You are on page 1of 28

Adalah : hubungan antara variabel bebas x, variabel

bebas y dan turunannya.


Bentuk Umum : 2 n
dy d y d y
F ( x, y, , 2 ,...., n )  0
dx dx dx
Persamaan differensial (PD) menyatakan hubungan
dinamik, maksudnya hubungan tersebut memuat besaran2
yang berubah, dan oleh karena itu PD sering muncul dalam
persoalan2 ilmu pengetahuan dan teknik.
Orde PD ditentukan oleh turunan tertinggi yang
terdapat dalam persamaan tsb, sedangkan derajat PD
ditentukan oleh pangkat dari turunan tertinggi.
Contoh :
dy
1.x  y 2  4  0
dx
d2y dy
2. 2  y  y sin x  0
dx dx
2 3
d y d y
3 2
3. 3    2   y  cos x
 dx   dx 
3 2
d y
3
d y 2
4. y 3   2 2   yx  4 x  0
 dx   dx 
2 3
 d y   dy 
4
5. 4      y  y 2 cos x
 dx   dx 
SOLUSI DARI PERSAMAAN DIFFERENSIAL

Untuk mencari solusi dari PD, harus mencari


fungsi yang memenuhi persamaan itu, artinya yang
memuat persaman itu menjadi benar.
Hal ini berarti harus mengolah persamaan tersebut
sehingga semua koefisien differensial hilang, yang ada
hanya hubungan antara variabel x dan y saja,
yaitu :

F(x,y)=0
Contoh :
d2y
2
4  0
dx
maka :
y = 2x2 atau
y = 2x2 + x , atau
y = 2x2 –5x + 3
merupakan jawab dari PD diatas.
Terlihat bahwa PD diatas mempunyai jawaban tidak
tunggal.
Secara umum solusi dari PD diatas dapat ditulis :
y = 2x2 + c1x + c2
dimana c1 dan c2 adalah konstanta ,
JENIS-JENIS PD ORDE SATU YANG KHUSUS
• Bentuk umum :
M( x , y ) dx + N( x , y ) dy = 0
1. PD Variabel Terpisah
Bentuk PD : f(x) dx + g(y) dy = 0
• Solusi umum PD :

 f ( x)dx   g ( y)dy  c , c adalah konstanta


• contoh :
(x+1) dx + (y2 –3) dy = 0
1. Reduksi ke PD Variabel Terpisah
Bentuk PD :
f1(x) g1(y) dx + f2(x) g2(y) dy = 0

1
direduksi dengan mengalikan :
g1 ( y ) f 2 ( x)
PD diatas menjadi :

f1 ( x) g 2 ( x)
dx  dy  o
f 2 ( x) g1 ( x)

karena telah menjadi PD variabel terpisah,


maka solusi PD diatas :
f1 ( x) g 2 ( x)
 f 2 ( x)
dx  
g1 ( x)
dy  c
Contoh :
1. y(x-1) dx + (y+2)x dy = 0

2. xy dx + (1 + x2) dy = 0
dy 4y
3. 
dx xy  3 x
4. cos y dx + (1 + e–x) sin y dy = 0
3. PD Homogen
Suatu fungsi f(x,y) dikatakan homogen berderajat n ,
jika :
f(λx, λy) = λn f(x,y)
PD : M( x , y ) dx + N( x , y ) dy = 0
Dikatakan PD Homogen derajat n jika :
M(x,y) dan N(x,y) adalah fungsi homogen yang
berderajat sama.
Untuk mencari solusi dari PD homogen kita lakukan
transformasi :
y = vx dan dy = v dx + x dv
dengan transformasi tsb diperoleh suatu PD dalam x
dan
v dengan variabel terpisah.
Contoh :
1. ( x  y ) dx  xydy  0
2 2

subtitusikan y = vx dan dy = v dx + x dv,


sehingga diperoleh :
( x 2  (vx) 2 )dx  x(vx)(vdx  xdv)  0
( x 2  2 x 2 v 2 )dx  x 3vdv  0
x 2 (1  2v 2 )dx  x 3vdv  0...... PD. variabel terpisah

dx vdv dx vdv
 0    0
x (1  2v )
2
x (1  2v )
2

2
1 1 y
ln x  ln(1  2v 2 )  c  ln x  ln(1  2 2 )  c
4 4 x
2. ( x  y )dx  3 x ydy  0
3 3 2

