Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Tjipto Atmoko, Drs, S.U.
Hj. Jenny Ratna Suminar, Dra., M.Si.
Dr. Dede Mariana, Drs., M.Si.
LEMBAGA PENELITIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Menyetujui,
Ketua Lembaga Penelitian
Universitas Padjadjaran
Informan:
Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Penanaman Modal Kabupaten Garut
Pertanyaan
1. Apa saja jenis pelayanan penanaman modal yang diberikan oleh Dinas ini (mohon
dilampirkan data)?
2. Bagaimana prosedur pelayanan penanaman modal? (mohon dilampirkan data)?
3. Berapa jumlah masyarakat yang dilayani rata-rata per hari (mohon dilampirkan data)?
4. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk melayani masyarakat sampai izin yang diperlukan
diterbitkan (mohon dilampirkan data)?
5. Berapa biaya yang diperlukan untuk setiap jenis pelayanan (mohon dilampirkan data)?
6. Bagaimana kapasitas kelembagaan dinas dalam menangani pelayanan penanaman modal?
7. Apa kendala yang dihadapi dalam pelayanan?
8. Bagaimana mengatasi kendala-kendala tersebut?
9. Bagaimana tingkat keluhan yang diajukan masyarakat?
10. Bagaimana tindak lanjut terhadap keluhan tersebut?
11. Apakah ada upaya untuk mensosialisasikan jenis-jenis pelayanan penanaman modal kepada
masyarakat? Bila ada, apa saja? Bila tidak, mengapa?
12. Upaya apa yang dilakukan Dinas untuk meningkatkan kualitas pelayanan penanaman modal?
13. Apakah ada insentif khusus yang diberikan untuk masyarakat pengguna jasa? Bila ada, apa
saja?
INSTANSI PENYELENGARA PELAYANAN PEMERINTAH
DEP/LPND/PROV/KAB/KOTA/BUMN/BUMD *): .....................................
SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN PUBLIK
BIDANG : ......................................................................................
UNIT PELAYANAN : ......................................................................................
ALAMAT : ......................................................................................
: TELEPON/FAX ............................................................
( …………,…………………… 20…. )
PERHATIAN
1. Tujuan survei ini adalah untuk memperoleh gambaran secara obyektif mengenai kepuasan masyarakat
terhadap pelayanan publik.
2. Nilai yang diberikan oleh masyarakat diharapkan sebagai nilai yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. Hasil survei ini akan digunakan untuk bahan penyusunan indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
publik yang sangat bermanfaat bagi pemerintah maupun masyarakat.
Diisi
I. DATA MASYARAKAT (RESPONDEN)
Oleh
(Lingkari kode angka sesuai jabatan masyarakat/responden
Petugas
1. SD Kebawah 4. D1 – D3 – D4
3. SLTA 6. S – 2 Keatas
1. PNS/TNI/POLRI 4. Pelajar/Mahasiswa
3. Wiraswasta/Usahawan
NAMA
NIP/DATA LAIN
Ill. PENDAPAT RESPONDEN TENTANG PELAYANAN PUBLIK
P *) P
*)
1. Bagaimana pemahaman Saudara tentang 8. Bagaimana pendapat Saudara tentang
kemudahan prosedur pelayanan di unit ini ? keadilan untuk mendapatkan pelayanan
a. Tidak mudah disini
b. Kurang mudah 1 a. Tidak adil 1
c. Mudah 2 b. Kurang adil 2
d. Sangat mudah 3 c. Adil 3
4 d. Sangat adil 4
IV. SARAN
Apa yang harus dilakukan Pemda dalam meningkatkan kualitas pelayanan administrasi penanaman
modal?
ARTIKEL
Oleh:
Tjipto Atmoko**
Jenny Ratna Suminar***
Dede Mariana****
ABSTRAK
1
jelas karena prosedur tersebut dipasang di kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan
Penanaman Modal, serta dimuat pula di internet sehingga mudah dibaca oleh masyarakat
yang akan mengurus perizinan. Sebaliknya, nilai kepuasan terendah, yakni kepastian
biaya pelayanan karena masyarakat menilai masih ada peluang terjadinya manipulasi
biaya pelayanan, sekalipun besaran tarif setiap jenis pelayanan telah diumumkan, namun
adanya praktik percaloan menyebabkan tarif ini bisa berubah.
ABSTRACT
Garut is one region that has agribusiness potency in West Java. In order to
develops its potential sector, Garut make serious efforts to pull investors come in. So in
that case, quality measurement of investment administration is a must to evaluate public
service performance in related government institutions. People satisfaction measurement
(IKM) survey focused to identified existing condition of IKM in Garut, measures IKM for
investment administration service in Garut, and government efforts to make investment
administration service in Garut going better.
This research used both qualitative and quantitative approach to analyse kinds of
phenomenas exist in region autonomy implementation. Qualitative data was fall in
directly from informants through interview and focus group discussion with officers in
Garut Official of Industry, Trading, and Investment (Dinas Indag Kab. Garut).
Quantitative data collected through quesionaire spread to people who use public service
in Dinas Indag Kab. Garut.
Overall, IKM in public service which carried out by Dinas Indag Kab. Garut is
quite good. The best mark gained in sort of service procedure and the worst is in definite
cost. People feel quite satisty with clarity of procedures that dispayed in official building
and publish it via internet so it so easy to read the information. On the contrary, people
consider the cost of registration fee is never clear for them.
2
Pendahuluan
Pemerintah Pusat menerbitkan Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara No. KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks
Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah. Ketentuan ini menjadi acuan
untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat sebagai tolok ukur untuk menilai tingkat
kualitas pelayanan. Data indeks kepuasan masyarakat dapat menjadi bahan penilaian
terhadap unsur pelayanan yang masih perlu perbaikan dan menjadi pendorong setiap unit
penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanannya.
Pelayanan administrasi penanaman modal merupakan salahsatu pelayanan penting
karena menjadi salahsatu sumber Pendapatan Asli Daerah yang cukup potensial.
Pelayanan ini juga penting sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan
adanya investasi, maka lapangan kerja dapat diperluas, pendapatan masyarakat dapat
meningkat yang pada gilirannya akan meningkatkan daya beli dan mendorong laju
pertumbuhan ekonomi suatu daerah.
Pengukuran kualitas pelayanan administrasi penanaman modal menjadi penting
untuk dilakukan untuk mengevaluasi kinerja pelayanan yang telah dilakukan oleh Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bersangkutan. Dalam rangka meningkatkan
pertumbuhan ekonomi daerah yang berfokus pada pengembangan potensi agribisnis,
Kabupaten Garut berupaya mendorong masuknya investasi. Pencapaian nilai investasi
tahun 2005 sebesar Rp. 1.918,64 Milyar dengan laju investasi sebesar 17,49%, atau
meningkat dibandingkan investasi pada tahun 2004 yang mencapai Rp. 1.633,04 Milyar
(www.garut.go.id). Peningkatan investasi ini diharapkan dapat mendukung
pengembangan sektor-sektor ekonomi produktif di Kabupaten Garut.
