You are on page 1of 29

TUGAS PBL SKENARIO 1

BLOK 2

Disusun oleh :
Kelompok 3 ( Indralaya )

Reni Anggraini (04081001001)


Komariah (04081001015)
Ika Putri Yusmarita (04081001019)
Ratih Febriani (04081001022)
Nina Ardila Febriandesta (04081001035)
Surya Gunawan (04081001040)
Syarifah Nurlaila (04081001050)
Rani Agitah (04081001061)
Rikardo Ladesman L.T (04081001073)
Carolina Jessica (04081001076)
Meigi Medika (04081001081)
Ditta Puspa A (04081001096)

Tutor :

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2008

1
DAFTAR ISI

1.Skenario...........................................................................
..............

11.Klarifikasi Istilah..........................................................................

111.Identifikasi Masalah...................................................................

1V.Analisis Masalah.........................................................................

V.Jawaban Dari Analisis................................................................

V1.Hipotesis...................................................................................

V11.Kerangka konsep......................................................................

V111.Learning Issues.......................................................................

1X.Sintesis.......................................................................................

X.Daftar Pustaka..............................................................................

2
1.Skenario A
Lanang,married,34 years old male,hospitalized due to being suspected
having lung malignancy.Doctor planned to perform diagnostic
examination by using the device that wil be entered through the patient’s
mouth.By the time the doctor in about to perform the procedures, the
patient gets panic, he screamed and thought that he is about to be
strangled.Then the examination is failed to be perform.

11.Klarifikasi istilah
1.Lung Malignancy
2.diagnostic examination
3.Procedures
4.Panic
5.Strangled

111.Identifikasi Masalah
1.Lanang dirawat di rumah sakit.
2.Lanang terjangkit penyakit paru-paru kronis
3.Lanang panik
4.Pemeriksaan gagal dilakukan

1V.Analisis Masalah
1. Mengapa Lanang dirawat dirumah sakit ?
2.a. Apa gejala dari penyakit paru – paru ?
b. Bagaimana prosedur endoskopi untuk pemeriksaan kanker paru –
paru ?

3
3.a. Apa yang menyebabkan Lanang panik ?
b. Bagaimana upaya dokter untuk mengkondisikan pasien agar tidak
panik saat menjalani pemeriksaan ?
c.Apa hak Lanang sebagai pasien ?
4.a. Mengapa pemeriksaan gagal dilakukan ?
b. Apa akibatnya jika pemeriksaan gagal dilakukan ?

1V.A.Jawaban Analisis Masalah


1.Lanang dirawat dirumah sakit karena diduga menderita penyakit
kanker paru – paru.
Jenis – jenis kanker paru – paru
lebih dari 90% kanker paru-paru berawal dari bronki (saluran udara
besar yang masuk ke paru-paru), kanker ini disebut karsinoma
bronkogenik, yang terdiri dari:
1. karsinoma sel skuamosa
2. karsinoma sel kecil atau karsinoma sel gandum
3. karsinoma sel besar
4. adenokarsinoma.
karsinoma sel alveolar berasal dari kantong udara (alveoli) di paru-
paru. kanker ini bisa merupakan pertumbuhan tunggal, tetapi
seringkali menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru.
2.a.Gejala kanker paru-paru tergantung kepada jenis, lokasi dan cara
penyebarannya.
Biasanya gejala utama adalah batuk yang menetap.
Gejala kanker paru

4
Gejala paling umum yang ditemui pada penderita kanker paru
adalah:
Batuk yang terus menerus ataus menjadi hebat.
Dahak berdarah, berubah warna dan makin banyak.
Napas sesak dan pendek-pendek.
Sakit kepala, nyeri atau retak tulang dengan sebab yang tidak jelas.
Kelelahan kronis
Kehilangan selara makan atau turunnya berat badan tanpa sebab
yang jelas.
Suara serak/parau.
Pembengkakakn di wajah atau leher.

Gejala pada kanker paru umumnya tidak terlalu kentara, sehingga


kebanyakan penderita kanker paru yang mencari bantuan medis
telah berada dalam stadium lanjut. Kasusk-kasus stadium dini/ awal
sering ditemukan tanpa sengaja ketika seseorang melakukan
pemeriksaan kesehatan rutin.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Kanker_paru-paru)

Penderita bronkitis kronis yang menderita kanker paru-paru


seringkali menyadari bahwa batuknya semakin memburuk. Dahak
bisa mengandung darah. Jika kanker tumbuh ke dalam pembuluh
darah dibawahnya, bisa menyebabkan perdarahan hebat.Kanker bisa
menyebabkan bunyi mengi karena terjadi penyempitan saluran udara
di dalam atau di sekitar tempat tumbuhnya kanker. Penyumbatan
bronkus bisa menyebabkan kolaps pada bagian paru-paru yang

5
merupakan percabangan dari bronkus tersebut, keadaan ini disebut
atelektasis
Akibat lainnya adalah pneumonia dengan gejala berupa batuk,
demam, nyrei dada dan sesak nafas. Jika tumor tumbuh ke dalam
dinding dada, bisa menyebabkan nyeri dada yang menetap. Gejala
yang timbul kemudian adalah hilangnya nafsu makan, penurunan
berat badan dan kelemahan.
Kanker paru seringkali menyebabkan penimbunan cairan di sekitar
paru-paru (efusi pleura), sehingga penderita mengalami sesak nafas.
Jika kanker menyebar di dalam paru-paru, bisa terjadi sesak nafas
yang hebat, kadar oksigen darah yang rendah dan gagal jantung.
Kanker bisa tumbuh ke dalam saraf tertentu di leher, menyebabkan
terjadinya sindroma Horner, yang terdiri dari:
- penutupan kelopak mata
- pupil yang kecil
- mata cekung
- berkurangnya keringat di salah satu sisi wajah.
Kanker di puncak paru-paru bisa tumbuh ke dalam saraf yang
menuju ke lengan sehingga lengan terasa nyeri, mati rasa dan lemah.
Kerusakan juga bisa terjadi pada saraf pita suara sehingga suara
penderita menjadi serak.
2. b.Learning issues
3.a.Lanang panik karena ia merasa seperti tercekik, dalam hal ini
terjadi miskomunikasi antara dokter dan pasien
Agar hal ini tidak terjadi sebaiknya Dokter :
1. Do the best for the pasien

