You are on page 1of 20

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SEBAGAI

MEDIA PEMBELAJARAN

Maret 18, 2009 — Wahidin

Saat ini komputer bukan lagi merupakan barang mewah, alat ini sudah digunakan di berbagai
bidang pekerjaan seperti halnya pada bidang pendidikan. Pada awalnya komputer dimanfaatkan
di sekolah sebagai penunjang kelancaran pekerjaan bidang
administrasi dengan memanfaatkan software Microsoft word, excel dan access.
Dengan masuknya materi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam kurikulum baru, maka
peranan komputer sebagai salah satu komponen utama dalam TIK mempunyai posisi yang sangat
penting sebagai salah satu media pembelajaran. Kutipan dari Kurikulum untuk Mata Pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi
· Visi mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi yaitu agar siswa dapat dan terbiasa
menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal untuk
mendapatkan dan memproses informasi dalam kegiatan belajar, bekerja, dan aktifitas lainnya
sehingga siswa mampu berkreasi, mengembangkan sikap imaginatif, mengembangkan
kemampuan eksplorasi mandiri, dan mudah beradaptasi dengan perkembangan baru di
lingkungannya · Melalui mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi diharapkan siswa
dapat terlibat pada perubahan pesat dalam kehidupan yang mengalami penambahan dan
perubahan dalam penggunaan beragam produk teknologi informasi dan komunikasi.
Siswa menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mencari,
mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara efisien dan efektif. Dengan
menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi, siswa akan dengan
cepat mendapatkan ide dan pengalaman dari berbagai kalangan. Penambahan kemampuan siswa
karena penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi akan mengembangkan sikap inisiatif
dan kemampuan belajar mandiri, sehingga siswa
dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana penggunaan Teknologi
Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal, termasuk apa implikasinya saat ini dan
dimasa yang akan datang.
· Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi
dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan dengan
proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi
Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk
memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu, Teknologi
Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang
mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan,
manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media.
· Secara khusus, tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah:
1. Menyadarkan siswa akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang
terus berubah sehingga siswa dapat termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari Teknologi
Informasi dan Komunikasi sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.
2. Memotivasi kemampuan siswa untuk bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan
Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga siswa bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas
kehidupan seharihari secara mandiri dan lebih percaya diri.
3. Mengembangkan kompetensi siswa dalam menggunakan Teknologi Informasi dan
Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan
seharihari.
4. Mengembangkan kemampuan belajar berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga
proses pembelajaran dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong siswa terampil dalam
berkomunikasi, terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.
5. Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan
bertanggungjawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran,
bekerja, dan pemecahan masalah seharihari.

Dengan melihat isi dari kurikulum tersebut, kita harus mengintegrasikan TIK dalam proses
belajar mengajar di madrasah bukan hanya untuk mata pelajaran teknologi dan informasi saja.
Melihat kondisi TIK pada saat ini dan perkembangannya di masa datang, kita harus
mempersiapkan diri dan melakukan perencanaan yang matang dalam mengimplementasikan TIK
di madrasah. Jika kita tidak memulainya sekarang maka madrasah sebagai salah satu institusi
pendidikan selain sekolah yang berada dibawah Depdiknas akan tertinggal oleh sekolah lain. Jika
ini terjadi, usaha kita akan semakin berat untuk mensejajarkan madrasah dengan sekolah lain. Di
satu sisi, kita sedang berusaha mengejar ketertinggalan dalam mata pelajaran khususnya MIPA
dan BahasaInggris, di sisi lain TIK akan membuat kita tertinggal semakin jauh. Mengamati
Program Pengembagan TIK yang dilakukan Depdiknas Untuk mengejar ketertinggalan
pemanfaatan TIK di sekolah dari negara lain, saat iniDepdiknas mempunyai program
pengembangan TIK secara besarbesaran.
Ada tiga posisi penting di Depdiknas dalam program pengembangan TIK, yaitu:
1. Bidang kejuruan, TIK menjadi salah satu jurusan di SMK. Pengembangan TIK secara teknis
baik hardware dan software masuk dalam kurikum pendidikan. Dibentuknya ICT center di
seluruh Indonesia. Untuk menghubungkan sekolahsekolah di sekitar ICT center dibangun WAN
(Wireless Area Network) Kota.
2. Pustekkom, sebagai salah satu ujung tombak dalam pengembangan TV pendidikan
interaktif, Elearning dan ESMA. Program ini bertujuan untuk mempersempit jurang perbedaan
kualitas pendidikan antara kota besar dengan daerah.
3. Jardiknas (Jejaring Pendidikan Nasional), bertujuan untuk mengintegrasikan kedua program
di atas agar terbentuk sebuah jaringan yang menghubungkan semua sekolah di Indonesia.
Sehingga diperkirakan di masa depan semua sekolah di Indonesia akan terkoneksi dengan
internet. Melihat program yang diadakan oleh Depdiknas kita bisa memanfaatkan fasilitas
tersebut karena bersifat terbuka.

