You are on page 1of 6

Keputihan

« on: November 04, 2010, 02:41:24 PM »


KEPUTIHAN
Keputihan merupakan penyakit umum yang palin sering diderita perempuan. Dari sebuah
penelitian didapatkan data bahwa 75 persen dari seluruh wanita di dunia pasti akan
mengalami keputihan paling tidak sekali dalam seumur hidup, dan sebanyak 45 persen
akan mengalaminya 2 kali atau lebih. Keputihan yang paling sering terjadi disebabkan
oleh Candida albicans.
Keputihan atau dalam istilah medis disebut flour abus adalah cairan yang berlebihan
yang keluar dari vagina. “Keputihan itu ada yang tidak berbahaya (fisiologis) dan ada
yang berbahaya (patologis)” ujar Dr. dr. Dwiana Ocviyanti SpOG, ahli obstetrik dan
ginekologi yang juga staff pengajar di Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI,
Jakarta.
Yang bersifat fisiologis dapat disebabkan oleh peningkatan jumlah hormon pada sekitar
masa haid atau hamil, rangsangan seksual, stres atau kelelahan, dan penggunaan obat-
obatan atau alat kontrasepsi. “Pada wanita hamil, keluarnya cairan adalah wajar karena
hal tersebut merupakan persiapan vagina menjelang waktu melahirkan” ujar dokter yang
biasa disapa Ovi ini.
Ovi berpesan, apabila Anda melihat cairan yang menempel di celana berwarna
kecoklatan jangan langsung panik. Menurut dokter yang juga konsulan Obstetri
Ginekologi, Sosial, Kolegium Obstetri dan Ginekologi Indonesia ini, hal tersebut bisa
saja terjadi karena cairan yang keluar dari vagina mengendap di celana dalam dan terkena
udara sehingga mengalami perubahan warna menjadi kuning terang. “Sama seperti apel
yang dibuka dan didiamkan beberapa lama, terkena udara pun menjadi kecoklatan. Jadi,
hal ini sebenarnya wajar,” Ujar Ovi yang mulai berpraktik sejak 1996.
“Penyebab keputihan yang tidak normal dapat dibagi dua yaitu karena infeksi dan bukan
infeksi,” ujar Ovi. Infeksi tersebut disebabkan oleh bakteri, jamur, dan parasit non-jamur.
Infeksi bakteri dan non-jamur pada umumnya terjadi karena adanya infeksi menular
seksual.
Penyebab keputihan yang tidak normal bukan karena adanya infeksi dapat terjadi karena
kanker mulut rahim (serviks), polip serviks, penggunaan vagina douche (pembersihan
vagina yang disemprotkan kedalam) secara terus menerus, iritasi, dan alergi terhadap
bahan tertentu seperti panti liner atau celana dengan bahan tertentu.

Asupan Gizi
Keputihan dapat terjadi kepada perempuandalam rentang usia berapa pun. “Perempuan
yang belum aktif secara seksual dan anak berusia enam atau tujuh tahun pun berpotensi
terkena keputihan lho, “ tutur Ovi mengingatkan. Karena itu, keputihan harus segera
diobati dan untuk mencegahnya wanita harus menjaga pola makan yang sehat.
Sayangnya masih banyak perempuan yang menyimpan rapat-rapat keputihan yang
dialaminya karena malu untuk memeriksakan diri sehingga terkadang keputihan yang
dialami sudah menjadi parah., “ujar Andriani Ganeswari, marketing communication
manager PT Pfizer Indonesia. Padahal, menurut Andriani, kesadaran untuk
memeriksakan diri secara dini sangat membantu menurunkan risiko keputihan yang
dialami menjadi semakin parah.
Menurut Ovi, untuk menangani keputihan harus diketahui dulu penyebab awalnya.
“Penanganan melalui pemeriksaan rutin dan laboratorium yang dilakukan tidak akan
optimal menyembuhkan keputihan apabila tidak ditunjang dengan perubahan pola hidup
yang lebih baik, “ujar Ovi.
Masih banyak yang belum mengetahui bahwa kebiasaan mencuci pakaian dalam dengan
deterjen tidak baik untuk organ intim wanita. “Karena bahan dari deterjen dapat membuat
daerah intim tersebut teriritasi,” Jelas Ovi.
Dr. Elvina Karyadi MSc PhD, ahli gizi yang juga Country Manager, Micronutritient
Initiative (MI) Indonesia mengatakan, memperhatikan pola gizi yng seimbang dapat
menunjang penyembuhan keputihan karena apa yang dimakan sangat berpengaruh
terhadap kesehatan.
Menurutnya, menjaga keseimbangan aupan gizi seperti karbohidrat, protein, vitamin,
mineral, antioksidan, asam lemak esensial, serat yang banyak terdapat di sayuran, dan air
sangat membantu menjaga keseimbangan bakteri baik dan jahat yang ada di usus.
Keadaan usus yang seimbang – bakteri baik lebih banyak terdapat di usus – dapat
menurunkan risiko terjadi berbagai gangguan kesehatan, termasuk infeksi jamur di
daerah kewanitaan.