Upaya ini tentu perlu diimbangi dengan pengembangan kapasitas pelayanan
SKPD yang bertugas memberikan pelayanan administrasi penanaman modal, yakni Dinas
Industri, Perdagangan, dan Penanaman Modal Kabupaten Garut. Kapasitas pelayanan
yang dimaksud antara lain menyangkut kejelasan prosedur investasi, dan ketersediaan
informasi mengenai peluang investasi yang dapat mendorong masuknya investasi ke
Kabupaten Garut. Penelitian ini diarahkan untuk mengukur kualitas pelayanan
administrasi penanaman modal yang selama ini telah dilaksanakan oleh Dinas Industri,
3
Perdagangan, dan Penanaman Modal Kabupaten Garut sebagai bahan evaluasi dan
peningkatan kualitas kinerja pelayanan.
Berdasarkan uraian permasalahan dalam latarbelakang, maka kegiatan survei
IKM akan difokuskan untuk menjawab identifikasi:
1. Bagaimana kondisi eksisting pelayanan administrasi penanaman modal di
Kabupaten Garut?
2. Bagaimana hasil pengukuran kepuasan masyarakat untuk jenis pelayanan
administrasi penanaman modal di Kabupaten Garut?
3. Bagaimana upaya untuk memperbaiki kinerja pelayanan administrasi
penanaman modal di Kabupaten Garut?
Metode Penelitian
Secara operasional, studi ini akan dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif untuk menganalisis berbagai fenomena yang terjadi dalam
proses penyelenggaraan otonomi daerah. Data-data sesuai dengan indikator penelitian
terdiri dari data primer kualitatif yang diperoleh langsung dari sumbernya, yakni dari
hasil wawancara dan focus group discussion dengan narasumber, seperti aparat Dinas
Industri, Perdagangan, dan Penanaman Modal dan Kadin Kabupaten Garut. Data primer
kuantitatif yaitu berupa hasil kuantifikasi dari keadaan kualitatif yang merupakan
penilaian masyarakat atas pelayanan penanaman modal, didapat melalui hasil survei
dengan instrumen kuesioner. Kuesioner disebar kepada masyarakat pengguna layanan
administrasi penanaman modal di Kabupaten Garut.
Analisis data menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif, yang terjadi secara
bersamaan mulai dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik
penafsiran digunakan untuk menafsirkan makna di balik informasi dan data yang
diperoleh serta berusaha untuk menarik kesimpulan dari informasi dan data tersebut.
Pengolahan data dihitung dengan menggunakan “nilai rata-rata tertimbang”
masing-masing unsur pelayanan. Karena itu untuk pengolahan data dilakukan dengan
cara:
4
1. Membuat scoring untuk setiap alternatif jawaban (x) sebagai berikut :
alternatif jawaban ‘a’ diberi nilai 1, ‘b’ diberi nilai 2, ‘c’ diberi nilai 3 dan ‘d’
diberi nilai ‘4’.
2. Tetapkan bobot nilai rata-rata tertimbang dengan rumus:
Bobot nilai rata-rata tertimbang = jumlah bobot = 1 = 0,062
jumlah unsur 16
Tabel 4.1
Pengukuran Kualitas Pelayanan dan Kinerja Unit Pelayanan
Nilai Nilai Nilai Interval Mutu Kinerja Unit
Persepsi Interval Konversi Pelayanan Pelayanan
1 1.00 – 1.75 25 – 43.75 D Tidak baik
2 1.76 – 2.50 43.76 – 62.50 C Kurang baik
3 2.51 – 3.25 62.51 – 81.25 B Baik
4 3.26 – 4.00 81.26 – 100.00 A Sangat baik
5
argoindustri maka jenis industri terbesar yang ada di Kabupaten Garut adalah industri
Argo dan Hasil Hutan. Jumlah unit usaha jenis industri ini mencapai 72% dari jenis
industri lainnya dengan jumlah tenaga kerja mencapai 66% dari tenaga kerja pada
industri lainnya.
Jenis-jenis pelayanan perizinan usaha yang diselenggarakan oleh Dinas
Perindustrian, Perdagangan, dan Penanaman Modal, antara lain mencakup:
a. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
b. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
c. Tanda Daftar Industri/Izin Usaha Industri (TDI/IUI)
d. Tanda Daftar Gudang (TDG)
Jumlah masyarakat yang dilayani rata-rata per harinya adalah sekitar 8 orang.
Perizinan baik yang berada di bawah kewenangan Bagian Perdagangan menargetkan
jumlah masyarakat yang mengurus perizinan pada angka 1.200 pengaju permohonan.
Dalam pelaksanaannya, sering kali jumlah masyarakat yang melakukan pengurusan ijin
melampaui target sekitar 13%. Khusus pengurusan izin di bidang industri, terdapat
periode waktu tertentu di mana semua perusahaan banyak yang memperpanjang izin,
yaitu bulan Juni-Agustus. Pada bulan-bulan tersebut, biasanya pengaju permohonan izin
jumlahnya bertambah drastis hingga 150 pengaju per bulannya. Sedangkan pada periode
waktu lainnya, jumlah pengaju pengurusan izin rata-rata 100 hingga 140 yang mengurus
perijinan.
Hasil pengukuran Indeks Pelayanan Perizinan Penanaman Modal di Kabupaten
Garut dapat dilihat dari tabel berikut ini.
6
Tabel 1
Hasil Pengukuran Indeks Pelayanan Perizinan Penanaman Modal
di Kabupaten Garut
7
Hasil ini diperkuat oleh hasil wawancara dengan masyarakat pengguna jasa yang
menyatakan bahwa kapasitas aparat Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Penanaman
Modal dalam melaksanakan fungsi pelayanan penanaman modal terhadap masyarakat
dirasakan sudah cukup memadai. Meskipun demikian, pernah terdapat beberapa oknum
aparat yang melakukan pelanggaran disiplin dalam melaksanakan pelayanan terhadap
para pelaku usaha. Akan tetapi oknum tersebut telah dimutasi karena mengganggu
optimalisasi fungsi dinas dalam melayani perizinan.
Tingkat keluhan masyarakat terhadap proses pelayanan perizinan dirasakan pihak
Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Penanaman Modal cukup rendah. Beberapa
keluhan yang biasanya terjadi adalah permasalahan dengan pihak perantara. Masih ada
sebagian masyarakat yang lebih mempercayakan masalah pengurusan pelayanan kepada
perantara, padahal pihak perantara terkadang malah mengabaikan kepentingan
pengurusan izin si pemohon. Akibatnya, pengurusan izin tidak pernah selesai hingga
berminggu-minggu. Biasanya si pemohon meminta pertanggungjawaban langsung
dengan mendatangi kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Penanaman Modal.
Untuk mengatasi masalah seperti ini, pihak Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan
Penanaman Modal segera membantu si pemohon dengan mengurus perizinannya dengan
sesegera mungkin. Para perantara biasanya terdiri dari oknum aparat terkait maupun
oknum masyarakat. Pihak Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Penanaman Modal
menyatakan bahwa oknum aparat yang melakukan tindakan indisipliner seperti demikian
telah ditindak.
Kendala yang paling dirasakan dalam melaksanakan pelayanan adalah prosesnya
yang masih parsial, sehingga menghambat kemudahan bagi masyarakat pelaku usaha
dalam mengurus perizinan. Pihak Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Penanaman
Modal berpandangan bahwa proses pelayanan perizinan “satu atap” seyogyanya mulai
diberlakukan dengan segera. Selama ini, masyarakat harus mengurus perizinan dari dua
tempat yang berbeda yang cukup memakan waktu tempuh yang lama. Dengan pelayanan
satu atap, diharapkan masyarakat para pelaku usaha lebih mudah untuk mengurus
perijinannya.