Pengembangan TIK di Madrasah secara Mandiri


Kita belum terlambat untuk mempersiapkan diri dalam penguasaan TIK sebagai media
pembelajaran di madrasah. Mulai saat ini pihak madrasah dan Majlis Madrasah harus membuat
sebuah program pengembangan TIK secara menyeluruh. Ada beberapa poin untuk membuat
suatu perencanaan pengembangan TIK, diantaranya:
1. Mempersatukan visi dan misi pengembangan TIK yang ingin dicapai antara Kepala sekolah,
guru dan majlis madrasah.
2. Pembentukan Komite Teknologi (Organisasi Labkom) yang mandiri
3. Mengidentifikasi infrastruktur lembaga, baik hardware, software maupun sistem dan jaringan
yang sudah dimiliki
4. Penentuan hardware dan software yang akan digunakan atau dikembangkan.
5. Mengidentifikasi SDM yang dimiliki
6. Menentukan bentuk pelatihan penguasaan TIK baik untuk guru dan staf lainnya.
7. Adanya Time schedule yang jelas untuk pencapaian program
8. Penentuan Investasi yang diperlukan secara berkala tiap tahun
9. Mengidentifikasi perkembangan software dan kurikulum baru
10. Mengadakan revisi perencanaan disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi.
Dengan perencanaan yang matang, kita bisa mengembangkan TIK secara bertahap di madrasah
agar tidak tertinggal dari sekolah lain. Program yang dibuat haru dilaksanakan secara
berkelanjutan meskipun terjadi pergantian kepala dan majilis madrasah. Pemanfaatan TIK
Sebagai Media Pembelajaran TIK bukan merupakan teknologi yang berdiri sendiri, tetapi
merupakan kombinasi dari hardware dan software.Ada hal penting yang harus diperhatikan
dalam memanfaatkan TIK sebagai media pembelajaran yaitu hardware dan software yang
tersedia dan jenis metode pembelajaran yang akan digunakan. Beberapa pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran diantaranya:
1. Presentasi
Presentasi merupakan cara yang sudah lama digunakan, dengan menggunakan OHP atau chart.
Peralatan yang digunakan sekarang biasanya menggunakan sebuah komputer/laptop dan LCD
proyektor. Ada beberapa keuntungan jika kita memanfaatkan TIK diantaranya kita bisa
menampilkan animasi dan film, sehingga tampilannya menjadi lebih menarik dan memudahkan
siswa untuk menangkap materi yang kita sampaikan. Software yang paling banyak digunakan
untuk presentasi adalah Microsoft Powerpoint. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pembuatan bahan presentasi,
diantaranya:
a. Jangan terlalu banyak tulisan yang harus ditampilkan.
b. Tulisan jangan terlalu kecil karena harus dilihat oleh banyak siswa.
c. Perbanyak memasukkan gambar dan animasi
d. Usahakan bentuk presentasi yang interaktif.
2. Demonstrasi
Demontrasi biasanya digunakan untuk menampilkan suatu kegiatan di depan kelas, misalnya
eksperimen. Kita bisa membuat suatu film caracara melakukan suatu kegiatan misalnya cara
melakukan pengukuran dengan mikrometer yang benar atau mengambil sebagian kegiatan yang
penting. Sehingga dengan cara ini siswa bisa kita arahkan untuk melakukan kegiatan yang benar
atau mengambil kesimpulan dari kegiatan tersebut.
Cara lain adalah memanfaatkan media internet, kita bisa menampilkan animasi yang
berhubungan dengan materi yang kita ajarkan (meskipun tidak semuanya tersedia). Sebagai
contoh untuk menampilkan arah vektor dari perkalian silang kita bisa mengakses internet dengan
alamat

http://www.upscale.utoronto.ca/GeneralInterest/Harrison/Flash/ClassMechanics/

RightHandRule/RightHandRule.html
3. Virtual Experiment
Maksud dari virtual eksperimen disini adalah suatu kegiatan laboratorium yang dipindahkan di
depan komputer. Anak bisa melakukan beberapa eksperimen dengan memanfaatkan software
virtual eksperimen misalnya Crocodile Clips. Software ini bisa didownload di
http://www.crocodileclips. com/s3_1.jsp , tetapi kita harus register dulu untuk mendapatkan
active code yang berlaku untuk satu bulan.
Metode ini bisa digunakan jika kita tidak mempunyai laboratorium IPA yang lengkap atau
digunakan sebelum melakukan eksperimen yang sesungguhnya.
4. Kelas virtual
Maksud kelas virtual di sini adalah siswa belajar mandiri yang berbasiskan web, misalnya
menggunakan moodle. Saya berikan contoh bentuk kelas maya yang sedang kami kembangkan
di MAN 2 Ciamis.Pada kelas maya ini siswa akan mendapatkan materi, tugas dan test secara
online. Kita sebagai guru memperoleh kemudahan dalam memeriksa tugas dan menilai hasil
ujian siswa. Terutama hasil ujian siswa akan dinilai secara otomatis.
Sebenarnya banyak bentuk pemanfaatan TIK lainnya yang dapat digunakan untuk membantu
siswa dalam proses belajar mengajar. Tetapi semua itu tergantung kepada kita bagaimana cara
memanfaatkannya.

http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009/03/18/pemanfaatan-teknologi-informasi-dan-
komunikasi-sebagai-media-pembelajaran/

. Kelebihan Komputer
Heinich dkk. (1986) mengemukakan sejumlah kelebihan dan juga kelemahan yang ada pada
medium komputer. Aplikasi komputer sebagai alat bantu proses belajar memberikan beberapa
keuntungan. Komputer memungkinkan mahasiswa belajar sesuai dengan kemampuan dan
kecepatannya dalam memahami pengetahuan dan informasi yang ditayangkan. Penggunaan
komputer dalam proses belajar membuat mahasiswa dapat melakukan kontrol terhadap aktivitas
belajarnya. Penggunaan komputer dalam lembaga pendidikan jarak jauh memberikan
keleluasaan terhadap mahasiswa untuk menentukan kecepatan belajar dan memilih urutan
kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhan. Kemampuan komputer untuk menayangkan kembali
informasi yang diperlukan oleh pemakainya, yang diistilahkan dengan “kesabaran komputer”,
dapat membantu mahasiswa yang memiliki kecepatan belajar lambat. Dengan kata lain,
komputer dapat menciptakan iklim belajar yang efektif bagi mahasiswa yang lambat (slow
learner), tetapi juga dapat memacu efektivitas belajar bagi mahasiswa yang lebih cepat (fast
learner).Disamping itu, komputer dapat diprogram agar mampu memberikan umpan balik
terhadap hasil belajar dan memberikan pengukuhan (reinforcement) terhadap prestasi belajar
mahasiswa. Dengan kemampuan komputer untuk merekam hasil belajar pemakainya (record
keeping), komputer dapat diprogram untuk memeriksa dan memberikan skor hasil belajar secara
otomatis. Komputer juga dapat dirancang agar dapat memberikan preskripsi atau saran bagi
mahasiswa untuk melakukan kegiatan belajar tertentu. Kemampuan ini mengakibatkan komputer
dapat dijadikan sebagai sarana untuk pembelajaran yang bersifat individual (individual learning).
Kelebihan komputer yang lain adalah kemampuan dalam mengintegrasikan komponen warna,
musik dan animasi grafik (graphic animation). Hal ini menyebabkan komputer mampu
menyampaikan informasi dan pengetahu-an dengan tingkat realisme yang tinggi. Hal ini me-
nyebabkan program komputer sering dijadikan sebagai sarana untuk melakukan kegiatan belajar
yang bersifat simulasi. Lebih jauh, kapasitas memori yang dimiliki oleh komputer
memungkinkan penggunanya menayangkan kembali hasil belajar yang telah dicapai sebelumnya.
Hasil belajar sebelumnya ini dapat digunakan oleh siswa sebagai dasar pertimbangan untuk
melakukan kegiatan belajar selanjutnya.