6
Apa yang dilakukan haruslah yang terbaik sesuai ilmu, keahlian, dan
pengalaman yang ia miliki demi kesembuhan Lanang
2. Respect to Human Being
Dokter haruslah menghormati orang – orang ( pasien ) tanpa
mengenal status dan golongan.
3. Clearly explain the risk and benefit that might be given to patient
Dokter sebaiknya enjelaskan hingga Lanang paham keuntungan dan
kerugian dari prosedur pemeriksaan yang ditewarkan sehingga
Lanang tidak panic
4. Holistik Approach
Pendekatan tidak hanya dilakukan dokter terhadap fisikk / penyakit
lanang, tetapi kondisi psikis Lanang karena dalam kasus ini Lanang
memiliki kondisi psikis yang cukup sensitive
5. Improve patient health status
Dokter harus bisa meningkatkan kesehatan Lanang apabila tidak bisa
mempertahankan atau member semangat kepada lanang
6. Get Payment
Dokter berhak menerima bayaran sebagai biaya kesehatan

Dan Lanang seharusnya :


1.Give Detail informationan about illness to doctor
Lanang seharusnya memberikan informasi atas penyakitnya se detail
mungkin agar tidak terjadi misdiagnosis dan miskomunikasi
2.Understand Procedure and treatment offer by doctor
Lanang seharusnya paham terhadap prosedur pemeriksaan dan
pengobatan yang ditawarkan oleh dokter sehingga tidak aka nada
kepanikan yang melanda Lanang saat pemeriksaan dilakukan
3.Absolutely
Dengan adanya kepercayaan kepada epada dokter bahwa dokter akan
memberikan pengobatan yang terbaik kepada Lanang sehingga
Lanang tidak perlu panic apalagi kalau sampai merasa seperti
tercekik
4.Pay the doctor
Lanang harus membayar dokter sebagai biaya layanan kesehatan
sesuai dengan kesepakatan
5.Allowed not to do a normal activity
Dokter mengizinkan Lanang untuk beristirahat, berhenti sejenak
dari aktifitas biasanya.
6.Need Cares

7
Lanang membutuhkan perawat untuk mendampingi dirinya
7.Get well as soon as possible
Lanang mendapatkan perbaikan kesehatan sesegera mungkin
8.Dokter Advice
Lanang mendapatkan masukan tentang penyakitnya

Hal ini dapat efektif untuk mengkondisikan Lanang agar tidak


panic sebelum menjalani prosedur pemeriksaan
3.b. Sebelum menjalani pemeriksaan, dokter harus memberikan
penjelasan dahulu kepada pasien tentang dugaan penyakit yang
diderita nya karena hal ini penting untuk kesembuhan Lanang, dokter
sebaiknya menggunakan bahasa yang halus dan mudah dimengerti
oleh pasien, jangan melebih-lebihkan keadaan. Hal ini dapat
ditunjang dengan :
 Harus memahami bagaimana menangani pasien dalam tingkat usia
atau golongan tertentu.
 Bisa menciptakan komunikasi yang baik antara dokter dan pasien
 Memahami dan berusaha memenuhi harapan pasien
 Empati
 Dokter bekerja sama dengan pasien

Dan dokter harus menjalin komunikasi medis yang baik dengan


Lanang, dengan element esensial dari komunikasi medis :
1. Build Relationship
2. Open the discussion
3. Gather information
4. Understand the patient’s prespective
5. Share information
6. Reach agreement on problem and plan
7. Provide Closure

Lalu mengsugesti Lanang bahwa prosedur tersebut tidak menakutkan


seperti apa yang ada dibenaknya, dokter juga harus menjelaskan
tentang kerugian dan keuntungan dari pemeriksaan tersebut, dalam
menentukan langkah selanjutnya ( decision Making ) sebaiknya
memberikan penawaran prosedur dengan menggunakan 4 syarat
untuk membuat keputusan :

8
1. Both doctor and patient are involved in the decision making
process
2.Both Parties share information ( saling bertukar informasi
3.Both Parties take steps to build a consensus about the preferred
treatment.
4.An agreement ( consensus ) is reached on the treatment to
implement

Lanang haruslah memutuskan apakah pemeriksaan itu dilaksanakan


atau tidak
3.c. Hak-hak pasien
1.Hak mendapat pelayanan yang sesuai dengan standar profesi
kedokteran
2.Hak atas informasi yang jelas dan benar tentang penyakitnya
3.Hak memilih sarana kesehatan
4.Hak menolak tindakan medis tertentu atas dirinya
5. Hak atas rahasia yang berkaitan dengan penyakit yang diderita
6.Hak untuk menghentikan pengobatan
7.Hak untuk mencari second opinion
8. Hak atas rekam medis
9. Hak untuk didampingi keluarga
Berdasarkan UU No. 29 tahun 2004 Pasal 52 tentang praktik
kedokteran, hak pasien adalah sebagai berikut:
 Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (3)
 Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain
 Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis
 Menolak tindakan medis
 Mendapatkan isi rekam medis
Sedangkan dalam skenario ini, Lanang tidak mendapatkan penjelasan
secara lengkap tentang tindakan medis (pemeriksaan dengan
memasukkan suatu alat ke dalam mulut). Berarti hak Lanang sebagai
pasien belum terpenuhi dengan baik. Wajar apabila Lanang menjadi
panik mengenai prosedur tersebut.

