You are on page 1of 4

TUGAS

ETIKA DAN PERUNDANG-UNDANGAN

MAKALAH PERSIDANGAN
‘APA BEKERJA DI DUA APOTEK’
(Memiliki 2 SIA)

Di Susun Oleh :
Margareta Krisantini P.A., S. Farm. 108115109
Margareta Sisca Ganwarin, S. Farm. 108115110
Margareth Christina Halim, S. Farm. 108115111
Venny Handayani, S. Farm. 108115134

KELAS FARMASI RUMAH SAKIT

PROGRAM PROFESI APOTEKER


UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
NOTULENSI
APA BEKERJA DI DUA APOTEK

Penanggap
- Menurut penanggap (Paulina Maya 108115120) mencari keuntungan sendiri tidak dapat
divoniskan pada Bapak Rahmat karena tidak diketahui dengan pasti apa motif dari Bapak
Rahmat tersebut menjalankan profesi APA di dua Apotek. Jadi Bapak Rahmat tidak dapat
dikatakan melanggar Kode Etik Pasal 5. Namun, Bapak Rahmat melanggar
PERMENKES No.26/MENKES/PER/1/1981 pasal 18 ayat 6 tentang Pengelolaan dan
Perizinan Apotek bahawa “apabila Apoteker Pengelola Apotik berhalangan melakukan
tugasnya dalam jangka waktu lebih dari 3 (tiga) bulan terus menerus sampai dengan 2
(dua) tahun, Apoteker Pengelola Apotik harus digantikan oleh Apoteker pengganti, yang
tidak merangkap sebagai Apoteker Pengelola Apotik atau sebagai Apoteker Pendamping
pada Apotik lain”.
Jawaban Penyaji
- Pak Rahmat berniat mempunyai dua SIA yang secara tidak langsung tersirat Bapak
Rahmat ingin mencari keuntungan karena 1 APA hanya boleh memiliki 1 SIA saja.
- Bapak Rahmat tidak berhalangan sama sekali, tetapi Bapak Rahmat memang berniat
menjadi APA di 2 Apotek sehingga melanggar legalitas apoteker terlebih untuk SIA yang
kedua.

Penanggap
- Menurut penanggap (Paulina 108115118) Bapak Rahmat tidak melanggar PERMENKES
No.184/MENKES/PER/II/1995 pasal 18 ayat 1b “Apoteker dilarang menjalankan
profesinya diluar tempat yang tercantum dalam Visum atau SIA” karena Bapak Rahmat
mempunyai 2 SIA untuk 2 Apotek sehingga yang Pak Rahmat langgar adalah mempunyai
2 SIA yaitu pelanggaran pada PERMENKES No. 922 tahun 1993 pasal 5 ayat 5.
Jawaban Penyaji
- SIA yang kedua yang dimiliki oleh Pak Rahmat tersebut tidak legal sehingga Pak Rahmat
tetap dianggap melanggar PERMENKES No.184/MENKES/PER/II/1995.
Penanggap
- Bukan masalah legal atau tidak legal tetapi Pak Rahmat bekerja di dua apotek karena
memiliki 2 SIA walaupun SIA yang ke-2 melanggar legalitas.
Pertanyaan kemudian dipotong karena terdapat perbedaan persepsi diantara kelompok
penyaji dan penanggap.

Penanggap
- Penanggap (Paulina Kartika 108115119) mengklarifikasi mengenai skema prosedur
legalitas apoteker yang baru yang terdapat pada PP No.51 Tahun 2009 dimana menurut
Paulina Kartika STRA (Surat Tanda Registrasi Apoteker) tidak didapatkan secara
langsung setelah lulus dari profesi apoteker dan harus mendaftar terlebih dahulu ke IAI.
Jawaban Penyaji
- Pada peraturan sebelumnya untuk mendapatkan STRA terlebih dahulu diregistrasi ke IAI.
- Skema prosedur legalitas apoteker yang terdapat pada PP No. 51 tahun 2009 baru berlaku
mulai 1 September 2011.
- Pembuatan SIPA perlu adanya rekomendasi dari IAI sesuai dengan PP NO.51 tahun
2009 BAB III tentang Tenaga Kefarmasian pasal 55 ayat 1 point c yang menyebutkan
“Untuk mendapat surat izin Tenaga Kefarmasian harus memiliki rekomendasi dari
Organisasi Profesi setempat”.

