Professional Documents
Culture Documents
c
PERNAHKAH Anda melihat wanita tua bertubuh bongkok? Wanita tua itu pasti
menderita penyakit osteoporosis yang menyebabkan tulang punggungnya melengkung.
Osteoporosis di sekitar kita bukan lah menjadi sesuatu yang asing lagi. Mudah sekali kita melihat
orang-orang yang terindikasi osteoporosis pada dirinya.
Pada umumnya Osteoporosis tidak menampakkan tanda-tanda fisik yang nyata hingga terjadi
keropos atau keretakan pada usia senja. Definisi penyakit osteoporosis sendiri adalah
berkurangnya kepadatan tulang yang progresif, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Tulang terdiri dari mineral-mineral seperti kalsium dan fosfat, sehingga tulang menjadi keras dan
padat. Jika tubuh tidak mampu mengatur kandungan mineral dalam tulang, maka tulang menjadi
kurang padat dan lebih rapuh, sehingga terjadilah osteoporosis.
Sekitar satu di antara tiga wanita di dunia di atas usia 50 tahun dan satu di antara lima pria di atas
50 tahun menderita osteoporosis atau keretakan tulang. Di Indonesia prevalensi osteoporosis
untuk umur kurang dari 70 tahun untuk wanita sebanyak 18-36 persen, sedangkan pria 20-27
persen, untuk umur di atas 70 tahun untuk wanita 53,6 persen, pria 38 persen.
Jumlah usia lanjut di Indonesia diperkirakan akan naik 414 persen dalam kurun waktu 1990-
2025, sedangkan perempuan menopause yang tahun 2000 diperhitungkan 15,5 juta akan naik
menjadi 24 juta pada tahun 2015. Bayangkan betapa besar jumlah penduduk yang dapat
terancam penyakit osteoporosis
Osteoporosis pada prinsipnya merupakan penyakit penurunan massa tulang. Akibatnya tulang
menajdi rapuh dan mudah patah. Penyakit ini merupakan penyakit degeneratif, hal ini
memaksudkan alasan umumnya terjadi akibat penambahan usia. Memang ada lagi faktor resiko
lain yang menyebabkan osteoporosis, antara lain: jenis kelamin perempuan, merokok, minuman
ber-alkohol, asupan kalsium yang rendah, riwayat trauma atau jatuh berulang, aktivitas fisik
yang rendah, serta konsumsi obat-obatan tertentu (antara lain golongan glukokortikoid).
Untuk memahami penyakit ini, kita harus memahami sedikit tentang a tulang. Proses
a ini sangat penting bagi tulang. Prinsip a selalu berhubungan dengan
resorbsi dan formasi alias pembentukan. Tiap tulang pasti mengalami resorbsi yang dilanjutkan
dengan pembentukan kembali, sehingga terus-menerus mempertahankan bentuk dan kekuatan
tulangnya alias massa tulang.
Massa tulang terus-menerus di'pupuk' saat masa pubertas sampai mencapai puncak pada awal
usia dewasa. Masa-masa inilah yang merupakan masa yang menentukan. Karena setelah masa
'kritis' ini, puncak massa tulang tidak akan bertambah dan selanjutnya cenderung menurun sesuai
usia. Jadi puncak massa tulang yang tinggi, tentunya akan lebih baik daripada puncak massa
tulang yang rendah. Saat-saat ini pulalah, asupan nutrisi sangat berperan, dalam kaitannya
dengan osteoporosis, kalsium dan vitamin D merupakan dua nutrisi yang utama.
c
3 Mampu memaparkan secara lugas dan jelas banyak hal terkait dengan osteoporosis, mulai
dari ; Defenisi, Mekanisme, penyebab, gejala, dan penatalaksanaannya dalam kehidupan
sehari-hari
3 Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat memperkaya, melengkapi serta
memperbaharui perbendaharaan informasi seputar osteoporosis.
c c
c
3 Osteoporosis adalah penurunan massa tulang yang disebabkan karena peningkatan
resorbsi tulang yang melebihi pembentukan tulang (patofisiologi jilid II Sylvia A.Price,
Lorraine M.Wilson).