Kendala eksternal yang mempengaruhi terhadap proses pelayanan adalah prioritas
fungsi pembinaan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Penanaman Modal. Fungsi
8
utama dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Penanaman Modal adalah melakukan
pembinaan terhadap para pelaku usaha, terutama pelaku usaha yang bermodal kecil atau
Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Dalam program pembinaan, masyarakat pelaku usaha
atau calon pelaku usaha diberikan bekal berupa pelatihan keterampilan dan juga sekaligus
diberikan sosialisasi mengenai segala peraturan bagi pelaku usaha, yang di antaranya
mengenai perizinan. Sewaktu melakukan pembinaan, masih banyak para pengusaha yang
belum memiliki izin usaha. Hal itu dikarenakan mereka masih dalam tahap merintis
usahanya, sehingga belum mampu untuk mengurus perizinan. Di satu sisi, perizinan
merupakan syarat mutlak bagi para pelaku usaha agar mereka dapat mengembangkan
usahanya lebih maju, misalnya pihak bank mensyaratkan perizinan bagi pelaku usaha
yang hendak mengajukan kredit. Berbagai program pemberian kredit bagi para pelaku
usaha pun mensyaratkan adanya izin bagi pelaku usaha yang mengajukan kredit. Namun
di sisi lain perizinan tersebut tidak bisa dipaksakan karena mereka belum mampu
membiayainya.
Upaya untuk mengatasi proses pelayanan yang terbagi di dua tempat yang cukup
jauh adalah dengan mengerahkan aparat Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan
Penanaman Modal untuk terjun langsung ke masyarakat pelaku usaha. Sedangkan bagi
para pelaku usaha mikro dan kecil yang belum memiliki izin, pihak Dinas Perindustrian,
Perdagangan, dan Penanaman Modal memberikan toleransi bagi para pelaku usaha kecil
atau mikro yang belum memiliki izin untuk sedikit lebih mengembangkan usahanya
dalam kurun waktu tertentu sehingga mereka sanggup membiayai perizinan. Selama
proses pembinaan, para pelaku usaha kecil dan mikro yang belum memiliki izin diberikan
pengarahan dan informasi tentang prosedur perizinan, termasuk manfaat perizinan bagi
kelangsungan usaha mereka. Selama ini upaya sosialisasi masih berjalan seiring dengan
proses pembinaan terhadap para pelaku usaha/industri kecil dan mikro.
9
terealisasi akibat tarik-menarik kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah,
namun Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Penanaman Modal telah berupaya
melakukan perbaikan dalam pelayanan perizinan untuk meningkatkan minat
investasi di Kabupaten Garut. Pelayanan perizinan yang diberikan oleh Dinas
Perindustrian, Perdagangan, dan Penanaman Modal Kabupaten Garut terdiri dari
pelayanan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP); Tanda Daftar Perusahaan
(TDP); Tanda Daftar Industri/Izin Usaha Industri (TDI/IUI); dan Tanda Daftar
Gudang (TDG).
2. Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) untuk pelayanan yang diberikan Dinas
Perindustrian, Perdagangan, dan Penanaman Modal adalah 71,16 yang termasuk
dalam kategori “Baik”, di mana nilai kepuasan tertinggi adalah untuk unsur
prosedur pelayanan (3.273) dan nilai kepuasan terendah adalah untuk unsur
kepastian biaya pelayanan (2.455).
10
2. Menerapkan sistem pelayanan terpadu satu pintu untuk memudahkan pelayanan
perizinan, sehingga pelayanan menjadi lebih cepat dan efisien.
a. Menerapkan sanksi yang tegas bagi aparat yang terlibat percaloan dalam
pengurusan perizinan, misalnya berupa sanksi administratif mutasi. Sanksi
ini juga dapat diterapkan untuk aparat yang melalaikan tugasnya dalam
memberikan pelayanan.
11
manajemen pelayanan publik, sehingga akan terbentuk mindset aparat
pelayanan yang mendahulukan kepuasan pelanggan (customer oriented).
12
DAFTAR PUSTAKA
13
ABSTRAK
i
ABSTRACT
Garut is one region that has agribusiness potency in West Java. In order to
develops its potential sector, Garut make serious efforts to pull investors come in. So in
that case, quality measurement of investment administration is a must to evaluate public
service performance in related government institutions. People satisfaction
measurement (IKM) survey focused to identified existing condition of IKM in Garut,
measures IKM for investment administration service in Garut, and government efforts
to make investment administration service in Garut going better.
This research used both qualitative and quantitative approach to analyse kinds
of phenomenas exist in region autonomy implementation. Qualitative data was fall in
directly from informants through interview and focus group discussion with officers in
Garut Official of Industry, Trading, and Investment (Dinas Indag Kab. Garut).
Quantitative data collected through quesionaire spread to people who use public
service in Dinas Indag Kab. Garut.
Overall, IKM in public service which carried out by Dinas Indag Kab. Garut is
quite good. The best mark gained in sort of service procedure and the worst is in
definite cost. People feel quite satisty with clarity of procedures that dispayed in official
building and publish it via internet so it so easy to read the information. On the
contrary, people consider the cost of registration fee is never clear for them.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas ridhanya laporan yang
berjudul “Pengukuran Kualitas Pelayanan Administrasi Penanaman Modal di
Kabupaten Garut” telah selesai. Penelitian ini merupakan Penelitian Muda (Litmud)
Universitas Padjadjaran yang dibiayai dari sumber dana DIPA UNPAD Tahun
Anggaran 2007.
Laporan Akhir ini memuat deskripsi mengenai hasil penelitian tentang
pengukuran kualitas pelayanan penanaman modal yang diukur melalui kinerja
pelayanan perizinan yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Garut, serta upaya-upaya untuk memperbaiki kualitas pelayanan tersebut.
Harapan kami, mudah-mudahan Laporan Akhir ini dapat memberikan manfaat
bagi pihak yang memerlukan. Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan Program
Penelitian Peneliti Muda (Litmud) Universitas Padjadjaran yang telah memungkinkan
penelitian ini terlaksana.
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Penelitian 1
1.2 Perumusan Masalah 4
DAFTAR PUSTAKA 46
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Pengukuran Kualitas Pelayanan dan Kinerja Unit Pelayanan 17
Tabel 5.1 Kapasitas Industri Berdasarkan Jenis di Kabupaten Garut 15
Tahun 2004
Tabel 5.2 Kondisi Lahan dan Jarak Lokasi dari Ibukota Garut 21
Tabel 5.3 Persyaratan Pembuatan Tanda Daftar Gudang (TDG) 26
Tabel 5.4 Persyaratan Penerbitan Tanda Daftar Industri 28
Tabel 5.5 Hasil Pengukuran Indeks Pelayanan Perizinan Penanaman 36
Modal di Kabupaten Garut
Tabel 5.6 Hasil Pengolahan Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat 37
v
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini paradigma otonomi daerah telah bergeser, tidak lagi terfokus pada
juga diukur dari kualitas pelayanan publik yang dinikmati masyarakat. Hal ini sejalan
Kepentingan umum menjadi dasar dari pelayanan publik karena setiap kegiatan yang
Pelayanan publik adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang dengan landasan faktor materiil melalui sistem, prosedur, dan metode tertentu
dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya. Berkaitan
dengan hak-hak yang melekat pada publik, pelayanan publik adalah pengertian yang
1
ditujukan kepada suatu pelayanan terhadap kebutuhan yang bersifat umum dari
penilaian dari pemberi pelayanan, tetapi diberikan oleh pelanggan atau pihak yang
and perceptions, misalnya ditunjukkan dengan ada tidaknya keluhan dari pengguna jasa
pelayanan. Hasil dari pengukuran kualitas akan menjadi landasan dalam membuat
pelayanan semakin meningkat. Apalagi dikaitkan dengan konteks global yang ditandai
dengan tingkat kompetisi yang tinggi, instansi pemerintah (baik di pusat maupun di
daerah) dituntut untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanannya agar mampu bersaing.