Si dokter dalam skenario ini juga melanggar Pasal 45 ayat (1), (2), (3),
yang berbunyi sebagai berikut:

9
(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan
dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien harus
mendapat persetujuan.
(2) Persetujuan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) diebrikan
setelah pasien mendapat penjelasan secara lengkap.
(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-
kurangnya mencakup:
a.diagnosis dan tata cara tindakan medis;
b.alternatif tindakan lain dan risikonya;
c.risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi;
d.prognosisi terhadap tindakan yang dilakukan.

4.a. Penyakit paru-paru yang diderita Lanang tidak akan dapat


diketahui secara pasti sehinnga dokter pun tidak akan dapat
menentukan langkah-langkah pengobatan dan perawatan yang tepat
bagi Lanang. Selain itu, Lanang sebagai pasien dapat menjadi tidak
puas terhadap kinerja dokter dan menganggap dokter kurang
profesional. Sebagai dokter, ia seharusnya terus mengemabnagkan
profesionalisme medisnya denagn cara menambah, meningkatkan, dan
memperluas level kualitasnya sebagai seorang dokter, di dalam
cabang-cabang kesehatan serta ilmu dan teknologi kedokteran. Ia
perlu memperhatikan 3 komponen, yaitu knowledge, skill, dan
attitude.
Knowledge : Ia harus selalu belajar dan mengeksplorasi pengetahuan
secara terus-menerus
Skill : Melatih dan mengembangkan keahlian dan
keterampilan medis yang sudah dimiliki
Attitude : Memiliki tingkah laku dan moral sesuai denga norma
sosial yang berlaku, bertingkah laku sesuai dengan pertauran dan
hukum yang berlaku, menaati sumpah dokter dan KODEKI
4.b. Pemeriksaan gagal dilakukan karena kurangnya komunikasi
medis yang baik antara dokter dan pasien.
Cara menerapkan komunikasi yang baik antara dokter dan pasien
maupun keluarga pasien antara lain adalah sebagai berikut:

 Saling menghormati antara kedua belah pihak


 Mengembangkan empati dan kepercayaan
 Menampung keluhan-keluhan pasien
 Mendengarkan pasien dengan penuh perhatian, meberikan
kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan dirinya

10
 Menggunakan bahasa yang sesuai dengan latar belakang pasien
saat mengumpulkan informasi medis dari pasien
 Menjawab pertanyaan pasien dan memberikan konsultasi untuk
masalah sulit
 Memperhatikan masalah dalam keluarga pasien yang berkaitan
dengan kondisi pasien
 Menunjukkan pemahaman dalam komunikasi non verbal
dengan pasien
 Menjelaskan selengkap mungkin mengenai tujuan, keperluan,
keuntungan, dan risiko proses diagnosis dan prosedur medis
lainnya (perawatan, operasi, dll) sebelum melaksanakannya
 Memperlakukan pasien sebagai partner yang setara
 Mengatasi penghalang dalam berkomunikasi
 Mengkonfirmasikan apakah pasien sudah memahami informasi
dan pilihan-pilihan yang disampaikan dokter
 Menyediakan waktu yang cukup bagi pasien untuk
merenungkan pilihan yang ditawarkan atau untuk berkonsultasi
sebelum mendapatkan persetujuan pasien.
 Mengutamakan martabat, privasi, dan kerahasiaan pasien
 Berhati-hati dalam menyampaikan kabar buruk
 Memastikan adanya dukungan dan kerja sama dari keluarga
pasien dalam rencana pengobatan pasien yang sudah disetujui
bersama
 Mempersiapkan pasien secara mental untuk pemeriksaan fisik
untuk menghindari stress pada pasien
 Menyatakan secara terbuka pada pasien kesakitan atau
kekurangnyamanan yang mungkin terjadi selama prosedur
pemeriksaan fisik

Selain itu, ini juga menunjukkan bahwa adanya suatu hubungan


yang kurang baik antara dokter-pasien. Hubungan yang baik antara
pasien dan dokter yang baik adalah hubungan yang bersifat
mutualistik atau saling menguntungkan. Selain itu dibutuhkan juga
hubungan yang bersifat kemitraan antara dokter-pasien, di mana
kesembuhan pasien merupakan upaya bersama antara dokter-pasien,
tidak ada yang superior dalam hubungan ini. Syarat–syarat hubungan
dokter-pasien yang baik antara lain adalah sebagai berikut:

1. Baik dokter maupun pasien terlibat dalam proses pengambilan


keputusan

11
2. Kedua pihak saling berbagi informasi
3. Kedua pihak mengambil langkah untuk membangun persetujuan
mengenai perawatan pasien yang dipilih
4. Setelah persetujuan didapat, perawatan segera diterapkan.
5. Tidak ada kontrak antara dokter-pasien
6. Tidak ada jaminan sembuh dari dokter
7. Dokter melakukan yang terbaik bagi pasien
8. Dokter menjaga kerahasiaan informasi medis pasien
9. Hak pasien untuk memilih dokter.

