Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
I. 1 Latar belakang
Sifat reaksi asam amino dan protein adalah sangat ditentukan oleh gugus-
gugus yang terdapat pada rantai samping molekulnya. Seperti reaksi Ninhidryn,
jika direaksikan dengan asam amino atau protein, maka akan membentuk
berlebih.
protein dalam suatu sampel. Dalam larutan basa akan memberikan warna violet
dengan CuSO4.
pada pengidentifikasian asam amino triptofan dalam molekul protein. Pada reaksi
Hopkins-Cole, jika suatu molekul mengandung asam amino triptofan maka akan
membebtuk warna ungu dalam suasana asam dan dingin, sedangkan reaksi Millon
yang berdasar pada inti fenol bereaksi dengan regeansia Millon akan memberikan
warna merah.
memahami sifat-sifat spesifik dari asam amino dan protein melalui reaksi uji
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui reaksi spesifik dari asam amino
dan protein.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Protein berasal dari bahasa Yunani, PROTOS, yang berarti pertama. Hal
ini secara jelas menunjukkan bahwa protein menjadi dasar penghidupan. Protein
adalah zat yang dibentuk oleh sel-sel hidup dan lebih dari separuh zat padat dalam
jaringan manusia dan hewan mamalia lainnya terdiri atas protein, karena itu
matarantai asam-asam amino. Asam amino adalah senyawa yang memiliki satu
atau lebih gugus karboksil ( -COOH) dan satu atau lebih gugus amino (-NH 2)
yang salah satunya terletak pada atom C tepat sebelah gugus karboksil (atau atom
C alpha). Asam-asam amino yang berbeda-beda (ada 20 jenis asam amino dalam
protein alamiah) bersambung melalui ikatan 3mmoniu yaitu ikatan antara gugus
karboksil suatu asam amino dengan gugus amino dari asam amino yang
putih dan timah hitam. Hal ini terjadi bila pHnya lebih alkali daripada
membentuk proteinat logam berat. Reaksi protein dengan logam berat ini
dipakai sebagai dasar pertolongan pertama pada keracunan logam berat
dengan cara melakukan pemberian protein susu atau telur mentah kepada
warna merah.
2002).
1. Struktur kimianya
2. Kepentingan gizinya
1. Reaksi Ninhidryn
(Girindra, 1990)
Reaksi antara gugus R dari asam amino sistein 5mmoniu (glutation) atau
meraah dengan protein yang mempunyai gugus –SH bebas. Jadi protein
yang mengandung sistein dapat memberikan hasil positif. Gugus –S-S-
pada sisitin apabila direduksi terlebih dahulu dapat juga memberikan hasil
positif (Poedjiadi,1994).
3. Reaksi Biuret
O O O
║ ║ ║
2 NH2 – C – NH2 → NH2 – C – NH – C- NH2 + NH3
4. Reaksi Hopkins-Cole
Reaksi ini khas adalah untuk penentuan gugus indole spesifik untuk asam
5. Reaksi Millon
Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam
METODE PERCOBAAN
3.1 BAHAN
albumin, larutan alanin, larutan trionin, larutan glisin, larutan serin, larutan
NH4OH, Aquades, NaOH 2,5 M, CuSO4 0,01 M, asam sulfat pekat, larutan
3.2 ALAT
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah rak tabung,
asam amino.
Tambahkan setetes CuSO4 0,01 M, jika timbul warna, tmbahkan lagi setetes atau
campuran tersebut. Endapan putih segera timbul dengan pelan berubah menjadi
merah. Jika pereaksi Millon digunakan berlebih, maka warna akan hilang pada
pemanasan.