AUDIENCE
- Cosmas (108115086)
Kalau seorang apoteker bekerja di dua apotek dimana pada 1 apotek bekerja sebagai APA
sedangkan di apotek lainnya bekerja sebagai APING, apakah diperbolehkan?
Jawaban :
Berhubungan dengan PERMENKES No. 922 tahun 1993 poin e. Selain itu berhubungan
juga dengan PP No 51 tahun 2009 dimana APA hanya akan menerima 1 SIA sedangkan
untuk APING dapat menerima 3 SIA. Jadi seorang apoteker tidak dapat bekerja sebagai
APA dan APING sekaligus.

- Flora (108115102)
Kalau bekerja di apotek mendapat SIPA kalau di industri mendapat apa?
Jawaban :
SIPA dipergunakan untuk yang bekerja di rumah sakit atau di apotek. Sedangkan untuk
yang bekerja diluat apotek dan instalasi farmasi rumah sakit dipergunakan SIK.

- Kiki (108115075)
Kalau apotek mempunyai cabang bagaimana? Apakah boleh hanya 1 APA?
Jawaban :
Pada prinsipnya 1 APA untuk 1 apotek. Jika mempunyai 5 cabang berarti harus ada 5
APA.

DISKUSI PAK IPANG


- PERMENKES No.26 tahun 1981 telah dicabut diganti dengan PERMENKES No. 244
tahun 1990 yang kemudian dicabut dan diganti dengan PERMENKES No. 922 tahun
1993 yang masih berlaku hingga saat ini.
- Untuk kasus Bapak Rahmat melanggar PERMENKES No.184 tahun 1995 pasal 18 ayat
1. Bapak Rahmat seharusnya mencabut SIA yang pertama terlebih dahulu sebelum
membuat SIA yang kedua.
- Bapak Rahmat tidak melanggar PERMENKES No.184/MENKES/PER/II/1995 pasal 18
ayat 1b “Apoteker dilarang menjalankan profesinya diluar tempat yang tercantum dalam
Visum atau SIA” karena Bapak Rahmat mempunyai 2 SIA untuk 2 Apotek sehingga yang
Pak Rahmat langgar adalah mempunyai 2 SIA yaitu pelanggaran pada PERMENKES No.
922 tahun 1993 pasal 5 butir e) untuk menjadi APA harus memenuhi persyaratan tidak
bekerja di suatu Perusahaan farmasi dan tidak menjadi APA di APotek lain.
- Di dalam SK terdapat informasi mengenai tempat dan alamat apotek tempat seorang
apoteker bekerja. Kemungkinan 1 apoteker mempunyai 2 SIA disebabkan apoteker
tersebut memalsu surat pernyataan yang dia buat. Selain itu, apoteker dapat
memanfaatkan celah dimana SIA dikeluarkan oleh Dinkes kabupaten/kota atas
rekomendasi IAI.
- PP No.51 tahun 2009 mengenai SIPA. APA hanya mendapatkan 1 SIPA dan APING
mendapatkan 3 SIPA. Jadi tidak bisa berperan sebagai APA dan APING sekaligus.
- Walaupun pemilik sarana apotek hanya satu orang dan mempunyai 2 cabang apotek tidak
dapat menggunakan 1 APA untuk 2 apotek tersebut. Karena didalam SIA terdapat
informasi mengenai tempat dan alamat apotek tempat seorang apoteker bekerja, sehingga
jika apoteker bekerja pada apotek yang tidak sesuai dengan alamat yang tercantum pada
SIA maka apoteker dianggap melakukan pelanggaran.

You might also like