Professional Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
A. PekerjaanPersiapan
Pekerjaan persiapan merupakan langkah awal dalam memulai suatu proyek.
Tahapan pekerjaan persiapan ini meliputi :
1. Persiapan atau pengadaan semua alat dan bahan serta tenaga
kerja dilakukan secara bertahap sesuai dengan jadwal masing-
masing pekerjaan.
2. Pagar dibuat dari bahan seng setinggi 160 meter dan dicat
dengan warna terang agar mudah terlihat serta untuk
melindungi dari cuaca yang berdampak karat pada pagar seng
tersebut.
3. Pembersihan tanah lapangan dari semak belukar serta
meratakan tanah lapangan yang melibatkan alat berat exavator
dan theodolith maupun waterpass.
4. Pengukuran
85
86
a). Pengukuran dilakukan dengan referensi as-as bangunan pada kedua arah
utama bangunan.
b). Kontraktor melaksanakan pengukuran lapangan (setting out).
c). Menggambarkan hasilnya untuk memastikan bahwa rencana yang dibuat
sesuai dengan kondisi lapangan sesungguhnya.
d). Hasil pengukuran akhir diserahkan kepada Konsultan MK untuk
mendapatkan persetujuan.
5. Bouwplank
a). Bowplank dibuat dari bahan kayu papan berukuran 2 X 20 cm
b). Pada bouwplank tersebut dibuat tanda-tanda dengan warna jelas
yang menyatakan as-as bangunan lengkap dengan level / peil-peil yang
menyatakan ketinggian.
6. Direksi keet dibuat dibuat dari box peti kemas yang telah
direnovasi sedemikian rupa berikut dengan semua furniturnya,
sehingga direksi keet ini dapat dipindahkan setelah seluruh
pekerjaan selesai.
7. Pembuatan gudang dan fasilitas penunjang
Gudang dengan ukuran yang memadai serta memiliki sirkulasi udara yang
baik. Struktur kolom kayu meranti ukuran 12/15 dengan dinding multiplek 2
cm dan atap dari asbes. Struktur gudang ini dimaksudkan agar mudah dalam
pembongkarannya setelah seluruh pekerjaan selesai Sedang fasilitas
penunjang yang berhubungan lansung dengan air seperti toilet dengan struktur
pondasi menerus kolom beton dan dinding pasangan bata merah berikut
dengan plester dan cat.
8. Untuk memenuhi sarana listrik digunakan tenaga radiator.
Untuk kelancaran pekerjaan, letak radiator ini dipilih di
sebelah gudang yang agak berjauhan dengan direksi keet.
9. Sarana air bersih berasal dari air tanah menggunakan pompa air
listrik dari sumur menuju tandon air. Tiang penyangga tandon
air terbuat dari rangkaian baja dengan tinggi sekitar7 meter dari
permukaan tanah. Struktur pondasi dengan pasangan batu kali.
87
10. Saluran pembuangan air yang berasal dari dalam proyek harus
diperhatikan, saluran yang kurang baik langsung diperbaiki.
B. Pekerjaan Pondasi
Pondasi tiang pancang adalah pondasi yang berdiri serta diikuti dengan pile
cap dalam mendukung kolom. Pondasi tiang pancang yang dipakai dalam proyek
ini adalah tiang pancang beton precast prestressed concrete pile. Precast
Prestressed Concrete Pile adalah tiang pancang dari beton prategang yang
menggunakan baja penguat dan kabel kawat sebagai gaya prategangnya. Tiang
pancang ini dicetak dan dicor dalam acuan beton ( begisting ), kemudian setelah
cukup kuat lalu diangkat dan di pancangkan. Pada Proyek Pembangunan Gedung
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Tengah dan D.I.
Yogyakarta dan kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya
88
Pabean Tanjung Emas di Jalan Arteri Yos Sudarso, Semarang ini menggunakan
tiang pancang siap pakai. Tiang pancang didatangkan dari PT. Wika (Wijaya
Karya).
Keuntungan pemakaian precast prestressed concrete pile :
1. Kapasitas beban pondasi yang dipikulnya tinggi.
2. Tiang pancang tahan terhadap karat.
3. Kemungkinan terjadinya pemancangan keras dapat terjadi.
Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi. Umumnya,
aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode pelaksanaan pekerjaan
konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman, sangat
membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi. Sehingga
target waktu, biaya dan mutu sebagaimana ditetapkan dapat tercapai.
