Jakarta: Ingin melatih kepekaan sekaligus menambah
pengetahuan tentang kesehatan bagi putra putri Anda. Jadi dokter
kecil mungkin jawabannya. Setidaknya ini dilakukan Sekolah Dasar
Rawa Barat V Pagi, Jakarta Barat. Sekolah ini melatih sejumlah
muridnya menjadi dokter kecil yang siap beraksi.
Berkat pelatihan dari guru, para murid yang tadinya takut, kini jadi
berani menolong teman-temannya. "Anak kalau dengar luka berdarah,
akan takut. Ketika anak kita ajarkan, anak akan jadi berani. Oh
ternyata saya bisa menolong orang, seakan-akan dia menjadi
pahlawan," ucap Fajar, pelatih dokter kecil.
<a href='http://openx.detik.com/delivery/ck.php?
n=a246559f&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE'
target='_blank'><img src='http://openx.detik.com/delivery/avw.php?
zoneid=555&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&n=a246
559f' border='0' alt='' /></a>
Artikel terkait :
• Bila Lidah Berwarna Hijau
• Terapi Warna, Baik untuk Kesehatan
• Ketika Tertawa Menjadi Gejala Penyakit
• Demi Kesehatan, Matikan Lampu yang Sudah Kedap-kedip
Kamis, 24/06/2010 17:08 WIB
<a href='http://i.republika.co.id/www/delivery/ck.php?
n=ad24e966&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE'
target='_blank'><img src='http://i.republika.co.id/www/delivery/avw.php?
zoneid=47&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&n=ad24e966'
border='0' alt='' /></a>
<a href='http://i.republika.co.id/www/delivery/ck.php?
n=ad09e8fe&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE'
target='_blank'><img src='http://i.republika.co.id/www/delivery/avw.php?
zoneid=39&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&n=ad09e8fe'
border='0' alt='' /></a>
• HOME
• BREAKING NEWS
○ Nasional
○ Internasional
○ Politik
○ Hukum
○ Ekonomi
○ Metropolitan
○ Nusantara
○ Kesehatan
○ Lingkungan
○ Seni & Budaya
• BISNIS SYARIAH
○ Berita
○ Keuangan - Perbankan
○ Asuransi
○ BMT
○ Direktori
○ Kamus
○ Klinik Syariah
• DUNIA ISLAM
○ Info Halal
○ Islam Mancanegara
○ Islam Nusantara
○ Ustadz Menjawab
○ Mualaf
○ Umroh - Haji
• ENSIKLOPEDIA ISLAM
○ Doa Harian
○ Fatwa
○ Hikmah
○ Islam Digest
○ Khazanah
○ Nama Islami
○ Pesantren
○ Pustaka
• GAYA HIDUP
○ Fashion
○ Ibu dan Anak
○ Info Sehat
○ Kuliner
○ Parenting
○ Tips Sehat
○ Traveling
• PENDIDIKAN
○ Berita
○ Konsultasi Pendidikan
○ Guru Kreatif
○ Direktori
○ Olimpiade
• SENGGANG
○ Film - Musik
○ Pustaka
○ Sosok
○ Unik
• OLAHRAGA
○ Asian Games 2010
○ Balap
○ Basket
○ Olahraga Lain
○ Raket
○ Tinju
○ Voli
• SEPAKBOLA
○ Bolamania
○ Klasemen
○ Liga Dunia
○ Liga Inggris
○ Liga Indonesia
○ Liga Italia
○ Liga Spanyol
• TRENDTEK
○ Aplikasi
○ Elektronika
○ Gadget
○ Sains
○ Telekomunikasi
• OTOMOTIF
○ Berita Otomotif
○ Mobil
○ Motor
• FORUM
www.republika.co.id
Dia mengharapkan, para dokter kecil dapat membantu guru dan petugas kesehatan
pada waktu pelaksanaan pelayanan kesehatan di sekolah dan selalu aktif dalam
mengikuti kegiatan kesehatan yang diselenggarakan sekolah.
Menurut Menteri, pelatihan itu dapat dimulai dengan memilih peserta didik.