Keuntungan lain dari penggunaan komputer dalam proses belajar dapat meningkatkan hasil
belajar dengan penggunaan waktu dan biaya yang relatif kecil. Contoh yang tepat untuk ini
adalah program komputer simulasi untuk melakukan percobaan pada mata kuliah sains dan
teknologi. Penggunaan program simulasi dapat mengurangi biaya bahan dan peralatan untuk
melakukan percobaan. (Benny A. Pribadi dan Tita Rosita, 2002:11-12)

2. Kekurangan Komputer

Selanjutnya Benny dan Tita (2000) memberi penjelasan. Disamping memiliki sejumlah
kelebihan, komputer sebagai sarana komunikasi interaktif juga memiliki beberapa kelemahan.
Kelemahan pertama adalah tingginya biaya pengadaan dan pengembangan program komputer,
terutama yang dirancang khusus untuk maksud pembelajaran. Disamping itu, pengadaan,
pemeliharaan, dan perawatan komputer yang meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat
lunak (software) memerlukan biaya yang relatif tinggi. Oleh karena itu pertimbangan biaya dan
manfaat (cost benefit analysis) perlu dilakukan sebelum memutuskan untuk menggunakan
komputer untuk keperluan pendidikan. Masalah lain adalah compatability dan incompability
antara hardware dan software. Penggunaan sebuah program komputer biasanya memerlukan
perangkat keras dengan spesifikasi yang sesuai. Perangkat lunak sebuah komputer seringkali
tidak dapat digunakan pada komputer yang spesifikasinya tidak sama. Disamping kedua hal di
atas, merancang dan memproduksi program pembelajaran yang berbasis komputer (computer
based instruction) merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Memproduksi program komputer
merupakan kegiatan intensif yang memerlukan waktu banyak dan juga keahlian khusus.

b. Penggunaan Jaringan Komputer untuk Pembelajaran

Teknologi jaringan komputer/internet memberi manfaat bagi pemakainya untuk melakukan


komunikasi secara langsung dengan pemakai lainnya. Hal ini dimungkinkan dengan
diciptakannya sebuah alat bernama modem. Jaringan komputer/internet memberi kemungkinan
bagi pesertanya untuk melakukan komunikasi tertulis dan saling bertukar pikiran tentang
kegiatan belajar yang mereka lakukan. Jaringan komputer dapat dirancang sedemikian rupa agar
dosen dapat berkomunikasi dengan mahasiswa dan mahasiswa dapat melakukan interaksi belajar
dengan mahasiswa yang lain. Interaksi pembelajaran dengan menggunakan jaringan komputer
tidak saja dapat dilakukan secara individual, tetapi juga untuk menunjang kegiatan belajar
kelompok. Pemanfaatan jaringan komputer dalam sistem pendidikan jarak jauh dikenal juga
dengan istilah Computer Conferencing System (CCF). Biasanya sistem ini dilakukan melalui
surat elektronik atau E-mail. Beberapa kelebihan pemanfaatan jaringan komputer dalam sistem
pendidikan jarak jauh yaitu: dapat memperkaya model-model tutorial, dapat memecahkan
masalah belajar yang dihadapi mahasiswa dalam waktu yang lebih singkat dan dapat mengatasi
hambatan ruang dan waktu dalam memperoleh informasi. CCF memberi kemungkinan bagi
mahasiswa dan dosen untuk melakukan interaksi pembelajaran langsung antar individu, individu
dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok (Mason, 1994 dalam Benny A. Pribadi dan
Tita Rosita, 2002:13-14)