Pondasi tiang pancang yang digunakan pada Proyek Pembangunan Gedung
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Tengah dan D.I.
Yogyakarta dan kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya
Pabean Tanjung Emas di Jalan Arteri Yos Sudarso, Semarang ini adalah tipe
lingkaran ukuran panjang 12 dan 14 m dengan diameter 0,5 m. Jumlah tiang
pancang tiap titik sebanyak 4 buah tiang, kedalaman ±50 m dengan susunan
sebagai berikut :
1. Upper : 10 m
2. Middle 2 : 12 m
3. Middle 3 : 14 m
4. Bottom : 14 m
Menentukan dimensi / ukuran tiang pancang
1. Menghitung daya dukung
Didasarkan pada karakteristik tanah dasar yang diperoleh dari penyelidikan
tanah. Dari sini, kemudian dihitung kemungkinan nilai daya dukung yang
diizinkan pada berbagai kedalaman, dengan memperhatikan faktor aman terhadap
keruntuhan daya dukung yang sesuai, dan penurunan yang terjadi harus tidak
berlebihan.
2. Menentukan kedalaman, tipe, dan dimensi pondasinya
89
2. Proses pengangkatan
Proses pengangkatan / pemindahan tiang pancang dilakukan dengan metode
pengangkatan 2 tumpuan dan 1 tumpuan.
a). Pengangkatan tiang pancang dengan dua tumpuan
91
Titik angkat
Bantalan
1/5 L 3/5 L 1/5 L
Gambar VI. 2. Pengangkatan tiang pancang dengan dua tumpuan
1/3 L
Ujung tiang
2/3 L
3. Proses pemancangan
a). Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer jatuh
pada patok titik pancang yang telah ditentukan.
b). Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap
lubang.
c). Tiang didirikan disamping driving lead dan kepala tiang dipasang
pada helmet yang telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan
kepala tiang.
d). Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang
yang telah ditentukan.
e). Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang
backstay sambil diperiksa dengan waterpass sehingga diperoleh posisi
yang betul-betul vertikal. Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah
tiang diklem dengan center gate pada dasar driving lead agar posisi tiang
tidak bergeser selama pemancangan, terutama untuk tiang batang pertama.
f). Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer
secara kontiniu ke atas helmet yang terpasang diatas kepala tiang.
Gambar VI.10. Pelepasan tiang pancang yang telah mencapai permukaan tanah keras dan tiang
pancang yang telah terpasang
4. Quality control
a). Kondisi fisik tiang
1). Seluruh permukaan tiang tidak rusak atau retak.
2). Umur beton telah memenuhi syarat.
3). Kepala tiang tidak boleh mengalami keretakan
selama pemancangan.
b). Vertikalisasi tiang diperiksa secara periodik selama proses
pemancangan berlangsung.
c). Tiang sebelum dipancang harus diberi tanda pada setiap 1
meter di sepanjang tiang untuk mendeteksi penetrasi per-meter. Dicatat
jumlah pukulan untuk penetrasi setiap meter.
d). Pamancangan baru dapat dihentikan apabila telah dicapai
final set sesuai perhitungan. Pemencangan dinyatakan telah mencapai final
96
c). Pemotongan tiang pancang hingga rata dengan tanah dasar galian dengan
menyisakan kabel kawat tiang pancang tersebut ± 1 meter atau sesuai
dengan perencanaan. Kabel tersebut berfungsi sebagai pengait antara tiang
pancang dengan pile cap yang akan dikerjakan.
2. Pekerjaan lantai kerja untuk pile cap.
Lantai kerja sangat perlu dibuat, karena berfungsi sebagai dasar/alas untuk
meletakkan besi tulangan pile cap. Lantai kerja ini dibuat dari beton dengan
tinggi ±10 cm atau sesuai dengan perencanaan.
c). Menuangkan adukan ke dalam begisting pile cap sampai batas tanda
pengecoran. Pada saat penuangan adukan ini ditambahkan styrobond atau
lem beton agar beton menjadi monolit atau saling homogen.
d). Adukan dipadatkan dengan menggunakan alat penggetar vibrator
disertai cara manual dengan menusuk-nusukkan kasau ke adukan pada
saat pengecoran.
