You are on page 1of 24

SYARIFAH

JANNATIN
AL I A

XII-PPB
2010/2011
KLASIFIKASI SASTRA
BERDASARKAN
MASA PEMBUATAN
Dalam sejarah sastra Indonesia dikenal
istilah angkatan. Angkatan adalah suatu usaha
pengelompokan sastra dalam suatu masa
tertentu. Pengelompokan ini berdasar atas ciri
khas karya yang dihasilkan pada masa itu.
Sastra Indonesia dibagi menjadi :
• Angkatan Dua Puluhan (Balai Pustaka)
• Angkatan Tiga Puluhan (Pujangga Baru)
• Angkatan '45
• Angkatan Enam Puluh Enam
• Karya Sastra Kontemporer
Angkatan Dua Puluhan
(Balai Pustaka)
Disebut angkatan dua puluhan karena
angkatan ini lahir pada tahun 1920-an dan
disebut angkatan balai pustaka karena
penerbit yang paling banyak menerbitkan
adalah Balai Pustaka.
Balai pustaka didirikan tahun 1917 oleh Dr.
Rinkes. Penerbit ini sangat berjasa bagi dunia
sastra Indonesia karena dengan adanya
penerbit ini lahir berbagai macam karya sastra
terkenal.
Balai pustaka tidak hanya berperan pada
masa tahun 1920-an saja melainkan sampai
masa-masa berikutnya bahkan sampai
sekarang.
Karya yang paling terkenal pada masa ini
adalah Siti Nurbaya karangan Marah Rusli.
Roman ini menceritakan tentang perjodohan
yang masih banyak dilakukan pada masa itu.
Beberapa karya sastra angkatan 1920-an
adalah Azab dan Sengsara (roman, tahun 1920
oleh Merari Siregar), Muda Teruna (roman,
tahun 1922 oleh Moh. Kasim), Tak Putus
Dirundung Malang (roman, tahun 1929 oleh
S.T. Alisyahbana)
Angkatan Tiga Puluhan
(Pujangga Baru)
Angkatan ini adalah angkatan yang lahir
pada sekitar tahun 1933 sampai 1942. Disebut
angkatan pujangga baru karena pada tahun
1933 terdapat majalah sastra yang terkenal,
yaitu majalah Pujangga Baroe.
Karya-karya yang ditampilkan dalam
majalah ini adalah puisi, cerpen, novel, roman,
atau drama-drama pendek.
Karya sastra pada angkatan ini berbeda
dengan karya sastra dengan angkatan
sebelumnya. Seni menurut mereka, harus
mampu membangun bangsa dan negara. Oleh
karena itu, karya sastra angkatan ini lebih
bersifat dinamis, individualistis, dan tidak
terikat tradisi.
Karya sastra yang lahir antara lain adalah
Layar Terkembang (roman, tahun 1936 oleh
S.T. Alisyahbana), Anak Perawan di sarang
Penyamun (roman, tahun 1942 oleh S.T.
Alisyahbana), Belenggu (roman, tahun 1940
oleh Armijn Pane), dan lain-lain.
Angkatan '45
Nama lain angkatan ini adalah angkatan
pembebasan dan angkatan Chairil anwar.
Disebut angkatan Chairil Anwar karena
besarnya jasa Chairil Anwar dalam lahirnya
angkatan ini.
Karya-karya sastra angkatan ini sangat
berbeda dengan angkatan sebelumnya. Ciri-
cirinya antara lain adalah bebas,
individualistis, universalistis, realistik, dan
futuristik. Karya yang terkenal dari angkatan
ini adalah Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke
Roma yangmerupakan kumpulan cerpen karya
Idrus.
Angkatan Enam Puluh Enam
Nama angkatan ini diberikan oleh H.B.
Jassin. Nama ini diberikan untuk menamakan
suatu kelompok sastra setelah angkatan '45.
angkatan ini muncul pada saat keadaan politik
indonesia sedang kacau karena adanya
gerakan teror dari PKI. Karya sastra pada
angkatan ini lebih banyak bersifat protes
terhadap keadaan yang kacau pada masa itu.
Beberapa karya sastra yang lahir pada
angkatan ini adalah kumpulan puisi oleh
Taufik Ismail yang berjudul Tirani, drama karya
Motinggo Busye dengan judul Malam
Jahanam, roman berjudul Pagar Kawat Berduri
oleh Toha mohtar, roman Pelabuhan Hati
karya Titis Basino, dan lain-lain.
Karya Sastra Kontemporer
Sekitar tahun '70-an, muncul karya
sastra yang lain daripada karya sastra
yang telah ada sebelumnya. Kebanyakan
isinya tidak menekankan pada makna
kata. Kemunculan karya sastra ini
dipelopori oleh Sutardji Calzoum Bachri.

You might also like