Teknologi Informasi dilihat dari kata penyusunnya adalah teknologi dan informasi. Teknologi
informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari bagian
pengirim ke penerima sehingga pengiriman informasi tersebut akan lebih cepat, lebih luas
sebarannya, dan lebih lama penyimpanannya. Teknologi informasi juga didefinisikan sebagai
teknologi pengolahan dan penyebaran data menggunakan perangkat keras (hardware) dan
perangkat lunak (software), komputer, komunikasi, dan elektronik digital. Istilah teknologi
informasi mulai populer pada akhir tahun 70-an. Sebelumnya istilah teknologi informasi biasa
disebut teknologi komputer atau pengolahan data elektronis (electronic data processing).
Pada awal sejarah, manusia bertukar informasi melalui bahasa. Maka bahasa adalah teknologi.
Bahasa memungkinkan seseorang memahami informasi yang disampaikan oleh orang lain.
Tetapi bahasa yang disampaikan dari mulut ke mulut hanya bertahan sebentar saja, yaitu hanya
pada saat si pengirim menyampaikan informasi melalui ucapannya itu saja. Setelah ucapan itu
selesai, maka informasi yang berada di tangan si penerima itu akan dilupakan dan tidak bisa
disimpan lama. Selain itu jangkauan suara juga terbatas. Untuk jarak tertentu, meskipun masih
terdengar, informasi yang disampaikan lewat bahasa suara akan terdegradasi bahkan hilang sama
sekali.
Setelah itu teknologi penyampaian informasi berkembang melalui gambar. Dengan gambar
jangkauan informasi bisa lebih jauh. Gambar bisa dibawa dan disampaikan kepada orang lain.
Selain itu informasi yang ada akan bertahan lebih lama. Beberapa gambar peninggalan jaman
purba masih ada sampai sekarang sehingga manusia sekarang dapat (mencoba) memahami
informasi yang ingin disampaikan pembuatnya.
Dengan ditemukannya alfabet dan angka arabik memudahkan cara penyampaian informasi yang
lebih efisien dari cara yang sebelumnya. Suatu gambar yang mewakili suatu peristiwa dibuat
dengan kombinasi alfabet, atau dengan penulisan angka, seperti MCMXLIII diganti dengan
1943. Teknologi dengan alfabet ini memudahkan dalam penulisan informasi itu.
Kemudian, teknologi percetakan memungkinkan pengiriman informasi lebih cepat lagi.
Teknologi elektronik seperti radio, TV, komputer mengakibatkan informasi menjadi lebih cepat
tersebar di area yang lebih luas dan lebih lama tersimpan.

Pembelajaran Biologi

Biologi adalah ilmu mengenai kehidupan (=biologie dalam istilah bahasa Belanda), diturunkan
dari gabungan kata bahasa Yunani, bios ("hidup") dan logos ("lambang", "ilmu"). Sampai tahun
1970-an digunakan istilah ilmu hayat (dari bahasa Arab, artinya "ilmu kehidupan"). Ilmu Biologi
dirintis oleh Aristoteles, ilmuwan berkebangsaan Yunani. Dalam terminologinya, "filosofi alam"
adalah cabang filosofi yang meneliti fenomena alam, dan mencakupi bidang yang sekarang
disebut sebagai fisika, biologi, dan ilmu pengetahuan alam lainnya.
Obyek kajian Biologi sangat luas dan mencakup semua makhluk hidup. Sehungga dikenal
berbagai cabang biologi yang mengkhususkan diri pada setiap kelompok organisme, seperti
botani, zoologi, dan mikrobiologi. Berbagai aspek kehidupan dikaji. Ciri-ciri fisik dipelajari
dalam anatomi, sedang fungsinya dalam fisiologi; Perilaku dipelajari dalam etologi, baik pada
masa sekarang dan masa lalu (dipelajari dalam biologi evolusioner dan paleobiologi); Bagaimana
makhluk hidup tercipta dipelajari dalam evolusi; Interaksi antarsesama makhluk dan dengan
alam sekitar mereka dipelajari dalam ekologi; Mekanisme pewarisan sifat yang berguna dalam
upaya menjaga kelangsungan hidup suatu jenis makhluk hidup dipelajari dalam genetika.
Pada masa kini, biologi mencakup bidang akademik yang sangat luas, bersentuhan dengan
bidang-bidang sains yang lain, dan sering kali dipandang sebagai ilmu yang mandiri. Namun,
pencabangan biologi selalu mengikuti tiga dimensi yang saling tegak lurus: keanekaragaman
(berdasarkan kelompok organisme), organisasi kehidupan (taraf kajian dari sistem kehidupan),
dan interaksi (hubungan antarunit kehidupan serta antara unit kehidupan dengan lingkungannya).
Biologi merupakan ilmu yang sudah cukup tua, hal ini dikarenakan sebagian besar berasal dari
keingintahuan manusia tentang dirinya, tentang lingkungan dan tentang kelangsungan hidupnya
(Rustaman.2005: 7). Dalam proses pembelajaran biologi diperlukan adanya suatu model dan
pendekatan pembelajaran yang jelas, efektif dan humoris serta media yang digunakan sebagai
alat dan bahan kegiatan pembelajaran. Sebagai contoh media kaset audio, merupakan media
auditif yang mengajarkan topik-topik pembelajaran yang bersifat verbal seperti pengucapan
(pronounciation) bahasa asing.
Kendala utama yang dirasakan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Biologi di kelas
adalah terlalu monotonnya pelaksanaan proses pembelajaran, yaitu terutama dalam penggunaan
metode dan media serta evaluasi pembelajaran. Dimana menurut siswa metode yang dominan
digunakan hanya ceramah dan tanya jawab, sedangkan medianya hanya meliputi papan tulis dan
spidol sebagai alat tulis. Sedangkan pelaksanaan penilaian hanya bersifat ujian tulis saja.
Oleh karena itu demi mendorong siswa yang kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran
Biologi, maka harus ada pemanfaatan media pembelajaran yang relevan, terutama pe,enfaatan
mendia pembelajaran berbasis Teknologi Informasi.
Ketika membicarakan tentang media pembelajaran, harus diketahui dahulu konsep abstrak dan
konkrit dalam pembelajaran, karena proses belajar mengajar hakikatnya adalah proses
komunikasi, penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Pesan berupa isi/ajaran yang
dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata dan tulisan) maupun non-
verbal, proses ini dinamakan encoding. Penafsiran simbol-simbol komunikasi tersebut oleh siswa
dinamakan decoding.
Penafsiran tersebut relatif berhasil. Kegagalan/ketidakberhasilan dalam memahami apa yang
didengar, dibaca, dilihat atau diamati adalah penghambat dalam proses komunikasi, yang dikenal
dengan istilah barriers atau noise. Semakin banyak verbalisme, maka semakin abstrak
pemahaman yang diterima.
Menurut diagram cone of learning dari Edgar Dale pentingnya media dalam pendidikan adalah:
1. memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
2. mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.
3. menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.
4. memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan
kinestetiknya.
5. memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang
sama.
Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton, 1985:
1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
2. Pembelajaran dapat lebih menarik
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan
7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan
8. Peran guru berubahan kearah yang positif
Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan oleh guru agar mereka
dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
Pengelolaan alat bantu pembelajaran sangat dibutuhkan. Bahkan pertumbuhan ini bersifat
gradual. Metamorfosis dari perpustakaan yang menekankan pada penyediaan meda cetak,
menjadi penyediaan-permintaan dan pemberian layanan secara multi-sensori dari beragamnya
kemampuan individu untuk menyerap informasi, menjadikan pelayanan yang diberikan mutlak
wajib bervariatif dan secara luas. Selain itu, dengan semakin meluasnya kemajuan di bidang
komunikasi dan teknologi, serta ditemukannya dinamika proses belajar, maka pelaksanaan
kegiatan pendidikan dan pengajaran semakin menuntut dan memperoleh media pendidikan yang
bervariasi secara luas pula. Klasifikasi dan jenis media bisa berupa:
1) Media yang tidak diproyeksikan, berupa Realia, model, bahan grafis, display;
2) Media yang diproyeksikan, berupa OHT, Slide, Opaque;
3) Media video, berupa Video;
4) Media berbasis komputer, berupa Computer Assisted I nstructional (Pembelajaran Berbasis
Komputer);
5) Multimedia kit, berupa Perangkat praktikum.

