You are on page 1of 9

RESEARCH & DEVELOPMENT (R&D) DEPARTMENT

I. Job Description
Departemen R&D, secara umum, bertujuan untuk menciptakan inovasi agar dapat
menghasilkan diferensiasi demi perkembangan produk yang berkesinambungan. Tugas utama
dari Manajer R&D adalah menutup ‘gap’ yang biasa terjadi di antara departemen produksi dan
marketing. Seorang manajer R&D bertanggung jawab atas perkembangan produk dan usaha yang
dapat diraih melalui pengetahuan mengenai marketing.
Hal-hal yang harus dilakukan oleh Manajer R&D, yaitu:
1. Mencari tahu berbagai informasi dan trend produk secara intensif untuk memperkuat
pengetahuan yang dapat menyokong implementasi dari perkembangan proyek dan
riset-riset dasar.
2. Mengkoordinir dan memonitor proses perkembangan produk, riset dasar, dan riset
konsumen yang dilakukan oleh unit-unit yang bersangkutan.
3. Membantu para karyawan pabrik untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan
perumusan/ resep, bahan baku, proses secara teknis, material pengemasan, dan
proses sanitasi.
4. Mengecek dokumen dan mengawasi operasi yang berkaitan dengan SOP, proses
produksi, pemanduan analisis, dan kehalalan produk.
5. Memonitor seluruh pengeluaran dan mencocokkannya dengan budget.
.
II.Pelaksanaan Riset
Karena kaitannya yang sangat erat dengan produksi dan pemasaran, maka tugas-tugas utama
yang harus dilakukan oleh Departemen R&D dalam pelaksanaan risetnya, antara lain yaitu: Riset
Pemasaran dan Riset Konsumen.
1. Riset Pemasaran
A. Pentingnya Riset Pemasaran
Seiring dengan pesatnya perkembangan bisnis dewasa ini, proses pengambilan keputusan,
preferensi, perilaku dan kepuasan konsumen kini menjadi fokus perhatian setiap perusahaan yang
ingin tetap eksis dan unggul dalam persaingan berskala global. Identifikasi kebutuhan dan
keinginan konsumen memerlukan penelitian terhadap pasar, baik pasar saat ini maupun pasar
potensial.
Demikianlah Riset Pemasaran berperan sebagai dasar penyusunan strategi dan taktik
pemasaran, dimana harus didukung dengan data yang akurat, relevan, terpercaya, obyektif dan
tepat waktu, sehingga manajemen perusahaan dapat merencanakan dan melaksanakan dengan
baik berbagai aspek pemasaran, seperti pengembangan produk dan merk, penentuan harga,
pendistribusian produk dan komunikasi pemasaran terintegrasi
.
B. Definisi Riset Pemasaran
Riset Pemasaran menurut Malhotra (1996) merupakan identifikasi, pengumpulan, analisis
dan penyebarluasan informasi secara sistematis dan obyektif dengan tujuan untuk membantu
manajemen dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan identifikasi dan pemecahan masalah
dan peluang dalam bidang pemasaran.

C. Kriteria Riset Pemasaran


a. Relevan
Menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk merespon tantangan atau menyelesaikan
masalah pemasaran yang dihadapi perusahaan.
b. Tepat Waktu
Hasil penelitian selesai tepat pada waktunya
c. Efisien
Setiap riset pemasaran harus memberikan nilai tambah lebih besar dari pada biaya yang telah
dikeluarkan.
d. Obyektif
Agar hasil penelitian berkualitas baik, sehingga kesalahan interpretasi dapat dihindari.

D. Klasifikasi Riset Pemasaran


a. Riset Identifikasi Masalah
Membantu mengidentifikasi masalah yang mungkin tidak atau belum muncul ke permukaan,
namun telah atau bakal terjadi di masa depan.
Riset Identifikasi masalah terdiri dari : riset potensi pasar, riset pangsa pasar, riset citra merk
atau perusahaan, riset karakteristik pasar, riset analisis penjualan, riset peramalan bisnis, dan
riset trend bisnis.
b. Riset pemecahan masalah
Digunakan dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah pemasaran spesifik.
Riset pemecahan masalah meliputi : riset segmentasi, riset produk, riset penetapan harga,
riset promosi, riset distribusi.
E. Proses Riset Pemasaran
Riset pemasaran yang efektif melibatkan lima langkah yang diperlihatkan dalam diagram
berikut:

Merumuskan Menentukan dan


masalah & sasaran mengembangkan Mengumpulkan data Menganalisis data Menyajikan hasil
riset rencana & desain dan informasi dan informasi temuan
riset

