You are on page 1of 29

POLINASI

Polinasi ialah cara reproduksi sexual


tanaman yang terdiri dari pemindahan
polen dari anther ke stigma,
dipengaruhi oleh temperatur,
kelembaban, dan adanya polinator
yang dapat dilakukan oleh serangga
ataupun angin.
Lebah yang berperan sebagai pollinator
Lebah madu (Apis mellifora : Apoidea )
Lebah gendut  kebun (Bombus spp. : Apoidae)
Lebah alkali  (Nomia melanderi : Halictidae)
Lebah kebun Mason (Osmia spp. : Megachilidae)
Lebah buah ara  ( Blastophaga psenes ( L.)
Faktor yang mempengaruhi pencarian
makanan oleh polintor
Jarak minimum ke sumber makanan
Morfologi bunga
Suhu
Isyarat makanan
Yang diperhatikan agar polinasi berjalan
lancar
• Sistem penyilangan (breeding system) dan variasi jenis
kelamin yang menentukan perlunya penyerbukan
silang.
• Saat penyebaran serbuk sari, reseptimatis stigma
induk bunga, seluruh tanaman/ pohon yang dikaitkan
dengan aktivitas harian serta musiman vektor
penyebuk.
• Vektor yang berperan dalam penyerbukan.
• Pengaruh cuaca terhadap sinkronisasi pembungaan,
penyebaran serbuk sari, serta aktivitas vektor.
Tipe Penyerbukan
Penyerbukan tertutup (kleistogami)
Penyerbukan terbuka (kasmogami)
-Autogamie
-Geitonogamie
-Allogamie (Silang)
-Xenogamie (asing)
-Polinasi buatan
Fertilisasi
Fusi antara gamet jantan dengan
gamet betina sehingga
menghasilkan zigot
Serbuk sari jatuh di
stigma→buluh serbuk sari keluar
dan memanjang →masuk melalui
mikrophil →mengeluarkan sel
sperma →berfusi dengan sel ovum
→terbentuk zigot
Satu gamet jantan mengadakan fusi dengan sel
telur = SINGAMI
2 gamet lain mengadakan fusi dengan inti
kutub = TRIPLE FUSION
Jika dalam kantong embrio dijumpai banyak
gamet ♂ (sperma) disebut POLISPERMI
Keadaan dimana fusi yang terjadi bukan hanya
sel telur dan inti kutub, juga bagian-bagian
kantong embrio yang lain disebut : FUSI
MULTIPLE (MULTIPLE FUSION)
Double fertilization
Pembuahan ganda
Ketika sel sperma yang pertama berfusi
dengan sel telur dan menghasilkan zigot
Dan sel sperma kedua berfusi dengan sel
inti polar dan membentuk endosperm
Endosperm akan terbentuk terlebih
dahulu karena berfungsi untuk
memberikan nutrisi bagi embrio.
SEKS INCOMPATIBILITY
 Ketakserasian/inkompatibilitas : mekanisme alami yg
mencegah terjadinya fertilisasi biji sendiri & merangsang
terjadinya persilangan pd Angiosperma.
 2 macam:
 Sistem heteromorfik
Bunga sempurna tapi memiliki 2 tipe struktur bunga,
misalnya 1. stamen panjang dengan style yang
pendek, atau 2. stamen pendek dg style panjang
 Sistem homomorfik
2 tipe berdasarkan genom yang mengontrol interaksi
polen dan pistil: GSI (Gametofitik) dan SSI
(sporofitik)
Incompatibility antara serbuk sari dengan
putik sehingga menghambat terjadinya
pembuahan
Biochemical incompatibility, yaitu tangkai
putik mengeluarkan senyawa kimia tertentu
sehingga pollen yang telah berkecambah
tadi tidak bisa menembus tangkai putik
(stylus) sehingga perkembangan tabung
pollen terhenti sampai stylus
Bunga-bunga bertipe dichogamy mencapai
kemasakan organ reproduktif jantan dan
betinanya dalam waktu yang tidak bersamaan.
Pada spesies monoesi dan dioesi, yang hanya
mempunyai bunga berkelamin-satu (single-sex)
Intensitas cahaya yang tinggi merangsang inisiasi
bunga betina pada walnut dan pinus, sedangkan
intensitas cahaya yang rendah, yang biasanya
disebabkan oleh naungan kanopi, lebih
merangsang terbentuknya bunga jantan
Proses incompatibility
Kepala putik yang reseptif tampak berwarna
lebih terang dan lengket dikarenakan adanya
peningkatan sekresi ekstraseluler yg
mengandung lemak dan protein.
Sekresi berfungsi menangkap butiran
tepung sari, serta merupakan penentu
keberhasilan pembentukan buluh tepung
sari (pollen tube) yang akan membawa sel
kelamin jantan menuju ke ovary.
Reseptifnya putik juga ditandai oleh perubahan
warna permukaan putik dari hijau menjadi kuning
terang, yang dimulai dari pangkal tangkai putik
(stylus).
Kepala putik (stigma) yang berangsur
membengkak merupakan tanda bahwa jaringan
transmisi yang ada pada bagian tersebut mulai
memperbesar rongga-rongganya, untuk
mempersiapkan diri dalam membentuk buluh
tepung sari (pollen tube).
poliembrioni
Poliembrioni yaitu terbentuknya lebih dari
satu embrio dalam satu embrio dalam satu
biji. Poliembrioni dapat terjadi apabila
Apomiksis dan amfimiksis dapat terjadi
bersamaan.
Jadi