Peranan teknologi informasi dalam bidang pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor determinan kualitas SDM. Akses setiap guru untuk
meningkatkan kapasitas diri dengan mengikuti perkuliahan di pendidikan tinggi harus dibuka
seluas-luasnya karena pendidikan merupakan hak asasi warganegara. Pendidikan adalah kunci
untuk menciptakan, mengadaptasi dan menyebarkan ilmu pengetahuan.
Menurut Resnick (2002) ada tiga hal penting yang harus dipikirkan ulang dalam modernisasi
pendidikan, yitu:
1) Bagaimana kita belajar (how people learn)
2) Apa yang kita pelajari (what people learn)
3) Kapan dan dimana kita belajar (when and where people learn)
Dengan mencermati jawaban dari ketiga pertanyaan tersebut, maka jelaslah bahwa peranan
teknologi informasi dalam bidang pendidikan dapat dirumuskan.
Salah satu permasalahan utama pendidikan adalah disparitas mutu pendidikan khususnya yang
berkaitan dengan hal berikut:
1. ketersediaan pendidik dan tenaga kependidikan yang belum memadai baik secara kuantitas
maupun kualitas, serta kesejahteraannya;
2. sarana prasarana belajar yang belum tersedia, dan bilapun tersedia belum didayagunakan
secara optimal;
3. pendanaan pendidikan yang belum memadai untuk menunjang mutu pembelajaran;
4. proses pembelajaran yang belum efisien dan efektif; dan
5. penyebaran sekolah yang belum merata, ditandai dengan belum meratanya partisipasi
pendidikan antara kelompok masyarakat, seperti masih terdapatnya kesenjangan antara penduduk
kaya dan miskin, kota dan desa, laki-laki dan perempuan, antar wilayah.
Permasalahan tersebut bertambah parah karena tidak didukung dengan komponen-komponen
utama pendidikan seperti kurikulum, sumberdaya manusia pendidikan yang berkualitas, sarana
dan prasarana, serta pembiayaan. Oleh karena itu pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan
berupa pergantian kurikulum. Sejak tahun 1947 kurikulum pendidikan telah mengalami
pergantian sebanyak tujuh kali, yang diterapkan dalam dunia pendidikan Indonesia yaitu
kurikulum 1947, 1964, 1968, 1974, 1984, 1994, serta kurikulum yang lebih menekankan pada
kompetensi peserta didik yaitu berupa Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau kurikulum
2004 yang mulai diuji cobakan mulai tahun 2004 (Rustaman.2005:89). Standar nasional
pendidikan merupakan acuan dan pedoman dalam mengembangkan kurikulum.
1) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 kurikulum pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah dikembangkan oleh satuan pendidikan.
2) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 dan 23 tentang standar isi dan standar
kompetensi lulusan merupakan sebagian acuan yang digunakan sekolah dalam menyusun
kurikulum tingkat satuan pendidikan.
3) Peraturan Pemerintah Nomor 19 menyebutkan bahwa standar nasional pendidikan yang terdiri
dari standar isi, stadar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan.
Kebijakan kurikulum 2004 ternyata belum mampu untuk menjawab kebutuhan global sehingga
lahir kurikulum baru yang disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang
berdasarkan atas potensi wilayah atau daerah.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan berdasarkan standar nasional memerlukan
langkah dan strategi yang harus dikaji berdasarkan analisis yang cermat dan teliti. Analisis
dilakukan terhadap tuntutan kompetensi yang tertuang dalam rumusan standar kompetensi dan
kompetensi dasar; analisis mengenai kebutuhan dan potensi peserta didik, masyarakat, dan
lingkungan; serta analisis peluang dan tantangan dalam memajukan pendidikan pada masa yang
akan datang dengan dinamika dan kompleksitas yang semakin tinggi.
Upaya untuk memajukan pendidikan di suatu negara tidak terlepas dari peran seorang guru
sehingga guru memegang peranan penting dalam menentukan tingkat keberhasilan suatu proses
pembelajaran. Menurut Rustaman (2005:7), terdapat tiga komponen penting yang menentukan
kualitas pendidikan dan berperan langsung dalam proses belajar mengajar, yaitu:
1. Siswa, merupakan subyek yang berperan dalam mencari pengetahuan, meningkatkan
keterampilan dan yang berkaitan dengan pengetahuan yang dicari, sedangkan tugas siswa yaitu
belajar untuk mengubah pola pikir.
2. Guru, merupakan subyek yang memiliki peran, tugas, serta kewenangan dalam proses
mengajar. Di sini guru berperan sebagai pengatur kelas, penyampai informasi dan sebagai
evaluator terhadap keberhasilan siswa dalam menyerap pelajaran.
3. Proses pembelajaran, adalah proses yang memungkinkan kedua komponen tersebut (siswa dan
guru) saling berinteraksi, melalui materi pelajaran yang perlu dikuasai guru dengan
memperhatikan kesiapan siswa. Pembelajaran merupakan suatu usaha manusia yang dilakukan
dengan tujuan untuk membantu memfasilitasi belajar orang lain (Setyosari: 2001). Pembelajaran
juga merupakan penyampaian suatu informasi melalui beberapa model pembelajaran dan
aktivitas yang diarahkan untuk memudahkan pencapaian tujuan belajar secara spesifik dan yang
diharapkan. Pembelajaran melibatkan beberapa hal yang terkait secara langsung dan berdampak
terhadap berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran.
Dari ketiga komponen tersebut, guru merupakan faktor utama yang perlu mendapatkan prioritas
lebih besar karena guru berperan sebagai penyampai informasi, pengelola kelas (learning
manager), dan sebagai evaluator. Media pembelajaran juga mempengaruhi terhadap keefektifan
dan kelancaran proses pembelajaran karena media berperan sebagai sarana untuk mempermudah
dalam mencapai tujuan dalam proses pembelajaran.
Meningkatnya mutu pendidikan terlihat dari kualitas pembelajaran. Untuk itu pemanfaatan
teknologi informasi dalam kurikulum pendidikan perlu diperhatikan. Untuk menjawab tantangan
dunia, sudah saatnya pendidikan di negeri ini berfasilitas dan berbasis pada teknologi dan
informasi. Dengan pesatnya perkembangan teknologi, tentunya semakin banyak media
pembelajaran yang bisa dimanfaatkan dan diadakan.

