You are on page 1of 4

Aturan Pantang dan Puasa

oleh SEPUTAR LITURGI DAN PERAYAAN EKARISTI GEREJA KATOLIK INDONESIA pada
07 Maret 2011 jam 16:35

Pantang makan daging atau makanan lain menurut ketentuan Konferensi para
Uskup hendaknya dilakukan setiap hari Jumat sepanjang tahun, kecuali hari Jumat
itu kebetulan jatuh pada salah satu hari yang terhitung hari raya; sedangkan
pantang dan puasa hendaknya dilakukan pada hari Rabu Abu dan pada hari Jumat
Agung, memperingati Sengsara dan Wafat Tuhan Kita Yesus Kristus. Peraturan
pantang mengikat mereka yang telah berumur genap empat belas tahun;
sedangkan peraturan puasa mengikat semua yang berusia dewasa sampai awal
tahun ke enampuluh; namun para gembala jiwa dan orangtua hendaknya berusaha
agar juga mereka, yang karena usianya masih kurang tidak terikat wajib puasa dan
pantang, dibina ke arah cita-rasa tobat yang sejati.(KHK 1251-1252)

Jadi sebagai orang Katolik wajib berpuasa pada hari Rabu Abu dan Jumat
Agung. Jadi, selama masa Prapaskah, kewajiban puasa hanya dua hari saja. Yang
wajib berpuasa adalah semua orang beriman yang berumur antara delapan
belas (18) tahun sampai awal enam puluh (60) tahun.

PUASA berarti:

makan kenyang hanya satu kali dalam sehari.

Untuk yang biasa makan tiga kali sehari, dapat memilih

• Kenyang, tak kenyang, tak kenyang, atau

• Tak kenyang, kenyang, tak kenyang, atau

• Tak kenyang, tak kenyang, kenyang

Orang Katolik wajib berpantang pada hari Rabu Abu dan setiap hari Jumat
sampai Jumat Suci. Jadi hanya 7 hari selama masa PraPaskah.

Yang wajib berpantang adalah semua orang katolik yang berusia empat belas
(14) tahun ke atas.

PANTANG berarti

• Pantang daging, dan atau


• Pantang rokok, dan atau

• Pantang garam, dan atau

• Pantang gula dan semua manisan seperti permen, dan atau

• Pantang hiburan seperti radio, televisi, bioskop, film.

Karena begitu ringannya, kewajiban berpuasa dan berpantang,

sesuai dengan semangat tobat yang hendak dibangun,

umat beriman,

baik secara pribadi, keluarga, atau pun kelompok,

dianjurkan untuk menetapkan cara berpuasa dan berpantang yang lebih


berat. Penetapan yang dilakukan diluar kewajiban dari Gereja, tidak mengikat
dengan sangsi dosa.

Dalam rangka masa tobat, maka pelaksanaan perkawinan juga disesuaikan.


Perkawinan tidak boleh dirayakan secara meriah.

ARTI PUASA dan PANTANG

PUASA adalah tindakan sukarela Tidak makan atau tidak minum


Seluruhnya, yang berarti sama sekali tidak makan atau minum apapun Atau
sebagian, yang berarti mengurangi makan atau minum.

 Secara kejiwaan, Berpuasa memurnikan hati orang dan mempermudah


pemusatan perhatian waktu bersemadi dan berdoa.

 Puasa juga dapat merupakan korban atau persembahan.

 Puasa pantas disebut doa dengan tubuh, karena dengan berpuasa orang
menata hidup dan tingkah laku rohaninya.

 Dengan berpuasa, orang mengungkapkan rasa lapar akan Tuhan dan


kehendakNya. Ia mengorbankan kesenangan dan keuntungan sesaat, dengan
penuh syukur atas kelimpahan karunia Tuhan. Demikian, orang mengurangi
keserakahan dan mewujudkan penyesalan atas dosa-dosanya di masa
lampau.
 Dengan berpuasa, orang menemukan diri yang sebenarnya untuk
membangun pribadi yang selaras. Puasa membebaskan diri dari
ketergantungan jasmani dan ketidakseimbangan emosi. Puasa membantu
orang untuk mengarahkan diri kepada sesama dan kepada Tuhan.

Itulah sebabnya, puasa Katolik selalu terlaksana bersamaan


dengan doa dan derma, yang terwujud dalam Aksi Puasa Pembangunan.

Semangat yang sama berlaku pula untuk laku PANTANG.

Yang bukan semangat puasa dan pantang Katolik adalah:

 Berpuasa dan berpantang sekedar untuk kesehatan: diet, mengurangi makan


dan minum atau makanan dan minuman tertentu untuk mencegah atau
mengatasi penyakit tertentu.

 Berpuasa dan berpantang untuk memperoleh kesaktian baik itu tubuh


maupun rohani.

SABDA TUHAN SEHUBUNGAN DENGAN PUASA

"Melalui nabi Yesaya, Tuhan bersabda:

Berpuasa yang Kukehendaki ialah,

Supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman

Dan mematahkan setiap kuk

Supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya

Dan mematahkan setiap kuk,

Supaya engkau memecah-mecahkan rotimu bagi orang yang lapar

Dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tidak mempunyai rumah

Dan apabila kamu melihat orang telanjang

Supaya engkau memberi dia pakaian

Dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri.

Pada waktu itulah

Engkau akan memanggil dan Tuhan akan menjawab


Engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku

Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu

Dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah

Apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri

Dan memuaskan hati orang tertindas

Maka terangmu akan terbit dalam gelap

Dan kegelapanmu akan seperti bintang rembang tengah hari"

Dalam kotbah di bukit, Yesus bersabda tentang puasa:

“Apabila kamu berpuasa,

Janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya,
supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.

Tetapi apabila engkau berpuasa,

minyakilah kepalamu

Dan cucilah mukamu

Supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa

Melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu
yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”

====================================

Diperkenankan untuk mengutip sebagian atau seluruhnya isi materi dengan


mencantumkan sumberhttp://www.imankatolik.or.id/

You might also like