Dalam rangka merespon tuntutan tersebut, Pemerintah Pusat kemudian menerbitkan Surat
Pemerintah. Ketentuan ini menjadi acuan untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat
sebagai tolok ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanan. Di samping itu, data indeks
kepuasan masyarakat dapat menjadi bahan penilaian terhadap unsur pelayanan yang
masih perlu perbaikan dan menjadi pendorong setiap unit penyelenggara pelayanan untuk
masyarakat untuk jenis-jenis pelayanan publik, baik yang termasuk pelayanan dasar
2
salahsatu pelayanan penting karena menjadi salahsatu sumber Pendapatan Asli Daerah
yang cukup potensial. Di sisi lain, pelayanan ini juga penting sebagai pendorong
pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan adanya investasi, maka lapangan kerja dapat
meningkatkan daya beli dan mendorong laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah.
akan menurunkan minat investor untuk menanamkan modal di daerah yang bersangkutan.
menjadi penting untuk dilakukan untuk mengevaluasi kinerja pelayanan yang telah
dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bersangkutan. Dalam
Pencapaian nilai investasi tahun 2005 sebesar Rp. 1.918,64 Milyar dengan laju investasi
sebesar 17,49%, atau meningkat dibandingkan investasi pada tahun 2004 yang mencapai
SKPD yang bertugas memberikan pelayanan administrasi penanaman modal, yakni Dinas
informasi mengenai peluang investasi, dll yang dapat mendorong masuknya investasi ke
administrasi penanaman modal yang selama ini telah dilaksanakan oleh Dinas Industri,
3
Perdagangan, dan Penanaman Modal Kabupaten Garut sebagai bahan evaluasi dan
Garut?
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kemajuan otonomi daerah sebagai suatu kebijakan dapat diukur dari berbagai
dimensi. Namun, secara konkret, hasil dari otonomi daerah yang langsung dapat
dinikmati oleh masyarakat adalah yang terkait dengan pelayanan publik. Asumsinya,
dan inovasi dalam menggali dan mengembangkan potensi daerahnya, sehingga alokasi
pendapatan daerah dapat lebih banyak ditujukan bagi peningkatan kualitas pelayanan
publik.
wilayah privat (private sector) maupun wilayah publik (public domain). Albrecht (dalam
approach that makes quality of service as perceived by the customer, the number one
driving force for the operation of the bussiness. Pendapat ini menunjukkan dimensi privat
dari pelayanan yang dikaitkan dengan kegiatan bisnis dan apa yang diterima oleh
pelanggan atau konsumen. Sementara dimensi publik dari pelayanan tampak dari
pendapat yang dikemukakan Thoha (dalam Pusdiklat LAN, 2000), bahwa pelayanan
masyarakat adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang dan/atau kelompok orang
atau instansi tertentu untuk memberikan bantuan dan kemudahan kepada masyarakat
5
Dengan kata lain, pelayanan masyarakat dalam pendapat Thoha berkaitan dengan
pemenuhan kepentingan umum atau publik. Kepentingan umum merupakan konsep yang
multiinterpretatif khususnya menyangkut siapa yang dimaksud dengan umum atau publik
tersebut. Shepherd dan Wilcox (dalam Saefullah, 1999) memberikan pengertian bahwa
publik adalah the whole community, individuals, sharing citizenship, responsibilities, and
benefits. Dalam kaitannya dengan pemerintahan, kata umum atau publik mengandung arti
kepentingan umum sebagai suatu bentuk kepentingan yang menyangkut orang banyak
atau masyarakat, tidak bertentangan dengan norma dan aturan, yang kepentingan tersebut
Pelayanan publik terdiri dari dua kategori, yakni pelayanan dasar (substantif) dan
sebagai warga negara, seperti pelayanan KTP, Kartu Keluarga, perizinan usaha, dll.
penilaian dari pemberi pelayanan, tetapi diberikan oleh langganan atau pihak yang
menerima pelayanan. Namun demikian, tidak ada suatu standar yang dapat dipakai
sebagai ukuran umum tentang kualitas pelayanan. Hal ini disebabkan unsur subyektivitas
dalam diri penerima pelayanan, seseorang mungkin menilai suatu pelayanan yang
6
diterimanya sudah memuaskan tetapi belum memuaskan bagi orang lain. Ketiadaan
standar kualitas pelayanan yang sifatnya universal hendaknya tidak menjadi alasan bagi
mana yang harus menjadi prioritas dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan maka
diberikan. Oleh karena itu, perlu dikembangkan dan digunakan metode yang tepat untuk
kuantitatif bertujuan untuk mengukur fakta obyektif, seperti lamanya seorang pasien
harus menunggu saat dioperasi, berapa lama seseorang harus menunggu untuk dilayani,
dan sebainya. Dengan kata lain, pengukuran obyektif merupakan standar teknis dalam
pelayanan publik.
Sementara pengukuran kualitatif tidak memiliki presisi yang sama tetapi dapat
memberikan informasi yang tidak dapat diperoleh dari metode kuantitatif. Metode
7
Ada empat langkah dalam mengukur kualitas pelayanan publik, terdiri dari:
a) Langkah pertama adalah mendefinikan konsep kualitas untuk mengukur kualitas itu
sendiri. Kualitas dirasakan oleh pelanggan artinya pelanggan diberi konsep mengenai
b) Langkah kedua, adalah membuat para pengguna jasa pelayanan agar mau merinci
c) Langkah ketiga, adalah membuat skala ukuran penilaian untuk setiap variabel,
misalnya pengukuran didasarkan atas skala ukuran 1 sampai 5, Hal ini akan
d) Langkah keempat adalah mengarahkan pelanggan untuk menilai pelayanan pada saat
ini. Hasil penilaian atau pengukuran tersebut akan memberikan informasi untuk
menyusun sasaran-sasaran kualitas yang didasarkan pada variabel dan faktor kualitas
Hasil dari pengukuran kualitas akan menjadi landasan dalam membuat kebijakan
perbaikan kualitas secara keseluruhan. Oleh karena itu, kondisi yang diperlukan untuk
8
5. Pengukuran kualitas yang menghasilkan informasi-informasi utama seharusnya
dan perbaikannya;
pecah atau diuraikan dalam batas-batas yang jelas sehingga tidak tumpang tindih
pada 3 tingkat, yakni pada tingkat proses, tingkat output, dan tingkat outcome.