Peranan teknologi informasi sebagai media pembelajaran biologi

Mata Pelajaran Biologi berdasarkan Standar Isi (SI) masuk dalam rumpun mata pelajaran IPA
dan kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1. Mata pelajaran Biologi mempelajari permasalahan yang berkait dengan fenomena alam, baik
secara kualitatif maupun kuantitatif, dan berbagai permasalahan yang berkait dengan
penerapannya untuk membangun teknologi guna mengatasi permasalahan dalam kehidupan
masyarakat. Fenomena alam dalam mata pelajaran Biologi dapat ditinjau dari objek, persoalan,
tema, dan tempat kejadiannya.
2. Struktur keilmuan Biologi menurut BSCS (Biological Science Curriculum Study), Biologi
memiliki objek berupa kerajaan/kingdom: (a) Plantae (tumbuhan), (b) Animalium (hewan), dan
(c) Protista. Ketiga objek tersebut dikaji dari tingkat molekul, sel, jaringan dan organ, individu,
populasi, komunitas, sampai tingkat bioma. Adapun persoalan yang dikaji meliputi 9 tema dasar
yaitu: (a) Biologi (sains) sebagai proses inkuiri/penemuan (inquiry), (b) sejarah konsep biologi,
(c) evolusi, (d) keanekaragaman dan keseragaman, (e) genetik dan keberlangsungan hidup, (f)
organisme dan lingkungan, (g) perilaku, (h) struktur dan fungsi, dan (i) regulasi.
3. Pembelajaran Biologi memerlukan kegiatan penyelidikan/eksperimen sebagai bagian dari
kerja ilmiah yang melibatkan keterampilan proses yang dilandasi sikap ilmiah. Selain itu,
pembelajaran Biologi mengembangkan rasa ingin tahu melalui penemuan/inkuiri berdasarkan
pengalaman langsung yang dilakukan melalui kerja ilmiah untuk memanfaatkan fakta,
membangun konsep, prinsip, teori, dan hukum. Melalui kerja ilmiah, peserta didik dilatih untuk
berpikir kreatif, kritis, analitis, dan divergen. Pembelajaran Biologi diharapkan dapat membentuk
sikap peserta didik dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka akhirnya menyadari keindahan,
keteraturan alam, dan meningkatkan keyakinannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4. Keterampilan proses dalam Biologi mencakup keterampilan dasar dan keterampilan terpadu.
Keterampilan dasar meliputi keterampilan mengobservasi, mengklasifikasi, berkomunikasi,
melakukan pengukuran metrik, memprediksi/meramal, menginferensi/menyimpulkan, dan
menafsirkan. Keterampilan terpadu mencakup mengidentifikasi variabel, menentukan variabel
operasional, menjelaskan hubungan antarvariabel, menyusun hipotesis, merancang prosedur dan
melaksanakan penyelidikan/eksperimen untuk pengumpulan data, memproses/menganalisis data,
menyajikan hasil penyelidikan/eksperimen dalam bentuk tabel/grafik, serta membahas,
menyimpulkan, dan mengomunikasikan secara tertulis maupun lisan.
Belajar adalah proses internal dalam diri manusia maka guru bukanlah merupakan satu-satunya
sumber belajar, namun merupakan salah satu komponen dari sumber belajar yang disebut orang.
AECT (Associationfor Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis
sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, yaitu:
1. Pesan; didalamnya mencakup kurikulum (GBPP) dan mata pelajaran.
2. Orang; didalamnya mencakup guru, orang tua, tenaga ahli, dan sebagainya.
3. Bahan; merupakan suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan pembelajaran,
seperti buku paket, buku teks, modul, program video, film, OHT (over head transparency),
program slide, alat peraga dan sebagainya (biasa disebut software).
4. Alat; yang dimaksud di sini adalah sarana (piranti, hardware) untuk menyajikan bahan pada
butir 3 di atas. Di dalamnya mencakup proyektor OHP, slide, film tape recorder, dan sebagainya.
5. Teknik; yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang digunakan orang dalam membeikan
pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran. Di dalamnya mencakup ceramah,
permainan/simulasi, tanya jawab, sosiodrama (roleplay), dan sebagainya.
6. Latar (setting) atau lingkungan; termasuk didalamnya adalah pengaturan ruang, pencahayaan,
dan sebagainya.
Bahan & alat yang kita kenal sebagai software dan hardware tak lain adalah media pendidikan.
Biologi sebagai ilmu yang cakupannya sangat kompleks, memerlukan media yang benar-benar
mampu men-translate ilmu dari pendidik ke peserta didik. Media komputerisasi merupakan salah
satu media yang perlu dimanfaatkan dalam pembelajaran Biologi, karena selain kemudahan
dalam pembelajaran, media ini juga lebih mampu menstimulus peserta didik untuk menangkap
materi yang disampaikan. Kesejahteraan bangsa tidakhanya diukur pada sumber daya alam dan
modal yang bersifat fisik tetapi bersumber pada modal intelektual, social dan
kepercayaan.Dengan demikian tuntutan untuk terus menerus, memutakhirkan pengetahuan
khususnya ilmu Biologi menjadi suatu keharusan. Mutu lulusan telah sangat mempengaruhi
ekonomi dari bangsa, oleh karena itu bangsa yang berhasil adalah bangsa yang berpendidikan
denga mutu yang tingggi.
Dalam upaya meningkatkan standart mutu peran pendidik untuk meningkatkan proses
pembelajaran dengan lebih mementingkan pada strategi pembelajaran. Strategi tersebut
mempunyai tujuan agar pembelajaran lebih berjalan produktif dan bermakna. Pada prinsipnya
belajar akan lebih bermakna jika anak mampu melaksanakan suatu proses atau praktik.
Banyak konsep pada pembelajaran Biologi membutuhkan pemikiran dari pendidik untuk
memberikan pengalaman secara langsung karena siswa perlu dibantu untuk mengembangkan
sejumlah ketrampilan proses supaya mereka mampu memahami konsep.
Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran Biologi adalah untuk tujuan berikut:
1. Untuk Tujuan Kognitif, dimana komputer dapat mengajarkan konsep-konsep aturan, prinsip,
langkah-langkah, proses, dan kalkulasi yang kompleks. Komputer juga dapat menjelaskan
konsep tersebut dengan dengan sederhana dengan penggabungan visual dan audio yang
dianimasikan. Sehingga cocok untuk kegiatan pembelajaran mandiri.
2. Untuk Tujuan Psikomotor, dimana dengan bentuk pembelajaran yang dikemas dalam bentuk
games dan simulasi sangat bagus digunakan untuk menciptakan kondisi dunia kerja. Beberapa
contoh program antara lain; simulasi pendaratan pesawat, simulasi perang dalam medan yang
paling berat dan sebagainya.
3. Untuk tujuan Afektif, bila program didesain secara tepat dengan memberikan potongan clip
suara atau video yang isinya menggugah perasaan, pembelajaran sikap/afektif pun dapat
dilakukan mengunakan media komputer.
Adapun media yang bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran Biologi yang berbasis teknologi
informasi adalah media video dan computer http://biologinfo.blogspot.com/2010/07/teknologi-
informasi-sebagai-media.html

Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk
memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara
untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat
waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan
informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat
komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan
komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar
data dapat disebar dan diakses secara global.
Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah mendapatkan informasi
untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani.
Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi.
Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang
lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor
lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran.
Perkembangan Teknologi Informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan
dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan
ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang
semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan e
seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-
biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.

Peran Teknologi Informasi


Dalam kehidupan kita dimasa mendatang, sektor teknologi informasi dan telekomunikasi
merupakan sektor yang paling dominan. Siapa saja yang menguasai teknologi ini, maka dia akan
menjadi pemimpin dalam dunianya. Teknologi informasi banyak berperan dalam bidang-bidang
antara lain :
Bidang pendidikan(e-education).
Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan
tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka (Mukhopadhyay M.,
1995). Sebagai contoh kita melihat di Perancis proyek “Flexible Learning‿. Hal ini
mengingatkan pada ramalan Ivan Illich awal tahun 70-an tentang “Pendidikan tanpa sekolah
(Deschooling Socieiy)” yang secara ekstrimnya guru tidak lagi diperlukan.
Bishop G. (1989) meramalkan bahwa pendidikan masa mendatang akan bersifat luwes (flexible),
terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun juga yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia,
maupun pengalaman pendidikan sebelumnya.