4.c. Prosedur pemeriksaan yang baik dilakukan melalui 4 tahap:


1.Wawancara (anamnesis)
Tahap-tahap wawancara dapat dilakukan dengan langkah-langkah
berikut ini:
a)Tanyakan keluhan pasien yang paling berat, paling menarik
perhatian, dan yang paling menimbulkan kekhawatiran (keluhan
utama)
b)Tanyakan kapan keluhan tersebut pertama kali dirasakan
c)Tanyakan keluhan apa saja yang menyertai keluhan pertama, beserta
waktu munculnya keluhan itu
d)Tanyakan upaya apa saja yang sudah dilakukan pasien untuk
mengurangi rasa sakit, misalnya obat apa saja ung sudah dikonsumsi
e)Tanyakan apakah pasien sudah pernah megalami hal atau keluhan
yang sama sebelumnya (sesering apa), dan penyakit apa saja yang
sudah pernah diderita pasien
f)Tanyakan apakah pasien sedang mengonsumsi obat tetap, seperti
obat darah tinggi, obat diabetes, dll.
g)Tanyakan apakah pasien mempunyai alergi terhadap obat tertentu
Dari wawancara akan didapatkan gejala penyakit pasien

2.Pemeriksaan jasmani
a)Standar prosedur secukupnya
Disebut secukupnya karena hasil wawancara sudah cukup
memberikan arah mengenai organ mana yang perlu diperiksa.
Standar ini berpangkal pada identifikasi dan pemecahan masalah.
b)Standar prosedur pemeriksaan lengkap
Standar ini menganut paham bahwa wawancara dan pemeriksaan
jasmani merupakan suatu proses terpisah yang tidak berkelanjutan.
Pada standar ini pasien diperiksa lengkap oleh dokter

12
Dari pemeriksaan jasmani, akan didapatkan tanda penyakit. Dari
gejala dan tanda penyakit itu, dokter dapat mengumpulkan data medis
untuk perumusan masalah medis dan diagnosis sementara

1. 1.Perumusan diagnosis sementara


Disebut sementara karena diagnosis ditegakkan berdasarkan data
medis hasil wawancara dan pemeriksaan jasmani. Diagnosis
sementara ini terbagi 2, yaitu diagnosis kerja dan diagnosis banding.
Diagnosis kerja ini memiliki data terbanyak yang mendukung,
sedangkan diagnosis banding merupakan alternatif lain. Diagnosis
kerja ini masih merupakan hipotesis yang harus dibuktikan dokter
melalui 2 tahap, yaitu dengan pengobatan (terapi) empirik dan
mencari data baru dengan pemeriksaan penunjang

2. 2.Pemeriksaan laboratorium atau penunjang


Pemeriksaan laboratorium adalah pemeriksaan dengan pengambilan
darah pasien untuk kemudian diuji atau dianalisis komponen-
komponennya di laboratorium.Pemeriksaan penunjang adalah suatu
prosedur pemeriksaan dengan tujuan mengetahui kondisi di dalam
tubuh manusia yang tidak dapat dijangkau oleh pemeriksaan jasmani.
Pemeriksaan penunjang terbagi menjadi 2, yaitu pemeriksaan non-
infasif dan pemeriksaan infasif. Pemeriksaan infasif adalah
pemreriksaan yang berpotensi mengakibatkan luka dan kerusakan
bagian tubuh. Untuk pemeriksaan penunjang ini, dokter perlu
memperhatikan berbagai macam aspek antara lain:
A)Aspek otonomi pasien
Pasien memiliki hak untuk menanyakan manfaat dari pemeriksaan,
alternatif lain, risiko yang mungkin muncul, dan berhak memilih
untuk melaksanakan atau menolak pemeriksaan itu.
B)Aspek surat persetujuan pasien (SP) tindakan medik (Informed
Consent)
Informed consent adalah formulir yang ditandatangani
pasien/keluarganya di hadapan seorang saksi dari pihak keluarga
dan juga ditandatangani dokter beserta seorang saksi dari pihak
dokter (biasanya perawat)
SP mutlak diperlukan bila pemeriksaan bersifat infasif, sebab
pemeriksaan infasif dapat menimbulkan risiko rusaknya organ
tubuh.
C)Aspek anggaran (ekonomi)

13
Aspek ini menjadi perhatian sebab tidak semua pasien mampu
menanggung biaya pemeriksaan penunjang yang mahal. Maka,
pemeriksaan penunjang baru dilaksanakan jika memang mutlak
dilakukan, yaitu apabila tindakan ini menjadi satu-satunya cara
untuk menyelamatkan jiwa.
D)Aspek etika dokter
Prosedur penunjang medis harus dilakukan demi kepentingan
pasien, bukan untuk kepentingan dokter atau rumah sakit semata.
Dokter secara etis tidak boleh melakukan pemeriksaan yang tidak
perlu bagi pasien hanya untuk kepentingan pribadi atau
menguntungkan dokter saja.
E)Aspek pemilikan gambar dan hasil pemeriksaan
1.Hasil laboratorium, gambar, serta pemeriksaan adalah milik
pasien
2.Hasil tersebut hanya dapat dilihat atau diberikan pada pasien atau
keluarga yang bertanggung jawab
3.Dokter dan sarana kesehatan tidak boleh menahan hasil dan
gambar (rekaman, foto)
4.Pasien atau keluarga yang bertanggung jawab paling sedikit
mendapatkan salinan hasil

V1.Hipotesis
Lanang menjadi marah dan menolak melakukan pemeriksaan
karena belum diberikan informasi yang jelas mengenai prosedur
yang akan dilakukan dokter.