3. xydx  ( x  y )dy  0
2 2

4. ( x  2 y )dx  3xydy  0
2 2
4. PERSAMAAN DIFFERENSIAL EKSAK
Suatu PD : M(x,y) dx + N(x,y) dy = 0 dikatakan PD
Eksak jika ada suatu fungsi F(x,y) sehingga :
dF = M(x,y) dx + N(x,y) dy …….(1)
Rumus differensial :
F F
dF  dx  dy .............................(2)
x y

Maka dari (1) dan (2) diperoleh :


F
 M(x, y).................. .......... .......... (3)
x
F
 N(x, y).......................................(4)
y
Untuk memeriksa apakah suatu PD merupakan PD eksak
adalah : M N

y x
Untuk mencari solusi dari PD Eksak dapat melalui
persamaan (3) atau persamaan (4).
Dari persamaan (3)

F
 M(x, y)  F(x, y)   M(x, y) dx  A(x, y)  c(y)
x

Untuk mencari c(y) turunkan F(x,y) terhadap y


F A
  c' (y)  N(x, y)
y y
A A
c' (y)  N(x, y) -  c(y)   ( N(x, y) - )dy  c
y y
Dari persamaan (4)
F
 N(x, y)  F(x, y)   N(x, y) dy  B(x, y)  c(x)
y

Untuk mencari c(x) turunkan F(x,y) terhadap x

F B
  c' (x)  M(x, y)
x x
B B
c' (x)  M(x, y) -  c(x)   ( M(x, y) - )dx  c
x x
Contoh :
1. (x2 – y) dx – x dy = 0
M
M ( x, y )  x  y 
2
 1
y
  N
N ( x, y )   x.........  ....  1
x
F
 N(x, y)  F(x, y)   N(x, y) dy   - xdy  -xy  c(x)
y

Untuk mencari c(x) turunkan F(x,y) terhadap x


F
  y  c' (x)  M(x, y)  x 2  y
x
1 3
c' (x)  x  c(x)   x dx  x  c
2 2

3
Jadi,
1 3
F(x, y)  - xy  x  c
3
2. (x2 + y2) dx + 2xy dy = 0

3. (2x + ey) dx + x ey dy = 0

4. (x + y cos x) dx + sin x dy = 0

5. (x + y + 1) dx + (x – y + 3) dy = 0

6. ( 3y – 2x + 4) dx – ( 4x – 3y – 2 ) dy = 0
5. REDUKSI KEPERSAMAAN DIFFERENSIAL EKSAK
Jika M(x,y) dx + N(x,y) dy = 0 adalah PD tidak eksak
dan dapat ditemukan suatu fungsi I(x,y) sedemikian
sehingga PD :
I(x,y) { M(x,y) dx + N(x,y) dy } = 0
merupakan PD eksak, maka fungsi I(x,y) dinamakan
factor integrasi dari PD tersebut.
Ada beberapa jenis faktor integrasi antara lain :
M N

y x
1. Jika  f (x) suatu fungsi dari x saja,
N

maka e  f ( x ) dx
adalah faktor integrasi dari PD
tsb.
M N

2. Jika y x  g ( y ) suatu fungsi dari y saja
M

e
 g ( y ) dy
maka adalah faktor integrasi dari PD tsb.

3. Jika M(x,y) dx + N(x,y) dy = 0 merupakan


PD Homogen dan xM + yN ≠ 0 ,
1
maka , adalah faktor integrasi dari PD tsb.
xM  yN

4. Jika M(x,y) dx + N(x,y) dy = 0 dapat ditulis


dlm bentuk : y f(x,y) dx + x g(x,y) = 0 , dimana
1
f(x,y) ≠ g(x,y) , maka adalah faktor integrasi
xM  yN

dari PD tersebut.
Contoh:
1. (2y –x3) dx + x dy = 0

2. 3x2y2 dx + (4x3y – 12 ) dy = 0

3. (x2 + y2 + x) dx + xy dy = 0

4. (x2 + 3y2 ) dy – 2xy dx = 0

5. (xy + y2) dx – x2 dy = 0

6. (x2y3 + 2y) dx + (2x - 2x3y2 ) dy = 0


6. PERSAMAAN DIFFERENSIAL LINIER
ORDE PERTAMA
dy
Bentuk umum :  y P(x)  Q(x)
dx
Persamaan ini mempunyai faktor integrasi :

e  P ( x ) dx

Solusi umum dari PD ini adalah :

y e  P ( x ) dx
  Q( x) e  P ( x ) dx
dx  c
Contoh :
dy
1.  y  2  e 2x
dx

P(x) = 1 , Q(x) = 2 + e2x


e  dx
 e x
Faktor Integrasi : I=
maka solusinya :
1 3x
ye   (2  e )e dx   (2e  e )dx  2e  e  c
x 2x x x 3x x

