You are on page 1of 12

BATUAN METAMORF

Budhi Kuswan Susilo


Metamorfisme

 META = perubahan; MORPHO = bentuk


 Perubahan fisika dan kimiawi dari batuan yang
mengubah tekstur, struktur dan komposisi mineral
sebagai respon terhadap perubahan pada kondisi
lingkungan didalam bumi (Allison & Palmer, 1980)
 Mengubah pre-exixting rocks, membentuk batuan
yang baru dengan kumpulan mineral, tekstur dan
struktur yang baru
SIKLUS BATUAN
Metamorfisme
 Penyebab :
 Tekanan (Pressure)
 Panas (Heat)
 Sirkulasi Fluida (Circulating fluida)
 Tekanan : Meningkat sesuai dengan pertambahan
kedalaman
 Pembebanan dari overlying rocks
 Hidrostatic pressure dari fluida antar butir
 Dynamic pressure = berasosiasi dengan diastrophic
movements terutama tubrukan lempeng
Metamorfisma
 Panas
 Panas bumi
 Panas lokal karena pergeseran (friction) :
○ Sepanjang sesar
○ Sepanjang penyusupan lempeng pada zona subduksi
 Panas intrusi magmatik,
 Mineral menjadi tidak
stabil
 Membentuk mineral baru (Kondisi Baru)
 Sumber Panas :
 Gradient Geothermal
 Peluruhan Radioaktif
 Magma Migrasi
Diagram Fase Andalusite, Sillimanite dan Kyanite
menunjukkan perubahan Al2SiO5
Metamorfisme

 Panas dipengaruhi oleh “hot fluids”


○ Aktifitas fluida mempercepat mempercepat reaksi
kimia
○ Pada kondisi kering, sedikit fluida mempercepat
reaksi sehingga ion-ion dapat berpindah melalui
fluida meningkatkan reaksi kimia membentuk mineral
baru
○ Fluida aktif meliputi “hot gases, mis. Steam dan CO2,
dan “hot solution” mengandung ion-ion seperti
sodium, calcium, fluorine, boron, dan sulfur.
Metamorfisme
 Sumber Fluida Aktif
 Terjebak dalam pori batuan sedimen
 Fluida volatil dalam magma : ketika fluida panas
menyebar kedalam batuan samping, akan ada reaksi
yang mengubah mineral batuan samping melalui proses
penambahan atau perpindahan ion
 Proses dehidrasi dari mineral yang banyak
mengandung air (water bearing minerals), seperti
gypsum (CaSO4.2H2O) dan beberapa mineral
lempung
Metamorfisme
 Perubahan komposisi kimia – Pelepasan H20 dan
CO2. Contoh : Calcite (CaCO3) dan lempung
[Al2Si2O5(OH)4] terurai melepas H2O dan CO2.
Larutan ini akan mengendap pada Kondisi dan
temperatur yang sesuai (baru)

 2Mg2SiO4 (olivine) + 2H2O (air) → Mg3Si2O5(OH)4


(serpentine) + MgO (terbawa dalam larutan)
Metamorfism
 Rekristalisasi mengubah shale menjadi slate,
lebih intensif megubahnya menjadi phillite dan
schist.
 Terdapat peningkatan “grain size” dan

perubahan cir struktural yang disebut


“foliation”
 Foliation = hasil dari “paralel alignment”
sejumlah mineral, seperti biotite, muscovite,
hornblende, chlorite, atau talk, sehingga
membuat batuan menjadi mudah dibelh-belah.
Metamorfisme
 Granite dan coarse grained feldspathic rocks
dapat terubah menjadi “foliated metamorphic
rocks” yang disebut sebagai “gneiss”.

 Gneiss tipikal dengan “light-colored streaks


and lenses” dari feldspar dan quartz,
perselingan dengan “streaks or bands” dari
dark-colored biotite atau hornblende.
Metamorfisme
 Ukuran butir : mikroskopik – beberapa
milimeter
 Kristal besar dari garnet dan mineral silikat

lain yang terbentuk pada akhir metamorfisme,


terutama pada schist.
 Kristal besar ini adalah analog dengan
phenocrysts pada batuan beku
 Kristal besar ini dinamakan porphyroblasts

(bisa mencapai 2-5 centimeter)

You might also like