14
V111.Learning Issues

Pokok What What I don’t Know What I have to How I


Bahasan I Know (Learning Issues) prove will
learn
1.Hubungan 1.a.Macam- Cara Hubungan
pasien, dokter, macam menciptakanhubungan antara
dan keluarga hubungan yang baik antara dokter,pasien
pasien pasien,dokter,dan ,dan keluarga
,dokter,dan keluarga mempengaruhi
keluarga efektifitas
1.b.Sifat pengobaran
hubungan antara Text
pasien,dokter,dan book
2.Komunikasi keluarga Inter-
Medik 2.a.Elemen net
esensial Cara penerapan
komunikasi komunikasi medik
medik
2.b.Manfaat
komunikasi
medik
2.c.Dampak
komuniksi yang
3.Inform buruk Cara yang baik untuk
concent Pelaksanaan psp meminta psp dari
pasien

4.Kodeki

15
3.a. Hak dan
kewajiban dokter Landasan dasar
3.b. Hak dan Kodeki
kewajiban pasien
3.c.Sifat-Sifat
dokter
5.Kanker Paru Prosedur
- Paru Gejala kanker
paru - paru

16
V11.Kerangka konsep

Kurangnya
komunikasi medis

Prosedur Pemeriksaan tidak dijelaskan

Saat Pemeriksaan Lanang panik

Lanang merasa akan dicekik

Pemeriksaan gagal
dilakukan

17
1X.Sintesis

Dari sekanario diatas kita dapat mengetahui adanya hubungan yang kurang efektif
antara Dokter dan pasien.Sebagai dokter yang baik , seharusnya dokter tersebut dapat
menjalin relationship yang baik dengan pasiennya.Dokter harus dapat menjelaskan dan
meminta persetujuan dengan pasiennya (inform concent), sehingga si pasien dapat
merasa nyaman dan percaya secara penuh kepada dokternya.
Hubungan yang baik antara dokter , pasien, dan keluarga harus didasari
dengan rasa saling percaya satu sama lain.Dengan adanya rasa saling percaya , pasien
dapat sepenuhnya menyerahkan jiwa dan raganya untuk kepentingan pengobatan agar
dapat berjalan dengan lancar.Hal ini akan membantu pasien agar tidak merasa
canggung atau takut ketika melakukan pemeriksaan sehingga peristiwa gagalnya
pemeriksaan seperti yang di alami Lanang dapat dihindarkan.Untuk itu kita harus
mengetahui hubungan antara pasien, dokter dan keluarga.

1. Hubungan Dokter & pasien


Adapun macam – macam hubungan antara pasien, dokter dan keluarga antara
lain:
1.Paternalistik
Yaitu hubungan antara pasien,dokter dan keluarga dimana tindakan dan keputusan
dokter lebih dominan dari pada keputusan pasien dan pasien cenderung dianggap
sebagai objek.
2.Mutualistik
Yaitu hubungan antara dokter,pasien dan keluarga dimana adanya antara keduan
pihak memiliki keudukan yang sama.Sehingga keputusan di buat berdasarkan
kesepakatan kedua belah pihak.
3.Konsumeristik
Yaitu hubungan antara pasien, dokter dan keluarga dengan melihat sisi kekayaan
pasien.
4.Default

Hubungan Dokter dengan Pasien


1. Base on trust, antara Lanang dan dokter harus ada kepercayaan, yakni Lanang
percaya kepada dokter atas penyakit yang dideritanya dengan memberikan
informasi selengkap mungkin hingga tahap pengobatan
2. Absolutely rely to the doctor, dengan adanya kepercayaan kepada kepada
dokter bahwa dokter akan memberikan pengobatan yang terbaik kepada

18
Lanang sehingga Lanang tidak perlu panic apalagi kalau sampai merasa
seperti tercekik
3. No written contract, antara Lanang dengan dokter tidak ada kontrak tertulis
sejak pertemuan pertama sampai pengobatan selesai
4. No Guarantee given by doctor, dokter tidak memberikan garansi kepada
Lanang sebab layanan kesehatan yang diberikan oleh dokter bukanlah
miraculous medicine

Dokter
1.Do the best for the pasien
Apa yang dilakukan haruslah yang terbaik sesuai ilmu, keahlian, dan pengalaman
yang ia miliki demi kesembuhan Lanang
2.Respect to Human Being
Dokter haruslah menghormati orang – orang ( pasien ) tanpa mengenal status dan
golongan.
3.Clearly explain the risk and benefit that might be given to patient
Dokter sebaiknya enjelaskan hingga Lanang paham keuntungan dan kerugian dari
prosedur pemeriksaan yang ditewarkan sehingga Lanang tidak panic
4.Holistik Approach
Pendekatan tidak hanya dilakukan dokter terhadap fisikk / penyakit lanang, tetapi
kondisi psikis Lanang karena dalam kasus ini Lanang memiliki kondisi psikis
yang cukup sensitive
5.Improve patient health status
Dokter harus bisa meningkatkan kesehatan Lanang apabila tidak bisa
mempertahankan atau member semangat kepada lanang
6.Get Payment
Dokter berhak menerima bayaran sebagai biaya kesehatan

Patient
1. Give Detail informationan about illness to doctor
Lanang seharusnya memberikan informasi atas penyakitnya se detail mungkin
agar tidak terjadi misdiagnosis dan miskomunikasi
2. Understand Procedure and treatment offer by doctor
Lanang seharusnya paham terhadap prosedur pemeriksaan dan pengobatan yang
ditawarkan oleh dokter sehingga tidak aka nada kepanikan yang melanda Lanang
saat pemeriksaan dilakukan
3. Absolutely
Dengan adanya kepercayaan kepada epada dokter bahwa dokter akan memberikan
pengobatan yang terbaik kepada Lanang sehingga Lanang tidak perlu panic
apalagi kalau sampai merasa seperti tercekik
4. Pay the doctor
Lanang harus membayar dokter sebagai biaya layanan kesehatan sesuai dengan
kesepakatan
5. Allowed not to do a normal activity