Pengukuran pada tingkat proses dilakukan pada setiap langkah atau aktivitas dalam
proses. Tujuannya untuk mengidentifikasi perilaku yang mengatur setiap langkah dalam
masyarakat pengguna jasa pelayanan. Beberapa contoh ukuran pada tingkat output adalah
memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pengguna jasa layanan. Jadi mengukur tingkat
kepuasan pengguna jasa dalam mengkonsumsi produk yang disediakan. Pengukuran pada
contoh ukuran pada tingkat outcome adalah banyaknya keluhan pelanggan yang diterima,
9
tingkat ketepatan waktu penyerahan produk sesuai dengan waktu yang dijanjikan, dan
sejenisnya.
pelayanan yang baik adalah awal bagi tumbuhnya kepercayaan masyarakat kepada
1. Tangibles, artinya kualitas pelayanan yang berupa sarana fisik perkantoran, ruang
terpercaya;
4. Assurance, yakni kemampuan dan keramahan serta sopan santun pegawai dalam
5. Emphaty, yakni sikap tegas tetapi penuh perhatian dari pegawai terhadap konsumen.
Kelima indikator inilah yang kemudian dijabarkan dalam sejumlah tolok ukur
IKM untuk menilai kualitas pelayanan publik yang diberikan unit layanan pemerintah.
IKM adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari
10
hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam
yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah untuk menilai kinerja pelayanan publik di
pelayanan.
publik sebagai salahsatu bentuk barang publik (public goods) yang diberikan pemerintah
sudah selayaknya diimbangi dengan kualitas layanan yang baik, sehingga masyarakat
akan menaruh kepercayaan kepada pemerintah. Pelayanan publik yang prima akan
mendorong masyarakat untuk mendukung dan mentaati pemerintah karena kesadaran dan
penanaman modal terdiri dari 14 (empat belas) unsur yang menjadi indikator kepuasan
11
masyarakat terhadap suatu bentuk pelayanan publik. Keempat indikator tersebut terdiri
dari :
pelayanan, terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku.
5. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab
7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu
9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling
12
11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan
12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan sesuai dengan
13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih,
rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima
pelayanan.
13
BAB III
TUJUAN DAN MAFAAT PENELITIAN
pelayanan administrasi penanaman modal di Kabupaten Garut, yang secara rinci adalah
sebagai berikut:
Kabupaten Garut.
Kegiatan ini diharapkan akan menghasilkan luaran berupa IKM untuk jenis
di bidang pelayanan administrasi penanaman modal. Selain itu, informasi yang diperoleh
mengenai penghambat dan pendukung kinerja pelayanan publik dapat menjadi masukan
bagi SKPD terkait untuk lebih meningkatkan kinerja pelayanannya di masa mendatang.
14
BAB IV
METODE PENELITIAN
kuantitatif dan kualitatif untuk menganalisis berbagai fenomena yang terjadi dalam
proses penyelenggaraan otonomi daerah. Untuk kebutuhan tersebut, maka kajian ini
1. Existing condition. Kondisi yang ada pada saat ini, terkait dengan pemahaman dan
daerah;
3. Best practice. Berbagai temuan menyangkut inovasi dalam pelaksanaan otonomi daerah
yang dapat dikembangkan atau diterapkan di daerah lain untuk mencapai tujuan otonomi
daerah;
Data-data sesuai dengan indikator penelitian terdiri dari data primer kualitatif
yang diperoleh langsung dari sumbernya, yakni dari hasil wawancara dan focus group
Penanaman Modal dan Kadin Kabupaten Garut. Data primer kuantitatif yaitu berupa hasil
kuantifikasi dari keadaan kualitatif yang merupakan penilaian masyarakat atas pelayanan
penanaman modal, didapat melalui hasil survei dengan instrumen kuesioner. Kuesioner
15
Kabupaten Garut, menggunakan indeks skor 1 sampai 4. Untuk kategori tidak baik diberi
nilai persepsi 1; kurang baik diberi nilai persepsi 2; baik diberi nilai persepsi 3; sangat
baik diberi nilai persepsi 4. Untuk melengkapi data primer, dikumpulkan pula data
Analisis data menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif, yang terjadi secara
bersamaan mulai dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik
penafsiran digunakan untuk menafsirkan makna di balik informasi dan data yang
diperoleh serta berusaha untuk menarik kesimpulan dari informasi dan data tersebut.
Responden dipilih secara acak dengan ukuran responden ditetapkan sebesar 150
responden. Lokasi penelitian adalah Dinas Industri, Perdagangan, dan Penanaman Modal
penanaman modal.
masing-masing unsur pelayanan. Karena itu untuk pengolahan data dilakukan dengan
cara:
16
4. Untuk memudahkan interpretasi terhadap nilai IKM (antara 25 – 100), hasil
penilaian dikonversikan dengan nilai dasar 25 dengan rumus sebagai berikut:
IKM Unit Pelayanan x 25
Berdasarkan rumus tersebut, analisis kualitas pelayanan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
Pengukuran Kualitas Pelayanan dan Kinerja Unit Pelayanan
Nilai Nilai Nilai Interval Mutu Kinerja Unit
Persepsi Interval Konversi Pelayanan Pelayanan
1 1.00 – 1.75 25 – 43.75 D Tidak baik
2 1.76 – 2.50 43.76 – 62.50 C Kurang baik
3 2.51 – 3.25 62.51 – 81.25 B Baik
4 3.26 – 4.00 81.26 – 100.00 A Sangat baik
mempunyai nilai paling rendah, sedangkan unsur yang mempunyai nilai cukup tinggi
sebagai berikut :
17
BAB V
Garut
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Meskipun demikian, sebagai penunjang
Hal ini dilakukan untuk mendorong pengembangan potensi investasi di Kabupaten Garut.
pertanian. Oleh karena itu, sebagaimana visi Kabupaten Garut dalam mewujudkan daerah
argoindustri maka jenis industri terbesar yang ada di Kabupaten Garut adalah industri
Argo dan Hasil Hutan. Jumlah unit usaha jenis industri ini mencapai 72% dari jenis
industri lainnya dengan jumlah tenaga kerja mencapai 66% dari tenaga kerja pada
industri lainnya. Adapun jumlah sentra, unit usaha, tenaga kerja, investasi, dan nilai
produksi dari empat jenis industri di Kabupaten Garut dipaparkan dalam tabel berikut ini.
18
Tabel 5.1
Industri Industri
Industri Argo &
Tekstil, Kulit Logam & Industri Kimia Jumlah
Hasil Hutan
dan Aneka Bahan Galian
Jumlah Sentra 177 44 45 5 271
Jumlah Unit Usaha
Formal 431 131 152 52 766
Non Formal 7.729 1.006 1.598 482 10.815
Total 8.160 1.137 1.750 534 11.581
Tenaga Kerja
Formal 3.568 3.878 876 669 8.991
Non Formal 32.273 4.377 7.228 1.713 45.591
Total 35.841 8.255 8.104 2.382 54.582
Investasi (000 Rp)
Formal 2.279.411 4.340.075 2.065.236 20.851.730 29.536.954
Non Formal 5.748.453 8.337.000 4.842.498 17.631.000 36.558.951
Total 8.027.864 12.677.075 6.908.236 38.482.730 66.095.905
Nilai Produksi (000 Rp)
Formal 64.561.848 56.188.820 5.746.875 69.661.662 191.159.205
Non Formal 174.756.999 100.467.350 102.470.875 63.955.500 441.650.724
Total 239.318.847 156.656.170 108.217.780 128.617.162 632.809.929
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Penanaman Modal Kabupaten Garut, 2005
Garut diarahkan pada sektor industri agro dan hasil hutan. Secara rinci, potensi investasi
masih belum terpenuhi, mendorong timbulnya industri lain yang berbahan baku
19
Sentra produksi di Kecamatan Pameungpeuk; Kecamatan Cikelet; Kecamatan
Cibalong; dan Kecamatan Cisewu. Jenis produk yang dihasilkan ternak sapi siap
Target pemasaran :
rumah tangga.
e. Sarana Produksi : Induk sapi, sapi bakalan, HMT, konsentrat dan obat-
obatan.