E.1. Perumusan masalah


Riset hanya dapat dirancang secara sistematis untuk memberikan informasi berharga jika
masalah yang dihadapi telah dirumuskan secara jelas dan akurat.
E.2. Penentuan desain riset
Desain riset merupakan kerangka atau cetak biru untuk melaksanakan proyek riset
pemasaran, yang menjabarkan prosedur untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan
dalam memecahkan masalah riset pemasaran.
Komponen-komponen desain riset :
1. Menentukan desain riset pemasaran (eksploratoris, deskriptif atau kausal).
2. Menentukan informasi yang dibutuhkan.
3. Menetapkan prosedur pengukuran dan skala.
4. Menyusun dan melakukan pre-test terhadap kuesioner atau bentuk pengumpulan data
lainnya.
5. Menetapkan proses sampling dan jumlah sample.
6. Menyusun rencana analisis data.

E.3. Perancangan metode pengumpulan data


- Apakah data harus dikumpulkan melalui observasi atau kuesioner ?
- Haruskah bentuknya terstruktur berupa alternatif jawaban yang telah ditentukan atau
pertanyaan terbuka ? Haruskah tujuan penelitian disampaikan secara jelas kepada
responden atau malah disamarkan ?
a. Kriteria data yang baik :
1. Obyektif (sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya)
2. Representatif
3. Standard error harus kecil
4. Up to date
5. Relevan
b. Klasifikasi data menurut :
1. Jenisnya : data kualitatif & data kuantitatif
2. Sifatnya : data diskrit & data kontinyu
3. Sumbernya : data internal & data eksternal
4. Cara memperolehnya :
a. Data Primer : dikumpulkan dan diolah sendiri langsung dari obyeknya. Terdiri
dari : observasi, eksperimen, & kuesioner.
b. Data Sekunder : diperoleh dalam bentuk sudah jadi (sudah dikumpulkan dan
sudah diolah oleh pihak lain), biasanya dalam bentuk publikasi.
5. Menurut waktu pengumpulannya : data cross section & time series
c. Data Primer – Kuesioner
1. Metode kuesioner meliputi :
a. Wawancara pribadi
b. Survey pos
c. Telepon
d. Panel
e. Teknik wawancara kelompok
d. Perancangan sample dan pengumpulan data
Peneliti harus menspesifikasi kerangka sampling, proses pemilihan sample
(berdasarkan pada metode sampling, baik probability sampling maupun non
probability sampling), dan jumlah sample.

E.4. Analisis data dan informasi


 Analisis dan interpretasi data
Analisis data terdiri dari : editing, koding, tabulasi, analisis (misalnya uji statistik
dan non statistik) dan interpretasi data.
Bidang Riset konsumen berkembang sebagai perluasan bidang riset pemasaran
untuk memungkinkan para pemasar meramalkan bagaimana konsumen akan bereaksi
di pasar dan memahami alasan-alasan mereka dalam mengambil keputusan untuk
membeli. Hasil-hasil riset pasar dan riset konsumen digunakan untuk memperbaiki
pengambilan keputusan manajerial.
 Analisis Data
a. Analisis dengan bantuan Ilmu Statistik
Mayoritas data riset pemasaran merupakan tipikal data statistik, sehingga dianalisis
dengan metode statistik.

a) Aplikasi Metode Statistik :


1. Statistik Deskriptif : menggambarkan berbagai karakteristik data
2. Statistik Induktif (Inferensi) : inferensi terhadap sekumpulan data dari satu
sample, misalnya : prediksi, estimasi, pengambilan keputusan, dsb.
b) Jenis Data Statistik :
1. Data Kualitatif : data kategori, tidak dapat dilakukan operasi matematika,
meliputi : data nominal & data ordinal.
2. Data Kuantitatif : dapat dilakukan operasi matematika, meliputi : data interval
& data rasio.
b. Analisis dengan bantuan Non Ilmu Statistik
Contoh : analisis sikap konsumen dengan Metode Fishbein, atau Multiattribute
Attitude Model, analisis Semantic Differensial, Importance Performance Analysis,
optimasi biaya pemasaran, dll.

E.5. Penyusunan laporan riset

Laporan riset merupakan rangkuman hasil, kesimpulan dan rekomendasi penelitian


yang diserahkan kepada pihak manajemen untuk mendukung pengambilan keputusan.