3 Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh penurunan densitas
massa tulang dan mikroarsitektur tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
(Buku ajar Ilmu Penyakit dalam jilid III, edisi V)
3 Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh üa
Secara normal di tubuh kita terjadi suatu tahapan yang disebut REMODELLING TULANG,
yaitu suatu proses pergantian tulang yang sudah tua untuk diganti dengan tulang yang baru. Hal
ini sudah terjadi pada saat pembentukan tulang mulai berlangsung sampai selama kita hidup.
Proses Remodelling tulang tersebut dapat digambarkan seperti gambar dibawah ini :
Setiap saat terjadi remodeling tulang di tulang manusia. Proses remodeling ini dimulai dengan
terjadinya resorpsi atau penyerapan atau penarikan tulang oleh sel tulang yaitu OSTEOKLAS,
kemudian tulang yang sudah diserap itu tadi akan diisi oleh tulang yang baru dengan bantuan sel
tulang yang bernama OSTEOBLAS.
Kejadian ini adalah suatu keadaan yang normal, dimana pada saat proses pembentukan tulang
sampai umur 30 ± 35 tahun, jumlah tulang yang diserap atau diresorpsi sama dengan jumlah
tulang baru yang mengisi atau menggantikan sehingga terbentuk PUNCAK MASSA TULANG,
tapi setelah berumur 35 tahun keadaan ini tidak berjalan dengan seimbang lagi dimana jumlah
tulang yang diserap lebih besar dari jumlah tulang baru yang menggantikan. Hal inilah yang
mengakibatkan terjadinya penurunan massa tulang yang berakibat pada OSTEOPOROSIS.
Sebenarnya, apa yang menyebabkan terjadinya osteoporosis? Berikut ini beberapa penyebab
osteoporosis:
1. !
! " ! terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada
wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita.
Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia di antara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai
muncul lebih cepat ataupun lebih lambat.
Tidak semua wanita memiliki risiko yang sama untuk menderita osteoporosis
postmenopausal, wanita kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini
daripada wanita kulit hitam.
2. !
kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang
berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang
dan pembentukan tulang yang baru.
berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya
terjadi pada usia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita
seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal.
Penyakit osteoporosis bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal
(terutama a, aa dan a ) dan obat-obatan (misalnya kortikosteroid,
barbiturat, anti-kejang dan hormon tiroid yang berlebihan).
Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon
yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari
rapuhnya tulang.
1. î
Osteoporosis lebih banyak terjadi pada wanita. Hal ini disebabkan pengaruh hormon
estrogen yang mulai menurun kadarnya dalam tubuh sejak usia 35 tahun. Selain itu,
wanita pun mengalami menopause yang dapat terjadi pada usia 45 tahun.
2.
Seiring dengan pertambahan usia, fungsi organ tubuh justru menurun. Pada usia 75-85
tahun, wanita memiliki risiko 2 kali lipat dibandingkan pria dalam mengalami kehilangan
tulang trabekular karena proses penuaan, penyerapan kalsium menurun dan fungsi
hormon paratiroid meningkat.
3. $%
Ras juga membuat perbedaan dimana ras kulit putih atau keturunan asia memiliki risiko
terbesar. Hal ini disebabkan secara umum konsumsi kalsium wanita asia rendah. Salah
satu alasannya adalah sekitar 90% intoleransi laktosa dan menghindari produk dari
hewan. Pria dan wanita kulit hitam dan hispanik memiliki risiko yang signifikan
meskipun rendah.
4.
!
Jika ada anggota keluarga yang menderita osteoporosis, maka berhati-hatilah.
Osteoporosis menyerang penderita dengan karakteristik tulang tertentu. Seperti kesamaan
perawakan dan bentuk tulang tubuh. Itu artinya dalam garis keluarga pasti punya struktur
genetik tulang yang sama.
5. *!
c
3 ""
""
, karena keduanya mengandung
fosfor yang merangsang pembentukan horman parathyroid, penyebab pelepasan
kalsium dari dalam darah.
3
Wanita yang malas bergerak atau olahraga akan terhambat proses osteoblasnya
(proses pembentukan massa tulang). Selain itu kepadatan massa tulang akan
berkurang. Semakin banyak gerak dan olahraga maka otot akan memacu tulang
untuk membentuk massa.