Lahan Penggembalaan dan Lahan Hijau Makanan Ternak (HMT) tersedia 6.547
Ha.
20
Tabel 5.2
Prasarana
izin usaha industri dan perdagangan yang merupakan pungutan daerah sebagai
disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah. Persyaratan untuk membuat SIUP
dibedakan untuk tiap jenis perusahaan yang mengajukan permohonan. Untuk perusahaan
21
dengan dokumen-dokumen: Salinan Akta Notaris Pendirian Perusahan; Salinan Surat
Pengesahan Badan Hukum dari Mentri Kehakiman bagi Perseroan Terbatas; Salinan
Salinan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan Salinan Surat Izin Tempat Neraca
Perusahaan.
Pendirian Koperasi yang telah mendapatkan pengesahaan dari instansi yang berwenang;
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); Salinan Surat Izin Tempat Usaha (SITU); dan
memenuhi persyaratan sebagai berikut: Salinan Surat Akte Pendirian/Akte Notaris yang
Salinan Surat Izin Tempat Usaha (SITU); dan Salinan Neraca Perusahaan.
Surat Izin Usaha Perdagangan adalah: Salinan Kartu Tanda Penduduk (KTP)
SIUP oleh pemohon, disertai berkas persyaratan. Petugas memeriksa formulir permohoan
dan berkas persyaratan. Setelah dinyatakan memenuhi syarat, permohonan disahkan dan
22
a. Perusahaan kecil Rp. 15.000,00
pembayaran. SIUP berlaku selama 3 (tiga) tahun terhitung mulai tanggal persetujuan
usaha industri dan perdagangan yang merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran
atas pemberian izin usaha penyelenggaraan perdagangan, yang khusus disediakan dan
atau diberikan oleh Pemerintah Daerah. Persyaratan untuk pengajuan TDP dibedakan
untuk setiap pemohon, seperti pada permohonan pembuatan SIUP. Untuk perusahaan
yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), diwajibkan menyertakan Salinan Akta Notaris
Pendirian Perusahan; Salinan Surat Pengesahan Badan Hukum dari Menteri Kehakiman
Koperasi yang telah mendapatkan pengesahaan dari Instansi yang berwenang; Salinan
Pokok Wajib Pajak (NPWP); Salinan Surat Izin Tempat Usaha (SITU); dan Salinan
Neraca Perusahaan.
23
didaftarkan pada Pengadilan Negeri; Salinan Kartu Tanda Penduduk (KTP)
Salinan Surat Izin Tempat Usaha (SITU); dan Salinan Neraca Perusahaan.
Jawab Perusahaan; Salinan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan Salinan Surat Izin
dikenakan biaya administrasi, dengan besaran biaya berbeda, tergantung pada bentuk
perusahaan. Biaya retribusi untuk PT ditetapkan sebesar Rp. 100.000,00; untuk Koperasi
sebesar Rp. 5.000,00; untuk CV sebesar Rp. 25.000,00; dan untuk perusahaan
perseorangan sebesar Rp. 10.000,00. Setelah TDP diterbitkan, pemohon dapat mengambil
dengan menunjukkan bukti pembayaran. TDP berlaku selama 3 (tiga) tahun dan dapat
diperpanjang kembali.
Penerbitan Tanda Daftar Industri (TDI) dikenakan retribusi pelayanan izin usaha
industri dan perdagangan yang merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas
permohonan perizinan tersebut juga berbeda untuk tiap pemohon. Untuk perusahaan yang
berbentuk Perseroan Terbatas (PT), persyaratan yang harus disiapkan adalah Salinan
Akta Notaris Pendirian Perusahan; Salinan Surat Pengesahan Badan Hukum dari Menteri
24
Kehakiman bagi Perseroan Terbatas; Salinan Kartu Tanda Penduduk(KTP)
Pajak (NPWP); Salinan Surat Izin Tempat Usaha (SITU); Salinan Izin Gangguan (HO);
Akte Pendirian Koperasi yang telah mendapatkan pengesahaan dari Instansi yang
Koperasi; Salinan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); Salinan Surat Izin Tempat Usaha
(SITU); Salinan Izin Gangguan (HO); Amdal; dan Salinan Neraca Perusahaan.
persyaratan yang harus disiapkan adalah: Salinan Surat Akte Pendirian/Akte Notaris yang
Salinan Surat Izin Tempat Usaha (SITU); Salinan Izin Gangguan (HO); Amdal; dan
Pokok Wajib Pajak (NPWP); Salinan Surat Izin Tempat Usaha (SITU); dan Salinan Izin
Gangguan.
syarat, permohonan disahkan dan pemohon dikenakan biaya administrasi yang ditetapkan
25
sebesar Tanda Daftar Industri, Izin Usaha Industri, Izin Perluasan 1 Permil dari besarnya
investasi pemungutan tidak termasuk Tanah Bangunan Tempat Usaha. Setelah TDI
Penerbitan Tanda Daftar Gudang (TDG) dikenakan retribusi pelayanan izin usaha
industri dan perdagangan yang merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas
pemberian izin usaha penyelenggaraan perdagangan, yang khusus disediakan dan atau
diberikan oleh Pemerintah Daerah. Persyaratan untuk mengajukan perizinan ini juga
Tabel 5.3
26
No. Jenis Perusahaan Persyaratan
3 Perusahaan yang tidak berbentuk a. Salinan Surat Akte Pendirian/Akte Notaris
Perseroan Terbatas dan Koperasi yang didaftarkan pada Pengadilan Negeri
b. Salinan Kartu Tanda Penduduk (KTP)
Pimpinan/Penanggung Jawab Perusahaan
c. Salinan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
d. Salinan Surat Izin Tempat Usaha (SITU
e. Salinan Ijin Gangguan (HO)
f. Perjanjian Pemakaian Gudang
g. Salinan Neraca Perusaha
4 Perusahaan Perseorangan a. Salinan Kartu Tanda Penduduk (KTP)
Pimpinan/Penanggung Jawab Perusahaan
b. Salinan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
c. Salinan Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
d. Salinan Ijin Gangguan
e. Perjanjian Pemakaian Gudang
Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Penanaman Modal, 2005
syarat, permohonan disahkan dan pemohon dikenakan biaya administrasi. Setelah TDG
Biaya retribusi yang ditetapkan untuk jenis pelayanan ini ditentukan oleh luas
Penerbitan Tanda Daftar Industri (TDI) dikenakan retribusi pelayanan izin usaha
industri dan perdagangan yang merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas
27
pemberian izin usaha penyelenggaraan perdagangan, yang khusus disediakan dan atau
diberikan oleh Pemerintah Daerah. Persyaratan untuk mengajukan penerbitan TDI adalah
sebagai berikut:
Tabel 5.4
28
No. Jenis Perusahaan Persyaratan
4 Perusahaan Perorangan a. Salinan Kartu Tanda Penduduk (KTP)
Pimpinan/Penanggung Jawab Perusahaan
b. Salinan Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP)
c. Salinan Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
d. Salinan Ijin Gangguan
Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Penanaman Modal Kabupaten Garut,
2007
Biaya retribusi ditetapkan sebesar Tanda Daftar Industri, Izin Usaha Industri, Izin
Perluasan 1 Permil dari besarnya investasi pemungutan tidak termasuk Tanah Bangunan
Tempat Usaha.