2. Riset Konsumen
A. Pentingnya Riset Konsumen
Dalam melaksanakan R&D, perusahaan seringkali tidak berkiblat kepada konsumen, tetapi
lebih condong kepada produk kompetitor. Fokus perusahaan masih terpusat pada proses mencari
differentiator baru. Fenomena ini bukan hanya terjadi di industri pangan saja. Umumnya, saat
meluncurkan suatu produk baru, R&D memiliki pola pikir “Produk baru saya harus lebih dari apa
yang dimiliki oleh kompetitor”. Semangat dari tim R&D yang masih sangat bernuansa
benchmarking justru akan membuat perusahaan kehilangan nilai istimewa.
Menurut Blue Ocean Strategy, perusahaan harus mengubah arah kiblat, dari kompetitor
menuju konsumennya. Cari tahu dengan lebih giat, sebenarnya nilai lebih apa yang diharapkan
konsumen. Pengetahuan tentang kompetitor tetap penting, tetapi lebih mengarah kepada isu apa
yang dihadapi oleh konsumen dalam menggunakan produk kompetitor. Ubahlah arah
pengembangan produk, dari bagaimana mendesain produk baru menjadi perusahaan yang
memberikan solusi bagi konsumen.
Blue Ocean Strategy mengarah pada “Value Innovation”. Bagi perusahaan, ada dua hal
penting, yang utama adalah penciptaan nilai baru yang inovatif. Penambahan nilai ini
dimungkinkan karena perusahaan juga pada saat yang sama menurunkan biaya produksi dan
operasi. Nilai atau benefit yang sudah tidak relevan dipangkas atau dibuang sama sekali. Dengan
demikian, ini akan mengurangi beban perusahaan. Margin atau profitability perusahaan menjadi
lebih baik.
Intinya, perusahaan bukan harus fokus mencari differentiator saja. Perusahaan harus
melakukan review ulang terhadap keseluruhan kombinasi benefit yang sudah diberikan oleh
produk-produk yang ada di pasar dan melihat lagi apakah tiap-tiap benefit tersebut masih relevan
atau tidak. Jika diperlukan, perusahaan harus merekonstruksi lagi paket benefit tersebut. Di
antaranya, dengan melakukan “Four Action Framework” yaitu :
1) Eliminate – Buang nilai/ benefit yang tidak perlu, yang membebani biaya produksi tetapi
bernilai rendah di mata konsumen.
2) Reduce – Kurangi kadar nilai/ benefit yang masih dibutuhkan tetapi tidak wajib
ditawarkan dalam intensitas setinggi biasa.
3) Raise – Tingkatkan standar nilai/ benefit yang sebelumnya tidak mendapat perhatian dari
industri, agar mencolok dan berbeda dari standar kategori.
4) Create – Ciptakan nilai/ benefit baru yang inovatif, yang belum ditawarkan kepada
industri. Bahkan sedemikian inovatifnya sehingga konsumen sendiri tidak terpikir bahwa
ia membutuhkannya. Ini disebut dengan hidden needs atau unmentioned benefit.

B. Proses Riset Konsumen


Langkah utama dalam proses riset konsumen meliputi:
1. Menentukan tujuan riset
2. Mengumpulkan dan mengevaluasi data sekunder
3. Merancang studi riset primer
4. Mengumpulkan data primer
5. Menganalisis data
6. Mempersiapkan laporan hasil riset
1. Menentukan Tujuan Riset
Langkah pertama dalam proses riset konsumen adalah menentukan dengan teliti tujuan
studi. Merupakan hal penting bagi manajer pemasaran dan peneliti untuk menyepakati dari
awal maksud dan tujuan studi untuk menjamin agar rancangan riset itu tepat. Tujuan yang
dipertimbangkan secara teliti membantu menemukan jenis dan mutu informasi yang
dibutuhkan.

2. Mengumpulkan dan Mengevaluasi Data Sekunder


Informasi data sekunder adalah setiap data yang pada awalnya dihasilkan untuk tujuan
tertentu yang berbeda dengan tujuan riset sekarang. Informasi ini meliputi hasil riset yang
didasarkan pada penelitian yang dilakukan begbagai organisasi luar, data yang dihasilkan di
dalam untuk studi sebelumnya, dan bahkan informasi pelanggan yang dikumpulkan oleh
bagian penjualan atau bagian kredit perusahaan.

3. Merancang Studi Riset Primer


Pendekatan untuk tiap-tiap jenis riset berbed dari sudut metode pengumpulan data ,
rancangan sampel, dan macam alat pengumpulan data yang digunakan, sehingga tiap-tiap
pendekatan riset dibahas secara terpisah.
a) Rancangan Penelitian Kuantitatif
Rancangan studi riset kuantitatif meliputi metode pengumpulan data, rancangan sampel,
dan pembuatan alat pengumpulan data (misalnya kuesioner).