BAB IV
4. 1 Tabel pengamatan
1. Tes Ninhidryn
Warna
Larutan protein dan
NO
asam amino Dengan ninhydrin Setelah pemanasan
Warna
No Larutan contoh Dengan Natrium Dengan ammonium
nitroprussida hidroksida
1. Kristal cysteina
Bening Merah
hydroklorida
3. Tes Biuret
Warna
No Larutan contoh CuSO4 0,01 M
NaOH 2,5 M CuSO4 0,01 M
berlebih
1. Serin Bening Bening Bening kebiruan
2. Albumin Bening Bening Violet
3. Treonin Bening Bening Bening kebiruan
4. Alanin Bening Bening Bening kebiruan
5. Glisin Bening Bening Bening kebiruan
4. Tes Hopkins-Cole
Warna
No Larutan contoh
Dengan glioksilik Dengan asam sulfat
1. Albumin Bening Terbentuk 2 lapisan
bagian atas bening dan
bagian bawah kuning
5. Tes Millon
Warna
Larutan
NO
contoh Dengan Setelah Millon berlebih
Millon pemanasan dipanaskan
1. Serin Bening Bening Bening
2. Albumin Bening Terbentuk Bening
endapan merah Bening
3. Treonin Bening Bening Bening
4. Alanin Bening Bening Bening
5. Glisin Bening Bening Bening
4. 2 Reaksi
1. Reaksi ninhidrin
O O
C OH H C
C + R-CH-COOH C
C OH HO C
NH2
O O
ninhydrin hydrindantin
+
+
R CH + NH3 + CO2
O
O O
C OH H C
C + C
C OH HO C
O O
ninhydrin hydrindantin
C C
C C
C N C +
3H2O
C C
C C
diketohydrindylenediketohydrindamine
2. Reaksi Rantai samping asam amino sistein
3. Reaksi Biuret
NH2
C O R - CH - COOH
NH + NH2 + CuSO4
C O
NH2
Biuret
O O
2 -NH – CH – C –NH – CH – C - O n + NaOH + CuSO4
R R
O O
2 -H – CH – C –NH – CH – C - O n
NH R
Cu O
HN C + Na2SO4 + H2O
H – CH – C – NH – CH O n
A. Alanin
C. Serin
D. Treonin
H3C – CH(OH) – CHNH2 – COOH + NaOH + CuSO4
4. Reaksi Hopkins-Cole
O O O O—SO3H
║ ║ ║ ׀
H – C – C – OH + HO – S – OH CH – C –OH
║ ׀ ║
O O O
O – SO3H
H – C – C – OH + CH2 COOH H2SO4
O O NH2
CH2 CH COOH N
NH2 NH
N
HO = CH
C=O -H 2O + CH 2 – CH -
N
COOH OH
N = CH-
COOH
A. Alanin
C. Serin
D. Treonin
5. Reaksi Millon
HO H O
׀ ║ ║ ׀
2 -N-C-C- N-C-C-OH + Hg(NO3)
׀ ׀ ׀ ׀
H R1 n H R2
H O H O O H O H
║ ׀ ׀ ║ ║ ׀ ║ ׀
-N – C – C – N C – C – O –Hg – O – C – C – N – C – C – N + 2HNO3
׀ ׀ ׀ ׀ ׀
H R1 n R1 R2 H R1 H
A. Alanin
C. Serin
D. Treonin
4.3 Pembahasan
Pada uji identifkasi asam amino ini didapatkan beberapa hasil yang
berbeda dengan teori. Pada tes ninhidrin, semua asam amino berwarna bening
setelah pemanasan. Berdasarkan teori, tes ninhidrin akan memberikan warna yang
sama pada semua asam amino α, kecuali prolin yang merupakan asam amino
sekunder. Sedangkan pada albumin yang merupakan polimer asam amino dengan
warna merah. Secara teori warna yang dihasilkan reaksi antara gugus sulfuhidril
dari sistein dengan nitroprusida dan amoniak berlebih akan menghasilkan warna
terhadap nitoprusida.
Pada tes biuret, larutan albumin direaksikan dengan larutan tembaga sulfat
dalam suasana basa menghasilkan warna violet pada larutan. Keadaan ini
terjadi karena terbentuk kompleks Cu2+ dengan gugus CO dan gugus NH dari
rantai peptide dalam protein dalam suasana basa. Penambahan NaOH pada larutan
dimaksudkan agar larutan bersifat basa sehingga reaksi dapat berlangsung. Akan
tetapi pada alanin, glisin, serin dan treonin yang digunakan sebagai sampel
berkisar antara panjang gelombang yang mempunyai warna ungu sampai biru. Hal
ini disebabkan karena larutan dari tembaga sendiri yang berwarna biru.
dengan pereaksi Hopkins. Hal ini disebabkan karena pereaksi ini bereaksi positif
dengan triptofan (asam amino yang mempunyai gugus indol) sedangkan albumin
yang merupakan protein dan polimer dari asam amino mungkin saja mengandung
salah satu asam amino yang mempunyai gugus indol sebagai salah satu
monomernya.
Jadi hanya albumin yang memberikan reaksi positif pada reaksi millon. Pada
reaksi rantai gugus samping kristal cystein hidrokorida yang memberikan hasil
yang berbeda jauh dengan teori, hal ini mungkin terjadi oleh kesalahan yang
PENUTUP
5. 1 Kesimpulan
- Pada reaksi biuret, semua larutan contoh bereaksi positif yang ditandai
dengan timbulnya warna yang berkisar biru sampai ungu, hal ini
protein.
amino triptofan dan asam amino dengan gugus indol bereaksi positif
bereaksi negatif.
V.2 Saran
bahan-bahan atau alat yang dibutuhkan dalam percobaan agar praktikan tidak
Tim Dosen Kimia, 2002, Kimia Dasar II, Universitas Hasanuddin, Makassar.
LEMBAR PENGESAHAN
MAKASSSAR, 13-10-2006
ASISTEN PRAKTIKAN
3 ml Protein
- ditambahkan 0,5 ml larutan ninhydrin
0,1%
Csytiena hydroklorida
- dilarutkan dengan 5 ml aquades
nitroprussida 1%
3 ml protein
- Kocok
2 ml Protein
- Ditambahkan 2 ml larutan glioksilik
- kocok
5 ml Protein
- ditambahkan 4 tetes pereaksi Millon
- panaskan