Tips Terhindar dari Keputihan


1. Mencuci tangan sebelum dan setelah keluar dari kamar mandi
2. Mengganti pakaian dalam apabila telah ada cairan
3. Membersihkan vagina dengan baik
4. Hidup bersih dan menjaga keseimbangan menu makanan
5. Bila terlanjur mengalaminya, jangan malu berkonsultasi denga ginekolog Anda

Sumber: Majalah Wanita, Edisi Oktober 2008

http://ypkp.net/forum/index.php?topic=11.0 16:05 30-11-2010

Langkah Tepat Cegah


Keputihan
User Rating: /0
Rate
Poor Best
Written by Administrator
Saturday, 10 January 2009 07:00
Banyak wanita mengeluhkan keputihan yang menimbulkan gangguan dalam beraktivitas.
Berbagai keluhan yang dirasakan seperti gatal, berbau, bahkan terkadang terasa perih.
Salah satu penyebab keputihan adalah masalah kebersihan di sekitar organ intim.
Contohnya, kurang bersih saat mengeringkan bagian organ intim setelah buang air kecil.
Padahal celana dalam yang basah menyebabkan vagina dalam kondisi lembab bisa
memicu keputihan.

Menurut Ahli obsteri dan Ginekologi FKUI RSCM Dr dr Dwiana Ocviyanti, SpOG, organ
intim wanita seperti vagina sangat sensitif dengan kondisi lingkungan. Letaknya
tersembunyi dan tertutup, vagina memerlukan suasana kering.

Kondisi lembab akan mengundang berkembangbiaknya jamur dan bakteri pathogen.


Inilah salah satu penyebab keputihan. Bila ingin terhindar dari keputihan, Anda harus
menjaga kebersihan daerah sensitif itu. Sebenarnya tidak sulit menjaga kebersihan dan
kesehatan organ intim Anda, simaklah beberapa tips berikut:

* Bersihkan organ intim dengan pembersih yang tidak mengganggu kestabilan pH di


sekitar vagina. Salah satunya produk pembersih yang terbuat dari bahan dasar susu.
Produk seperti ini mampu menjaga seimbangan pH sekaligus meningkatkan pertumbuhan
flora normal danmenekan pertumbuhan bakteri yang tak bersahabat.
* Sabun antiseptik biasa umumnya bersifat keras dan dapat flora normal di vagina. Hal
itu tidak menguntungkan bagi kesehatan vagina dalam jangka panjang.
* Hindari pemakaian bedak pada organ kewanitaan dengan tujuan agar vagina harum
dan kering sepanjang hari. Bedak memiliki partikel-partikel halus yang mudah terselip
disana-sini dan akhirnya mengundang jamur dan bakteri bersarang di tempat itu.
* Selalu keringkan bagian vagina sebelum berpakaian. Gunakan celana dalam yang
kering. Seandainya basah atau lembab, usahakan cepat mengganti dengan yang bersih dan
belum dipakai. Tak ada salahnya Anda membawa cadangan celana dalam tas kecil untuk
berjaga-jaga manakala perlu menggantinya.
* Gunakan celana dalam yang bahannya menyerap keringat, seperti katun. Celana dari
bahan satinatau bahan sintetik lain membuat suasana disekitar organ intim panas dan
lembab.
* Pakaian luar juga perlu diperhatikan. Celana jeans tidak dianjurkan karena pori-
porinya sangatrapat. Pilihlah seperti rok atau celana bahan non-jeans agar sirkulasi udara
di sekitar organ intim bergerak leluasa.
* Ketika haid, sering-seringlah berganti pembalut.
* Gunakan panty liner disaat perlu saja. Janganterlalu lama. Misalnya saat bepergian ke
luar rumah dan lepaskan sekembalinya Anda dirumah.
http://susukolostrum.com/info-sehat/info-sehat/langkah-tepat-cegah-keputihan.html
16:10 30-11-2010

Wanita Alami Keputihan, Apa Penyebabnya?