3
Ternyata rokok dapat meningkatkan risiko penyakit osteoporosis. Perokok sangat
rentan terkena osteoporosis, karena zat nikotin di dalamnya mempercepat
penyerapan tulang. Selain penyerapan tulang, nikotin juga membuat kadar dan
aktivitas hormon estrogen dalam tubuh berkurang sehingga susunan-susunan sel
tulang tidak kuat dalam menghadapi proses pelapukan.
Disamping itu, rokok juga membuat penghisapnya bisa mengalami hipertensi,
penyakit jantung, dan tersumbatnya aliran darah ke seluruh tubuh. Kalau darah
sudah tersumbat, maka proses pembentukan tulang sulit terjadi. Jadi, nikotin jelas
menyebabkan osteoporosis baik secara langsung tidak langsung.
Saat masih berusia muda, efek nikotin pada tulang memang tidak akan terasa
karena proses pembentuk tulang masih terus terjadi. Namun, saat melewati umur
35, efek rokok pada tulang akan mulai terasa, karena proses pembentukan pada
umur tersebut sudah berhenti.
3
"
Jika kalsium tubuh kurang maka tubuh akan mengeluarkan hormon yang akan
mengambil kalsium dari bagian tubuh lain, termasuk yang ada di tulang.
c c
*' $
Osteoporosis adalah suatu penyakit yang biasanya tidak diikuti gejala, makanya sering disebut
sebagai . Lalu bagaimana gejala osteoporosis?? Secara kasat mata tidak
ada. Lalu tentang masalah orang menari dan bunyi 'kreeek', biasanya yang berbunyi itu adalah
sendi dan bukan tulang. Kecuali tulang itu patah dan menimbulkan sendi yang bukan pada
tempatnya.
Itulah mengapa tidak banyak orang yang tediagnosis osteoporosis, dan sebagian besar
terdiagnosis akibat adanya patah tulang. Ya, patah tulang sering terjadi pada penderita
osteoporosis. Dan patah tulang ini tidak memerlukan tenaga besar, jadi trauma kecil saja bisa
menyebabkan patah tulang akibat massa tulang yang berkurang. Tapi ada beberapa gejala yang
bisa jadi dasar untuk menentukan seseorang terkena osteoporosis atau tidak :
!
Karena osteoporosis merupakan suatu penyakit yang biasanya tidak diawali dengan gejala, maka
langkah yang paling penting dalam mencegah dan mengobati osteoporosis adalah : Pemeriksaan
secara dini untuk mengetahui apakah kita sudah terkena atau belum OSTEOPOROSIS, sehingga
dari pemeriksaan ini, kita akan tahu langkah selanjutnya.
1. DENSITOMETRY
2. LABORATORIUM
3. RADIOLOGI
Dari pengukuran BMD ini kita bisa mengantisipasi untuk hal ± hal yang lebih parah dengan
prinsip:
3 Bila BMD kita NORMAL, maka usahayang kita lakukan adalah mempertahankan agar
tetap NORMAL
3 Bila BMD kita OSTEOPENIA, kita harus terapi atau obati agar menjadi NORMAL
3 Bila BMD kita OSTEOPOROSIS, kita harus obati agar jangan menjadi parah yang bisa
mengakibatkan tulang patah
c c2
- ,
$
1. H. Stephen F. JC Conrad. AACE clinical practice Guideline for the prevention and
treatment of post menopause 2000; 1 -22
2. O Sahota. Osteoporosis and the role of vitamin D and Calsium-vitamin D deficiency,
vitamin D insufficiency and vitamin D sufficiency. Age an Aging, 2000. 301 ± 304.
3. Holick MF, Krane SM. Introduction to bone and mineral metabolism. Harrison,s
principle Internal Medicine. Fauci AS. Et al (Eds). 2001. Mc Graw Hill. 2192-2226. 11
4. D Shoback, R Marcus, D Bikle, G Strewler. Mineral metabolism & Metabolic Bone
Diasease. Basic & Clinical Endocrinology. FS Greespan, DG Gardner. 6th eds, 2001. .
Mc Graw Hill. 273-334
5. FR Bringhurst, MB Demay, HM Kronenberg. Hormones and metabolism of mineral
metabolism. William textbook of endocrinology, JD Wilson, DW Foster., HM
Kronenberg., PR Larsen. 9th eds, 2003, WB Saunder Co 1303-1359.