3
1 2x
y  2  e  ce  x
Jadi , 3
dy y
2.  2  x 2e x
dx x
dy
3.  y  2  4x
dx
7. PERSAMAAN DIFFERENSIAL BERNOULLI
dy
Bentuk umum :  yP( x)  y n Q( x)
dx
1 dy 1 dz
Dengan transformasi : z  y  n 1 dan 
y n dx 1 - n dx

akan menghasilkan persamaan differensial linier orde


satu : dz
 (1  n) zP( x)  (1  n)Q( x)
dx
yang mempunyai solusi umum :

z.e  (1 n ) P ( x ) dx
  (1  n)Q( x).e  (1 n ) P ( x ) dx
dx  c
Contoh :
dy
1.  y  y 2 (1  e 3 x )
dx
dy y
2.   y 2 ( x 2  3x)
dx x

3. x dy  y dx  y ( x  x ) dx
6 6

dy
4. x  y  xy 2 ln x
dx
PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE PERTAMA
DERAJAT TINGGI
Bentuk umum :
2 n
dy  dy   dy 
F ( x, y, ,   ,....,   )  0
dx  dx   dx 

atau F(x,y,p2,….,pn) = 0 dimana p = dy/dx


Ada beberapa cara untuk menyelesaikannya
1. Jika PD diatas dapat diuraikan menjadi n faktor
linier sedemikian shg persamaan dpt ditulis sebagai :
(p – F1) (p – F2)….. (p – Fn) = 0
dimana F1, F2, …., Fn adalah fgs x dan y
Langkah2 menentukan solusi umum
(1). Uraikan PD tsb menjadi n faktor linier, yaitu :
(p – F1) (p – F2)….. (p – Fn) = 0….(*)
dimana F1, F2, …., Fn adalah fgs x dan y
(2). Selesaikan n persamaan differensial orde satu
derajat satu dari (*), yaitu :
dy
  F1 ( x, y )  0  f1 ( x, y, c)  0
(p – F1) dx
dy
(p – F2)   F2 ( x, y )  0  f 2 ( x, y, c)  0
dx

…………………………………………………………………..
dy
  Fn ( x, y )  0  f n ( x, y, c)  0
(p – F1) dx
(3). Solusi umum dari PD merupakan perkalian
dari solusi umum setiap PD orde satu derajat satu
tersebut, yaitu :

f1(x,y,c) . f2(x,y,c) …… fn(x,y,c) . = 0


2. Jika PD tidak mengandung y, dan x dapat dipisahkan.
Bentuk PD : F(x , p) = 0 dan x = f(p)
Langkah2 menentukan solusi umum
(1). Differensialkan x terhadap p, yaitu :
dx
 f ' ( p)  dx  f ' ( p ) dp
dp
dy 1
p 
(2).Karena dx  dy
maka shg :
dx p
1
dy  f ' (p) dp  dy  p f 1 (p) dp
p
y   p f ' (p) dp  c
(3).Solusi umum dari PD telah diperoleh

x = f(p) p adalah parameter

y =  pf ' ( p)dp  c
3. Jika PD tidak mengandung x, dan y dapat dipisahkan.
Bentuk PD : F(y , p) = 0 dan y = f(p)
Langkah2 menentukan solusi umum :
(1). Differensialkan y terhadap p, yaitu :
dy
 f ' ( p)  dy  f ' ( p ) dp
dp
dy
(2). Karena p  maka dy  p dx sehingga :
dx 1 1
p dx  f (p) dp  dx  f (p) dp
'

p
1 '
x   f (p) dp  c
p
(3). Solusi umum dari PD telah diperoleh

y = f(p) p adalah parameter


1 '
x=  p f ( p)dp  c
contoh :
1. x2p2 + xy p – 6y2 = 0
2. 7p3 + 3p2 = x
3. p3 + 5p2 + 7p = y
4. x4p4 - 5x2y2 + 4y4 = 0

You might also like