Jumlah masyarakat yang dilayani rata-rata per harinya adalah sekitar 8 orang.
jumlah masyarakat yang mengurus perizinan pada angka 1.200 pengaju permohonan.
Dalam pelaksanaannya, sering kali jumlah masyarakat yang melakukan pengurusan ijin
melampaui target sekitar 13%. Khusus pengurusan izin di bidang industri, terdapat
periode waktu tertentu di mana semua perusahaan banyak yang memperpanjang izin,
yaitu bulan Juni-Agustus. Pada bulan-bulan tersebut, biasanya pengaju permohonan izin
jumlahnya bertambah drastis hingga 150 pengaju per bulannya. Sedangkan pada periode
waktu lainnya, jumlah pengaju pengurusan izin rata-rata 100 hingga 140 yang mengurus
perijinan.
29
5.2 Hasil Pengukuran Kepuasan Masyarakat untuk Jenis Pelayanan Administrasi
Perdagangan, dan Penanaman Modal mencakup dan kepuasan masyarakat yang dilayani
dengan pihak-pihak terkait termasuk dengan masyarakat yang dilayani. Survei yang
organisasi tersebut.
yaitu bentuk komitmen tertulis organisasi terhadap mutu yang ingin dicapai. Selain
tertulis, kebijakan mutu juga harus terdokumentasikan agar komitmen ini dapat diketahui
oleh seluruh unit organisasi. Bentuk konkretnya dapat berupa motto atau pernyataan
mengenai target kualitas yang ingin dicapai. Di Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan
Penanaman Modal, kebijakan mutu belum dipahami secara mendalam, hanya dengan
30
mutu yang dijadikan acuan pelayanan di Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan
Penanaman Modal tidak dijumpai, sehingga informasi kepada publik berupa slogan atau
Prosedur pelayanan
Prosedur pelayanan yang dimaksud dalam survei ini difokuskan pada pertanyaan
mengenai prosedur yang berkaitan dengan perizinan usaha perdagangan, izin ruang
penyimpanan, dan izin tanda daftar perusahaan. Kepada responden ditanyakan tentang
bagaimana kemudahan prosedur yang harus dilalui oleh warga masyarakat dalam
pengajuan kepada Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Penanaman Modal. Hasil survei
terhadap unsur pelayanan ini menunjukkan bahwa pada umumnya responden menilai
prosedur pelayanan mudah dipenuhi dan dinilai baik dengan nilai 3.273, meskipun
tersedia.
31
Persyaratan pelayanan
Persyaratan pelayanan yang dimaksud dalam survei ini adalah persyaratan yang
harus dipenuhi oleh masyarakat dalam mengajukan izin usaha perdagangan, izin ruang
penyimpanan, dan izin tanda daftar perusahaan. Persyaratan pelayanan yang dimaksud
yang diajukan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Penanaman Modal. Hasil
survei terhadap unsur pelayanan ini menunjukkan bahwa pada umumnya responden
menilai persyaratan pelayanan sesuai dengan pelayanan perizinan yang diberikan dengan
nilai 3.182.
pelayanan perizinan. Pertanyaan yang diajukan kepada responden adalah apakah terdapat
petugas khusus yang melayani kebutuhan masyarakat, misalnya dengan atribut tertentu
atau lokasi pendaftaran, penyampaian keluhan dan lain lain. Skor yang diperoleh untuk
unsur pelayanan kejelasan petugas pelayanan adalah 2.909 yang berati petugas yang
petugas melayani, sehingga masyarakat tidak menunggu terlalu lama. Pertanyaan yang
32
diajukan kepada responden adalah seberapa jauh petugas layanan memiliki kedisiplinan
dalam mengerjakan tugas pokok dan fungsinya. Skor yang diperoleh untuk unsur
pelayanan kedisiplinan petugas pelayanan adalah 2.636 yang berarti petugas memiliki
Tanggung jawab petugas pelayanan yang dimaksud dalam survei ini adalah rasa
tanggung jawab yang dimiliki oleh petugas dalam melaksanakan tugasnya di lapangan.
Skor untuk unsur pelayanan tanggung jawab petugas pelayanan adalah 2.909 (baik) yang
berati petugas tersebut memiliki rasa tanggung jawab dalam menjalankan tugasnya.
kemampuan petugas adalah 2.818 (baik) yang berarti pengguna pelayanan menilai bahwa
Kecepatan pelayanan
Kecepatan pelayanan yang dimaksud dalam survei ini lebih difokuskan kepada
kecepatan pelayanan pada saat melaksanakan tugas. Skor untuk unsur kecepatan
pelayanan adalah 3.000 (baik). Penilaian ini didasari oleh argumen bahwa setelah
persyaratan lengkap dipenuhi oleh pengguna jasa, waktu yang diperlukan untuk
33
memperoleh perizinan yang dimaksud sesuai dengan standar waktu yang dipublikasikan,
perlakuan yang sama ketika mengajukan permohonan perizinan. Skor hasil penelitian
Kesopanan dan keramahan yang dimaksud dalam survei ini adalah kesopanan dan
keramahan petugas dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya di lapangan. Skor yang
diperoleh dari hasil penelitian adalah 3.000 (baik). Ini berarti kesopanan dan keramahan
petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dinilai baik sopan dan ramah.
Kewajaran biaya pelayanan yang dimaksud adalah kewajaran biaya yang harus
dikeluarkan dalam proses pelayanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai yang
diperoleh dari pertanyaan mengenai kewajaran biaya pelayanan adalah 2.727 (baik) yang
Kepastian biaya pelayanan yang dimaksud adalah kepastian biaya yang harus
dibayar oleh masyarakat untuk satu periode tertentu misalnya biaya per jenis perizinan
sesuai dengan kategorinya. Skor yang diperoleh dari hasil penelitian sebesar 2.455 (baik).
34
Kepastian jadwal pelayanan
yang berkaitan dengan kapan permohonan perizinan dipenuhi. Hasil penelitian yang
berkaitan dengan pertanyaan kepastian jadwal pelayanan memiliki skor terkecil dari 14
pertanyaan yang diajukan yaitu 2.455 (baik). Menurut pejabat Dinas Perindustrian,
Perdagangan, dan Penanaman Modal hal ini dapat dimengerti mengingat keluarnya suatu
izin tidak hanya ditentukan oleh dinas ini, tetapi juga perlu berkoordinasi dengan dinas-
dinas lain yang terkait, sehingga sekalipun telah ada standar waktu yang diperlukan untuk
suatu jenis pelayanan, tetapi bila menyangkut koordinasi dengan dinas lain sulit untuk
dipastikan.