19
Dokter mengizinkan Lanang untuk beristirahat, berhenti sejenak dari aktifitas
biasanya.
6. Need Cares

Doctor Patient Relationship

1. Pasien berhak memilih dokter


2. Tidak ada perjanjian / kontrak tertulis
3. Tidak ada garansi
4. Lakukan yang terbaik untuk pasien
5. Tetap menjaga rahasia

Peran ideal keluarga


1.Mendampingi Lanang saat proses pengobatan
2.Memberikan semangat agar cepat sembuh
3.Memperhatikan keadaan pasien
2. Hubungan Dokter & pasien
Saat pertama bertemu :
Pasien : beri kepercayaan (consent) pemeriksaan badan
Dokter : otomatis bersikap mengutamakan kesehatan pasien
2.Komunikasi Medik
Dokter harus menjalin komunikasi medis yang baik dengan Lanang, dengan element
esensial dari komunikasi medis :
1.Build Relationship
2.Open the discussion
3.Gather information
4.Understand the patient’s prespective
5.Share information
6.Reach agreement on problem and plan
7.Provide Closure

Manfaat komunikasi medik yang efektif yaitu


1.Membangun kepercayaan antara antara dokter dan pasien
2.Meningkatkan kepuasan pasien
3.Melibatkan secara pasien secara penuh sehingga mempermudah dalam membuat
keputusan dlam melakukan pengobatan.
4.Membantu pasien untuk membuat keputusan yang terbaik untuk pengobatannya.
5.Membimbing pasien untuk berpikir dan berharap dengan cara yang lebih realistik.
6.menghasilkan tindakan yang lebih efektif
7.Menghindari terjadinya kesalahan dan mal praktik akibat komunikasi yang kurang
efektif.

20
Spesial Komunikasi yaitu
 End-of-life communication
Bad News
Old Patient
Family caregivers

3.Inform Concent

Dalam melakukan pengobatan seorang dokter tidk boleh hanya meninjau


pasien dari sisi fisik saja tetapi juga harus meninjau sisi psikologi pasien karena
penyakit terkadang bukan hanya disebabkan oleh infeksi virus,bakteri atau karena
prilaku manusia yang salah tetapi juga karena kejiwaan pasien itu sendiri.Apakah
sang pasien sedang dalam masalah atau tidak.
Dokter juga harus meminta persetujuan pasien atau inform concent.

DEKLARASI HELSINKI (1964)


• Riset klinik terhadap manusia tidak boleh dilaksanakan tanpa persetujuan
yang bersangkutan setelah ia mendapat penjelasan

PSP dilaksanakan untuk :


– Riset / penelitian
– Diagnostik
– Terapetik

– PERSETUJUAN/PENOLAKAN
– Diberi oleh pasien atau wali
– Bebas, rasional dan voluntary
– Melakukan tindakan medis
– Sesudah informasi lengkap tentang tindakan

Bentuk:
1. Expressed
• Lisan
• Tulisan
2. Implied (pemeriksaan kelamin)
Bukan alat melepaskan diri dari hukum bila terjadi hal merugikan pasien

Macam informasi yg harus disampaikan


(Informasi & penjelasan)
(SK Dirjen Yanmed HK. 00.06.3.5.1866)

a. Tujuan & prospek keberhasilan tindakan medik (purpose of medical


procedure)
b. Tata cara tindakan medis yang akan dilakukan (contemplated medical
procedures)

21
c. Resiko (risk inherent in such medical procedures)
d. Prognosis penyakit apabila tindakan medis tersebut dilakukan
(Prognosis with and without medical procedure)
e. Diagnosis
f. Tindakan medis lain yang tersedia & resikonya masing-masing
(alternative medical procedure & risk)

KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA (KODEKI)

Dalam kodeki telah diatur mengenai kewajiban dan prilaku yang harus
dilakukan dokter dalam menangani pasien dan menjelaskan kepada pasien
mengenai penyakitnya.Jika kita hubungkan dengan skenario diatas dapat
kita ketahui bahwa dokter tersebut kurang mengamalkan kode etik yang
telah dirunuskan di dalam menghadapi pasien,memberi penjelasan dan
meminta persetujuan dari pasien.

KODEKI terdiri dari 4 kewajiban :

1.Kewajiban Umum
• Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
Sumpah Dokter.
• Seorang dokter harus senantiasa melakukan profesinya menurut ukuran
yang tertinggi.
• Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh
dipengaruhi oleh perimbangan keuntungan pribadi.

2.Kewajiban dokter terhadap penderita


– Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajibannya melindungi
hidup makhluk insani.
– Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu
dan keterampilannya untuk kepentingan penderita.
– Dalam hal ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan,
maka ia wajib merujuk penderita kepada dokter lain yang mempunyai
keahlian dalam penyakit tersebut.

3.Kewajiban dokter terhadap teman sejawat


– Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri
ingin diperlakukan.
– Setiap dokter tidak boleh mengambil alih penderita dari teman sejawatnya
tanpa persetujuan.

4.Kewajiban dokter terhadap diri sendiri


– Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja
dengan baik.

22
– Setiap dokter hendaknya mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
tetap setia kepada cita-citanya yang luhur.