Oleh dr. Endang Sri Widiyanti

MENJADI putih adalah dambaan banyak wanita, hingga mereka berlomba-lomba untuk --
misalnya -- membeli produk pemutih kulit. Namun, wanita akan menjadi panik jika "si putih"
yang satu ini muncul dalam celana. Jika Anda wanita, jangan panik dulu, karena bisa saja "si
putih" di dalam celana itu akibat keputihan Anda. Mengapa itu bisa terjadi?
-------------

Keputihan dalam bahasa kedokteran disebut leukorrhea, fluor albus, vaginal discharge atau
white discharge. Leukorrhea adalah cairan kental berwarna putih yang dikeluarkan dari alat
genital wanita. Cairan ini dihasilkan oleh peradangan atau pelebaran pembuluh darah pada
mukosa alat genital. Bila leukorrhea berwarna kekuningan, berbau dan disertai gejala lain
seperti gatal, rasa seperti terbakar, nyeri saat kencing, jangan pernah menganggap itu normal.
Anda harus berkonsultasi dengan dokter.

Keputihan dibedakan menjadi dua macam, yaitu leukorrhea fisiologis (LF) dan leukorrhea
patologis (LP) yang disebabkan oleh penyakit. LF adalah keputihan yang normal terjadi pada
setiap wanita dan ini merupakan tanda bahwa alat genital sehat dan mampu membersihkan
dirinya sendiri. Cairan yang keluar berupa lendir berwarna putih dengan pH sekitar 4,0. Cairan
ini merupakan campuran lendir dari leher rahim (komponen utama), cairan encer dari
endometrium dan tuba falopii, cairan kental dari kelenjar Bartholin dan Skene, transudat dari
sel epitel vagina, sel epitel vagina yang lepas, dan produk metabolit mikroflora vagina.

Jumlah dan konsistensinya bervariasi dalam satu siklus menstruasi. Cairan ini mengandung
protein, polisakarida, asam amino, enzim dan imunoglobulin. Bila diperiksa dengan mikroskop,
akan tampak banyak sel epitel dan sedikit limfosit. LF umumnya terjadi pada; (1) bayi yang
baru lahir hingga berumur sekitar 10 hari, keputihan ini disebabkan oleh pengaruh hormon
estrogen dari plasenta terhadap rahim dan vagina janin, (2) wanita yang akan mengalami
menstruasi pertama kali karena alat genital mulai mendapat pengaruh hormon estrogen, dan
(3) pada saat melakukan hubungan seksual.

Lantas, (4) waktu di sekitar ovulasi, yakni cairan yang keluar dari kelenjar-kelenjar pada leher
rahim menjadi lebih encer, (5) keputihan yang berasal dari kelenjar-kelenjar pada leher rahim
juga bertambah pada wanita dengan penyakit menahun, dengan neurosis dan pada wanita
dengan kelainan anatomis pada leher rahim, dan (6) selama kehamilan, ini terjadi karena
peningkatan aliran darah ke alat genital karena peningkatan hormon estrogen.

Sedangkan LP adalah keputihan yang disebabkan oleh suatu penyakit, terpenting di antaranya
adalah infeksi. Infeksi ini bisa berasal dari vagina, vulva, leher rahim, rahim maupun adneksa.
LP mengandung lebih banyak limfosit, berwarna agak kekuningan hingga hijau, lebih kental dan
berbau. Gejala lainnya tergantung kuman penyebab. Tumor pada alat genital, jinak maupun
ganas, juga dapat menyebabkan terjadinya keputihan ini.

Infeksi Penyebab

Beberapa jenis infeksi yang menyebabkan keputihan antara lain Bacterial Vaginosis,
Vulvovaginal Candidiasis, Trichomoniasis, Atrophic Vaginitis, Infeksi Chlamydia dan Gonorrhea.

* Bacterial Vaginosis (BV) adalah penyebab tersering LP (40%-50% kasus infeksi vagina), tetapi
sering tanpa gejala. Penyebabnya adalah perubahan keseimbangan flora normal vagina atau
peningkatan pH vagina. Sembilan puluh persen flora normal vagina adalah bakteri dari genus
Lactobacillus. Penurunan jumlah flora normal menyebabkan ledakan pertumbuhan bakteri lain
seperti Gardnerella Vaginalis, Mycoplasma Hominis, Bacteroides Species dan Mobiluncus
Species.
Berganti-ganti pasangan seksual, merokok, penggunaan IUD dan sering menyemprot vagina
dengan air mempermudah terjadinya BV. Gejala yang timbul berupa keputihan seperti susu
yang tidak lengket, berwarna putih keabu-abuan, banyak, dan setelah ditetesi larutan KOH
menjadi berbau amis. Dengan pemeriksaan mikroskopis preparat basah akan tampak "Clue cell"
yaitu sel epitel vagina yang dikelilingi bakteri. Pada wanita yang tidak hamil, BV meningkatkan
risiko penyakit radang panggul, infeksi postoperatif dan penyebaran HIV.