Kenyamanan lingkungan
Keamanan pelayanan
lingkungan unit pelayanan perizinan, sehingga masyarakat merasa nyaman dan aman
35
Hasil pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat di bidang pelayanan penanaman
Tabel 5.5
Hasil Pengukuran Indeks Pelayanan Perizinan Penanaman Modal
di Kabupaten Garut
maka hasil nilai per unsur tersebut selanjutnya diolah untuk memperoleh nilai IKM
secara keseluruhan.
36
Tabel 5.6
ΣNilai
/Unsur 360 350 320 290 320 310 330 320 330 300 270 290 310 310
NRR /
Unsur 3.273 3.182 2.909 2.636 2.909 2.818 3.000 2.909 3.000 2.727 2.455 2.636 2.818 2.818
NRR *)
tertbg/ 0.232 0.226 0.207 0.187 0.207 0.200 0.213 0.207 0.213 0.194 0.174 0.187 0.200 0.200
unsur 2.846
**)
perizinan yang terkait dengan pelayanan penanaman modal di Kabupaten Garut adalah
71,16. Kategori Baik berada pada rentang nilai 62,51 – 81,25, sehingga nilai IKM untuk
Nilai kepuasan tertinggi adalah untuk unsur prosedur pelayanan (3.273) dan nilai
kepuasan terendah adalah untuk unsur kepastian biaya pelayanan (2.455). Prosedur
merasa bahwa prosedur pelayanan perizinan sangat jelas karena prosedur tersebut
dimuat pula di internet sehingga mudah dibaca oleh masyarakat yang akan mengurus
perizinan. Sebaliknya, nilai kepuasan terendah, yakni kepastian biaya pelayanan karena
masyarakat menilai masih ada peluang terjadinya manipulasi biaya pelayanan, sekalipun
37
besaran tarif setiap jenis pelayanan telah diumumkan, namun adanya praktik percaloan
Hasil ini diperkuat oleh hasil wawancara dengan masyarakat pengguna jasa yang
dirasakan sudah cukup memadai. Meskipun demikian, pernah terdapat beberapa oknum
para pelaku usaha. Akan tetapi oknum tersebut telah dimutasi karena mengganggu
keluhan yang biasanya terjadi adalah permasalahan dengan pihak perantara. Masih ada
pengurusan izin si pemohon. Akibatnya, pengurusan izin tidak pernah selesai hingga
Untuk mengatasi masalah seperti ini, pihak Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan
sesegera mungkin. Para perantara biasanya terdiri dari oknum aparat terkait maupun
menyatakan bahwa oknum aparat yang melakukan tindakan indisipliner seperti demikian
telah ditindak.
38
5.3 Upaya untuk Memperbaiki Kinerja Pelayanan Administrasi Penanaman Modal
di Kabupaten Garut
yang masih parsial, sehingga menghambat kemudahan bagi masyarakat pelaku usaha
Modal berpandangan bahwa proses pelayanan perizinan “satu atap” seyogyanya mulai
diberlakukan dengan segera. Selama ini, masyarakat harus mengurus perizinan dari dua
tempat yang berbeda yang cukup memakan waktu tempuh yang lama. Dengan pelayanan
satu atap, diharapkan masyarakat para pelaku usaha lebih mudah untuk mengurus
perijinannya.
fungsi pembinaan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Penanaman Modal. Fungsi
utama dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Penanaman Modal adalah melakukan
pembinaan terhadap para pelaku usaha, terutama pelaku usaha yang bermodal kecil atau
Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Dalam program pembinaan, masyarakat pelaku usaha
atau calon pelaku usaha diberikan bekal berupa pelatihan keterampilan dan juga sekaligus
diberikan sosialisasi mengenai segala peraturan bagi pelaku usaha, yang di antaranya
mengenai perizinan. Sewaktu melakukan pembinaan, masih banyak para pengusaha yang
belum memiliki izin usaha. Hal itu dikarenakan mereka masih dalam tahap merintis
usahanya, sehingga belum mampu untuk mengurus perizinan. Di satu sisi, perizinan
merupakan syarat mutlak bagi para pelaku usaha agar mereka dapat mengembangkan
usahanya lebih maju, misalnya pihak bank mensyaratkan perizinan bagi pelaku usaha
yang hendak mengajukan kredit. Berbagai program pemberian kredit bagi para pelaku
39
usaha pun mensyaratkan adanya izin bagi pelaku usaha yang mengajukan kredit. Namun
di sisi lain perizinan tersebut tidak bisa dipaksakan karena mereka belum mampu
membiayainya.
Upaya untuk mengatasi proses pelayanan yang terbagi di dua tempat yang cukup
Penanaman Modal untuk terjun langsung ke masyarakat pelaku usaha. Sedangkan bagi
para pelaku usaha mikro dan kecil yang belum memiliki izin, pihak Dinas Perindustrian,
Perdagangan, dan Penanaman Modal memberikan toleransi bagi para pelaku usaha kecil
atau mikro yang belum memiliki izin untuk sedikit lebih mengembangkan usahanya
dalam kurun waktu tertentu sehingga mereka sanggup membiayai perizinan. Selama
proses pembinaan, para pelaku usaha kecil dan mikro yang belum memiliki izin diberikan
pengarahan dan informasi tentang prosedur perizinan, termasuk manfaat perizinan bagi
kelangsungan usaha mereka. Selama ini upaya sosialisasi masih berjalan seiring dengan
perijinan yaitu dengan cara “jemput bola”, artinya aparat Dinas Perindustrian,
kelengkapan izin sekaligus mengingatkan bagi yang belum memiliki izin atau
Sedangkan upaya lain yang sekiranya akan dilakukan adalah dengan menciptakan
pelayanan perizinan satu pintu. Upaya ini terutama ditujukan bagi pelaku usaha yang
hendak mengurus perizinan di bidang industri, karena mengurus izin industri harus
40
industri juga harus menjual produknya, oleh karena itu izin perdagangan harus dimiliki
oleh industri. Para pelaku usaha industri harus mengurus kedua jenis izin tersebut di dua
kantor yang lokasinya berjauhan, yaitu kantor bidang perdagangan dan kantor bidang
industri.
41
BAB VI
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pada bab-bab sebelumnya, maka sejumlah poin penting
(TDP); Tanda Daftar Industri/Izin Usaha Industri (TDI/IUI); dan Tanda Daftar
Gudang (TDG).
2. Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) untuk pelayanan yang diberikan Dinas
dalam kategori “Baik”, di mana nilai kepuasan tertinggi adalah untuk unsur
prosedur pelayanan (3.273) dan nilai kepuasan terendah adalah untuk unsur
42
3. Upaya untuk memperbaiki kinerja pelayanan terutama difokuskan untuk
mengatasi kendala internal, yakni proses pelayanan yang masih parsial, sehingga
mengurus perizinan akibat lingkup usahanya yang masih terbatas sehingga merasa
6.2 Rekomendasi
keringan pajak, kepastian hukum, dan dukungan politik dari DPRD maupun
masyarakat.
43
kinerja yang harus dicapai, sekaligus sebagai acuan dalam melaksanakan kinerja
pelayanan.
yang masih berada di posisi bawah dari ke-14 unsur penilaian, maka perlu
a. Menerapkan sanksi yang tegas bagi aparat yang terlibat percaloan dalam
ini juga dapat diterapkan untuk aparat yang melalaikan tugasnya dalam
memberikan pelayanan.
sedini mungkin.
44
d. Meningkatkan kapasitas pelayanan aparat melalui keikutsertaan dalam
45
DAFTAR PUSTAKA
46