Kewajiban dokter terhadap penderita

 Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajibannya melindungi


hidup makhluk insani.
 Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu
dan keterampilannya untuk kepentingan penderita.
 Dalam hal ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan,
maka ia wajib merujuk penderita kepada dokter lain yang mempunyai
keahlian dalam penyakit tersebut.
 Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada penderita agar
senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam
beribadat dan atau dalam masalah lainnya.
 Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
tentang seorang penderita, bahkan juga setelah penderita itu meninggal dunia.
 Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas
kemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu
memberikannya.

Hak dan kewajiban pasien


Menurut UU no 29 tahun 2004 yaitu

Pasal 52
Pasien dalam menerima pelayanan dalam praktik kedokteran, mempunyai
hak antara lain:
1.Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis
sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 45 ayat 3
2.Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lainnya.
3.Mendapat pelayanan sesuai kebutuhan medis
4.Menolak tindakan medis
5.Mendapat isi rekam medis.

Pasal 53
Pasien dalam menerima pelayanan dalam praktik kedokteran ,mempunyai
kewajiban:
1.Memberikan informasi yang lengkap dan jujur mengenai kesehatannya.
2.Mematuhi petunjuk dari dokter atau dokter gigi
3.Memenuhi peraturan yang berlaku di sarana kesehatan
4.Memberi imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

23
Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam
jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan,
terutama asap rokok [1].

Menurut World Health Organization (WHO), kanker paru merupakan penyebab


kematian utama dalam kelompok kanker baik pada pria maupun wanita[2].
Sebagian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru; tetapi
kanker paru-paru bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh lainnya yang
menyebar ke paru-paru
Alternatif pengobatan
Radioterapi atau radiasi dengan sinar-X berintensitas tinggi untuk membunuh sel
kanker.
Kemoterapi
Meminum obat oral dengan efek samping tertentu yang bertujuan untuk
memperpanjang harapan hidup penderita.

Kanker Paru
DEFINISI
Sebagian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru; tetapi
kanker paru-paru bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh lainnya yang
menyebar ke paru-paru.
Kanker paru-paru merupakan kanker yang paling sering terjadi, baik pada pria
maupun wanita.
Kanker paru-paru juga merupakan penyebab utama dari kematian akibat kanker.

Jenis Kanker Paru-paru

Lebih dari 90% kanker paru-paru berawal dari bronki (saluran udara besar yang
masuk ke paru-paru), kanker ini disebut karsinoma bronkogenik, yang terdiri dari:
Karsinoma sel skuamosa
Karsinoma sel kecil atau karsinoma sel gandum
Karsinoma sel besar
Adenokarsinoma.

Karsinoma sel alveolar berasal dari kantong udara (alveoli) di paru-paru. Kanker
ini bisa merupakan pertumbuhan tunggal, tetapi seringkali menyerang lebih dari
satu daerah di paru-paru.

Tumor paru-paru yang lebih jarang terjadi adalah:


Adenoma (bisa ganas atau jinak)
Hamartoma kondromatous (jinak)
Sarkoma (ganas)

Limfoma merupakan kanker dari sistem getah bening, yang bisa berasal dari paru-
paru atau merupakan penyebaran dari organ lain.

24
Banyak kanker yang berasal dari tempat lain menyebar ke paru-paru. Biasanya
kanker ini berasal dari payudara, usus besar, prostat, ginjal, tiroid, lambung, leher
rahim, rektum, buah zakar, tulang dan kulit.

PENYEBAB

Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker paru-paru
pada pria dan sekitar 70% pada wanita.
Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin besar resiko untuk menderita
kanker paru-paru.

Hanya sebagian kecil kanker paru-paru (sekitar 10%-15% pada pria dan 5% pada
wanita) yang disebabkan oleh zat yang ditemui atau terhirup di tempat bekerja.
Bekerja dengan asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard
dan pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya
hanya terjadi pada pekerja yang juga merokok.

Peranan polusi uadara sebagai penyebab kanker paru-paru masih belum jelas.
Beberapa kasus terjadi karena adanya pemaparan oleh gas radon di rumah tangga.

Kadang kanker paru (terutama adenokarsinoma dan karsinoma sel alveolar)


terjadi pada orang yang paru-parunya telah memiliki jaringan parut karena
penyakit paru-paru lainnya, seperti tuberkulosis dan fibrosis.

Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker paru-paru
pada pria dan sekitar 70% kasus pada wanita. Semakin banyak rokok yang
dihisap, semakin besar resiko untuk menderita kanker paru-paru.

Hanya sebagian kecil kanker paru-paru (sekitar 10%-15% pada pria dan 5% pada
wanita) yang disebabkan oleh zat yang ditemui atau terhirup di tempat bekerja.
Bekerja dengan asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard
dan pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya
hanya terjadi pada pekerja yang juga merokok.

Peranan polusi udara sebagai penyebab kanker paru-paru masih belum jelas.
Beberapa kasus terjadi karena adanya pemaparan oleh gas radon di rumah tangga.

Kadang kanker paru (terutama adenokarsinoma dan karsinoma sel alveolar)


terjadi pada orang yang paru-parunya telah memiliki jaringan parut akibat
penyakit paru-paru lainnya, seperti tuberkulosis dan fibrosis.

GEJALA

25
Gejala kanker paru-paru tergantung kepada jenis, lokasi dan cara
penyebarannya.
Biasanya gejala utama adalah batuk yang menetap.
Penderita bronkitis kronis yang menderita kanker paru-paru seringkali menyadari
bahwa batuknya semakin memburuk.

Dahak bisa mengandung darah.


Jika kanker tumbuh ke dalam pembuluh darah dibawahnya, bisa menyebabkan
perdarahan hebat.