* Vulvovaginal Candidiasis (VC) disebabkan oleh jamur Candida Species, 80%-90% oleh Candida
Albicans dan 15% oleh Candida Glabrata. Angka kejadiannya sekitar 20%-25% dari kasus infeksi
vagina. Agar dapat bertahan hidup, Candida Species memerlukan jaringan yang mengandung
estrogen. Karenanya, VC sering terjadi setelah menarche dan jarang terjadi pada wanita
menopause. Pil kontrasepsi dosis tinggi, IUD dengan spermisida, kencing manis, penggunaan
antibiotik, kehamilan, penyakit yang menyebabkan penurunan daya tahan tubuh dan
penggunaan celana yang terlalu ketat dapat mempermudah terjadinya VC.

Gejala yang dirasakan berupa gatal, rasa seperti terbakar dan kemerahan pada vulva dan
vagina, kadang disertai nyeri saat kencing. Cairan tidak berbau, pH<4,7 dan sangat tebal hingga
menyerupai gumpalan susu. Dari pemeriksaan mikroskopis dengan preparat basah maupun
dengan pewarnaan KOH dapat ditemukan pseudohifa atau anyaman miselium.

* Trichomoniasis (Tm) disebabkan oleh Trichomonas Vaginalis. Angka kejadiannya sekitar 15%-
20% dari kasus infeksi vagina, 50% penderita tanpa gejala. Sisanya, timbul gejala berupa
keputihan yang berwarna kekuningan hingga kehijauan, berbusa, berbau "apek", nyeri saat
melakukan hubungan seksual, iritasi vulvovaginal, dan kadang-kadang disertai nyeri saat
kencing. Dari pemeriksaan mikroskopis dengan preparat basah dapat ditemukan trikomonas
dengan cara bergerak yang khas. Tm dapat menyebabkan infeksi pada vulva-vagina, infeksi
uretra, infeksi saluran reproduksi bagian atas, gangguan perkembangan janin (lahir prematur,
bayi berat badan lahir rendah), dan mempermudah penularan HIV.

* Atrophic Vaginitis (AV) merupakan penyebab tersering iritasi vagina pada wanita di masa
klimakterium (6 tahun sebelum berhenti menstruasi hingga 6 tahun sesudah berhenti
menstruasi). Pada masa ini terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan peningkatan hormon
gonadotropin yang mengakibatkan sel epitel vagina mengalami atropi. Kejadian ini
mempermudah terjadinya infeksi sekunder pada vagina.

Keluhan yang dirasakan berupa keluar cairan jernih hingga kekuningan dari vagina, kadang
berwarna seperti darah. Keluhan lain berupa sering kencing, tiba-tiba timbul rasa ingin kencing
hingga terasa nyeri dan tidak mampu menahan kencing; dan mengompol saat terjadi
peningkatan tekanan perut, seperti saat batuk dan saat tertawa terbahak-bahak. Dari
pemeriksaan mikroskopis dengan preparat basah atau papanicolaou smear akan tampak sel
basal dan sel parabasal imatur, menggantikan sel epitel vagina.

* Chlamydia Trachomatis (CT) merupakan bakteri obligat intraseluler, bakteri ini hanya bisa
tumbuh di dalam sel inang yang masih hidup. Bakteri ini hanya menyerang sel epitel kolumnar
pada endoserviks, uretra, endometrium, tuba falopi dan rektum. Sekitar 70% wanita yang
terinfeksi CT tanpa gejala, sehingga sulit untuk menegakkan diagnosa infeksi ini.

Bagi penderita yang bergejala, keluhannya berupa keluar cairan berwarna kuning hingga
kehijauan atau hanya berupa bercak-bercak berwarna kuning hingga kehijauan atau perdarahan
setelah melakukan hubungan seksual, peradangan akut pada uretra, nyeri saat kencing dengan
frekuensi dan urgensi yang minimal. Hasil kultur urin negatif karena bakteri ini hanya bisa
tumbuh di dalam sel inang yang masih hidup. Sekitar 30% dari infeksi serviks akibat CT yang
tidak diobati akan berkembang menjadi penyakit radang panggul.
* Gonorrhea (Gh) disebabkan oleh bakteri diplokokus Gram negatif, Neisseria Gonorrhoeae.
Seperti CT, bakteri ini hanya menyerang sel epitel kolumnar. Wanita yang terinfeksi sebagian
besar tanpa gejala dan bila infeksi ini menimbulkan keluhan, keluhan yang muncul hampir sama
dengan infeksi CT. Bedanya, kuman ini juga menginfeksi faring pada 10% kasus. Dengan
pewarnaan Gram dari cairan serviks, kuman akan tampak. Sekitar 15% dari infeksi serviks
akibat Neisseria Gonorrhoeae yang tidak diobati akan berkembang menjadi penyakit radang
panggul.

http://www.balipost.com/balipostcetak/2007/2/25/kel2.html 16:54 30-11-2010

You might also like