Poliembrioni terjadi apabila Apomiksis


dan amfimiksis dapat terjadi
bersamaan.
Apomiksis yaitu proses terbentuknya
biji/benih tidak melalui peleburan
sperma-ovum Apomiksis merupakan
suatu bentuk reproduksi non-seksual
pada tumbuhan melalui biji.
apomiksis, yang dapat dibedakan atas:
a. Apogami : embrio yang terbentuk berasal dari
kandung lembaga. Misalnya : dari sinergid dan
antipoda.
 b.Partenogenesis : embrio terbentuk dari sel telur yang
tidak dibuahi.
 c. Embrio adventif : merupakan embrio yang terbentuk
dari sel nuselus, yaitu bagian selain kandung lembaga.
amfimiksis adalah proses terbentuknya
biji/benih malalui peleburan sperma-
ovum, amfimiksis merupakan reproduksi
secara seksual atau generative.
Apomiksis dan amfimiksis dapat terjadi
bersamaan, maka akan terbentuk lebih
dari satu embrio dalam satu biji, disebut
poliembrioni. Peristiwa ini sering
dijumpai pada nangka, jeruk dan mangga.
APOMIKSIS
adalah reproduksi aseksual, yaitu
proses reproduksi tanpa terjadinya
fusi gamet betina dengan gamet
jantan.
Apomiksis pada tumbuhan Angiospermae
Apomiksis yang tidak berulang : sel
induk megaspora mengalami pembelahan
meiosis secara normal, terbentuk kantong
embrio yang haploid.
Apomiksis berulang : kantong embrio
berasal dari arkesporium (apospori
generatif) atau bagian lain dari nuselus
(apospori somatik).
Menurut Bhojwani dan Bhatnagar (1999),
apomiksis dibedakan menjadi 2, yaitu:
Reproduksi vegetatif : tanaman diperbanyak
melalui bagian tubuhnya (seperti akar, daun,
atau batang) selain menggunakan biji.
Agamospermi (pembentukan embrio tanpa
pembuahan) = apomiksis berulang
Agamospermi mencakup dua tipe, yaitu:
Embrio berkembang dari suatu sel
gametofit betina yang tidak mengalami
meiosis.
Berasal langsung dari sel-sel somatik
yang menyusun ovulum (bakal biji),
seperti nuselus dan integument. Embrio
yang berasal dari sel somatik (2n) disebut
embrio adventif.
KELAINAN PEMBUAHAN
Bakal buah (ovarium) dapat menjadi buah
(fructus) setelah terjadinya proses pembuahan.

Pembuahan (fertilization) adalah peristiwa


peleburan antara inti sperma dengan inti sel telur.
Pembuahan pada Angiospermae disebut pembuahan
ganda sebab terjadi 2 kali pembuahan yaitu:
Inti spermatozoid 1 + ovum  >  zygot  >  embrio (2n)
  Inti spermatozoid 2 + inti kandung lembaga sekunder 
>  endosperm di dalam kotiledon (keping lembaga)
Embrio pada tumbuhan berbiji tertentu dapat terbentuk
karena beberapa sebab yaitu :

1. Melalui peleburan sperma dan ovum (amfimiksis)

2. Tidak melalui peleburan sperma dan ovum


(apomiksis)
Apomiksis adalah suatu bentuk
reproduksi non-seksual pada tumbuhan
melalui biji.
Pada apomiksis, kecambah muncul dari
biji tetapi bukan berasal dari embrio
(lembaga), melainkan dari jaringan
maternal (asal tetua betina).
Akibatnya, secara genetik tumbuhan baru
yang muncul identik dengan tetua
betinanya. Contoh jeruk dan duku.
Apomiksis dapat dibedakan atas:
1. Partenogenesis

Embrio terbentuk dari sel telur yang tidak dibuahi.

Terbagi menjadi:
Partenogenesis diploid :
Sel telur tidak mengalami pembelahan reduksi, dan
tanpa pembuahan bisa tumbuh terus menjadi embrio
diploid (2n)
Partenogenesis haploid :
Sel telur telah mengalami reduksi terlebih dahulu
menjadi n kromosom. Biasanya tipe ini akan segera
mati, sebelum sempat tumbuh menjadi buah masak.
2. Apogami

Embrio yang terbentuk berasal dari kandung


lembaga, misalnya dari sinergid dan antipoda

Sel-sel tersebut tidak pernah mengalami reduksi,


sehingga inti selnya adalah diploid (2n)

Apogami dapat mengakibatkan terjadinya poli-


embrioni, yaitu terbentuknya banyak embrio dalam
satu biji.
 3. Partenokarpi

Bakal buah tumbuh menjadi buah tanpa didahului


penyerbukan dan pembuahan. Buah yang
terbentuk tidak berisi biji sama sekali

4. Embrio adventif

Embrio yang terbentuk dari sel nuselus, yaitu


bagian selain kandung lembaga
Apomiksis dan amfimiksis dapat terjadi
bersamaan, maka akan terbentuk lebih dari satu
embrio dalam satu biji, disebut poliembrioni.

Peristiwa ini sering dijumpai pada nangka, jeruk


dan mangga.

You might also like