Mason R. (1994) berpendapat bahwa pendidikan mendatang akan lebih ditentukan oleh jaringan
informasi yang memungkinkan berinteraksi dan kolaborasi, bukannya gedung sekolah. Namun,
teknologi tetap akan memperlebar jurang antara di kaya dan si miskin.
Tony Bates (1995) menyatakan bahwa teknologi dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan bila
digunakan secara bijak untuk pendidikan dan latihan, dan mempunyai arti yang sangat penting
bagi kesejahteraan ekonomi.
Alisjahbana I. (1966) mengemukakan bahwa pendekatan pendidikan dan pelatihan nantinya akan
bersifat “Saat itu juga (Just on Time)‿. Teknik pengajaran baru akan bersifat dua arah,
kolaboratif, dan inter-disipliner.
Romiszowski & Mason (1996) memprediksi penggunaan “Computer-based Multimedia
Communication (CMC)‿ yang bersifat sinkron dan asinkron.
Dari ramalan dan pandangan para cendikiawan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan
masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan dua
arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja “saat itu juga‿ dan
kompetitif.
Kecenderungan dunia pendidikan di Indonesia di masa mendatang adalah:
- Berkembangnya pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh (Distance Learning).
Kemudahan untuk menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak jauh perlu dimasukan
sebagai strategi utama.
- Sharing resource bersama antar lembaga pendidikan / latihan dalam sebuah jaringan
- Perpustakaan & instrumen pendidikan lainnya (guru, laboratorium) berubah fungsi menjadi
sumber informasi daripada sekedar rak buku.
- Penggunaan perangkat teknologi informasi interaktif, seperti CD-ROM Multimedia, dalam
pendidikan secara bertahap menggantikan TV dan Video.
Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan, maka pada saat ini
sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media internet
untuk menghubungkan antara mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai mahasiswa secara
online, mengecek keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang diberikan
dosen dan sebagainya, semuanya itu sudah dapat dilakukan.
Faktor utama dalam distance learning yang selama ini dianggap masalah adalah tidak adanya
interaksi antara dosen dan mahasiswanya. Namun demikian, dengan media internet sangat
dimungkinkan untuk melakukan interaksi antara dosen dan siswa baik dalam bentuk real time
(waktu nyata) atau tidak. Dalam bentuk real time dapat dilakukan misalnya dalam suatu
chatroom, interaksi langsung dengan real audio atau real video, dan online meeting. Yang tidak
real time bisa dilakukan dengan mailing list, discussion group, newsgroup, dan buletin board.
Dengan cara di atas interaksi dosen dan mahasiswa di kelas mungkin akan tergantikan walaupun
tidak 100%. Bentuk-bentuk materi, ujian, kuis dan cara pendidikan lainnya dapat juga
diimplementasikan ke dalam web, seperti materi dosen dibuat dalam bentuk presentasi di web
dan dapat di download oleh siswa. Demikian pula dengan ujian dan kuis yang dibuat oleh dosen
dapat pula dilakukan dengan cara yang sama. Penyelesaian administrasi juga dapat diselesaikan
langsung dalam satu proses registrasi saja, apalagi di dukung dengan metode pembayaran online.
Suatu pendidikan jarak jauh berbasis web antara lain harus memiliki unsur sebagai berikut: (1)
Pusat kegiatan siswa; sebagai suatu community web based distance learning harus mampu
menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan mahasiswa, dimana mahasiswa dapat menambah
kemampuan, membaca materi kuliah, mencari informasi dan sebagainya. (2) Interaksi dalam
grup; Para mahasiswa dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan materi-materi yang
diberikan dosen. Dosen dapat hadir dalam group ini untuk memberikan sedikit ulasan tentang
materi yang diberikannya. (3) Sistem administrasi mahasiswa; dimana para mahasiswa dapat
melihat informasi mengenai status mahasiswa, prestasi mahasiswa dan sebagainya. (4)
Pendalaman materi dan ujian; Biasanya dosen sering mengadakan quis singkat dan tugas yang
bertujuan untuk pendalaman dari apa yang telah diajarkan serta melakukan test pada akhir masa
belajar. Hal ini juga harus dapat diantisipasi oleh web based distance learning (5) Perpustakaan
digital; Pada bagian ini, terdapat berbagai informasi kepustakaan, tidak terbatas pada buku tapi
juga pada kepustakaan digital seperti suara, gambar dan sebagainya. Bagian ini bersifat sebagai
penunjang dan berbentuk database. (6) Materi online diluar materi kuliah; Untuk menunjang
perkuliahan, diperlukan juga bahan bacaan dari web lainnya. Karenanya pada bagian ini, dosen
dan siswa dapat langsung terlibat untuk memberikan bahan lainnya untuk di publikasikan kepada
mahasiswa lainnya melalui web.
Mewujudkan ide dan keinginan di atas dalam suatu bentuk realitas bukanlah suatu pekerjaan
yang mudah tapi bila kita lihat ke negara lain yang telah lama mengembangkan web based
distance learning, sudah banyak sekali institusi atau lembaga yang memanfaatkan metode ini.
Bukan hanya skill yang dimiliki oleh para engineer yang diperlukan tapi juga berbagai
kebijaksanaan dalam bidang pendidikan sangat mempengaruhi perkembangannya. Jika dilihat
dari kesiapan sarana pendukung misalnya hardware, maka agaknya hal ini tidak perlu diragukan
lagi. Hanya satu yang selalu menjadi perhatian utama pengguna internet di Indonesia yaitu
masalah bandwidth, tentunya dengan bandwidth yang terbatas ini mengurangi kenyamanan
khususnya pada non text based material. Di luar negeri, khususnya di negara maju, pendidikan
jarak jauh telah merupakan alternatif pendidikan yang cukup digemari. Metoda pendidikan ini
diikuti oleh para mahasiswa, karyawan, eksekutif, bahkan ibu rumah tangga dan orang lanjut usia
(pensiunan). Beberapa tahun yang lalu pertukaran materi dilakukan dengan surat menyurat, atau
dilengkapi dengan materi audio dan video. Saat ini hampir seluruh program distance learning di
Amerika, Australia dan Eropa dapat juga diakses melalui internet. Studi yang dilakukan oleh
Amerika, sangat mendukung dikembangkannya e-learning, menyatakan bahwa computer based
learning sangat efektif, memungkinkan 30% pendidikan lebih baik, 40% waktu lebih singkat,
dan 30% biaya lebih murah. Bank Dunia (World bank) pada tahun 1997 telah mengumumkan
program Global Distance Learning Network (GDLN) yang memiliki mitra sebanyak 80 negara di
dunia. Melalui GDLN ini maka World Bank dapat memberikan e-learning kepada mahasiswa 5
kali lebih banyak (dari 30 menjadi 150 mahasiswa) dengan biaya 31% lebih murah.
Dalam era global, penawaran beasiswa muncul di internet. Bagi sebagian besar mahasiswa di
dunia, uang kuliah untuk memperoleh pendidikan yang terbaik umumnya masih dirasakan
mahal. Amat disayangkan apabila ada mahasiswa yang pandai di kelasnya tidak dapat
meneruskan sekolah hanya karena tidak mampu membayar uang kuliah. Informasi beasiswa
merupakan kunci keberhasilan dapat me no long mahasiswa yang berpotensi tersebut.

You might also like