 Metode Pengumpulan Data


Ada tiga cara pokok untuk mengumpulkan data:
1) Penelitian Observasi, merupakan metode riset konsumen yang penting, untuk
memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai hubungan antara orang dan
produk dengan memperhatikan mereka selama proses membeli dan menggunakan
produk. Penelitian observasi juga dipakai secara luas untuk memahami proses
pembelian dan konsumsi.
2) Eksperimentasi, Eksperimen terkontrol menjamin bahwa setiap perbedaan
hasil peubah tak bebas (dependent variable) disebabkan oleh perlakuan yang
berbeda terhadap variable yang sedang dipelajari dan bukan oleh faktor-faktor
luar.
3) Survei, dapat dilakukan melalui beberapa cara antara lain: (a) Survei
wawancara perorangan, (b) Survei melalui telepon, (c) Survei melalui pos.
 Instrument Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data meliputi kuesioner, daftar pertanyaan pandangan
pribadi, skala sikap dan untuk data kualitatif, pedoman diskusi. Instrumen
pengumpulan data biasanya diuji terlebih dahulu dan di “debugged” untuk menjamin
validitas dan realibilitas suatu riset. Studi dikatakan mempunyai validitas jika benar-
benar mengumpulkan datayang tepat dan dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan atau
tujuan yang dinyatakan pada tahap pertama dalam proses riset. Studi dikatakan
mempunyai reliabilitas jika pertanyaan sama, yang dinyatakan kepada sampel yang
serupa, menghasilkan kesimpulan yang sama.

b) Rancangan Penelitian Kualitatif


Dalam memilih format riset yang tepat untuk studi kualitatif, maka harus
dipertimbangkan tujuan studi dan jenis data yang diperlukan. Metode riset yang
digunakan mungkin berbeda komposisinya, tetapi semuanya mempunyai akar dari
psikoanalitis dan aspek klinis ilmu psikologi, dan menekankan pada tipe pertanyaan
terbuka dan jawaban bebas.
 Metode Pengumpulan Data
Pilihan teknik pengumpulan data untuk studi kualitatif meliputi wawancara yang
mendalam, kelompok fokus, teknik proyeksi, dan analisi kiasan.

 Penentuan Sampel
Sebuah komponen terpadu dalam rancangan riset adalah rencana penentuan
sampel. Jumlah sampel tergantung pada besarnya anggaran maupun tingkat
kepercayaan yang diinginkan pelaku pasar dari hasil risetnya. Semakin banyak sampel,
semakin besar kemungkinan jawaban akan mencerminkan keseluruhan populasi yang
sedang dipelajari. Jika semua hasil riset dapat diproyeksikan ke keseluruhan populasi,
maka harus dipilih sampel probabilitas. Namun, jika dianggap sudah memadai
(bersifat mewakili), maka sampel nonprobabilitas dapat dipilih.

4. Pengumpulan Data Primer


Studi kualitatif biasanya memerlukan para pakar ilmu pengetahuan sosial yang sangat
terlatih untuk mengumpulkan data. Studi kuantitatif biasanya memerlukan staf lapangan
yang dipekerjakan dan dilatih langsung oleh peneliti dalam melakukan wawancara di
lapangan. Semua kuesioner yang sudah diisi di tinjau secara teratur ketika studi riset
berlangsung untuk memastikan bahwa jawaban yang tercatat jelas, lengkap, dan dapat
dibaca.

5. Analisis Data
Pada riset kualitatif, moderator atau pelaksana tes biasanya menganalisis semua jawaban
yang diterima. Pada riset kuantitatif , peneliti mengawasi analisis tersebut. Semua jawaban
terbuka diubah menjadi kode dan diukur (skor numeric), kemudian ditabulasikan dan
dianalisis dengan menggunakan program yang menghubungkan data menurut berbagai
variable yang dipilih dan mengelompokkan data menurut demografis yang dipilih.

6. Persiapan Laporan Hasil Riset


Pada riset kualitatif maupun kuantitatif, laporan riset memuat juga kesimpulan singkat
mengenai hasil-hasil riset. Isi laporan memuat uraian lengkap mengenai metodologi yang
digunakan, untuk riset kuantitatif juga memuat berbagai table dan grafik untuk mendukung
hasil risetnya.

You might also like