Pemilihan itu berdasarkan beberapa kriteria seperti siswa kelas 4 dan 5,
berprestasi di sekolah, berbadan sehat, berpenampilan bersih dan berprilaku sehat
dan terakhir, berbudi leluhur.
www.go4healthylife.com
Selaim lima dokter kecil teladan terpilih, sepuluh finalis dokter kecil
yang maju ke babak final adalah Hukama Konita (DKI Jakarta),
Salsabila Shofa (Bandung Jabar), Siti Indah T (Sukabumi Jabar), Tajudin
Akbar (Jogjakarta),), Amalia Listiani (Semarang Jateng), Nadya F. Putri
(Semarang Jateng), Firda Avcarina (Surabaya Jatim), Wan Intan Kurnia
S. (Medan Sumut),dan Ronaldo X. Atallo (Kupang NTT).
“Itulah anak-anak. Mereka ini baru kelas 5 SD. Tampil dan bicara di
panggung ditonton orang-orang dewasa sudah merupakan prestasi.
Jangan salahkan kalau banyak yang grogi, terus lupa dengan berbagai
hal yang sudah diajarkan. Berani tampil dan menjawab pertanyaan,
meskipun kurang tepat, harus kita apresiasi,” kata salah seorang
pendamping dokter kecil dari Surabaya yang duduk di sebelah
Go4HealthyLife.com mengomentari jawaban dan pertanyaan yang
kurang ‘nyambung’ tadi.
“Martha, jika ada temanmu yang bilang kalau makan harus berdoa
dulu. Dia tidak percaya kalau makan harus cuci tangan dulu, apa
jawabanmu?” tanya salah seorang dewan juri.
“Aku akan jawab begini...kalau mau makan harus cuci tangan dulu
dengan sabun. Sebab kalau tak cuci tangan, kuman di tangan akan
ikut masuk bersama makanan. Nanti kau bisa sakit. Nah, habis cuci
tangan baru berdo’a, terus makan,” ujar Martha tangkas diiringi tepuk
tangan riuh penonton.
Siswa kelas 5 asal Kupang ini mengakui agak sulit mengajari teman-
teman cuci tangan. “Harus dikasih contoh, baru mereka ikut,” ujarnya.
Psikolog Rose Mini, atau biasa disapa Bunda Romi, percaya anak-anak
ini bisa menjadi agen perubahan bagi lingkungan sekitarnya. “Mereka
lebih mudah mempengaruhi teman sebaya untuk melakukan sesuatu
dibandingkan guru atau orangtua. Anak-anak akan lebih mudah bicara
dengan sebayanya dalam menyampaikan sesuatu tanpa terkesan
menggurui. Sementara terhadap orangtua, mereka juga bisa
membawa contoh apa yang didapat dari sekolah, misalnya soal cuci
tangan dengan sabun itu,” kata Bunda Romi.
Dalam acara final Dokter Kecil Lifebuoy Teladan, para finalis kembali
melakukan serangkaian tantangan yang berbeda dengan sebelumnya,
sebagai bentuk pemahaman mereka dalam mengimplementasikan
ajaran PHBS.
Ada tiga tantangan yang harus dijawab para finalis. Pada Pos
Observasi, para finalis diminta untuk mengobservasi orang-orang di
sekitarnya yang di tangannya kemungkinan banyak terdapat kuman.
Pada pos selanjutnya berupa Tantangan Pos Edukasi, dimana finalis
dokter kecil diminta untuk mempraktikkan cuci tangan pakai sabun
yang benar dengan menggunakan glow germ sebagai alat bantu
pembuktian kuman-kuman di tangan kepada para pengunjung
KidZania. Pada pos terakhir, Tantangan Pos Pertolongan, para finalis
diminta untuk mempraktikkan pertolongan pertama pada kecelakaan
yang kerap terjadi di sekolah maupun di lingkungannya.
Edukasi dan sosialisasi PHBS seperti cuci tangan pakai sabun sejak dini
merupakan hal yang penting untuk membentuk perilaku sehat anak-
anak sebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Lifebuoy
mengharapkan semua pihak termasuk media turut membantu
membudayakan PHBS seperti yang dilakukan Dokter Kecil guna
memperluas tumbuhnya budaya PHBS di masyarakat Indonesia.
Semakin luas budaya PHBS seperti cuci tangan pakai sabun akan
memberikan kontribusi signifikan pada membaiknya tingkat kesehatan
masyarakat Indonesia dan meningkatkan mutu kesehatan bangsa.
"Kami berharap apa yang didapat para finalis dokter kecil ini akan
ditularkan ke daerah dan sekolah masing-masing. Kami juga berharap
mereka akan menjadi pelopor PHBS di lingkungannya masing-masing,"
pungkas Sarah.