Kanker bisa menyebabkan bunyi mengi karena terjadi penyempitan saluran udara
di dalam atau di sekitar tempat tumbuhnya kanker.
Penyumbatan bronkus bisa menyebabkan kolaps pada bagian paru-paru yang
merupakan percabangan dari bronkus tersebut, keadaan ini disebut atelektasis
Akibat lainnya adalah pneumonia dengan gejala berupa batuk, demam, nyrei dada
dan sesak nafas.

Jika tumor tumbuh ke dalam dinding dada, bisa menyebabkan nyeri dada yang
menetap.

Gejala yang timbul kemudian adalah hilangnya nafsu makan, penurunan berat
badan dan kelemahan.
Kanker paru seringkali menyebabkan penimbunan cairan di sekitar paru-paru
(efusi pleura), sehingga penderita mengalami sesak nafas.
Jika kanker menyebar di dalam paru-paru, bisa terjadi sesak nafas yang hebat,
kadar oksigen darah yang rendah dan gagal jantung.

Kanker bisa tumbuh ke dalam saraf tertentu di leher, menyebabkan terjadinya


sindroma Horner, yang terdiri dari:
- penutupan kelopak mata
- pupil yang kecil
- mata cekung
- berkurangnya keringat di salah satu sisi wajah.

Kanker di puncak paru-paru bisa tumbuh ke dalam saraf yang menuju ke lengan
sehingga lengan terasa nyeri, mati rasa dan lemah. Kerusakan juga bisa terjadi
pada saraf pita suara sehingga suara penderita menjadi serak.

Kanker bisa tumbuh secara langsung ke dalam kerongkongan, atau tumbuh di


dekat kerongkongan dan menekannya, sehingga terjadi gangguan menelan.
Kadang terbentuk saluran abnormal (fistula) diantara kerongkongan dan bronki,
menyebabkan batuk hebat selama proses menelan berlangsung, karena makanan
dan cairan masuk ke dalam paru-paru.

Kanker paru-paru bisa tumbuh ke dalam jantung dan menyebabkan:


- irama jantung yang abnormal

26
- pembesaran jantung
- penimbunan cairan di kantong perikardial.
Kanker juga bisa tumbuh di sekitar vena kava superior. Penyumbatan vena ini
menyebabkan darah mengalir kembali ke atas, yaitu ke dalam vena lainnya dari
bagian tubuh sebelah atas:
- vena di dinding dada akan membesar
- wajah, leher dan dinding dada sebelah atas (termasuk payudara) akan
membengkak dan tampak berwarna keunguan.
Keadaan ini juga menyebabkan sesak nafas, sakit kepala, gangguan penglihatan,
pusing dan perasaan mengantuk. Gejala tersebut biasanya akan memburuk jika
penderita membungkuk ke depan atau berbaring.

Kanker paru-paru juga bisa menyebar melalui aliran darah menuju ke hati, otak,
kelenjar adrenal dan tulang. Hal ini bisa terjadi pada stadium awal, terutama pada
karsinoma sel kecil.
Gejalanya berupa gagal hati, kebingungan, kejang dan nyeri tulang; yang bisa
timbul sebelum terjadinya berbagai kelainan paru-paru, sehingga diagnosis dini
sulit ditegakkan.

Beberapa kanker paru-paru menimbulkan efek di tempat yang jauh dari paru-paru,
seperti kelainan metabolik, kelainan saraf dan kelainan otot (sindroma
paraneoplastik).
Sindroma ini tidak berhubungan dengan ukuran maupun lokasi dari kanker dan
tidak selalu menunjukkan bahwa kanker telah menyebar keluar dada; sindroma ini
disebabkan oleh bahan yang dikeluarkan oleh kanker.
Gejalanya bisa merupakan petanda awal dari kanker atau merupakan petunjuk
awal bahwa kanker telah kembali, setelah dilakukannya pengobatan.
Salah satu contoh dari sindroma paraneoplastik adalah sindroma Eaton-Lambert,
yang ditandai dengan kelemahan otot yang luar biasa. Contoh lainnya adalah
kelemahan otot dan rasa sakit karena peradangan (polimiositis), yang bisa disertai
dengan peradangan kulit (dermatomiositis).

Tingkatan
Stadium I Pertumbuhan kanker masih terbatas pada paru-paru dan dikelilingi oleh
jaringan paru-paru
Stadium II Kanker telah menyebar dekat kelenjar getah bening
Stadium III Kanker telah menyebar keluar paru-paru
Stadium IIIa Kanker dapat dicabut dengan operasi bedah
Stadium IIIb Kanker tidak dapat dicabut dengan operasi bedah
Stadium IV Kanker telah menyebar dari tempat pertumbuhan awal ke bagian
tubuh lainnya. Kondisi ini dinamai metastase

27
Setelah menganalisis dan menghubungkan skenario di atas dengan materi
pelajaran dapat kita ketahui bahwa problem utama yaitu kegagalan dalam melakukan
pemeriksaan disebabkan karena adanya komunikasi medik yang kurang efektif terutama
dalam meminta persetujuan pasien (inform concent), Kurang membangun relationship
yang baik antara pasien dan dokter sehingga rasa percaya pasien kepada dokter rendah
dan belum mengamalkan kode etik kedokteran dengan baik.

28
X.Daftar Pustaka

UU praktik kedokteran no.29 tahun 2004.Jakarta:Pt Sinar Grafika

http://id.wikipedia.org/wiki/Kanker_paru-paru

http://www.patient.co.uk/showdoc/27000571/

Daldiyono, Pasien Pintar dan Dokter Bijak. 2007. Jakarta: PT Bhuana


Ilmu Populer

http://cpddokter.com/

29

You might also like