You are on page 1of 4

(Agama) Ahmadiyah

Oleh: Febry Arisandi1

Penyerangan terhadap Jemaah Ahmadiyah oleh sekelompok orang di Kampung


Peundeuy, Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Pandeglang, Banten, Minggu (6/2)
menewaskan tiga orang, enam orang luka berat, Tak hanya itu, beberapa rumah serta tempat
ibadah Ahmadiyah juga rusak serta dua kendaraan roda empat hancur dibakar massa (Tempo
Interaktif, 7 Februari 2011). Kepala Polres Pandeglang AKBP Alex Fauzy Rasyad
menjelaskan, serangan warga Cikeusik terhadap Jamaah Ahmadiyah dipicu oleh sikap para
anggota jemaah Ahmadiyah yang mengeluarkan pernyataan bernada menantang kepada
warga setempat(MuslimDaily, 7 Februari 2011). Bagaimanapun Juga Kekerasan yang di
lakukan sangat melukai rasa kemanusian yang selama ini kita junjung tinggi. Menyikapi
keberadaan Ahmadiyah tentu Diam Bukanlah Solusi dan Kekerasan Bukanlah Jawaban. Lalu
mau di bawa kemana ahmadiyah ini?

Singkat Cerita

Ahmadiyah bukan lah pemain baru Di Indonesia, organisasi ini telah berbadan hukum
dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia sejak 1953 (SK Menteri Kehakiman RI No. JA
5/23/13 Tgl. 13-3-1953). Ahmadiyah, adalah Jamaah Muslim yang didirikan oleh Mirza
Ghulam Ahmad (1835-1908) pada tahun 1889 di satu desa kecil yang bernama Qadian,
Punjab, India. Mirza Ghulam Ahmad sendiri mengaku sebagai Mujaddid, al Masih dan al
Mahdi. Dalam perkembangannya terdapat dua kelompok Ahmadiyah yang pertama adalah
Ahmadiyah Qodian(Jemaat Ahmadiyah Indonesia) yakni kelompok yang mempercayai
bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah seorang mujaddid (pembaharu) dan seorang nabi yang
tidak membawa syariat baru. Dan Ahmadiyah Lahore(Gerakan Ahmadiyah Indonesia)
kelompok ini tidak menganggap Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi, melainkan hanya
sekedar mujaddid dari ajaran Islam.(Wikipedia.org)

Agama Baru

Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi
mengatakan, Ahmadiyah sebaiknya menjadi agama sendiri yang berada di luar Islam sebab
ajaran itu bermasalah karena mengatasnamakan Islam tetapi tidak sesuai dengan ajaran
1
Febry Arisandi, Mahasiswa FH UNDIP Angkatan 2008,aktivis KAMMI,Persma Gema
Keadilan FH UNDIP
Islam(Republika, 7 Februari 2011). Tentu kita memang perlu memahami kembali arti dari
kalimat "Penodaan agama berbeda dengan kebebasan beragama” karena kekeliruan yang ada
selama ini, akibat salah kaprahnya kita mendefenisikan Ahmadiyah dan tindakannya. HAM
tentu hadir untuk semua Lapisan Masyarakat. Bukan hanya untuk para pengikut Ahmadiyah.
Tapi untuk Umat Muslim yang punya Hak untuk menjaga dan melindungi Kemurnian
Agamanya. Surat Keputusan Bersama tiga Mentri harus segera di laksanakan, jangan lagi di
undur-undur pelaksanaannya, karena terkesan negara selalu absen dalam urusan Ahmadiyah.
Kita wajib melindungi pengikut Ahmadiyah karena mereka bagian dari Rakyat Indonesia,
tapi kita perlu kembali Meluruskan apa dan siapa Ahmadiyah itu.

Liga Muslim Dunia melangsungkan konferensi tahunannya di Makkah Al-


Mukarramma Saudi Arabia dari tanggal 14 s.d. 18 Rabbiul Awwal 1394 H (6 s.d. 10 April
1974) yang diikuti oleh 140 delegasi negara-negara Muslim dan organisasi Muslim dari
seluruh dunia. dalam acara itu di lakukan Deklarasi Liga Muslim Dunia – Tahun 1974 yang
isinya menyatakan bahwa Qadianiyah atau Ahmadiyah : adalah sebuah gerakan bawah tanah
yang melawan Islam dan Muslim dunia, dengan penuh kepalsuan dan kebohongan mengaku
sebagai sebuah aliran Islam; yang berkedok sebagai Islam dan untuk kepentingan keduniaan
berusaha menarik perhatian dan merencanakan untuk merusak fondamen Islam.
Penyimpangan-penyimpangan nyata dari prinsip-prinsip dasar Islam adalah sebagai
berikut(media-islam.or.id) :

1. Pendirinya mengaku dirinya sebagai nabi.

2. Mereka dengan sengaja menyimpangkan pengertian ayat-ayat Kitab Suci Al-


Qur’an.

3. Mereka menyatakan bahwa Jihad telah dihapus.

Pakistan, Malaysia dan Brunei Darussalam adalah negara yang melarang dengan
Tegas ajaran-ajaran Ahmadiyah. Bahkan di pakistan parlemen telah mendeklarasikan
pengikut Ahmadiyah sebagai non-muslim. Pada tahun 1974, pemerintah Pakistan merevisi
konstitusinya tentang definisi Muslim, yaitu "orang yang meyakini bahwa Nabi Muhammad
adalah nabi terakhir.Penganut Ahmadiyah, baik Qadian maupun Lahore, dibolehkah
menjalankan kepercayaannya di Pakistan, namun harus mengaku sebagai agama tersendiri di
luar Islam(wikipedia.org)
Pesan damai akan tersampaikan manakala kita tidak melakukan penodaan agama.
Indonesia adalah negara yang menghargai Kebebasan Beragama, tapi bukan berarti memberi
kebebasan terhadap penodaan agama. Bukan hanya terjadi saat ini, generasi-generasi
terdahulu juga pernah mengalami hal yang sama, yaitu munculnya nabi-nabi palsu.
Mengambil hikmah dari apa yang telah terjadi dahulu menjadi catatan sejarah yang tak akan
terlupakan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada saat ini. Para ilmuan
prancis mengatakan La Historie Se Pete (sejarah Akan selalu berulang). Tentu akan sangat
bermanfaat buat orang-orang yang berfikir dan mengambil pelajaran. Akhir kata, Diam bukan
Solusi, Kekerasan bukan Jawaban.

Profil singkat:

Febry Arisandi, Mahasiswa FH UNDIP Angkatan 2008,aktivis KAMMI,Persma Gema


Keadilan FH UNDIP, Ketua Dept.Riset KSHI FH UNDIP,No.HP; 085641758042, EMAIL:
philein9sophos@gmail.com

You might also like