D. Pekerjaan Sloof
100
Sloof adalah balok beton bertulang yang berfungsi sebagai pengikat dan
pengaku struktur rangka gedung bagian bawah dan untuk mendukung beban
dinding lantai dasar yang diteruskan ke pondasi dan tanah dibawah sloof. Pada
Proyek Pembangunan Gedung Kantor Wilayah Direktorat Jendral Bea dan Cukai
Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta dan kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan
Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Emas di Jalan Arteri Yos Sudarso, Semarang
ini menggunakan sloof dimensi 400/700 dengan dimensi sloof praktis 150 X 200
untuk gedung A dan B.
Langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan Sloof :
1. Lokasi titik sloof sesuai dengan gambar rencana sloof.
2. Membuat beton lantai kerja pada bagian dasar dengan tebal ±
5cm.
3. Merakit tulangan Sloof. Perakitan tulangan sesuai gambar kerja
yang direncanakan.
Tabel VI. 1. Daftar tulangan sloof untuk gedung A dan B
Tulangan Sengkang
Kode Posisi Dimensi Sengkang
Atas Bawah Extra Extra
Tumpuan 400 x 700 3 D 22 3 D 22 2 D 13 D10 - 100 Ø8 - 500
TB1
Lapangan 400 x 700 3 D 22 3 D 22 2 D 13 D10 - 150 Ø8 - 500
Tumpuan 400 x 700 4 D 22 4 D 22 2 D 13 D10 - 100 Ø8 - 500
TB2
Lapangan 400 x 700 4 D 22 4 D 22 2 D 13 D10 - 150 Ø8 - 500
Tumpuan 400 x 700 5 D 22 5 D 22 2 D 13 D10 - 100 Ø8 - 500
TB3
Lapangan 400 x 700 5 D 22 5 D 22 2 D 13 D10 - 150 Ø8 - 500
Tumpuan 300 x 500 3 D 22 3 D 22 2 D 13 D10 - 100 Ø8 - 500
TB4
Lapangan 300 x 500 3 D 22 3 D 22 2 D 13 D10 - 150 Ø8 - 500
Tumpuan 150 x 200 2 D 10 2 D 10 Ø8 - 200
SP
Lapangan 150 x 200 2 D 10 2 D 10 Ø8 - 200
101
E. Pekerjaan Kolom
Kolom merupakan konstruksi beton yang berfungsi sebagai tiang dari suatu
bangunan dan juga merupakan konstruksi yang menyalurkan beban dari struktur
yang berada di atasnya seperti balok, pelat dan atap yang kemudian
didistribusikan ke pondasi. Pada proyek ini menggunakan kolom dengan dimensi
baja dan tulangan dan sesuai dengan gambar rencana . Mutu beton yang dipakai
K-300.
103
3. Pelurusan begisting
a). Memasang besi penyangga di salah satu sisi begisting.
b). Memasang paku pada sabuk kolom bagian atas yang diikatkan benang
dengan diberi pemberat unting-unting pada dua sisi begisting kolom.
105
c). Mengukur jarak dari begisting ke tali pada bagian atas dan bawah.
Begisting telah lurus setelah jarak keduanya telah sama.
d). Memasang penyangga di sisi lain supaya posisi begisting tidak
berubah saat pengecoran.
4. Pengecoran kolom
Adukan beton dibuat ditempat lain dan diangkut menuju lokasi proyek
menggunakan truk aduk beton ( concrete mixer truck ) dengan kapasitas 5 m3.
Dari truk aduk beton ( concrete mixer truck ), adukan dituang ke bak
penampungan sementara berkapasitas 1 m3 kemudian diangkat ke atas
bersama satu pekerja menggunakan truck crane. Bagian bawah bak terhubung
dengan talang cor atau klep cor untuk memindahkan adukan beton dari bak ke
dalam kolom. Pekerja di bawah (di atas begisting kolom) menuang adukan ke
dalam begisting kolom sampai batas tanda pengecoran. Pemadatan beton
dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran secara manual. Pekerja yang
berada di atas atas begisting kolom menusuk-nusuk adukan dengan
menggunakan kayu. Langkah-langkah pengecoran kolom adalah sebagai
berikut :
a). Menyiapkan begisting dari papan, sebelum beton dituangkan ke dalam
cetakan permukaan bekisting dilumuri terlebih dahulu dengan minyak
bekisting agar adukkan beton tidak menempel pada begisting.
106
5. Pembongkaran Begisting
107